Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATARBELAKANG

Perencanaan adalah pemikiran sebelum pelaksanaan sesuatu tugas. Jadi


Perencanaan Pengajaran berarti pemikiran tentang penerapan prinsip-prinsip
umum mengajar tersebut di dalam pelaksanaan tugas mengajar dalam suatu
situasi interaksi guru dan murid, baik di dalam kelas maupun di luar kelas.

Karena dengan perencanaan itu, maka seseorang guru akan bisa


memberikan pelajaran dengan baik, karena ia dapat menghadapi situasi di
dalam kelas secara tegas, mantap dan fleksibel.

Karena membuat perencanaan yang baik, maka seorang akan tumbuh


menjadi seorang guru yang baik. Seorang bisa menjadi guru yang baik adalah
berkat pertumbuhan, berkat pengalaman dan akibat dari hasil belajar yang terus
menerus, walaupun faktor bakat ikut pula berpengaruh.

1
2

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang pembahasan makalah ini, penulis akhirnya
berinisiatif membahas beberapa persoalan dalam tema ini, yaitu :
1. Apa yang dimaksud dengan Perencanaan Pembelajaran ?
2. Apa yang dimaksud dengan Standar Kompetensi ?
3. Apa yang dimaksud dengan Kompetensi Dasar ?
4. Apa yang dimaksud dengan Indikator ?
5. Apa yang dimaksud dengan Tujuan Pembelajaran ?

C. TUJUAN
Dalam pemilihan judul makalah yang saya pilih, diharapkan pembaca
dapat memahami rumusan masalah atau materi yang saya terapkan dalam
makalah ini seperti:
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Perencanaan
Pembelajaran
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan mengetahui Standar
Kompetensi
3. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Kompetensi Dasar
4. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Indikator
5. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Tujuan Pembelajaran
BAB II
PEMBAHASAN
A. Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan Pembelajaran terdiri dari dua kata yaitu Perencanaan berasal
dari kata rencana yang artinya pengambilan keputusan tentang apa yang harus
dilaksanakan untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu “Perencanaan” harus
memiliki 4 unsur Yaitu :
1. Adanya tujuan yang harus dicapai.
2. Adanya strategi untuk mencapai tujuan
3. Sumber daya yang dapat mendukung
4. Implementasi setiap keputusan
Kata yang kedua adalah Pembelajaran atau ungkapan yang lebih dikenal
sebelumnya dengan “Pengajaran” adalah Upaya untuk membelajarkan siswa.
(Degeng,1989). Yang menurut Muhaimin (2001, 183) kata pembelajaran
lebih tepat digunakan karena menggambarkan upaya untuk membangkitkan
prakarsa belajar seseorang. Disamping itu kata pembelajaran memiliki makna
yang lebih dalam untuk mengungkapkan hakikat desain pembelajaran.
Menurut Wina Sanjaya (2008, 26) Pembelajaran adalah terjemahan dari
“Intruction”, kata yang sering diambil dalam pendidikan di Amerika. Hal
seperti itu dikutip dari pernyataannya Gagne (1992) bahwa mengajar atau
teaching adalah bagian dari pembelajaran atau instruction.
Jadi Pembelajaran dapat diartikan sebagai proses kerja sama antara guru
dan siswa dalam memanfaatkan semua potensi dan sumber yang ada baik dari
dalam diri siswa maupun dari luar siswa untuk mencapai tujuan yang
ditentukan.
Pembelajaran atau pengajaran menurut Degeng adalah upaya untuk
membelajarkan siswa. Dalam pengertian ini secara implisit dalam pengajaran
terdapat kegiatan memilih, menetapkan, mengembangkan metode untuk
mencapai hasil pengajaran yang diinginkan. Pemilihan, penetapan, dan
pengembangan metode ini didasarkan pada kondisi pengajaran yang ada.
Kegiatan ini pada dasarnya merupakan inti dari perencanaan pembelajaran.

3
4

Pembelajaran memiliki hakikat perencanaan atau perancangan (desain)


sebagai upaya untuk membelajarkan siswa. Itulah sebabnya siswa tidak hanya
berinteraksi dengan guru, tetapi memungkin berinteraksi dengan semua
sumber belajar yang dipakai untuk mencapai pembelajaran yang diinginkan.
Oleh karena itu pembelajran memusatkan pada bagaimana membelajarkan
siswa dan bukan pada apa yang dipelajari siswa. Adapaun perhatian terhadap
apa yang dipelajari siswa merupakan bidang kajian dari kurikulum yakni
mengenai apa isi dari pembelajran yang harus dipelajari siswa agar tercapai
tujuan tersebut. Dalam kaitan ini hal-hal yang dapat diperhatikan dalam
mencapai pembelajaran adalah bagaiman cara menggorganisasi pembelajaran,
bagaimana menyampaikan isi pembelajaran dan bagaimana menata interaksi
antara sumber-sumber belajar yang ada dan dapat berfungsi secara optimal.

B. Definisi Perencanaan Pembelajaran Menurut Para Ahli


Berikut ini definisi tentang perencanaan pembelajaran menurut para ahli
a. Ritchy
Ilmu yang merancang detail spesifik untuk pengembangan, evaluasi dan
pemeliharaan situasi dengan fasilitas penegetahuan diantara satuan besar dan
kecil persoalan pokok.
b. Smith & Ragan
Proses sistematis dalam mengertikan prinsip belajar dan pembelajaran ke
dalam rancangan untuk bahan dan aktivitas pembelajaran. Proses sistematis
dan berfikir dalam mengartikan prinsip belajar dan pemebelajaran ke dalam
rancangan untuk bahan dan aktivitas pemebelajaran.
c. Zook
Proses berfikir sistematis untuk mebantu pelajar memahami (belajar)
d. Ibrahim
Kegiatan merumuskan tujuan apa yang akan dicapai oleh suatu kegiatan
pembelejaran, cara apa yang dipakai untuk menilai pencapaian tujuan
tersebut, materi apa yang akan disampaikan, bagaimana cara menyampaikan,
serta alat atau media apa yang diperlukan.
5

e. Banghart dan Trull


Proses penyusunan materi pelajaran, penggunaan media pembelajaran,
penggunaan pendekatan atau metode pembelajaran, dalam suatu alokasi
waktu yang akan dilaksanakan pada masa satu semester yang akan datang
untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
f. Toeti Sukamto
Pengembangan pembelajran yang merupakan sebgai sistem yang akan
terintegrasi dan terdiri dari beberapa unsur yang salin berinteraksi.
g. Nana Sudjana
Kegiatan memproyeksikan tindakan apa yang akan dilaksanakan dalam
suatu pembelajaran (PBM) yaitu dengan mengkoordinasikan (mengatur dan
merespon) komponen-komponen pembelajarn sehingga arah kegiatan
(tujuan), isi kegiatan (materi), cara penyampaian kegiatan (metode dan
teknik), serta bagaimana mengukurnya (evaluasi) menjadi jelas dan
sistematis.

C. Konsep Dan Manfaat Perencanaan Pembelajaran


Disebutkan bahwa konsep perencanaan pembelajaran dapat dilihat dari
berbagai sudt pandang, diantaranya:
1. Perencanaan pembelajaran sebagai teknologi, dimana perencanaan
pembelajaran akan mendorong penggunaan teknik-teknik yang dapat
mengembangkan tingkah laku kognitif dan teori-teori yang konstruktif
terhadap pembelajaran;
2. Perencanaan pembelajaran sebagai suatu sistem, dimana terdapat
susunan sumber-sumber dan prosedur-prosedur untuk menggerakkan
pembelajaran;
3. Perencanaan pembelajaran sebagai sebuah disiplin ilmu, di mana
perencanaan pembelajaran merupakan cabang dari suatu pengetahuan yang
senantiasa menghasilkan proses yang secara sistemik diimplementasikan;
4. Perencanaan pembelajaran sebagai sebuah proses; dan
5. Perencanaan pembelajaran sebagai suatu realitas.
6

Adapun manfaat perencanaan pembelajaran antara lain:

1. Sebagai petunjuk atau arah dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran;


2. Sebagai pola dasar dalam mengatus tugas dan wewenang bagi setiap unsur
yang terlibat dalam proses pembelajaran;
3. Sebagai alat ukur keefektifan kegiatan pembelajaran;
4. Sebagai bahan dasar penyusunan data untuk memperoleh keseimbangan
kerja;
5. Untuk penghematan waktu, tenaga, biaya, alat, dsb.

D. Standar Kompetensi
a. Pengertian Standar Kompetensi Guru

Depdiknas (2004:4) kompetensi diartikan, ”sebagai pengetahuan,


keterampilan, dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan
berpikir dan bertindak”. “Secara sederhana kompetensi diartikan seperangkat
kemampuan yang meliputi pengetahuan, sikap, nilai dan keterampilan yang
harus dikuasai dan dimiliki seseorang dalam rangka melaksanakan tugas
pokok, fungsi dan tanggung jawab pekerjaan dan/atau jabatan yang
disandangnya” (Nana Sudjana 2009:1). Nurhadi (2004:15) menyatakan,
“kompetensi merupakan pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar yang
direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak”.

Selanjutnya menurut para ahli pendidikan Mc Ashan (dalam Nurhadi,


2004:16) menyatakan, ”kompetensi diartikan Sebagai pengetahuan,
keterampilan, dan kemampuan yang dikuasai seseorang sebagai pengetahuan,
keterampilan, dan kemampuan yang dikuasai seseorang yang telah menjadi
bagian dari dirinya, sehingga dapat melakukan perilaku-perilaku koqnitif,
afektif, dan psikomotor dengan sebaik-baiknya. ”Kompetensi diartikan
sebagai pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan
dalam kebiasaan berfikir dan bertindak (DalamSuparlan). Arti lain dari
kompetensi adalah spesifikasi dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang
dimiliki seseorang serta penerapannya di dalam pekerjaan, sesuai dengan
standar kinerja yang dibutuhkan oleh lapangan.
7

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan kompetensi adalah


sebagai suatu kecakapan untuk melakukan sesuatu pekerjaan berkat
pengetahuan, keterampilan ataupun keahlian yang dimiliki untuk
melaksanakan suatu pekerjaan. Undang-Undang Guru dan Dosan No.14
Tahun 2005 Pasal 8menyatakan, ” guru wajib memiliki kualifikasi akademik,
kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki
kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. ”Dari rumusan di
atas jelas disebutkan pemilikan kompetensi oleh setiapguru merupakan syarat
yang mutlak harus dipenuhi oleh guru. Dengan demikian, kompetensi yang
dimiliki oleh setiap guru akan menunjukkan kualitas guru yang sebenarnya.
Selanjutnya Pasal 10 menyebutkan empat kompetensi yang harus dimiliki oleh
guru yakni (1) kompetensi pedagogik, (2) kompetensi kepribadian, (3)
kompetensi sosial, dan (4) kompetensi profesional. Kompetensi tersebut akan
terwujud dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan, maupun
sikap profesional dalam menjalankan fungsi sebagai guru.

Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat disimpulkan


standar Kompetensi guru adalah suatu pernyataan tentang kriteria yang
dipersyaratkan, ditetapkan dalam bentuk penguasaan perangkat kemampuan
yang meliputi pengetahuan, sikap, nilai dan keterampilan bagi seorang tenaga
kependidikan sehingga layak disebut kompeten. Standar kompetensi guru
dipilah ke dalam tiga komponen yang kait-mengait, yakni :

1. pengelolaan pembelajaran
2. pengembangan profesi, dan
3. penguasaan akademik.

Komponen pertama terdiriatas empat kompetensi, komponen kedua


memiliki satu kompetensi, dan komponen ketiga memiliki dua kompetensi.
Dengan demikian, ketiga komponen tersebut secara keseluruhan meliputi
tujuh kompetensi dasar, yaitu:

1. penyusunan rencana pembelajaran


2. pelaksanaan interaksi belajar mengajar
8

3. penilaian prestasi belajar peserta didik


4. pelaksanaan tindak lanjut hasil penilaian prestasi belajar peserta didik
5. pengembangan profesi
6. pemahaman wawasan kependidikan, dan
7. penguasaan bahan kajian akademik (sesuai denganmata pelajaran yang
diajarkan).Abdurrahman Mas’ud (dalam Suparlan 2005:99) menyebutkan
tiga kompetensi dasar yang harus dimiliki guru, yakni :
a. menguasai materi atau bahan ajar
b. antusiasme, dan
c. penuh kasih sayang (loving) dalam mengajar dan mendidik.
b. Tujuan dan Manfaat Standar Kompetensi Guru

Depdiknas (2004: 4) tujuan adanya Standar Kompetensi Guru adalah


sebagai jaminan dikuasainya tingkat kompetensi minimal oleh guru sehingga
yang bersangkutan dapat melakukan tugasnya secara profesional, dapat dibina
secara efektif dan efisien serta dapat melayani pihak yang berkepentingan
terhadap proses pembelajaran, dengan sebaik-baiknya sesuai bidang tugasnya.
Adapun manfaat disusunnya standar kompetensi guru adalah sebagai acuan
pelaksanaan uji kompetensi, penyelenggaraan diklat, dan pembinaan, maupun
acuan bagi pihak yang berkepentingan terhadap kompetensi guru untuk
melakukan evaluasi, pengembangan bahan ajar dan sebagainya bagi tenaga
kependidikan.

E. Kompetensi Dasar

Kompetensi merupakan perpaduan dari pengetahuan, ketrampilan nilai dan


sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. Dalam hal ini
kompetensi diartikan sebagai pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan yang
dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya, sehingga ia
dapat melakukan perilaku kognitif, afektif, dan psikomotorik dengan sebaik-
baiknya. Hal ini menunjukkan bahwa kompetensi mencakup tugas,
ketrampilan, sikap dan apresiasi yang harus dimiliki oleh peserta didik untuk
dapat melaksanakan tugas-tugas pembelajaran sesuai dengan jenis pekerjaan
tertentu.
9

Dalam kurikulum kompetensi sebagai tujuan pembelajaran itu


dideskripsikan secara eksplisit, sehingga dijadikan standart dalam pencapaian
tujuan kurikulum. Baik guru maupun siswa perlu memahami kompetensi yang
harus dicapai dalam proses pembelajaran. Pemahaman ini diperlukan dalam
merencanakan strategi dan indicator keberhasilan. Ada beberapa aspek
didalam kompetensi sebagai tujuan, antara lain:

1. Pengetahuan (knowlegde) yaitu kemampuan dalam bidang kognitif


2. Pemahaman (understanding) yaitu kedalaman pengetahuan yang dimiliki
setiap individu
3. Kemahiran (skill)
4. Nilai (value) yaitu norma-norma untuk melaksanakan secara praktik
tentang tugas yang dibebankan kepadanya
5. Sikap (attitude) yaitu pandangan individu terhadap sesuatu
6. Minat (interest) yaitu kecenderungan individu untuk melakukan suatu
perbuatan

Sesuai aspek diatas maka tampak bahwa kompetensi sebagai tujuan dalam
kurikulum yang bersifat kompleks artinya kurikulum berdasarkan kompetensi
bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman kecakapan, nilai,
sikap dan minat siswa agar mereka dapat melakukan sesuatu dalam bentuk
kemahiran disertai tanggung jawab. Dengan demikian tujuan yang ingin
dicapai dalam kompetensi ini bukanlah hanya sekedar pemahaman akan
materi pelajaran, akan tetapi bagaimana pemahaman dan penguasaan materi
itu dapat mempengaruhi cara bertindak dan berperilaku dalam kehidupan
sehari-hari.

Sehingga Kompetensi Dasar adalah pengetahuan, ketrampilan dan sikap


minimal yang harus dikuasai oleh peserta didik dalam penguasaan materi
pelajaran yang diberikan dalam kelas pada jenjang pendidikan tertentu. Juga
merupakan perincian atau penjabaran lebih lanjut dari standar kompetensi.
Adapun penempatan komponen Kompetensi Dasar dalam silabus sangat
penting, hal ini berguna untuk mengingatkan para guru seberapa jauh tuntutan
target kompetensi yang harus dicapainya.
10

F. Indikator

Dalam mengembangkan indikator perlu mempertimbangkan:

1. Kuntutan kompetensi yang dapat dilihat melalui kata kerja yang digunakan
dalam Kompetensi Dasar;
2. Karakteristik mata pelajaran, peserta didik, dan sekolah;
3. Potensi dan kebutuhan peserta didik, masyarakat, dan lingkungan/ daerah.

Daftar kata kerja operasional dengan tiga ranah yang biasa dipergunakan
untuk menyusun indikator.

1. Ranah Kognitif

Indikator kognitif proses merupakan perilaku (behavior) siswa yang


diharapkan muncul setelah melakukan serangkaian kegiatan untuk mencapai
kompetensi yang diharapkan. Perilaku ini sejalan dengan keterampilan proses
sains, tetapi yang karakteristiknya untuk mengembangkan kemampuan
berfikir siswa. Indikator kognitif produk berkaitan dengan perilaku siswa yang
diharapkan tumbuh untuk mencapai kompetensi yang telah ditetapkan.
Indikator kognitif produk disusun dengan menggunakan kata kerja operasional
(terlampir) aspek kognitif. Obyek dari indicator adalah produk IPA misalnya
konsep, hukum, kaidah dll.

a. Pengetahuan (C1) : Mengutip, Menyebutkan, Menjelaskan,


Menggambar, Membilang, Mengidentifikasi, Mendaftar, Menunjukkan,
Memberi label, Memberi indeks, Memasangkan, Menamai, Menandai,
Membaca, Menyadari, Menghafal, Meniru, Mencatat, Mengulang,
Mereproduksi, Meninjau, Memilih, Menyatakan, Mempelajari,
Mentabulasi, Memberi kode, Menelusuri, Menulis
b. Pemahaman (C2) : Memperkirakan, Menjelaskan, Mengkategorikan,
Mencirikan, Merinci, Mengasosiasikan, Membandingkan, Menghitung,
Mengkontraskan, Mengubah, Mempertahankan, Menguraikan,
Menjalin, Membedakan, Mendiskusikan, Menggali, Mencontohkan,
11

Menerangkan, Mengemukakan, Mempolakan, Memperluas,


Menyimpulkan, Meramalkan, Merangkum, Menjabarkan
c. Penerapan (C3) : Menugaskan, Mengurutkan, Menerapkan,
Menyesuaikan, Mengkalkulasi, Memodifikasi, Mengklasifikasi,
Menghitung, Membangun , Membiasakan, Mencegah, Menentukan,
Menggambarkan, Menggunakan, Menilai, Melatih, Menggali,
Mengemukakan, Mengadaptasi, Menyelidiki, Mengoperasikan,
Mempersoalkan, Mengkonsepkan, Melaksanakan, Meramalkan,
Memproduksi, Memproses, Mengaitkan, Menyusun, Mensimulasikan,
Memecahkan, Melakukan, Mentabulasi, Memproses, Meramalkan
d. Analisis (C4) : Menganalisis, Mengaudit, Memecahkan, Menegaskan,
Mendeteksi, Mendiagnosis, Menyeleksi, Merinci, Menominasikan,
Mendiagramkan, Megkorelasikan, Merasionalkan, Menguji,
Mencerahkan, Menjelajah, Membagankan, Menyimpulkan,
Menemukan, Menelaah, Memaksimalkan, Memerintahkan, Mengedit,
Mengaitkan, Memilih, Mengukur, Melatih, Mentransfer
e. Sintesis (C5) : Mengabstraksi, Mengatur, Menganimasi,
Mengumpulkan, Mengkategorikan, Mengkode, Mengombinasikan,
Menyusun, Mengarang, Membangun, Menanggulangi,
Menghubungkan, Menciptakan, Mengkreasikan, Mengoreksi,
Merancang, Merencanakan, Mendikte, Meningkatkan, Memperjelas,
Memfasilitasi, Membentuk, Merumuskan, Menggeneralisasi,
Menggabungkan, Memadukan, Membatas, Mereparasi, Menampilkan,
Menyiapkan Memproduksi, Merangkum, Merekonstruksi
f. Penerapan (C6) : Membandingkan, Menyimpulkan, Menilai,
Mengarahkan, Mengkritik, Menimbang, Memutuskan, Memisahkan,
Memprediksi, Memperjelas, Menugaskan, Menafsirkan,
Mempertahankan, Memerinci, Mengukur, Merangkum, Membuktikan,
Memvalidasi, Mengetes, Mendukung, Memilih, Memproyeksikan
2. Ranah Afektif

Indikator afektif merupakan sikap yang diharapkan saat dan setelah siswa
melakukan serangkaian kegiatan pembelajaran. Dalam pembelajaran IPA,
12

indicator afektif berkaitan dengan salah satu hakekat IPA yaitu sikap ilmiah.
Oleh karena itu, indicator afektif disusun dengan menggunakan kata kerja
operasional dengan objek sikap ilmiah. Beberapa contoh sikap ilmiah adalah:
berlaku jujur, peduli, tanggungjawab dll. Selain itu, indicator Afektif juga
perlu memunculkan keterampilan social misalnya: bertanya, menyumbang ide
atau berpendapat, menjadi pendengar yang baik, berkomunikasi dll.

a. Menerima : Memilih, Mempertanyakan, Mengikuti, Memberi, Menganut,


Mematuhi, Meminati
b. Menanggapi : Menjawab, Membantu, Mengajukan, Mengompromika,
Menyenangi, Menyambut, Mendukung, Menyetujui, Menampilkan,
Melaporkan, Memilih, Mengatakan, Memilah, Menolak
c. Menilai : Mengasumsikan, Meyakini, Melengkapi, Meyakinkan,
Memperjelas, Memprakarsai, Mengimani, Mengundang, Menggabungkan,
Mengusulkan, Menekankan, Menyumbang
d. Mengelola : Menganut, Mengubah, Menata, Mengklasifikasikan,
Mengombinasikan, Mempertahankan, Membangun, Membentuk pendapat,
Memadukan, Mengelola, Menegosiasi, Merembuk
e. Menghayati : Mengubah perilaku, Berakhlak mulia, Mempengaruhi,
Mendengarkan, Mengkualifikasi, Melayani, Menunjukkan, Membuktikan,
Memecahkan
3. Ranah Psikomotor

Indikator psikomotorik merupakan perilaku (behavior) siswa yang


diharapkan tampak setelah siswa mengikuti pembelajaran untuk mencapai
kompetensi yang telah ditetapkan. Selama proses pembelajaran IPA,
diperlukan kegiatan yang berkaitan dengan percobaan, penemuan atau
pembuktian konsep. Kegiatan ini melibatkan aktivitas fisik, misalnya
merangkai, mengukur, membuat, dll.

a. Menirukan (P1): Mengaktifkan, Menyesuaikan, Menggabungkan,


Melamar, Mengatur, Mengumpulkan, Menimbang, Memperkecil,
Membangun, Mengubah, Membersihkan, Memposisikan, Mengonstruksi
13

b. Memanipulasi (P2): Mengoreksi, Mendemonstrasikan, Merancang,


Memilah, Melatih, Memperbaiki, Mengidentifikasikan, Mengisi,
Menempatkan, Membuat, Memanipulasi, Mereparasi, Mencampur
c. Pengalamiahan (P3): Mengalihkan, Menggantikan, Memutar, Mengirim,
Memindahkan, Mendorong, Menarik, Memproduksi, Mencampur,
Mengoperasikan, Mengemas, Membungkus
d. Artikulasi (P4): Mengalihkan, Mempertajam, Membentuk, Memadankan,
Menggunakan, Memulai, Menyetir, Menjeniskan, Menempel, Menseketsa,
Melonggarkan, Menimbang

G. Tujuan Pembelajaran

Tujuan Pembelajaran menurut para ahli, Robert F. Mager (1962)


mengemukakan bahwa tujuan pembelajaran adalah perilaku yang hendak
dicapai atau yang dapat dikerjakan oleh siswa pada kondisi dan tingkat
kompetensi tertentu. Henry Ellington (1984) bahwa tujuan pembelajaran
adalah pernyataan yang diharapkan dapat dicapai sebagai hasil belajar.
Sementara itu, Oemar Hamalik (2005) menyebutkan bahwa tujuan
pembelajaran adalah suatu deskripsi mengenai tingkah laku yang diharapkan
tercapai oleh siswa setelah berlangsung pembelajaran (Hamzah, 2008).

Walaupun terdapat perbedaan pendapat oleh para ahli mengenai tujuan


pembelajaran, tetapi semuanya memberikan pemahaman yang sama, bahwa :

1. Tujuan pembelajaran adalah tercapainya perubahan perilaku atau


kompetensi pada siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran;
2. Tujuan dirumuskan dalam bentuk pernyataan atau deskripsi yang spesifik.
Menurut Made (2009) dalam proses pembelajaran, guru harus
menetapkan terlebih dahulu tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
Menurut taksonomi Bloom, secara teoritis tujuan pembelajaran dibagi atas
tiga kategori, yaitu :
a. tujuan pembelajaran ranah kognitif
b. tujuan pembelajaran ranah efektif, dan
c. tujuan pembelajaran psikomotorik
14

Adanya perbedaan tujuan pembelajaran akan berimplikasi pula pada


adanya perbedaan strategi pembelajaran yang harus ditetapkan. Jadi, dalam
penerapan suatu strategi pembelajaran tidak bisa mengabaikan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai (Made, 2009).

Menurut Nana (2002), ada 4 (empat) manfaat dari tujuan pembelajaran,


baik bagi guru maupun siswa yaitu:

1. memudahkan dalam mengkomunikasikan maksud kegiatan belajar


mengajar kepada siswa, sehingga siswa dapat melakukan perbuatan
belajarnya secara lebih mandiri;
2. memudahkan guru memilih dan menyusun bahan ajar;
3. membantu memudahkan guru menentukan kegiatan belajar dan media
pembelajaran;
4. memudahkan guru mengadakan penilaian.

Dijelaskan dalam Permendiknas RI No. 52 Tahun 2008 tentang Standar


Proses disebutkan bahwa tujuan pembelajaran memberikan petunjuk untuk
memilih isi mata pelajaran, menata urutan topik-topik, mengalokasikan
waktu, petunjuk dalam memilih alat-alat bantu pengajaran dan prosedur
pengajaran, serta menyediakan ukuran (standar) untuk mengukur prestasi
belajar siswa.

Keberhasilan guru menerapkan suatu strategi pembelajaran sangat


tergantung dari kemampuan guru menganalisis kondisi pembelajaran yang
ada seperti tujuan pembelajaran, karakteristik siswa, kendala sumber belajar,
dan karakteristik bidang studi. Hasil analisis terhadap kondisi pembelajaran
tersebut dapat dijadikan pijakan dasar dalam menentukan strategi
pembelajaran yang akan digunakan. Oleh karena itu tujuan pembelajaran
menjadi bagian penting dalam pembelajaran.

Pentingnya Perumusan Tujuan Pembelajaran Menurut Wina (2010)


kriteria keberhasilan guru diukur oleh bagaimana aktivitas siswa untuk
mempelajari bahan pelajaran serta seberapa banyak materi yang telah
15

dikuasai sehingga mampu memengaruhi pola pikir siswa, sehingga ada


beberapa alasan mengapa tujuan perlu dirumuskan dalam merangcang suatu
program pembelajaran, diantaranya :

1. Rumusan tujuan yang jelas dapat digunakan untuk mengevaluasi


efektivitas keberhasilan proses pembelajaran. Suatu proses pembelajaran
dikatakan berhasil manakala siswa dapat mencapai tujuan secara optimal.
Keberhasilan itu merupakan indicator keberhasilan guru merancang dan
melaksanakan proses pembelajaran.
2. Tujuan pembelajaran dapat digunakan sebagai pedoman dan panduan
kegiatan belajar siswa. Tujuan yang jelas dan tepat dapat membimbing
siswa dalam melaksanakan aktivitas belajar. Berkaitan dengan itu, guru
juga dapat merencanakan dan mempersiapkan tindakan apa saja yang
harus dilakukan untuk membantu siswa.
3. Tujuan pembelajaran dapat membantu dalam mendesain system
pembelajaran. Artinya, dengan tujuan yang jelas dapat membantu guru
dalam menentukan materi pelajaran, metode, dan strategi pembelajaran,
alat media, dan sumber belajar, serta dalam menentukan dan merancang
alat evaluasi untuk melihat keberhasilan belajar siswa.
4. Tujuan pembelajaran dapat digunakan sebagai control dalam menentukan
batas-batas dan kualitas pembelajaran. Artinya, melalui penetapan tujuan,
guru bisa mengontrol sampai mana siswa telah menguasai kemampuan-
kemampuan sesuai dengan tujuan dan tuntutan kurikulum yang berlaku.
Lebih jauh dengan tujuan dapat ditentukan daya serap siswa dan kualitas
suatu sekolah.

Dengan adanya tujuan pembelajaran guru maupun siswa dapat


menyiapkan diri baik pengetahuan, keterampilan, maupun sikap untuk
mengikuti proses pembelajaran secara aktif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan. Rumusan tujuan pembelajaran yang jelas juga sangat
diperlukan oleh guru dan penyelenggaraan pendidikan untuk merancang dan
menyediakan administrasi, sarana dan prasarana serta dukungan lain yang
diperlukan (Abdorrakhman, 2008).
16

Tujuan Pembelajaran dalam Tingkatan Tujuan Pendidikan, Dalam


klasifikasi tujuan pendidikan, tujuan pembelajaran atau disebut juga dengan
tujuan instruksional, merupakan tujuan yang paling khusus. Tujuan
pembelajaran yang merupakan bagian dari tujuan kurikuler, dapat
didefenisikan sebagai kemampuan yang harus dimiliki oleh anak didik setelah
mereka mempelajari bahasan tertentu dalam bidang studi tertentu dalam satu
kali pertemuan. Karena hanya guru yang memahami kondisi lapangan,
termasuk memahami karakteristik siswa yang akan melakukan pembelajaran
ini adalah tugas guru. Sebelum guru melakukan proses belajar mengajar, guru
perlu merumuskan tujuan pembelajaran yang harus dikuasaioleh anak didik
setelah mereka selesai pelajaran (Wina, 2010).

Tujuan lembaga pendidikan itu selanjutnya dijabarkan ke dalam beberapa


tujuan kurikuler atau tujuan bidang studi, dan kemudian dijabarkan lagi ke
daam tujuan pembelajaran, atau tujuan yang harus dicapai dalam satu kali
pertemuan (Wina, 2010).

Walaupun tujuan yang dirumuskan guru adalah tujuan pembelajaran,


namun jangan lupa bahwa sebenarnya tujuan yang ingin dicapai adalah tujuan
yang ada diatasnya, yaitu tujuan kurikuler yang bersumber dari tujuan
institusional dan tujuan pendidikan nasional. Hal ini perlu dipahami,sebab
dalam implementasi proses belajar mengajar guru sering terjebak dalam
pencapaian tujuan yang sangat khusus, sehingga tujuan akhir seperti
tercantum dalam tujuan pendidkan nasional menjadi terabaikan (Wina, 2010).
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik simpulan sebagai berikut:
Perencanaan Pembelajaran harus memiliki 4 unsur Yaitu :
1. Adanya tujuan yang harus dicapai.
2. Adanya strategi untuk mencapai tujuan
3. Sumber daya yang dapat mendukung
4. Implementasi setiap keputusan
Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat disimpulkan
standar Kompetensi guru adalah suatu pernyataan tentang kriteria yang
dipersyaratkan, ditetapkan dalam bentuk penguasaan perangkat kemampuan
yang meliputi pengetahuan, sikap, nilai dan keterampilan bagi seorang tenaga
kependidikan sehingga layak disebut kompeten.
Kompetensi Dasar adalah pengetahuan, ketrampilan dan sikap minimal
yang harus dikuasai oleh peserta didik dalam penguasaan materi pelajaran
yang diberikan dalam kelas pada jenjang pendidikan tertentu.
Dalam mengembangkan indikator perlu mempertimbangkan:
1. Kuntutan kompetensi yang dapat dilihat melalui kata kerja yang digunakan
dalam Kompetensi Dasar;
2. Karakteristik mata pelajaran, peserta didik, dan sekolah;
3. Potensi dan kebutuhan peserta didik, masyarakat, dan lingkungan/ daerah.
Daftar kata kerja operasional dengan tiga ranah yang biasa dipergunakan
untuk menyusun indikator.
Dalam tujuan pembelajaran disimpulkan bahwa:
Seorang guru dalam merencanakan pembelajaran dituntut untuk dapat
merumuskan tujuan pembelajaran secara tegas dan jelas.
Perumusan tujuan pembelajaran dapat memberikan manfaat tertentu bagi
guru maupun siswa. saat ini telah terjadi pergeseran dalam merumuskan tujuan
pembelajaran dari penguasaan bahan ke penguasan performansi.

17
18

Tujuan pembelajaran adalah suatu pernyataan yang spesifik yang


dinyatakan dalam perilaku atau penampilan yang diwujudkan dalam bentuk
tulisan untuk menggambarkan hasil belajar yang diharapkan.
Tujuan pembelajaran seyogyanya dirumuskan secara jelas, yang
didalamnya mencakup komponen: Audience, Behavior, Condition dan Degree
B. Saran
Dengan adanya makalah ini diharapkan kepada teman-teman mahasiswa
agar dapat meningkatkan pemahaman tentang perencanaan pembelajaran,
standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator dan tujuan pembelajaran.
Dengan keterbatasan pemikiran dan sumber materi yang menjadi acuan
dalam pembutan makalah ini maka kami harapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun dalam penyusunan makalah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Degeng, 1989, Ilmu Pengajaran Taksonomi Variabel, Jakarta : Depdikbud Dirjen Dikti

Wina Sanjaya, 2008, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, Jakarta :


Prenada Media Group

http://www.sekolahdasar.net/2010/10/pengertian-perencanaan-pembelajaran.html diakses
hari sabtu 6 januari 2018.

http://www.scribd.com/doc/79799934/14/Pengertian-Standar-Kompetensi-Guru diakses hari


sabtu 6 januari 2018.

http://studentgoblog.blogspot.com/2012/03/pengertian-kompetensi-dasar.html diakses hari


sabtu 6 januari 2018.

http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2147958-perencanaan-
pembelajaran/#ixzz1vGdzDeUV diakses hari sabtu 6 januari 2018.

http://arifahnoviaarifin.blogspot.com/2010/10/makalah-tujuan-pembelajaran-
biologi.html diakses hari sabtu 6 januari 2018.

http://fachurodji-pendidikan.blogspot.com/2012/01/konsep-perencanaan-
pembelajaran.html diakses hari sabtu 6 januari 2018.

19

Anda mungkin juga menyukai