Anda di halaman 1dari 9

STATUS PASIEN

BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN


RSUD UNDATA PALU

I. IDENTITAS PASIEN
1. Nama pasien : Tn. Nyoman
2. Umur : 54 tahun
3. Jeniskelamin : Laki-laki
4. Agama : Hindu
5. Pekerjaan : PNS
6. Status : Sudah Menikah
7. Tanggalpemeriksaan : 31 Januari 2018

II. ANAMNESIS
1. Keluhan utama :
Muncul benjolan disertai rasa gatal pada kelamin.
2. Riwayat penyakit sekarang :
Pasien datang ke poliklinik Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUD
Undata dengan keluhan adanya penonjolan dan disertai rasa gatal pada
bagian kelaminnya. Penonjolan tersebut di alami kurang lebih sejak 1
bulan yang lalu. Penonjolan tersebut sudah tampak sebesar biji jagung,
permukaan kasar, dan tidak nyeri.
Pasien mengaku tidak pernah mengalami hal ini sebelumnya, dan
istri pasien juga mengalami hal yang serupa namun belum bersedia
untuk diperiksakan.
3. Riwayat penyakit dahulu :
Pasien belum pernah mengalami keluhan seperti ini sebelumnya,
tidak ada riwayat alergi terhadap makanan dan obat-obatan, riwayat
asma, DM, hipertensi disangkal.
4. Riwayat penyakit keluarga :
Tidak ada keluarga pasien yang mengeluhkan keluhan yang sama
seperti pasien.

III. PEMERIKSAAN FISIK


1. Status generalis :
Kondisi umum : Sakit sedang
Status gizi : Baik
Kesadaran : Komposmentis
2. Tanda vital :
Tekanan darah : 110/80 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Respirasi : 20 x/menit
Suhu : Tidak dilakukan pemeriksaan.
3. Status Dermatologis :
Kepala : tidak ada ujud kelainan kulit
Wajah : tidak ada ujud kelainan kulit
Leher : tidak ada ujud kelainan kulit
Dada : tidak ada ujud kelainan kulit
Perut : tidak ada ujud kelainan kulit
Punggung : tidak ada ujud kelainan kulit
Bokong : tidak ada ujud kelainan kulit
Genitalia :Tampak adanya papul berukuran lentikular,
difus, hipopigmentasi pada regio preputium dan
fisura penis.
Ekstremitas atas : tidak ada ujud kelainan kulit
Ekstremitas bawah : tidak ada ujud kelainan kulit
Kel.limfe : tidak ada pembesaran kelenjar limfe
IV. GAMBAR

Gambar 1. Terdapat ujud kelainan kulit berupa papul berukuran lentikular,


difus, hipopigmentasi di regio preputium dan fisura penis.
V. RESUME
Pasien laki-laki usia 54 tahun, datang ke poli klinik Kesehatan Kulit dan
Kelamin RSUD Undata dengan keluhan adanya papul pada organ genitalnya
yang disadari sejak ± 1 bulan terakhir. Pasien merasakan gatal pada bagian
tersebut. Status dermatologis: Tampak adanya papul berukuran lentikular,
difus, pada regio preputium dan fisura penis.

VI. DIAGNOSIS KERJA


Kondiloma Akuminata

VII. DIAGNOSIS BANDING


1. Benign Penile Pearly Papule
2. Moluskum Kontangiosum
3. Kondiloma Lata

VIII. PEMERIKSAAN PENUNJANG


 Tes Asam Asetat (Acetowhite test)

IX. PENATALAKSANAAN
1. Non medikamentosa
 Menghindari bergota-ganti pasangan seksual
 Melakukan hubungan seksual yang bersih dan aman, menghindari
secara orogenital atau anogenital
 Menggunakan kondom untuk pencegahan penularan infeksi

2. Medikamentosa
Tinktura Podofilin 25%
Aplikasi dilakukan oleh dokter, di area sekitarnya dilindungi oleh
vaselin agar tidak terjadi iritasi, dan cuci setelah 4-6 jam.
X. PROGNOSIS
1. Qua ad vitam : bonam
2. Qua ad fungsionam : bonam
3. Qua ad sanationam : dubia ad bonam
4. Qua ad cosmeticam : bonam

PEMBAHASAN

Pasien Tn. N usia 54 tahun, datang ke poli klinik Kesehatan Kulit dan
Kelamin RSUD Undata dengan keluhan adanya keluhan adanya papul pada organ
genitalnya yang disadari sejak ± 1 bulan terakhir. Pasien merasakan gatal pada
bagian tersebut. Status dermatologis: Tampak adanya papul berukuran lentikular,
difus, pada regio preputium dan fisura penis Dari hasil anamnesis dan status
dermatologis, pasien didiagnosis sebagai kondiloma akuminata.
Kondiloma Akuminata adalah infeksi menular seksual yang disebabkan oleh
Human Papilloma Virus (HPV) tipe tertentu dengan kelainan berupa
fibroepitelioma pada kulit dan mukosa, bertangkai, dan permukaan berjonjot.(1,4).
Human Papilloma Virus (HPV)) adalah virus DNA yang merupakan virus
epiteliotropik (menginfeksi epitel) dan tergolong dalam famili papovaviridae.
Dengan cara hibridisasi DNA, sampai saat ini telah dapat diisolasi lebih dari 100
tipe HPV, namun yang dapat menimbulkan kondiloma akuminata sekitar 23 tipe.
HPV belum dapat dibiak dalam kultur sel (in vitro) sehingga penelitian terhadap
virus tersebut sangat terbatas. Telah diketahui bahwa ada hubungan antara infeksi
HPV tipe tertentu pada genital dengan terjadinya karsinoma serviks. Berdasarkan
kemungkinan terjadinya displasia epitel dan keganasan maka HPV dibagi menjadi
HPV yang mempunyai resiko rendah (low risk) dan HPV yang mempunyai resiko
tinggi (high risk). HPV tipe 6 dan 11 paling sering ditemukan pada kondiloma
akuminata yang eksofitik dan pada displasi derajat rendah, sedangkan HPV tipe 16
dan 18 sering ditemukan pada displasia derajat tinggi dan keganasan.(1)
Masa inkubasi kondiloma akuminata berlangsung antara 1-8 bulan (rata-rata
2-3 bulan). HPV masuk ke dalam tubuh melalui mikrolesi pada kulit, sehingga
kondiloma akuminata sering timbul di daerah yang mudah mengalami trauma pada
saat hubungan seksual.(1)
Penyakit ini dijumpai pada usia produktif terutama pada orang dewasa.
Diperkirakan bahwa 30% sampai 50% orang dewas aaktif seksual terinfeksi oleh
HPV. Kebanyakan individu yang aktif seksual terinfeksi HPV subklinis dan
asimptomatik. Kondiloma Akuminata dapat menyerang semua bangsa dimana
frekuensi antara laki-laki dan perempuan adalah sama.(3)
Kondiloma Akuminata biasanya asimptomatik tetapi tergantung pada
ukuran dan lokasi anatomi, dapat nyeri dan gatal. Gambaran klinisnya dapat berupa
papul kecil yang mungkin bergabung menjadi plak, papulkeratotik, bunga anggur
yang berkelompok (cauliflower) ataupapul yang datar. Pada laki-laki daerah yang
terkena adalah frenulum, corona, glans penis, preputium, danskrotum.Pada wanita
daerah yang terkena adalah labia, klitoris, periuretra, perineum, vagina, servix.
Daerah anogenital pada keduanya perineal, perianal, anus, rektum, meatus uretra,
saluranuretra.(2,3)
Diagnosis dapat ditegakkan berdasarkan anamnesi dan gejala klinis. Pada
lesi yang meragukan dapat dilakukan pemeriksaan penunjang seperti
dermatopatologi (biopsi), pap smear, deteksi HPV DNA. Adapun pemeriksaan
penunjang yang dianjurkan adalah Tes Acetowhite, dengan cara bubuhkan asam
asetat 5% dengan lidi kapas pada lesi yang di curigai. Dalam beberapa menit lesi
akan berubah warna menjadi putih.(1)
Menurut teori, ada beberapa cara pengobatan kondiloma akuminata yaitu
kemoterapi, tindakan bedah, dan imunoterapi. Pemilihan cara pengobatan yang
dipakai tergantung pada besar, lokalisasi, jenis dan jumlah lesi, serta keterampilan
dokter yang melakukan pengobatan.(1,3)
1. Kemoterapi
 Tinktura podofilin 10%-25%, setelah melindungi kulit di sekitar lesi
dengan vaselin agar tidak terjadi iritasi, oleskan tinktura podofilin pada lesi
dan biarkan selama 1-4 jam, kemudian dicuci. Pemberian obat dilakukan
seminggu dua kali sampai lesi hilang. Pada lesi yang hiperkeratotik,
pemberian podofilin tidak memberi hasil yang memuaskan. Setiap kali
pemberian jangan melebihi 0,5 cc karena akan diabsorpsi dan bersifat
toksik. Obat ini tidak boleh diberikan pada wanita hamil.
 Asam trikloroasetat 50-90%, pemberiannya adalah seminggu sekali dan
harus hati-hati karena dapat menimbulkan ulkus yang dalam. Dapat
diberikan kepada wanita hamil.
 Krim 5-fluorurasil 1-5%, obat ini terutama untuk Ka yang terletak di atas
meatus uretra. Pemberiannya setiap hari sampai lesi hilang
2. Tindakan bedah: bedah skalpel, bedah listrik, bedah beku (N2 cair, N2O cair),
bedah laser (laser CO2).
3. Interferon alfa, beta. Dosis interferon alfa yang diberikan adalah 4-6 kali 10
mega IU intramuskular 3 kali seminggu selama 6 minggu, sedangkan interferon
beta diberikan dengan dosis 2 kali 10 mega IU intramuskular selama 10 hari
berturut-turut.
4. Immunoterapi, pada penderita dengan lesi yang luas dan resisten terhadap
pengobatan dapat diberikan pengobatan bersama imunomodulator. Salah satu
obat yang saat ini sering dipakai adalah Imiquimod. Imiquimod dalam bentuk
krim, dioleskan 3 kali seminggu, paling lama 16 minggu. Dicuci setelah 6-8 jam
pemakaian.(1)
Pada kasus ini, penatalaksanaan medikamentosa yang diberikan kepada
pasien yaitu larutan Tinktura Podofilin 25% dilakukan oleh dokter, di area
sekitarnya dilindungi oleh vaselin agar tidak terjadi iritasi, dan cuci setelah 4-6 jam.
Cara kerjanya adalah membuat nekrosis jaringan dengan menghalangi mitosis sel.
Pada salah satu literatur, mengatakan bahwa kemampuan untuk menghilangkan lesi
cukup tinggi daripada yang lain, yaitu 45-77% dan hemat biaya, namun pada
beberapa literatur lainnya menyatakan bahwa podofilik tidak direkomendasikan
karena meningkatkan kemungkinan untuk reaksi kulit yang tidak diinginkan,
seperti kemerahan, rasa terbakar, nyeri, gatal, atau bengkak. Terdapat juga gejala
toksisitas seperti mual, muntah, nyeri abdomen, gangguan pernafasan, dan
berkeringan disertai dengan kulit dingin. Dalam keadaan yang sangat jarang terjadi
aplikasi podofilin yang berlebihan, dan penyerapan sistemik yang berlebihan
dikaitkan dengan kematian teratogenik, kematian intrauterine, penekanan sumsum
tulang, nyeri perut, kelainan neurologis, trombositopenia, dan leukopenia.
Prognosis kondiloma akuminata umumnya baik, walaupun sering
mengalami residif. Faktor predisposisi dicari, misalnya higiene, adanya fluor albus,
atau kelembapan pada pria akibat tidak di sirkumsisi.(4)

Referensi:
1. Farida, Z,. Penyakit Menular Seksual. Balai penerbit FKUI: Jakarta. 2008.
2. Lowell AG, Stevent IK, Barbara AG, Amy SP, David JL, Klaus W.
Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine. Eighth edition. New York
:McGraw-Hill. 2012.
3. Murtiastutik, D. Kondiloma Akuminata. Infeksi Menular Seksual. Surabaya:
Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga; 2008.
4. Sularsito, S, D., Djuanda, S. Ilmu Kulit dan Kelamin. Edisi keenam. Balai
penerbit FKUI: Jakarta. 2013.
REFLEKSI KASUS Februari, 2018

KONDILOMA AKUMINATA

Oleh :

Rifka Ulfa Rosyida

N 111 17 092

Pembimbing Klinik

dr. Diany Nurdin, Sp.KK., M.Kes

KEPANITERAAN KLINIK

BAGIAN KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN

RSUD UNDATA DAN UNIVERSITAS TADULAKO

2018

Anda mungkin juga menyukai