PENDAHULUAN
Pulau Dewata atau pulau bali merupakan salah satu objek wisata terbaik
yang dimiliki Indonesia oleh karena itu banyak turis lokal maupun mancanegara
mengunjungi pulau tersebut, yang mengakibatkan pertumbuhan ekonomi pulau
Bali sangatlah pesat. Pertumbuhan ekonomi yang pesat harus didukung dengan
infrastuktur, teknologi dan sumber daya manusia yang berkualitas. Salah satu
infrastruktur yang paling berperan dalam dalam kemajuan suatu wilayah adalah
listrik.
Seperti yang kita ketahui bersama bahwa mesin dan listrik adalah suatu
bidang yang tidak dapat dipisahkan, hal ini dapat dibuktikan pada pembangkit
listrik tenaga gas (PLTG) yang dikelola oleh PT Indonesia Power unit
Pessanggaran, Bali, untuk menghasilkan energi listrik perlu generator yang
dikopel atau diputar dengan suatu mekanis penggerak yaitu mesin turbin gas.
Sesuai dengan bobot mata kuliah kerja praktek sebesar 2 SKS, maka
Praktek Kerja lapangan ini direncnakan selama 1 bulan yaitu pada :
Minggu
Survey
Studi Pustaka
Identifikasi masalah
Penyelesaian masalah
Pengimplementasian
Penyusunan laporan
1. Studi Lapangan
Dengan cara melakukan pengamatan langsung terhadap proses
yang terjadi dilapangan. Kegiatan ini juga meliputi pengarahan,
penjelasan, tanya jawab dan konsultasi terhadap operator.
2. Studi Literatur
Mencari informasi, keterangan – keterangan serta data – data
yang diperlukan untuk menunjang penyusunan laporan, meliputi studi
terhadap buku buku perpustakaan, dokumentasi, serta data oprasi
3. Metode Interview
Merupakan metode pengumpulan data dengan cara
mewawancarai karayawan, staf dan operator yang berkaitan dengan
masalah yang dibahas.
1.7 Sistematika Penulisan Laporan
Untuk memberikan kemudahan dalam mempelajari isi laporan maka
penulis membagikan sistematika penulisan laporan ini menjadi lima bab dengan
rincian sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini berisikan tentang latar belakang, rumusan masalah, batasan
masalah, tujuan kerja praktek, waktu dan pelaksanaan kerja praktek, metode
pelaksanaan kerja praktek, dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini berisikan tentang teori mekanisme pembangkit listrik tenaga
gas serta kegunaannya dan juga teori tentang perhitungan yang berkaitan dengan
“Analisa efesiensi turbin”
BAB III METODELOGI
Pada bab ini berisikan tentang alur pengambilan data, dan data data
spesifikasi pembangkit listrik tenaga gas serta cara kerja turbin gas berikut juga
skema turbin gas
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini berisikan tentang perhitungan dan pembahasan yang
dilakukan menggunakan objek tersebut
BAB V PENUTUP
Pada bab ini berisikan tentang kesimpulan dari kegiatan kerja praktek
lapangan, dan saran saran yang bermanfaat agar kedepannya dalam kerja praktek
bisa lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Keterangan:
1–2 : Proses kompresi udara secara adiabatik dalam kompresor.
2–3 : Proses pembakaran secara isobarik dalam combustor.
3–4 : Proses ekspansi secara adiabatik dalam turbin gas.
4–1 : Proses pembuangan gas hasil pembakaran secara isobarik.
Skema siklus sistem tertutup dapat pada gambar dibawah, dapat dilihat
siklusnya yang pada dasarnya sama seperti siklus tebuka hanya saja gas hasil
ekspansi pada turbin masih dimanfaatkan dan tidak dibuang ke atmosfir langsung.
Diawali dengan masuknya fluida melalui kompresor terjadi pada titik 1, yang
kemudian dimampatkan hingga bertekanan tinggi pada titik 2, dan udara
bertekanan tinggi tersebut menerima kalor pada tekanan konstan sehingga terjadi
pembakaran. Gas hasil pembakaran mempunyai temperatur yang sangat tinggi
kemudian di alirkan keluar dari ruang bakar titik 3, dan kemudian di ekspansikan
melalui turbin pada titik 4. Selanjutnya gas hasil ekspansi dikeluarkan dari turbin
melalui heat excharge, di excharge gas panas tersebut didinginkan kemudian
disalurkan kembali ke kompresor, begitu seterusnya siklus ini berlangsung.
Besarnya Laju kalor dapat dihitung berdasarkan perhitungan SFC di atas yaitu:
Dimana:
LHV = Low Heat Value
SG = Spesific Gravity (Berat spesifik)
SFC = Spesific fuel consumption
HR = Hate rate (laju kalor)
Seperti yang telah disampaikan di atas, bahwa laju kalor akan berbanding
terbalik dengan efisiensi thermal, maka akan didapatkan persamaan untuk
menghitung efisiensi thermal dari PLTG PT Indonesia Power UPJP Bali. Oleh
karena itu 1 kwh = 860 kcal, maka efisiensi thermal:
860
ηth = Heat Rate x 100% actual ........ (3)
T4−T1
ηth = [1 − (T3−T2)] x 100% ideal ........ (4)
Dimana:
HR = Hate rate (laju kalor)
T1 = Temperatur udara masuk
T2 = Temperatur udara masuk compresor
T3 = Temperatur udara didalam turbin
T4 = Temperatur udara keluar turbin ( Exhaust)
2.5 Komponen PLTG
Turbin gas mempunyai fungsi ganda dalam pembangkit listrik yaitu
sebagai penggerak sudu kompresor dan poros keluaran. Bagian utama dari turbin
gas adalah sebagai berikut:
Air Inlet
a. Guide vane
Bagian ini memiliki fungsi untuk menjaga terjadinya surging, surging
adalah aliran udara bolak-balik yang terjadi didalam kompresor. Selain itu
guide vane juga memiliki fungsi untuk mengarahkan aliran udara dan
mengatur volume aliran udara.
c. Impeller
Impeller berfungsi memberikan tambahan energi pada udara. Energi
yang diberikan berupa energi mekanik, sedangkan energi yang diterima oleh
adalah energi tekanan dan kecepatan.
d. Diffuser
Merupana bagian kompresor yang berbentuk saluran yang semakin
membesar, hal ini akan menyebabkan kecepatan udara menurun sesuai
dengan meluasnya penampang yang dilewatinya, sehingga tekanannya naik
seiring dengan penurunan kecepatan udara. Kemudian udara dimasukkan
keruang bakar pada tekanan disffuser dan udara ini yang akan digunakan
untuk pembakaran dan untuk keperluan pendinginan.
Gambar 2.5 Rotor Kompresor
3. Ruang Bakar
Ruang bakar merupakan ruang dimana proses pembakaran terjadi, rung
bakar terdiri dari combusting cassing, linnier, dan trantition piece. Dalam ruang
bakar tekanan ditentuka oleh tekanan udara yang keluar dari kompresor yang pada
umumnya perbandingan udara dan bahan bakar adalah 15-20 berbanding 1.
Pembakaran campuran udara bersih yang berasal dari kompresor dengan bahan
bakar akan menghasilkan tekanan gas panas yang dapat menggerakkan poros
turbin.
Pada combustion chamber terdapat beberapa sistem yang bekerja sehingga
terjadi pembakaran. Sistem tersebut terdiri dari:
a. Fuel nozzel
Merupakan alat yang dipergunakan untuk mengabutkan bahan bakar
kedalam ruang bakar dan fuel nozzel terdapat di setiap combustion chamber.
b. Spark plug
Unit penyala bahan bakar yang terdiri dari kapasitor berenergi tinggi,
ignition lead dan ignition plug (busi).
c. Cross fire tube
Merupakan pipa interkoneksi diantara ruang bakar untuk menyalakan
ruang bakar berikutnya serta mempertahankan keseimbangan tekanan
ketika mesin sedang beroperasi.
4. Turbin
Turbin adalah bagian mesin yang merubah energi thermah menjadai energi
mekanik. Turbin memiliki beberapa sudu-sudu berputar yang disebut sengan
rotor, sedangkan sudu-sudu yang diam pada turbin disebut stator. Stator pada
turbin digunakan untuk mempercepat aliran gas hasil pembakaran, menurunkan
tekanan dan mengarahkan aliran gas sesuai sudut masuk turbin.
Dua komponen yang selalu ada dalam turbin adalah vane dan turbin rotor.
Vane befungsi sebagai pengarah aliran gas panas hasil pembakaran yang akam
mengenai sudu turbin. Diantara vane ini akan terjadi ekspansi gas dimana
kecepatan gas akan semakin meningkat seiring dengan penampang vane yang
menyempit dibagian keluarannya. Dengan kecepatan ini dan disertai dengan
massa gas yang mengalir digunakan untuk menggerakkan turbin
1
5. Load Gear
Load Gear atau Main Gear adalah roda gigi menurun kecepatan putaran
yang dipasang diantara Poros Turbin Compresor dengan Poros Generator. Pada
Load Gear ini menggunakan 1 stage.
7. Pembuangan (exhaust)
Pada bagian ini berfungsi sebagai saluran pembuangan gas bekas hasil kerja
dari turbin, suhu pembuangan mencapai sekitar 4930C. Pada pembuangan sebagai
peredam suara akibat mengalirnya gas panas dipasang diffuser pada housing
flame bagiab belakang.
A. Pemeliharaan terencana
1. Pemeliharaan Preventif
Merupakan pemeliharaan yang sesuai denga ketentuan yang berlaku pada
buku pedoman (instuction manual), yang meliputi pemeliharaan periodik dan
pemeliharaan rutin.
a. Pemeliharaan Periodik
Pemeliharaan periodik dilakukan terhadap peralatan utama instalasi dan
peralatan baru serta perlengkapan penyaluran tenaga listrik yang jangka waktu
pelaksanaannya berpedoman pada jumlah jam kerja unit tersebut.
3. Major Inspection
Pemeliharaan pada Major Inspection meliputi:
Starting device.
Pemeriksaan terhadap semua bagian ruang bakar.
Pemeriksaan terhadap saluran gas panas pipa-pipa udara.
Pemeriksaan terhadap keretakan dan erosi pada cashing.
Pemeriksaan terhadap jarak rotor dan stator blades turbin.
Turbin bucket.
Bantalan.
Deflector and seal.
Roda gigi transmisi.
Kebersihan secara keseluruhan.
b. Pemeliharaan Rutin
Merupakan pemeliharaan kecil yang dilakukan pada tahun anggaran yang
bersangkutan yang berpedoman juga pada jam kerja dari unit. Pemeliharaan ini
antara lain:
Pemeliharaan harian.
Pemeliharaan mingguan.
Pemeliharaan bulanan.
Pemeliharaan triwulan.
Pemeliharaan semesteran.
2. Pemeliharaan Korektif
Pemeliharaan Korektif dilakukan apabila terjadi kegagalan berulang pada
suatu mesin atau komponen mesin dalam rangka mencegah jangan samapai
kembali di masa depan dengan melakukan studi (Reverse Engeneering),
merancang ulang, menetapkan kembali spesifikasi material, memasang dan
menguji komponen yang gagal tersebut.
Dengan berjalanya waktu, maka jumlah asset dan biaya yang digunakan
untuk merawat asset makin bertamabah besar menyebabkan manusia mulai
mencari-cari perwatan baru dengan mana meraka dapat memaksimalkan umur
peralatan. Pemeliharaan korektif mencangkup :
Perbaikan
Pemeliharaan tidak periodic, meliputi pekerjaan rekondisi dan perbaikan
beberapa komponen dengan mengebalikan kondisi semula atau maksimal.
Pergantian
Pemeliharaan ini meliputi pekerjaan rekondisi dan pergantian sejumlah
besar dengan tujuan mengembalikan kepada kondisi semula secara maksimal.
Penyempurnaan
Pemeliharaan ini meliputi pekerjaan perubahan desain dari komponen
dengan tujuan menaikkan kemampuan dan efesiensi.
B. Pemeliharaan tidak terencana
Pemeliharaan tidak terencana merupakan pemeliharaan yang dilakukan
tidak berdasarkan anggaran atau tidak direncanakan dalam tahun anggaran yang
sedang berjalan, namun karena akibat gangguan atau kerusakan yang tidak
terduga pada mesin yang sedang berjalan dan harus dilakukan pengerjaan pada
tahun anggaran tersebut.
PEMELIHARAAN
COMB. INSPECTION
RUTIN HGPI
MAJOR INSPECTION
RUTIN HARIAN
RUTIN BULANAN
4.1 Hasil
Dari kerja praktek yang telah dilakukan di PT. Indonesia Power unit jasa
pembangkit, Pesanggaran, Bali didapat data data hasil observasi yang dilakukan
selama 1 bulan. Berikut hasil data yang didapat dalam bentuk tabel sebelum dan
sesudah major inspection
Tabel 4.1 Data data hasil pengukuran sebelum major inspection (MI)
TINGKAT PEMBEBANAN
No Measurement Name Satuan
50% 100%
1 Ambient Temperature °C 27 27
T2 ( Temperatur Setelah
3 Kompressor ) °C 340 370
TINGKAT PEMBEBANAN
No Measurement Name Satuan
25% 50% 75% 100%
1 Ambient Temperature °C 27 27 27 27
T2 ( Temperatur
3 Setelah Kompressor ) °C 325 347 358 368
Compresror
4 Discharge Bar 7.1 7.3 7.7 7.8
Exhaust Gas
9 Temperatur °C 392 423 474 496
Specifik fuel
10 comsumtion l/kWh 0.676 0.525 0.456 0.432
Maka, jumlah konsumsi bahan bakar spesifik Specific Fuel Consumption (SFC)
adalah:
4700 lt
SFC = = 0,495 𝑙𝑡/𝑘𝑊ℎ
9500 kwh
HR = 4549,46 (kcal/kWh)
Maka, jumlah konsumsi bahan bakar spesifik Specific Fuel Consumption (SFC)
adalah:
9000 lt
SFC = = 0,573 𝑙𝑡/𝑘𝑊ℎ
15680 kWh
HR = 5278,66 (kcal/kWh)
2500 lt
SFC = = 0,68 𝑙𝑡/𝑘𝑊ℎ
3.700 kWh
Laju kalor ( Heat rate,HR) adalah:
HR = 6213,22 (kcal/kWh)
3100 lt
SFC = = 0,53 𝑙𝑡/𝑘𝑊ℎ
5900 kwh
HR = 4832,11 (kcal/kWh)
3600 lt
SFC = = 0,46 𝑙𝑡/𝑘𝑊ℎ
7900 kWh
HR = 4190,86 (kcal/kWh)
HR = 3971,26 (kcal/kWh)
4.2 Pembahasan
Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan, untuk memepermudah
pembahasan hasil penelitian tersebut maka dapat dibuat dalam bentuk grafik
perbandingan nilai efisiensi termal actual sebelum major inspection dan sesudah
major inspection.
20
Efisiensi %
15 Sebelum Major
inspection
10
Sesudah Major
5 inspection
0
25% 50% 75% `100%
5.1 Kesimpulan
Dari hasil alisis yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan
antara lain yaitu:
Tabel 5.1 Selisih efisiensi termal (η th) turbin gas sebelum dan sesudah major
inspection