2. Pengertian Pendidikan
Menurut Undang – Undang NO.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional Bab I Ketentuan Umum Pasal 1, Pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya, untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
Pendidikan itu pada hakekatnya proses mendidik dan memberitahupeserta
didik. Memberitahu yaitu memasukkan suatu pengertian, pernyataan& penalaran ke
dalam otak peserta didik agar mereka tahu, tentang sesuatu.
Sedangkan mendidik yaitu mengubah perilaku peserta didik sesuai dengan nilai &
aturan sosial yang berlaku.
Dalam konteks yang luas pengertian pendidikan Islam, yang terkandung dalam
terminologi “at-tarbiyyah” terdapat empat unsur:
a. memelihara dan menjaga fitrah anak didik sampai dewasa
b. mengembangkan seluruh potensi menuju kesempurnaan
c. mengarahkan seluruh fitrah menuju kesempurnaan
d. melaksanakan pendidikan secara bertahap.
Jadi, landasan pendidikan adalah suatu fondasi untuk membangun suatu peradaban
melalui usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
3. Konsep Pendidikan menurut Ibnu Miskawaih
Dasar pendidikan Ibnu Miskawaih adalah Akhlaq.
Fungsi Pendidikan:
Memanusiakan manusia
Sosialisasi individu manusia
Menanamkan rasa malu
Tujuan Pendidikan Akhlaq yaitu terwujudnya sikap batin yang mampu mendorong
serta spontan untuk melahirkan semua perbuatan yang bernilai baik, sehingga
mencapai kesempurnaan & memperoleh kebahagiaan sejati.
Tujuan Pendidikan
a. Tujuan mempelajari ilmu pengetahuan semata-mata untuk ilmu pengetahuan itu
sendiri sebagai wujud ibadah kepada Allah SWT.
b. Tujuan utama pendidikan Islam adalah pembentukan akhlaq al-karimah
c. Tujuan pendidikan islam adalah mengantarkan peserta didik mencapai
kebahagiaan dunia & akhirat
Fungsi Pendidikan
mewariskan nilai-nilai budaya dari generasi ke generasi untuk memelihara
identitas masyarakat,
pendidikan juga bertugas mengembangkan potensi manusia untuk dirinya sendiri
& masyarakatnya.
3. Landasan Sosiologis
Masyarakat dengan berbagi karakteristik sosiokultural juga menjadi landasan bagi
kegiatan pendidikan suatu masyarakat tertentu.
4. Landasan Kultural
Pengaruh kebudayaan terhadap pendidikan sangat signifikan. Kebudayaan tertentu
diciptakan oleh manusia di masyarakat tertentu atau dihadirkan & diambil oleh
masyarakat tersebut & diwariskan melalui pendidikan terhadap generasi berikutnya.
5. Landasan Psikologis
Para ahli psikologi menempatkan bidang ini sebagai ruh pendidikan. Kemampuan
seorang pendidik yang menentukan proses pendidikan dapat diukur dari kemampuan
pembimbingan & penyuluhan yang tidak dapat dipisahkan dari psikologi itu sendiri.
b. Tujuan Institusional
Perumusan secara umum pola perilaku dan pola kemampuan yang harus dimiliki oleh
lulusan suatu lembaga pendidikan.
c. Tujuan instruksional
Rumusan secara terperinci apa saja yang harus dikuasai oleh siswa setelah melewati
kegiatan isntruksional yang bersangkutan dengan berhasil.
d. Tujuan Kurikuler
Yaitu pola perilaku dan pola kemampuan serta keterampilan yang harus dimiliki oleh
lulusan suatu lembaga pendidikan.
3. Tujuan Pendidikan dilihat dari lingkup perubahan yang diinginkan pada bidang asasi
a) Tujuan Individual
Berkaitan individu-individu dalam proses pembelajaran dengan perubahan yang
diinginkan pada tingkah laku.
b) Tujuan Sosial
Berkaitan dengan kehidupan bermasyarakat secara keseluruhan, tingkah laku
masyarakat secara umum dan dengan kehidupan ini, serta perubahan yang
diinginkan, pertumbuhan, memperkaya pengalaman dan kemajuan yang diinginkan.
c) Tujuan Profesional
Berkaitan dengan pendidikan dan pengajaran sebagai ilmu, seni, profesi dan sebagai
suatu aktifitas di antara aktifitas-akifitas masyarakat.
PENGERTIAN PENDIDIKAN
Segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan & sepanjang
hidup. Pendidikan telah dimulai sejak manusia ada di muka bumi, bahkan sejak dalam
kandungan.
Bentuk kegiatan :
Segala macam pengalaman belajar dalam hidup
Berlangsung dalam aneka ragam pola & lembaga
Dapat terjadi dimanapun,kapanpun,&siapapun.
2) Kemampuan bereksistensi
Manusia tidak terbelenggu oleh tempat atau waktu, tapi dapat menembus masa
lampau maupun masa depan. Kemampuan inilah yang disebut eksistensi.
4) Moral
Jika kata hati diartikan sebagai bentuk pengertian yang menyertai perbuatan,
maka yang dimaksud dengan moral (etika) adalah perbuatannya itu sendiri.
5) Tanggung jawab
Yaitu kesediaan menanggung segenap akibat dari perbuatan yang menuntut
adanya tanggung jawab. Wujud tanggung jawab bermacam-macam ada tanggung
jawab kepada diri sendiri, tanggung jawab kepada masyarakat dan tanggung
jawab kepada Tuhan.
6) Rasa kebebasan
Merdeka yaitu rasa bebas (tidak merasa terikat oleh sesuatu) sesuai dengan
tuntutan kodrat manusia, yang berarti ada ikatan.
Sejarah pendidikan
· Pada era Yunani, ada 2 pendidikan yang berkembang yaitu Disparta dan Paidea.
· “Disparta” merupakan pendidikan ala militer yang disebut juga Agoge. Sistem
pendidikan ini menekankan pada aspek fisik dan pendisiplinan. Sangat mirip dengan
sekolah-sekolah militer pada saat ini.
· Disparta sendiri berkembang di Romawi.
· Sedangkan Paidea berkembang di Athena.
· Sistem pendidikan ini menitikberatkan pada perpaduan antara pendidikan nalar
(mind), raga (body), dan jiwa (spirit). Ketiga hal tersebut dilatih melalui Logos, atau biasa
disebut Logika atau Penalaran. Logos sendiri bermakna nalar atau firman.
· Konsep ini banyak dikembangkan oleh Plato dan Aristoteles. Paidea sendiri
dikembangkan oleh kaum Sofis. Beberapa tokoh yang termasuk kaum Sofis adalah
Isokrates dan Protagoras.
· Kaum Sofis sendiri kerap menuai kritik dari lawannya, yaitu kaum Akademia.
Meskipun begitu, Paidea banyak dimodifikasi dan dikembangkan oleh kaum Akademia
seperti Plato dan Aristoteles, tentunya dengan penekanan yang berbeda untuk masing-
masing tokoh.
· Dari modifikasi kaum Akademia, kurikulum Paidea berevolusi sehingga lebih
gampang diingat. Pada Abad Pertengahan, kurikulum Paidea berevolusi menjadi
kurikulum Artes Liberales yang berarti “pengetahuan yang penting untuk orang-orang
bebas”. Pengetahuan ini ditujukan untuk bangsawan dan orang-orang kelas atas.
· Artes Liberales dibagi menjadi 2 kelompok utama. Kelompok ilmu pertama terdiri dari
ilmu Rhetorica,Grammatica, dan Logica. Kelompok ini disebut Trivium. Sedangkan
kelompok ilmu kedua terdiri dari ilmuArithmatica, Geometrica, Astronomica, dan Musica.
Kelompok pengetahuan ini disebut Quadrivium.
· Lawannya adalah Artes Serviles atau “keterampilan untuk para budak”. Pengetahuan
ini erat kaitannya dengan keterampilan kasar untuk para budak seperti pandai besi dan
memotong kayu.
LANDASAN FILOSOFIS PENDIDIKAN
b. Prinsip-prinsip Idealisme
Menurut idealisme bahwa realitas tersusun atas substansi sebagaimana gagasan
atau idea (spirit). Menurut penganut idealisme, dunia beserta bagian-bagiannya
harus dipandang sebagai suatu sistem yang masing-masing unsurnya saling
berhubungan.
Realitas atau kenyataan yang tampak di alam ini bukanlah kebenaran yang hakiki,
melainkan hanya gambaran atau ekspresi dari ide-ide yang ada dalam jiwa
manusia
Idealisme berpendapat bahwa manusia menganggap ruh atau sukma lebih
berharga & lebih tinggi daripada materi bagi kehidupan manusia.
Idealisme berorientasi kepada ide-ide yang theosentris , kepada jiwa, spiritualitas,
hal-hal yang ideal & kepada norma-norma yang mengandung kebenaran mutlak.
Nilai-nilai idealisme mempercayai adanya Tuhan sebagai ide tertinggi
2. Realisme
a. Hakikat Realisme
Realisme berasal dari real yang berarti aktual atau yang ada. Realisme adalah aliran
yang patuh kepada yang ada (fakta). Aliran ini berpijak atas dasar percaya akan
hakikat yang kekal & tidak mengalami perubahan dalam situasi apapun. Realisme
berpendapat bahwa pengetahuan adalah benar & tepat jika sesuai dengan
kenyataan.
b. Prinsip-prinsip Realisme
Aliran ini terpusat pada dasar bahwa substansi alam manusia tergambar dalam
dua kekhususan, yaitu berbicara & berfikir.
Aliran ini memandang masyarakat atas dasar tiga prinsip pokok yaitu (1) adanya
alam adalah nyata, wujud & tetap tak ada peranan manusia dalam membinanya
atau menciptanya (2) adanya alam ini bisa dikenal manusia dengan jalan akal (3)
Pengenalan adalah penuntun tingkah laku perorangan atau masyarakat.
Aliran ini menghormati sains & mempertahankan hubungan erat antara sains
dengan filsafat.