Sistem Informasi Akuntansi Aktiva Tetap
Sistem Informasi Akuntansi Aktiva Tetap
Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau yang harus
dibangun terlebih dahulu, yang digunakan dalam operasi entitas pemerintah, tidak
dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal entitas pemerintahan, dan
mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun. Aktiva memiliki wujud, sehingga sering kali
aktiva tetap disebut dengan aktiva tetap berwujud (tangible fixed assets).
Menurut Permendagri No.13/2006 Bab XI Pasal 253 prosedur akuntansi terhadap Aktiva
Tetap yaitu:
1. Prosedur akuntansi terhadap aset SKPD meliputi pencatatan dan pelaporan akuntansi
atas perolehan, pemeliharaan, rehabilitasi, perubahan klasifikasi, dan penyusutan
terhadap aset tetap yang dikuasai atau digunakan oleh SKPD.
1. Setiap aset tetap kecuali tanah dan kontruksi dalam pengerjaan dilakukan penyusutan
yang sistematis sesuai dengan masa manfaatnya.
2. Metode penyusutan yang dapat digunakan antara lain:
1. Metode garis lurus (straight line method)
2. Metode saldo menurun ganda (double declining balance method)
3. Metode unit produksi (unit of production method)
3. Metode garis lurus sebagaimana dimaksudkan pada ayat (2) huruf a merupakan
penyesuaian nilai aset tetap dengan membebankan penurunan kapasitas dan manfaat
aset tetap yang sama setiap periode umur ekonomis aset tetap berkenaan.
4. Metode saldo menurun ganda sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a
merupakan penyesuaian nilai aset tetap dengan membebankan penurunan kapasitas
dan manfaat aset tetap yang lebih besar pada periode awal pemanfaatan aset
dibandingkan dengan periode akhir sepanjang umur ekonomis aset tetap berkenaan.
5. Metode unit produksi sebagaimana dimaksudkan pada ayat (2) huruf c merupakan
penyesuaian nilai aset tetap denagn membebankan penurunan kapasitas dan manfaat
aset tetap berdasarkan unit produksi yang dihasilkan dari aset tetap berkenaan.
6. Penetapan umur ekonomis aset tetap dimuat dalam kebijakan akuntansi berpedoman
pada perundang-undangan.
1. Barang-barang yang telah diterima oleh Sub Bagian Pengawasan dan Penerimaan atau
Panitia Pemeriksa/Penerima Barang, selanjutnya diserahkan kepada Sub Bagian
Gudang. Penyerahan barang harus dituangkan dalam daftar penyerahan barang untuk
Gudang.
2. Setelah seluruh proses pengiriman barang selesai dilaksanakan oleh penyedia barang,
Sub Bagian Pengawasan dan Penerimaan atau Panitia Pemeriksa/Penerima Barang
mengumpulkan seluruh daftar penolakan dan pengembalian barang, daftar
penerimaan barang sementara dan daftar penyerahan barang untuk Gudang, untuk
dilakukan proses rekapitulasi sebagai berikut :
1. Sub Bagian Pengawasan dan Penerimaan atau Panitia Pemeriksa/Penerima
Barang harus melakukan pengecekan kembali atas seluruh proses pemeriksaan
dan penerimaan barang yang telah dilakukan. Apabila proses penerimaan
barang telah 100% (seratus persen) dilaksanakan, maka Sub Bagian
Pengawasan dan Penerimaan atau Panitia Pemeriksa/Penerima Barang harus
membuat Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan dan Berita Acara Serah Terima
Barang.
2. Sub Bagian Pengawasan dan Penerimaan atau Panitia Pemeriksa/Penerima
Barang harus melakukan pengecekan kembali atas seluruh proses serah terima
barang untuk Gudang. Apabila proses serah terima barang untuk Gudang telah
100% (seratus persen) dilaksanakan, maka Sub Bagian Pengawasan dan
Penerimaan atau Panitia Pemeriksa/Penerima Barang harus membuat Berita
Acara Serah Terima Barang Untuk Gudang.
Sistem dan prosedur akuntansi aktiva tetap dilaksanakan di SKPD dan SKPKD. Hal tersebut
diatur dalam pasal 255 – 258 Permendagri Nomor 13 Tahun 2006.
4. Jurnal tersebut secara periodik diposting ke buku besar rekening yang bersangkutan
dan setiap akhir periode semua buku besar ditutup sebagai dasar penyusunan laporan
keuangan SKPD.