Anda di halaman 1dari 2

Sejarah perjalanan bangsa, tidak dapat dipungkiri bahwa yang menjadi perekat dan

pengikat kerukunan bangsa adalah nilai-nilai yang tumbuh, hidup dan berkembang dalam
kehidupan masyarakat. Nilai-nilai tersebut menjadi kekuatan pendorong untuk mencapai tujuan
yang telah dicita-citakan.
Negara Indonesia merupakan negara yang besar. Sejak awal berdirinya Negara Kesatuan
Republik Indonesia, para pendiri negara telah menyadari bahwa Bangsa Indonesia merupakan
bangsa yang majemuk karena terdiri atas berbagai suku bangsa, adat-istiadat, budaya, bahasa
daerah serta agama yang berbeda-beda. Dengan keanekaragaman tersebut, maka diharuskan
untuk setiap langkah dan kebijakan negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara diarahkan
untuk memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa.
Salah satu karakteristik bangsa Indonesia sebagai negara adalah kebesaran, keluasan dan
kemajemukannya. Para pendiri bangsa berusaha menjawab tantangan tersebut dengan
melahirkan sejumlah konsepsi kebangsaan dan kenegaraan, antara lain yang berkaitan dengan
dasar negara, konstitusi negara, bentuk negara dan wawasan kebangsaan yang di rasa sesuai
dengan karakter keindonesiaan. Konsepsi pokok para pendiri bangsa ini tidak mengalami
perubahan tetapi sebagian yang bersifat teknis instrumental mengalami penyesuaian pada
generasi penerus bangsa ini.
Setiap bangsa hartus memiliki suatu konsepsi dan konsensus bersama menyangkut hal-
hal yang fundamental bagi keberlangsungannya, keutuhan dan kejayaan bangsa yang
bersangkutan. Setiap bangsa memiliki konsepsi dan cita-citanya masing-masing sesuai dengan
kondisi, tantangan dan karakteristik bangsa yang bersangkutan. Dengan semangat, maka
timbulah gagasan untuk menggali kembali nilai nilai yang terkandung dalam Pancasila berikut
penjabarannya dalam Undang Undang Dasar 1945. sebagaimana yang digagas oleh Taufik
Kemmas. disebutnya sebagai 4 pilar kehidupan berbangsa dan bernegara. Empat pilar ini adalah
Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika.

Pilar adalah tiang penyangga suatu bangunan agar bisa berdiri secara kokoh. Disebutnya
sebagai empat tiang penyangga di tengah ini disebut soko guru yang kualitasnya terjamin
sehingga pilar ini akan memberikan rasa aman tenteram dan memberi kenikmatan, yang
menjamin terwujudnya kebersamaan dalam hidup bernegara. Rakyat akan merasa aman
terlindungi sehingga merasa tenteram dan bahagia. Kemudian melalui Ketetapan MPR Nomor
27 Tahun 2009 menugaskan MPR untuk mensosialisasikannya. Secara singkat sosialisasi itu
meliputi

Pancasila Sebagai Falsafah Hidup Bangsa Indonesia. Pancasila dalam


pengertian ini sering juga disebut way of life. Dalam hal ini, Pancasila dipergunakan
sebagai petunjuk hidup sehari-hari (Pancasila diamalkan dalam hidup sehari-hari). Dengan
perkataan lain, Pancasila digunakan sebagai penunjuk arah semua kegiatan atau aktifitas
hidup dan kehidupan didalam segala bidang. Ini berarti bahwa semua tingkah laku dan
tindak/perbuatan setiap manusia Indonesia harus dijiwai dan merupakan pancaran dari
semua sila Pancasila karena Pancasila sebagai weltanschauung selalu merupakan suatu
kesatuan, tidak bias dipisah-pisahkan satu dengan yang lain.

Keseluruhan sila didalam Pancasila merupakan satu kesatuan organis. Pancasila


yang harus dihayati adalah Pancasila sebagaimana tercantum didalam Pembukaan Undang-
Undang Dasar 1945. Dengan demikian, jiwa keagamaan (sebagai
manifestasi/perwujudan dari sila ketuhanan yang maha esa), jiwa yang
berperikemanusiaan (sebagai manifestasi/perwujudan dari sila kemanusiaan yang adil
dan beradab), jiwa kebangsaan (sebagai manifestasi/perwujudan dari sila persatuan
Indonesia), jiwa kerakyatan(sebagai manifestasi/perwujudan dari sila kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan), dan jiwa yang
menjunjung tinggi keadilan social (sebagai manifestasi/perwujudan dari sila keadilan
social bagi seluruh rakyat Indonesia) selalu terpancar dalam segala tingkah laku dan
tindak/perbuatan serta sikap hidup seluruh Bangsa Indonesia.

Undang-Undang Dasar 1945 Sebagai Kontrak Sosial dan Hukum


Tertinggi. Dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia, segala dinamika kekuasaan,
hubungan antar cabang kekuasaan, mekanisme hubungan antara negara, civil society, diikat
dan tersimpul dalam suatu dokumen yang disepakati sebagai sumber hukum tertinggi yaitu
Undang-Undang Dasar 1945. Undang-Undang Dasar 1945 telah mengalami beberapa kali
perubahan mendasar.

Anda mungkin juga menyukai