Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Sejarah manusia kaya dengan peperangan melawan organisme pengganggu tumbuhan


(OPT). Lebih dari sepuluh ribu spesies insekta, gulma, nematoda dan penyakit yang dapat
menyerang tanaman yang dibudidayakan. Berbagai cara telah dikembangkan untuk
mengubah keseimbangan ke arah yang menguntungkan manusia. Salah satunya adalah
pengendalian hama menggunakan bahan kimia yaitu pestisida.
Pestisida juga diartikan sebagai substansi kimia dan bahan lain yang mengatur dan
atau menstimulir pertumbuhan tanaman atau bagian-bagian tanaman. Sesuai konsep
Pengendalian Hama Terpadu (PHT), penggunaan pestisida ditujukan bukan untuk
memberantas atau membunuh hama, namun lebih dititiberatkan untuk mengendalikan hama
sedemikian rupa hingga berada dibawah batas ambang ekonomi atau ambang kendali.
Telah disadari bahwa pada umumnya pestisida merupakan bahan berbahaya yang
dapat menimbulkan pengaruh negatif terhadap kesehatan manusia dan kelestarian lingkungan
hidup. Namun demikian, pestisida juga memberikan manfaat, sehingga pestisida banyak
digunakan dalam pembanguna di berbagai sektor, termasuk pertanian. Memperhatikan
manfaat dan dampak negatifnya, maka pestisida harus dikelola dengan cara sebaik-baiknya
sehingga dapat diperoleh manfaat yang sebesar-besarnya dengan dampak negatif yang
sekecil-kecilnya.
BAB II

PEMBAHASAN

A. SEJARAH

Pemakaian bahan kimia yang digunakan dalam membunuh serangga dikenal sejak abad I
sesudah Masehi, dengan adanya penggunaan racun arsen oleh Bangsa Yunani dan Cina untuk
membunuh hama. Penggunaan insektisida secara modern sudah dikenal sejak tahun 1867,
ketika Paris Green untuk pertama kalinya di AS untuk memberantas kumbang kentang
Colorado (Leptinotarsa decemplineata). Tahun 1939, pestisida tersebut berupa senyawa-
senyawa anorganik. Ketika insektisida sintetik organik pertama ditemukan yaitu DDT di
sekitar tahun 1940-an seakan-akan terjadi revolusi pestisida karena sudah banyak ditemukan
kelompok jenis pestisida baru dan semakin banyak jumlah pestisida digunakan petani di
seluruh muka bumi. Peningkatan penggunaan pestisida sejak tahun 1950-an di seluruh dunia
sangat fantastis. Tetapi perkembangan ini tidak seterusnya demikian. Setelah tahun 1990
banyak jenis pestisida konvensial masa perlindungan patennya sudah habis, sehingga
siapapun yang mampu dapat memproduksikan jenis-jenis pestisida yang masih diminati
petani. Setelah tahun 2000 banyak jenis pestisida generik yang dijinkan beredar dan
diperdagangkan di seluruh dunia termasuk di Indonesia (Untung, 2006:229).

Kecenderungan demikian juga terjadi di Indonesia. Sejak pemerintah melaksanakan


program pembangunan nasional di sektor pertanian, penggunaan pestisida meningkat sangat
pesat. Dari 1970 sampai 1985 pestisida paling banyak digunakan dalam program swasembada
beras seperti BIMAS. Sebelum 1970 penggunaan pestisida untuk padi kurang dari 1000 ton
tetapi pada tahun 1986 pestisida untuk padi sangat meningkat mencapai 18.000 ton.
Peningkatan penggunaan pestisida juga terjadi pada komoditas pertanian lainnya. Sebelum
1989 pemerintah memberi subsidi harga sebesar 80% pada pestisida yang merupakan
program BIMAS. Pada tahun 1898 Pemerintah mencabut subsidi pestisida setelah itu
menerapkan konsep PHT untuk pengendalian hama-hama padi. Dampak pencabutan subsidi
mengakibatkan harga penggunaan insektisida pada pertanaman padi cenderung menurun.
Sejak 1995 terjadi peningkatan jumlah dan jenis pestisida generik yang didaftarkan dan
dipasarkan di Indonesia. Pada tahun 2003 jumlah formulasi pestisida yang telah terdaftar di
Indonesia melampui 1000 formulasi. Pada dekade akhir (1990-2000) perkembangan
penemuan pestisida kimia baru di tingkat global semakin melambat. Meskipun pestisida
kimia memiliki banyak keuntungan ekonomi bagi petani dan masyarakat, tetapi risiko
dampak negatif bagi kesehatan dan lingkungan semakin dirasakan masyarakat luas (Untung,
2006:229).

B. Pengendalian Hama secara Kimiawi

Pengendalian hama secara kimiawi merupakan upaya pengendalian pertumbuhan


hama tanaman menggunakan zat kimia pembasmi hama tanaman yaitu pestisida. Definisi dari
pestisida, ‘pest” memiliki arti hama, sedangkan “cide” berarti membunuh, sering disebut
“pest killing agent”.
Pengendalian hama ini biasa dilakukan dengan penyemprotan zat kimia pada bagian
tumbuhan. Pengendalian hama ini sering dilakukan oleh petani. Olehnya itu pengendalaian
hama secara kimiawi sering dimasukkan ke dalam langkah pemerantasan hama dan penyakit.
Permasalahan yang terjadi sekarang, petani semakin cenderung menggunakan pengendalian
hama dan penyakit dengan cara kimiawi yakni dengan pestisida. Hal ini disebabkan karena
kurangnya pengetahuan petani akan interaksi tanaman dan musuh-musuh alaminya.

C. Macam – Macam Peptisida


Seiring berkembangnya metode pengendalan hama, ada beberapa macam pestisida,
yakni :
1. fungisida : pengendali cendawan
2. Insektisida : pengendali serangga
3. Herbisida : pengendali gulma
4. Nematisida : pengendali nematoda
5. Akarisida : Pengendalian Tungau
6. Ovarisida : Pengendalian telur serangga dan telur tungau
7. Bakterisida : Pengendalian Bakteri
8. Larvasida : Pengendalian Larva
9. Rodentisida : Pengendalian Tikus
10. Avisida : Pengendalian Burung
11. Mollusida : Pengendalian Bekicot
12. Sterillant : Pemandul
D. INSEKTISIDA
Insektisida secara harfiah berarti pembunuh serangga (insect = serangga, cide =
membunuh).Insektisida tidak hanya membunuh serangga hamatetapi juga semua hewan
nirsasaran yang ikut terkena biosida (biocide) = pembunuh makhluk hidup. Insektisida
digunakan untuk mengendalikan serangan berbagai jenis serangga. Siklus hidup serangga
menentukan efektifitas pengendalian hama yang secara umumnya melakukan metamorfosis
atau perubahan dari larva yang umumnya seperti ulat, menjadi kepompong hingga menjadi
serangga dewasa. Serangga inilah yang menjadi perusak berbagai macam tanaman atau hasil
tanamannya.

E. Jenis-jenis Insektisida

F. Dosis Insektisida

G. Keunggulan Insektisida

H. Dampak Terhadap Lingkungan dan Pengelolaan Hama (Menurut Metcalf, 1986)

I. Pengaruh Negatif Penggunaan Insektisida terhadap Pengendalian Hama


(menurut Oka & Sukari 1982)

J. Pengaplikasian Insektisida (beserta gambar jgn lupo)


Untung K. 2006. Pengantar Pengelolaan Hama Terpadu (Edisi Kedua). Yogyakarta:
Gajahmada University Press

Anda mungkin juga menyukai