Anda di halaman 1dari 43

3.

Perencanaan

No Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi Resional


1 2 3 4 5
1 Nyeri akut berhubungan Setelah diberikan askep selama 1. Teliti keluhan nyeri, 1. Nyeri merupakan
dengan tekanan intrakranial 3x24 jam diharapkan nyeri datat intensitasnya pengalaman subjektif
ditandai oleh pasien pasien dapat terkontrol dengan (dengan skala 0-10), dan haru dijelaskan
mengeluh nyeri, gelisah, kriteria evaluasi karakteristiknya oleh pasien.
perubahan pola tidur - Melaporkan nyeri Identifikasi
berkurang/terkontrol karakteristik nyeri dan
- Dapat beristirahat faktor yang
- Menunjukkan/menggunakan berhubungan
prilaku untuk mengurangi merupakan suatu hal
kekambuhan yang amat penting
untuk memiliki
intervensi yang cocok
dan untuk
mengevaluasi
keefektifan dari terapi
yang diberikan.

2. Catat kemungkinan 2. Pemahaman terhadap


patifisiologi yang khas. keadaan penyakit yang
Misalnya otak/ mendasarinya
meningeal/ infeksi sinus, membantu dalam
trauma servikal, memilih intervensi
hipertensi atau trauma yang sesuai.
1 2 3 4 5
3. Observasi adanya tanda- 3. Merupakan indikator/
tanda nyeri non verbal, derajat nyeri yang
seperti: ekspresi wajah, tidak langsung yang
posisi tubuh, gelisah, dialami. Sakit kepala
menangis/meringis, mungkin bersifat akuta
menarikd iri, diaforesis, tau kronis, jadi
perubahan frekuensi manifestasi fisiologis
jantung/pernapasan, bisa muncul/tidak.
tekanan darah.

4. Kaji/hubungkan faktor 4. faktor yang


fisik/emosi dari keadaan berpengaruh terhadap
seseorang. keberadaan/persepsi
nyeri tersebut.

5. Evaluasi perilaku nyeri 5. Dapat diperberat


karena persepsi pasien
terhadap nyeri tidak
dipercaya atau karena
pasien mempercayai
orang terdekat/pemberi
asuhan mengabaikan
keluhan nyeri.

6. Catat adanya pengaruh 6. Nyeri dapat


nyeri, misalnya: mempengaruhi
hilangnya perhatian pada kehidupan sampai pada
hidup, penurunan suatu keadaan yang
aktivitas, penurunan cukup serius dan
1 2 3 4 5
berat badan mungkin berkembang
kearah depresi.

7. Kaji derajat 7. Pasien dapat menarik


pengambilan langkah diri dari
yang keliru secara keterlibatannya dengan
pribadi dari pasien, orang lain/kegiatan
seperti mengisolasi diri. tertentu sebagai akibat
dari nyeri tersebut

8. Tentukan isu dari pihak 8. Isu ini perlu dikenali/


kedua untuk dihadapi untuk
pasien/orang terdekat membantu pasien
seperti suransi, menghadapi/mengatasi
pasangan/keluarganya. dengan kondisinya.

9. Diskusikan dinamika 9. Pengetahuan tentang


fisiologisd ari bagaimana faktor-
ketegangan/ansietas faktor ini
dengan pasien/orang mempengaruhis akit
terdekat. kepala dapat
membantu dalam
mengatasinya.

10. Instruksikan pasien 10. Pengenalan segera


untuk melaporkan nyeri meningkatkan
dengan segera jika nyeri intervensi dini dan
itu muncul dapat menurunkan
beratnya serangan
1 2 3 4 5
11. Tempatkan dalam 11. Mungkin sensitif
ruangan yang agak gelap terhadap cahaya
sesuai dengan idnikasi (fotosensitif) yang
dapat meningkatkan
serangan.

12. Anjurkan untuk 12. Menurunkan stimulasi


beristirahat dalam yang berlebihan yang
ruangan yang tenang dapat mengurangi sakit
kepala.

13. Berikan kompres dingin 13. Meningkatkan rasa


pada kepala nyaman dengan
menurunkan
vasodilatasi.

14. Berikan kompres panas 14. Meningkatkan


lembab/kering pad sirkulasi pad aotot
akepala, leher, lengan yang meningkatkan
sesuai kebutuhan. relaksasi dan
mengurangi
ketegangan

15. Gunakan teknik 15. Memberikan pasien


sentuhan yang sejumlah pengendali
terapeutik, visualisasi, nyeri dan/atau dapat
biofedback, hipnotik mengubah mekanisme
sendiri, dan rekduksi sensasi nyeri dan
stres dan teknik mengubah persepsi
1 2 3 4 5
Relaksasi yang lain. Nyeri

16. Anjurkan pasien untuk 16. Pemikiran negatif


menggunakan dapat meningkatkan
pernyataan positif ”Saya ketegangan yang
sembuh, Saya sedang meningkatkan nyeri
relaksasi, Saya suka dan sakit kepala yang
hidup ini.” Sarankan menimbulkan keadaan
pasien untuk menyadari yang lebih tidak dapat
dialog skternal-internal ditoleransi lagi.
dan katakan “berhenti” Pengenalan terhadap
atau “tunda” jika muncul pesan-pesan negatif ini
pikiran yang negatif dan menggunakan
percakapan yang
positif dapat
menurunkan
ketegangan yang
selanjutnya
menurunkan sakit
kepala.

17. Observasi adanya 17. Seringkali menyertai


mual/muntah. Berikan sakit kepala yang
es, minuman yang berat. Tindakan
mengandung karbonat tersebut dapat
sesuai indikasi meningkatkan ras
anyaman. Catatan:
minuman yang
mengandung kafein
1 2 3 4 5
dapat diberikan dengan
persiapan ”ergot” untuk
menghilangkan sakit
kepala migren.
18. Kolaborasi dalam
pemberian
a. Analgetik, a. Penanganan
pertama dari sakit
kepala secara umum
hanya kadnag-
kadang bermanfaat
pada sakit kepala
karena gangguan
vaskuler.

b. Relaksan otot sedang b. Digunakan


untuk relaksasi
umum, sedatif, dan
nyeri tersebut.

2 Perubahan perfusi jaringan Setelah diberikan askep 3x24 1. Tentukan faktor-faktor 1. Mempengaruhi
serebral berhubungan jam diharapkan masalah perfusi yang berhubungan penetapan intervensi.
dengan interusi aliran darah jaringan serebral dapat diatasi dengan keadaan/ Kerusakan/
edema serebral ditandai dengan kriteria evaluasi : penyebab khusus selama kemunduran tanda/
oleh perubahan tingkat - Mampu memerptahankan koma/penurunan perfusi gejala neurologis atau
kesadaran, perubahan dalam tingkat kesadaran biasanya/ serebral dan potensial kegagalan
respons motorik/sensorik, membaik terjadinya peningkatan memperbaikinya
perubahan tanda-tanda vital, - Perfusing kognitif membaik TIK. setelah fase awal
tampak gelisah. - Motorik/sensori membaik memerlukan tindakan
1 2 3 4 5
- Mendemonstrasikan tanda- pembedahan dan/atau
tanda vital dalam batas pasien harus
normal dipindahkan ke ruang
- Tidak ada tanda-tanda perawatan kritis (ICU)
peningkatan TIK untuk melakukan
- Menunjukkan tidaka da pemantauan terhadap
deteriorasi/kekambuhan peningkatan TIK
dapat dikurangi
2. Pantau/catat status 2. Mengetahui
neurologis sesering kecenderungan tingkat
mungkin dan kesadaran dan
bandingkan denagn potensial peningkatan
keadaan TIK dan mengetahui
normalnya/standar. lokasi, luas dan
kemajuan/resolusi
kerusakan SSP. Dapat
menunjukkan TIA
yang merupakan tanda
terjadi trombosis CVS
baru.

3. Pantau tanda-tanda vital, 3.


seperti catat :
a. Adanya a. Variasi mungkin terjadi
hipertensi/ oleh karena tekanan/
hipotensi, trauma serebral pada
bandingkan daerah vasomotor otak.
tekanand arah yang Hipertensi atau ipotensi
terbaca pada kedua postural dapat menjadi
lengan

1 2 3 4 5
faktor pencetus.
Hipotensi dapat terjadi
karena syok (kolaps
sirkulasi vaskuler).
Peningkatan TIK dapat
terjadi (karena edema,
adanya formasi bekuand
arah). Tersumbatnya
arteri subklavia dapat
dinyatakan dengan
adanya perbedaan
tekanan pada kedua
lengan

b. Frekuensi dan irama b. Perubahan terutama


jantung: auskultasi adanya bradikardia
adanya murmur dapat terjadi sebagai
akibat adanya
kerusakan otak.

c. Catat pola dan irama dari c. Ketidakteraturan


pernapasan, seperi pernafasan dapat
adnaya periode apnea memberikan gambaran
setelah pernapasan lokasi kerusakan
hiperventilasi serebral/peningkatan
TIK dan kebutuhan
untuk intervensi
selanjutnya termasuk
1 2 3 4 5
kemungkinan perlunya
dukungan terhadap
pernapasan.
4. Evaluasi pupil, catat 4. Reaksi pupil diatur
ukuran, bentuk, oleh saraf kranial
kesamaan, dan reaksinya okulomotor (III) dan
terhadap cahaya. berguna dalam
menentukan apakah
batang otak tersebut
masih baik. Ukuran
dan kesamaan pupil
ditentukan oleh
keseimbangan antara
persarafan simpatis
dan parasimpatis yang
emmeprsarafinya.
Respons terhadap
refleks cahaya
mengkombinasikan
fungsi dari saraf
kranial optikus (II) dan
saraf kranial okumotor
(III).

5. Catat perubahan dalam 5. Gangguan penglihatan


penglihatan, seperti yang spesifik
adanya kebutaan, mencerminkan daerah
gangguan lapang otak yang terkena,
pandang/kedalaman mengindikasikan
1 2 3 4 5
persepsi keamanan yang harus
mendapat perhatiand
an mempengaruhi
intervensi yang akan
dilakukan

6. Kaji fungsi-fungsi yang 6. Perubahan dalam isi


lebih tinggi, seperti kognitif dan bicara
fungsi bicara jika pasien merupakan indikator
sadar dari lokasi/derajat
gangguan serebral dan
mungkin
mengindikasikan
penurunan/
peningkatan TIK.

7. Letakkan kepala dengan 7. Menurunkan tekanan


posisi agak ditinggikand arteri dengan
alam posisi anatomis meningkatkan drainase
(netral. dan meningkatkan
sirkulasi/perfusi
serebral.

8. Pertahankan keadaan 8. Aktivitas/stimulasi


triah baring; ciptakan yang kontinu dapat
lingkungan yang tenang; meningkatkan TIK.
batasi Istirahat totald an
pengunjung/aktivitas ketenangan mungkin
pasien sesuai indikasi. diperlukan untuk
1 2 3 4 5
Berikan istirahat secara pencegahan terhadap
periodik antara kativitas perdarahan dalam kasus
perawatan, abatsi stroke hemoragik/
lamanya setiap prosedur perdarahan lainnya.

9. Cegah terjadinya 9. Manuver Valsalva


mengejan saat defekasi, dapat meningkatkan
dan pernapasan yang TIK dan memperbesar
memaksa (bentuk terus- risiko terjadinya
menerus). perdarahan

10. Kaji rigiditas nukal, 10. Merupakan indikasi


kedutan, kegelisahan adanyanya iritasi
yang meningkat, peka meningeal. Kejang
rangsangd an serangan dapat mencerminkan
kejang adanya peningkatan
TIK/trauma serebral
yang memerlukan
perhatian dan
intervensi selanjutnya.

11. Kolaborasi dalam 11. Menurunkan hipoksia


pemberian O2 sesuai yang dapat
indikasi menyebabkan
vasodilatasi serebral
dan tekanan
meningkat/terbentuk-
nya edema
1 2 3 4 5
12. kolaborasi dalam 12. Mampu menruunkan
pemberian analgetik rasa nyeri

3 Risiko tinggi terhadap Setelah diberikan askep selama 1. Pantau masukan dan 1. Memberikan informasi
kekurangan volume cairan 3x24 jam diharapkan haluaran cairan tentang status cairan
berhubungan dengan mual, kekurangan volume cairan tidak umum
muntah akibat peningkatan terjadi dengan kriteria evaluasi :
tik - Mual berkurang 2. Timbang BB tiap hari 2. Perubahan cepat
- Muntah tidak ada menunjukkan
- Tidak ada tanda-tanda gangguan dalam cairan
kekurangan cairan tubuh total

3. Kolaborasi dalam 3. Membantud alam


pemberian cairan lekuat pemenuhan cairan
IV sesuai indikasi tubuh

4. Kolaborasi dalam 4. Membantu mengurangi


pemberian anti mual rasa mual

4 Risiko tinggi terhadap Setelah diberikan Askep selama 1. Observasi tanda-tanda 1. Membantu dalam
perubahan suhu tubuh 3x24 jam diharapkan tidak vital menentukan intervensi
berhubungan dengan tidak terjadi perubahan suhu tubuh
efektifnya termoregulasi dengan kriteria evaluasi : 2. Berikan kompres hangat 2. Merangsang
sekunder terhadap tumor - Suhu tubuh pasien dalam hipotalamus untuk
otak batas normal menurunkan suhu
- Tidak ada tanda-tanda
peningkata suhu tubuh
3. Kolaborasi dalam 3. Antipiretik untuk
pemberian antipiretik menurunkan suhu
1 2 3 4 5
5 Perubahan persepsi sensori Setelah dibedikan askep selama 1. Evaluasi/pantau secara 1. Fungsi serebral bagian
berhubungan dengan 3x24 jam diharapkan perubahan etratur perubahan atas biasnaya
perubahan resepsi sensori, persepsi sensori dapat diatasi orientasi, kemampuan terpengaruh lebih dulu
tarnsmisi dan/atau integrasi dengan kriteria evaluasi: bericara, alam oleh adanya gangguan
ditandai oleh dis orientasi - Melakukan kembali/ perasaan/afektif, sirkulasi, pksigenasi.
waktu, tempat, orang, mempertahankan tingkat sensorik, dan proses Kerusakan dapat
distorti auditorius dan visual kesadaran biasnaya dan pikir terjadi saat trauma
fungsi persepsi awal atau kadang-
- Mengakui perubahan dalam kadang berkembang
kemampuan dan adanya setelahnya akibatd ari
keterlibatan residu pembengkakan atau
- Mendemonstrasikan perdarahan. Perubahan
perubahan perilaku/gaya motorik, persepsi,
hidup untuk kognitif, dan
mengkompensasi/ defisit kepribadian mungkin
hasil berkembang dan
menetap dengan
perbaikan respons
secara perlahan-lahan
atau tetap bertahan
secara terus menerus
pada derajat tertentu.

2. Kaji kesadaran sensorik 2. Informasi penting


seperi respons sentuhan, untuk keamanan
panas/ dingin, benda pasien. Semua sistem
tajam/tumpul dan sensorik dapat
kesadaran terhadap terpengaruh dengan
gerakan dan letak tubuh adanya perubahan
1 2 3 4 5
Perhatikan adanya yang melibatkan
masalah penglihatan atau peningkatan atau
sensasi yang lain. penurunan sensitivitas
atau kehilangan sensasi/
kemampuan untuk
menerima dan
berespons secara sesuai
pada suatu stimulasi.

3. Observasi respons 3. Respons individu


perilaku seperti rasa mungkin berubah-ubah
bermusuhan, menangis, namun umumnya
efektif yang tidak sesuai, seperti emosi yang
agitasi, halusinasi labil, frustasi, apatis
dan muncul tingkah
laku impulsif selama
proses penyembuhan
dari trauma kepala.
Pencatatan terhadap
tingkah laku
memberikan informasi
yang diperlukan untuk
perkembangan proses
rehabilitasi.

Catat adanya perubahan Membantu melokalisasi


yangs pesifik dalam hal daerah otak yang
kemampuan seperti mengalami gangguan
memusatkan kedua dan mengidentifikasi
1 2 3 4 5
mata dengan mengikuti tanda perkembangan
instruktur verbal yang terhadap peningkatan
sederhana dengan fungsi neurologis.
jawaban ”ya” atau
”tidak”, makan sendiri
dengan tangan dominan
pasien.

4. Hilangkan rasa 4. Menurunkan ansietas,


bising/stimulus yang respons emosi yang
berlebihan sesuai berlebihan/bingung
ketubuhan yang berhubungan
dengan sensorik yang
berlebihan

5. Bicara dengans uara 5. Pasien mungkin


yang lembut dan pelan. mengalami
Gunakan kalimat yang keterbatasan
pendek dan sederhana. perhatian/pemahaman
Pertahankan kontak selama fase akut dan
mata penyembuhan dan
tidnakan ini dapat
membantu pasien
untuk memunculkan
komunikasi .
1 2 3 4 5
6. Pastikan/valisadi 6. Membantu pasien
persepsi pasien dan untuk memisahkan
berikan umpan balik. pada realitas dari
Orientasikan kembali perubahan persepsi.
pasien secara teratur Gangguan fungsi
pada lingkungan, staf kognitif dan/atau
dan tindakan yang akan penurunan penglihatan
dilakukan terutama jika dapat menjadi potensi
penglihatannya timbulnya disorientasi
tergenggu. dan ansietas.

7. Berikan stimulasi yang 7. Pilihan masukan


bermanfaat: verbal sensorik cermat
(berincang-bincang bermanfaat untuk
dengan pasien), menstimulasi pasien
penciuman (seperti koma dengan baik
terhadap kopi atau selama melatih
minyak tertentu), taktil kembali fungsi
(sentuhan, memegang kognitifnya.
tangan pasien), dna
pendenagran (dengan
tape, televisi, radio,
pengunjung dan
sebagainya). Hindari
isolasi baik secara fisik
atau psikologis.
1 2 3 4 5
8. Berikan lingkungan 8. Meningkatkan
terstruktur termasuk konsistensi dan
terapi, aktivitas. Buatlah keyakinan yang dapat
jadwal untuk pasien menurunkan ansietas
(jika memungkinkan) yang berhubungan
dan tinjau kembali dengan ketidaktahuan
secara teratur. pasien tersebut.
Meningkatkan rasa
terhadap kontrol diri
atau melatih kognitif
kembali.

9. Buat jadwal istirahat 9. Mengurangi kelelahan,


yang adekuat/periode mencegah kejenuhan,
tidur tanpa ada memberikan
gangguan kesempatan untuk tidur
REM (ketidakadaan
tidur REM ini dapat
meningkatkan
gangguan persepsi
sensorik).

10. Gunakan peneangan 10. Memberikan perasaan


siang atau malam hari normal tentang pola
perubahan waktu dan
pola tidur/bangun.
1 2 3 4 5
11. Berikan kesempatan 11. Menurunkan frustasi
yang lebih banyak untuk yang berhubungan
berkomunikasi dan dengan perubahan
melakukan aktivitas kemampuan/pola
respons yang
memanjang.

12. Berikan keamanan 12. Agitasi, gangguan


terhadap pasien, seperti pengambilan
memberi bantalan keputusan, gangguan
pengalas pada keseimbangan dan
penghalang tempat tidur penurunan sensorik
membantu saat berjalan, meningkatkan risiko
melindungi dari benda terjadi trauma pada
tajam/panas. Catat pasien.
adanya penurunan
persepsi pada catatan
dan letakan pada tempat
tidur pasien.

13. Temukan cara lain untuk 13. Pasien dapat


menanggulangi meningkatkan
penurunan persepsi kemandiriannya,
sensorik ini seperti meningkatkan rasa
mengatur hidup, kontrol, karena
membuat catatan pribadi mempunyai
mengenai daerah tubuh kemampuan untuk
yang terkena, makanan kompensasi terhadap
yang menguntungkan penurunan neurologis
1 2 3 4 5
terhadap penglihatan, yang dialaminya.
menggambarkan bagian
tubuh yang terkena
trauma

14. Kolaborasi dengan ahli 14. Pendekatan


fisioterapi, terapi antadisiplin dapat
akupasi, terapi wicara, menciptakan rencana
dan terapi kognitif penatalaksanaan
terintegrasi yang
didasarkan atas
kombinasi
kemampuan/
ketidakmampun secara
individu yang unik
dengan berfokus pada
peningkatan evaluasi
dan fungsi fisik,
kognitif, dan
keterampilan
perseptual.
1 2 3 4 5
6 Perubahan proses pikir Setelah diberikan askep selama 1. Kji rentang perhatian, 1. Rentang perhatian/
berhubungan dengan 3x24 jam diharapkan tidak kebingungan, dan catat kemampuan untuk
perubahan fisiologis: terjadi perubahan proses pikir tingkat ansietas pasien berkonsentrasi
konflik psikologis ditandai ditandai oleh : mungkin memendek
oleh perubahan memori, - Mempertahankan/ secara tajam yang
tingkah laku aneh, melakukan kembali orientasi menyebabkan dan
perubahan kepribadian, mental dan reaitas biasanya merupakan potensi
disorientasi waktu, tempat - Mengenali perubahan terhadap terjadinyan
orang, lingkungan berpikir/perilaku ansietas yang
- Berpartisipasi dalam aturan memperngaruhi proses
terapeutik/penyerapan pikir pasien.
kognitif.
2. Pastikan dengan orang 2. Masa penulihan cedera
terdekat untuk kepala meliputi fase
membandingkan agitasi respons marah,
kepribadian/tingkah laku dan berbicara/proses
pasien sebelum pikir yang kacau.
mengalami trauma Munculnya halusinasi
dengan respons pasien atau perubahan pada
sekarang. interprerasi stimulus
dapat berkembang
tergantung dari
keadaan trauma atau
tergantung dai
berkembangnya bagia
tertentu dari otak yang
mengalami trauma
tersebut.
1 2 3 4 5
3. Pertahankan bantuan 3. Memberikan pasien
yang konsisten oleh staf perasaan yang stabil
atau keberadaan staf dan mampu
sebanyak mungkin. mengontrol situasi.
4. Usahakan untuk 4. Pasien mungkin tidak
menghadirkan realitas menyadari adanya
secara konsisten dan trauma secara total
jelas, hindari pikiran- (amnesia) atau dari
pikiran yang tidak perluasan trayma dan
masuk akal. karena itu pasien perlu
dihadapkan pada
kenyataan terhadap
terjadinya cedera pada
dirinya.

5. Berikan penjelasan 5. Kehilangan struktur


mengenai prosedur- internal (perubahan
prosedur dan tekankan dalam memori, alasan,
kembali penjelasan yang dan kemampuan untuk
diberikan itu oleh membuat konseptual)
sejawat lain. Berikan menimbulkan
informasi tentang proses ketakutan baik
penyakit yang ada terhadap pengaruh
hubungannya dengan proses yang tidak
gejala yang muncul. diketahui maupun
retensi terhadap
informasi, ansietas
yang komplek,
kebingungan, dan
disorientasi.
1 2 3 4 5
6. Jelaskan pentingnya 6. Pemahaman bahwa
melakukan pemeriksaan pengkajian dilakukan
neurologis secara secara teratur untuk
berulang dan teratur mencegah/membatasi
komplikasi yang
mungkin terjadi dan
tidak menimbulkan
suatu hal yang serius
pada pasien dapat
membantu
menurunkan ansietas.

7. Kurangi stimulus yang 7. Menurunkan risiko


merangsang, kritik yang terjadinya respons
negatif, argumentasi, pertengakran atau
dan konfrontasi. penolakan. Pasien
dengan cedera kepala
berat mungkin menjadi
kasar atau menyiksa
secara fisik/verbal.

8. Dengarkan dengan 8. Perhatikan dan


penuh perhatian semua dukungan yang
hal yang diungkapkan diberikan apda
pasien individu akan
meningkatkan harga
diri dan mendorong
kesinambungan usaha
tersebut.
1 2 3 4 5
9. Tingkatkan sosialisasi 9. Penguatan terhadap
dalam batas-batas yang tingkah laku yang
wajar positif (seperti
interaksi yang sesuai
dengan orang lain)
mungkin bermanfaat
dalam proses belajar
struktur internal.

10. Anjurkan pada orang 10. Meningkatkan


terdekat untuk terpeliharanya kontak
memberikan berita baru/ dengan keadaan yang
keadaan keluarga dan biasa terjadi yang akan
sebagainya. meningkatkan orientasi
realitas dan berpikir
normal.

11. Instruksikan untuk 11. Dapat membantu untuk


melakukan teknik memfokuskan kembali
relaksasi. Berikan perhatian pasien dan
aktivitas yang beragam. untuk menurunkan
ansietas pada tingkat
yang dapat
ditanggulangi.
1 2 3 4 5
12. Pertahankan harapan 12. Penting untuk
realitas dari kemampuan mempertahankan
pasien untuk mengontrol harapan dari
tingkah lakunya sendiri, kemampuan untuk
memahami, dan meningkatkan dan
mengingat informasi melanjutkan sampai
yang ada pada tingkat fungsi
lebih tinggi untuk
mempertahankan
harapan dan
meningkatkan aktivitas
rehabilitasi kontinu.

13. Koordinasikan/ 13. Membantu dengan


ikutsertakan pada metode pengajaran
pelatihan kognitif atau yang baik untuk
program rehabilitasi kompensasi gangguan
sesuai indikasi apda kemampuan
berpikir dan mengatasi
maslaah konsentrasi,
memori, daya
penilaian, runtutan, dan
menyelesaikan
masalah.
1 2 3 4 5
7 Kerusakan komunikasi Setelah diberikan Askep seama 1. Kaji tipe/derajat 1. Membantu menentukan
verbal berhubungan edngan 3x24 jam diharapkan pasien disfungsi, seperti pasien daerah dan derajat
iskemia lobus temporal tidak mengalami kerusakan tidak tampak memahami keruskan serebral yang
sekunder terhadap komunikasi verbal dengan kata atau mengalami terjadi dan kesulitan
kerusakan otak ditandai kriteria kesulitan bericara atau pasien dalam beberapa
oleh afasia, gangguan dalam Evaluasi : membuat pengertian atau seluruh tahap
bicara - Mengindikasikan sendiri proses komunikasi.
pemahaman tentang masalah Pasien mungkin
komunikasi mempunyai kesulitan
- Membuat metode memahami kata yang
komunikasi dimana diucapkan (afasia
kebutuhan dapat sensorik/kerusakan
diekspresikan pada area Wenick);
- Menggunakan sumber- mengucapkan kata-kata
sumber dengan tepat. dengan benar (afasia
ekspresif/kerusakan
pada area bicara Broca)
atau mengalami
kerusakan pada kedua
daerah tersebut

2. Bedakan antara afasia 2. Intervensi yang dipilih


dengan disartria tergantung pada tipe
kerusakannya. Afasia
adalah gangguan dalam
menggunakan dan
1 2 3 4 5
mungkin melibatkan
komponen sensorik
dan/atau motorik,
seperti
ketidakmampuan
untuk memhami
tulisan/ucapan atau
menulis kata,
membuat tanda,
bericara. Seseorang
dengan disartria dapat
memahami,
membaca, dan
menulis bahasa tetapi
mengalami kesulitan
membentuk/menguca
pkan kata sehubungan
dengan kelemahan
dan paralisis dari otot-
otot daerah oral

3. Perhatikan kesalahan 3. Pasien mungkin


dalam komunikasi dan kehilangan
berikan umpan balik kemampuan untuk
memantau ucapan yang
keluar dan tidak
menyadari bahwa
komunikasi yang
diucapkannya tidak
1 2 3 4 5
nyata. Umpan balik
membantu pasien
merealisasikan
kenapa pemberi
asuhan tidak
mengeri/berespons
sesuai dan
memberikan
kesempatan untuk
mengklarifikasikan
isi/makna yang
terkandung dalam
ucapannya.

4. Mintalah pasien untuk 4. Melakukan penilaian


mengikuti perintah terhadap adanya
sederhana (seperti ”buka keruskan sensorik
mata”, ”tunjuk ke (afasia sensorik)
pintu”) ulangi dengan
kata/kalimat yang
sederhana

5. Tunjukkan objek dan 5. Melakukan penilaian


minta pasien untuk terhadap adnaya
menyebutkan nama kerusakan motorik
benda tersebut. (afasia motorik),
seperti pasien mungkin
mengenalinya tetapi
tidak dapat
menyebutkannya
1 2 3 4 5
6. Minta pasien untuk 6. Menilai kemampuan
menulis nama dan/atau menulis (agrafia) dan
kalimat yang pendek. kekurangand alam
Jika tidak dapat menulis, membaca yang benar
mintalah pasien untuk (aleksia) yang juga
membaca kalimat yang merupakan bagian dari
pendek. afasia sensorikd an
afasia motorik.

7. Tempatkan tand 7. Menghilangkan


apemberitahuan pada ansietas pasien
ruang perawat dan sehubungan dengan
ruangan pasien tentang ketidakmampuannya
adnaya gangguan bicara. untuk berkomunikasi
Berikan bel khusus bila dan perasaan takut
perlu. bahwa kebutuhan
pasien tidak akan
terpenuhi dengan
segera. Penggunaan bel
yang diaktifkan dengan
tekanan minimal akan
bermanfaat ketika
pasien tidak dapat
menggunakan sistem
bel reguler.
1 2 3 4 5
8. Berikan metode 8. Memberikan
komunikasi alternatif, komunikasi tentang
seperti menulis dipapan kebutuhan berdasarkan
tulis, gambar. Berikan keadaan/defisit yang
petunjuk visual (gerakan mendasarinya.
tangan, gambar-gambar,
daftar kebutuhan,
demonstrasi).

9. Anjurkan 9. Mempengaruhi isolasi


penggunaan/orang sosial pasien dan
terdekat meningkatkan
mempertahankan penciptaan komunikasi
usahanya untuk yang efektif.
berkomunikasi dengan
pasien, seperti membaca
surat, diskusi tentang
hal-hal yang terjadi pada
keluarga.

10. Konsultasikan kepada/ 10. Pengkajian secara


rujuk kepada ahli terapi individual kemampuan
wicara bicara dan sensori,
motorik dan kognitif
berfungsi untuk
mengidentifikasi
kekurangan/kebutuhan
terapi.
1 2 3 4 5
8 Kerusakan mobilitas fisik Setelah diberikan askep selama 1. Kaji kemampuan secara 1. Mengidentfiikasikan
berhubungan dengan 3x24 jam diharapkan masalah fungsional/luasnya kekuatan/kelemahan
penurunan kekuatan dan kerusakan mobilitas fisik dapat kerusakan awal dan dan dapat memberikan
ketahanan sekunder diatasi dengan kriteria evaluasi : dengan cara yang teratur. informasi mengenai
terhadap peningkatan - Mempertahankan posisi Klasifikasikan melalui pemulihan. Bantu
tekanan intrakranial ditandai optimal dari fungsi yang skala 0-4. dalam pemilihan
oleh hipotonic, dibuktikan oleh tidak ada terhadap intervensi,
hipertensibilitas gangguan kontraktur sebab teknik yang
pada pergerakan - Mempertahankan berbeda digunakan
meningkatkan kekuatan dan untuk paralisis spastik
fungsi bagian tubuh yang dengan flaksid.
terkena atau kompensasi
- Mendemonstrasikan 2. Ubah posisi minimal 2. Menurunkan risiko
teknik/perilaku yang setiap 2 jam (terlentang, terjadinya
memungkinkan melakukan mirip), dan sebagainya trauma/iskemia
aktivitas. dan jika memungkinkan jaringan. Daerah yang
- Mempertahankan integritas biasa lebih sering jika terkena mengalami
kulit diletakkan dalam posisi perburukan/sirkulasi
bagian yang terganggu. yang lebih jelek dan
menurunkan sensai dan
lebih besar
menimbulkan keruskan
pad akulit/dekubitus.

3. Letakkan pada posisi 3. Membantu


telungkup satu kali atau mempertahankan
dua kali sehari jika ekstensi pinggul
pasien dapat fungsional : tetapi
mentoleransinya memungkinkan akan
1 2 3 4 5
meningkatakn
ansietas terutama
mengenai
kemampuan pasien
untuk bernapas.

4. Mulailah melakukan 4. Memininalkan atrofi


latihan rentang gerak otot, meningkatkan
aktif dan pasif pada sirkulasi, membantu
semua ekstremitas saat mencegah kontraktur.
masuk. Anjurkan Menurunkan risiko
melakuakn latihan seprti terjadinya
latihan quadrisep/ hiperkalsiuria dan
gluteal, meremas bola osteoporosis jika
karet, melebarkan jari- masalah utamanya
jari dan kaki/telapak adalah perdarahan.
Catatan : simulasi yang
berlebihan dapat
menjadi pencetus
adanya perdarahan
berulang.

5. Sokong ekstremitas 5. Mencegah kontraktur/


dalam posisi footdrop dan
fungsionalnya, gunakan memfasilitasi
papan kaki (foot board) kegunaannya jika
selama periode paralisis berfungsi kembali.
flaksid. Pertahankan Paralisis flaksid dapat
posisi kepala netral menganggu
1 2 3 4 5
kemampuannya untuk
menyangga kepala,
dilain pihak paralisis
dapat mengarah pada
deviasi kepala ke salah
satu sisi.

6. Gunakan penyangga 6. Selama paralisis


lengan ketika pasien flaksid, penggunaan
berada dalam posisi penyangga dapat
tegak, sesuai indikasi menurunkan risiko
terjadinya subluksasio
lengand an ”sindrom
bahu-lengan”.

7. Evaluasi penggunaan 7. Kontraktur fleksi dapat


dari/kebutuhan alat terjadi akibat dari otot
bantu untuk pengaturan fleksor lebih kuat
posisi dan/atau pembalut dibandingkan dengan
selama periode paralisis otot ekstensor.
spastik.

8. Tempatlan bantal di 8. Mencegah adduksi


bawah aksila untuk bahu dan fleksi siku.
melakukan abduksi pada
tangan
1 2 3 4 5
9. Tinggikan tangan dan 9. Meningkatkan aliran
kepala balik vena dan
membantu mencegah
terbentuknya edema.

10. Tempatkan ”hand roll” 10. Alas/dasar yang keras


keras pada telapak menurunkan stimulasi
tangan dengan jari-jari fleksi jari-jari,
dan ibu jari saling memeprtahankan jari-
berhadapan. jari dan ibu jari pada
posisi normal (posisi
anatomis).

11. Posisikan lutut dan 11. Mempertahankan


panggul dalam posisi posisi fungsional
ekstensi.

12. Pertahankan kaki dalam 12. Mencegah rotasi


posisi netral dengan eksternal pada pinggul
gulungan/bantalan
trokanter

13. Gunakan papan kaki 13. Penggunaan yang


secara berganti, jika kontinu (setelah
memungkinkan perubahan dari
paralisis flaksid ke
spastik) dapat
menyebabkan tekanan
yang berlebihan pada
1 2 3 4 5
sendi peluru kaki,
meningkatkan
spastisitas, dans ecara
nyata meningkatkan
fleksi plantar.

14. Bantu untuk 14. Membantu dalam


mengembangkan melatih kembali jaras
keseimbangan duduk saraf, meningkatkan
(seperti meninggikan respons proprioseptik
bagian kepala tempat dan motorik.
tidur, bantu untuk duduk
di sisi tempat tidur,
biarkan pasien
menggunakan

9 Sindrom kurang perawatan Setelah diberikan askep selama 1. Kaji kemampuan dan 1. Membantu dalam
diri berhubungan dengan 3x24 jam diharapkan kebutuhan tingkat kekurangan mengantisipasi/
kerusakan neuromuskular, ADL pasien dapat dipenuhi (dengan menggunakan merencanakan
penurunan kekuatan dan dengan kriteria evaluasi : skala 0-4) untuk pemenuhan kebutuhan
ketahanan, kehilangan - Mendemonstrasikan melakuakn kebutuhan secara individual
kontrol/ koordinasi otot teknik/perubahan gaya hidup sehari-hari
ditandai oleh hemiparesi, untuk memenuhi perawatan
kebutuhan ADL dibantu diri.
oleh keluarga/petugas - Melakukan aktivitas
kesehatan perawatan diri dalam tingkat
kemmapuan sendiri.
1 2 3 4 5
- Mengidentifikasikan 2. Hindari melakukan 2. Pasien ini mungkin
sumberpribadi/komunitas sesuai untuk pasien yang menjadi sangat
memberikan bantuan sesuai dapat dilakukan pasien ketakutan dan sangat
kebutuhan sendiri, tetapi berikan tergantung dan
bantuan sesuai meskipun bantuan
kebutuhan. yang diberikan
bermanfaat dalam
mencegah frustasi
adalah penting bagi
pasien untuk
melakukan sebanyak
mungkin untuk diri
sendiri untuk
mempertahankan harga
diri dan meningkatkan
pemulihan.

3. Sadari perilaku/aktivitas 3. Dapat menunjukkan


impulsif karena kebutuhan intervensi
gangguan dalam dan pengawasan
mengambil keputusan. tambahan untuk
meningkatkan
keamanan pasien

4. Pertahankan dukungan, 4. Pasien akan


sikap yang tegas. Beri memerlukan empati
pasien waktu yang tetapi perlu untuk
cukup untuk mengetahui pemberi
mengerjakan tugasnya. asuhan yang akan
1 2 3 4 5
membantu pasien secara
kosisten

5. Berikan umpan balik 5. Meningkatkan


positif untuk setiap perasaan makna diri.
usaha yang dilakuakn Meningkatkan
atau keberhasilannya kemandirian, dan
mendorong pasien
untuk berusaha secara
kontinu.

6. Kaji kemampuan pasien 6. Mungkin mengalami


untuk berkomunikasi gangguan saraf
tentang kebutuhannya kandung kemih, tidak
untuk menghindari dapat mengatakan
dan/atau kemampuan kebutuhannya apda
untuk menggunakan fase pemulihan akut,
urinal, bedpan. Bawa tetapi biasanya dapat
pasien ke kamar mandi mengontrol kembali
dengan teratur/interval fungsi ini sesuai
waktu tertentu untuk perkembangan proses
berkemih jika penyembuhan.
memungkinkan.
1 2 3 4 5
7. Identifikasi kebiasaan 7. Mengkaji
defekasi sebelumnya dan perkembangan
kembalikan pada program latiha
kebiasaan pola normal (mandiri) dan
tersebut. Kadar makanan membantu dalam
yang berserat, anjurkan pencegahan
untuk minum banyak konstipasid an sembelit
dan tingkatkan aktivitas. (pengaruh jangka
panjang).

10 Risiko tinggi terhadap Setelah diberikan askep selama 1. Pantau adanya 1. Mencerminkan adanya
cedera berhubungan dengan 3x24 jam risiko cedera tidak kejang/kedutan pada iritasi SSP
kerusakan fungsi sensori terjadi dengan kriteria evaluasi : tangan, kaki, mulut/otot
- Tidak mengalami wajah lainnya
kejang/penyertaan atau
cedera lain.
2. Berikan keamanan atau 2. Melindungi pasien jika
penghalang tempat tidur terjadi kejang

3. Pertahankan tirah baring 3. Menurunkan risiko


terjatuh/trauma
1 2 3 4 5
11 Ansietas berhubungan Setelah diberikan askep selama 1. Kajis tatus mental dan 1. Gangguan
dengan krisis situasi: 1x24 jam diharapkan ansietas tingkat ansietas dari tingkat kesadaran
ancaman dapat berkurang/hilang dengan pasien/keluarga. Catat dapat mempengaruhi
kematian/perubahan dalam kriteria evaluasi: adanya tanda-tanda verbal ekspresi ras atakut
status kesehatan - Mengakui dan atau nonverbal tetapi tidak
(keterlibatan otak) mendiskusikan rasa takut menyangkal
- Mengungkapkan keakurata keberadaannya.
pengetahuan tentang situasi Derajat ansietas akan
- Tampak rileks dan dipengaruhi
melaporkan ansietas bagaimana informasi
berkurang sampai pada tersebut diterima oleh
tingkat dapat diatasi individu

2. Berikan penjelasan 2. Meningkat


hubungan antara proses kan pemahaman,
penyakit dan gejalanya mengurangi rasa
takut karena
ketidaktahuan dan
dapat membantu
menurunkan ansietas.

3. Jawab setiap pertanyaan 3. Penting


dengan penuh perhatian untuk menciptakan
dan berikan informasi kepercayaankarena
tentang prognosa penyakit diagnosa meningitis
mungkin
menakutkan,
ketulusan dan
informasi yang
1 2 3 4 5
akurat dapat
memberikan
keyakinan pada
pasien dan juga
keluarga.

4. Jelaskan dan persiapkan 4. Dapat


untuk tindakan prosedur meringankan ansietas
sebelum dilakukan. terutama ketika
pemeriksaan tersebut
melibatkan otak.

5. Berikan kesempatan 5. Mengungk


pasien untuk ap rasa takut secara
mengungkapkan isi terbuka dimana rasa
pikiran dan perasaan takut dapat ditujukan
takutnya

6. Libatkan pasien/keluarga 6. Meningkat


dalam perawatan, kan perasaan kontrol
perencanaan kehidupan terhadap diri dan
sehari-hari, membuat meningkatkan
keputusan sebanyak kemandirian
mungkin
1 2 3 4 5
7. Berikan dukungan 7. Meningkat
terhadap perencanaan kan perasaan akan
gaya hidup yang nyata keberhasilan dalam
setelah sakit dalam penyembuhan
keterbatasannya tetapi
sepenuhnya menggunakan
kemampuan/kapasitas
pasien

8. Berikan petunjuk 8. Memberika


mengenai sumber-sumber n jaminan bahwa
penyokong yang ada, bantuan yang
seperti keluarga, konselor diperlukan adalah
profesional dan penting untuk
sebagainya. meningkatkan/menyo
kong mekanisme
koping pasien

9. Biarkan pasien/keluarga 9. Tingkah


mengatahui bahwa laku yang aneh
perilaku yang tidak mungkin akan
sesuai/tidak seperti ditunjukkan pada
biasanya behrubungan gangguan lobus
dengan gangguan serebral temporal dalam
dan keterbatsan diri yang herpes ensefalitis
biasa dapat sangat
mengancam, yang
selanjutnya akan
menimbulkan
ansietas dan sangat
1 2 3 4 5
berpotensi
menimbulkan asa
tidak berdaya atau
kehilangan
pengendalia
terhadai diri sendiri.

10. Lindungi privasi pasien 10. Memperhat


jika terjadi kejang ikan kebutuhan
privasi pasien
memberikan
peningkatakan akan
harga diri pasien dan
melindungi pasie dari
rasa malu.

11. Berikan penjelasan pada 11. Kejang


pasien/keluarga jika tidak dapat disamakan
kerusakan otak itu dengan stigma
menjadi permanen maka epilepsi dan
kejang akan hilang penjelasan tentang
bersamaan dengan adanya yang sedang terjadi
proses penyembuhan. dalam hubungannya
pada penyakit
sekarang dapat
menurunkan ansietas,
meningkatkan
pemahaman terhadap
kondisinya.

Anda mungkin juga menyukai