Anda di halaman 1dari 2

2.

1 Diagnosis Perdarahan Saluran Cerna

Stabilisasi Hemodinamik Pada Perdarahan Saluran Cerna

Pada kondisi hemodinamik tidak stabil, berikan infus cairan kristaloid (misalnya cairan
garam fisiologis dengan tetesan cepat menggunakan dua jarum berdiameter besar (minimal 16G)
dan pasang monitor CVP (central venous pressure),dengan tujuan memulihkan tanda-tanda vital
dan mempertahankan tetap stabil. Biasanya tidak sampai memerlukan cairan koloid (biasanya
dextran) kecuali pada kondisi hipoalbumin berat. Secepatnya kirim pemeriksaan darah untuk
menentukan golongan darah, kadar Hb, Ht, trombosit, leukosit. Adanya kecurigaan diastesis
hemoragik perlu ditindaklanjuti dengan pemeriksaan rumpel leede, pemeriksaan waktu
perdarahan, waktu pembekuan, retraksi bekuan darah, PPT dan aPTT. 3

Kapan transfusi darah diberikan sifatnya sangat individual, tergantung jumlah darah yang
hilang, perdarahan masih aktif atau sudah berhenti, lamanya perdarahan berlangsung, dan akibat
klinik perdarahan tersebut. Pemberian transfusi darah pada perdarahan saluran cerna dapat
dipertimbangkan pada :

1. Perdarahan dalam kondisi hemodinamik tidak stabil


2. Perdarahan baru atau masih berlangsung dan diperkirakan jumlahnya 1 liter atau lebih
3. Perdarahan baru atau masih berlangsung dengan Hb <10g% atau Ht <30%
4. Terdapat tanda-tanda oksigenasi jaringan yang menurun
Perlu dipahami bahwa nilai hematokrit untuk memperkirakan jumlah perdarahan kurang
akurat bila perdarahan sedang atau baru berlangsung. Proses hemodilusi dari cairan
ekstravaskular selesai 24-72 jam setelah onset perdarahan. Target pencapaian hematokrit setelah
transfusi darah tergantung kasus yang dihadapi untuk usia muda dengan kondisi sehat cukuo 20-
25%, usia lanjut 30%, sedangkan pada hipertensi portal jangan melebihi 27-28%. 3

Pemeriksaan Lanjutan

Sambil melakukan upaya mempertahankan stabilitas hemodinamik lengkapi anamnesis,


pemeriksaan fisik , dan pemeriksaan lain yang diperlukan.

Dalam anamnesis yang perlu diperhatikan :

1. Sejak kapan terjadinya perdarahan dan berapa perkiraan darah yang keluar
2. Riwayat perdarahan sebelumnya
3. Riwayat perdarahan dalam keluarga
4. Ada tidaknya perdarahan di bagian tubuh lain
5. Penggunaan obat-obatan terutama NSAID dan anti koagulan
6. Kebiasaan minum alkohol
7. Mencari kemungkinan adanya penyakit hati kronik, demam berdarah, demam tifoid,
gagal ginjal kronik, DM, hipertensi, alergi obat-obatan
8. Riwayat transfusi sebelumnya
Pemeriksaan Fisik yang Perlu Diperhatikan :
1. Stigmata penyakit hati kronik
2. Suhu badan dan perdarahan di tempat lain
3. Tanda-tanda kulit dan mukosa penyakit sistemik yang bisa disertai perdarahan saluran
cerna, misalnya pigmentasi mukokutaneus pada sindrom Peutz-Jegher.
Kelengkapan Pemeriksaan yang Perlu Diperhatikan :
1. Elektrokardiogram; terutama pada pasien usia >40 tahun
2. BUN, kreatinin serum; pada perdarahan SCBA pemecahan darah oleh kuman usus akan
mengakibatkan kenaikan BUN, sedangkan kreatinin serum akan normal atau sedikit
meningkat.
3. Elektrolit (Na, K, Cl); perubahan elektrolit bisa saja terjadi karena perdarahan, transfusi,
atau kumbah lambung
4. Pemeriksaan lain tergantung macam kasus yang dihadapi. 3

Anda mungkin juga menyukai