Bab I
Bab I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Katalis dapat digunakan dalam pengaktifan reaksi yang akan
mempercepat laju reaksi dengan menurunkan energi aktifasi. Jika energi
pengaktifan reaksi tinggi, maka untuk temperatur normal, hanya akan terjadi
sebagian kecil pertemuan molekul yang nantinya dapat menghasilkan reaksi yang
efektif. Katalis dapat menurunkan energi pengaktifan dengan menghindari tahap
penentu laju yang lambat dari reaksi yang tidak dapat dikatalisa. Dengan
menurunnya energi aktifasi maka pada temperatur yang sama didapatkan laju
reaksi dengan konstanta laju yang besar yang artinya reaksi efektifnya dapat
terjadi secara cepat.
Fungsi utama dari katalis ini adalah menyediakan reaksi alternatif dalam
suatu reaksi kimia.Katalis memegang peranan penting dalam perkembangan
industri kimia. Dewasa ini, hampir semua produk industri dihasilkan melalui
proses yang memanfaatkan jasa katalis, baik satu atau beberapa proses. Katalis
tidak terbatas pada bagian proses konveksi, bahkan juga untuk bagian proses
pemisahan. Penggunaan katalis di industri sekitar 50% (Levenspiel,1999). Katalis
berdasarkan fase reaksinya dapat digolongkan menjadi katalis homogen dan
heterogen. Katalis heterogen adalah katalis yang berbeda fase dengan fase reaktan
dan produknya.
Proses katalitik menggunakan katalis heterogen dalam industri,
pertama kali dilakukan pada tahun 1857, menggunakan Pt
untuk mengoksidasi SO2 menjadi SO3 dalam larutan asam. Penggunaan katalis
heterogen biasanya pada suhu dan tekanan tinggi. Umumnya katalis heterogen
berupa zat padat yang terdiri dari logam atau oksida logam. Keuntungan
penggunaan katalis heterogen adalah katalisnya dapat dipisahkan dengan
penyaringan dari produk bila reaksi telah selesai. Banyak proses industri yang
menggunakan katalis heterogen, sehingga proses dapat berlangsung lebih cepat
dan biaya produksi dapat dikurangi. Dalam makalah ini, akan dibahas lebih
mendalam mengenai katalis heterogen khususnya tentang cara kerja dan
mekanisme reaksi dari katalis heterogen.
BAB II
Tinjauan Pustaka
Secara umum reaksi kimia yang terjadi dengan menggunakan katalis adalah:
A + C –> AC*
AC* + B –> AB + AC
A + B + C –> AB + C
dimana senyawa A yang bereaksi dengan katalis (C) akan membentuk
intermediet (AC*) kemudian bereaksi kembali dengan senyawa B sehingga
membentuk senyawa AB.
2.3.3 Biokatalis
Biokatalis adalah katalis yang memiliki keunggulan sifat (aktivitas tinggi,
selektivitas dan spesifitas) sehingga dapat dapat membantu proses–proses kimia
kompleks pada kondisi lunak dan ramah lingkungan. Kelemahannya antara lain
sangat mahal, sering tidak stabil, mudah terhambat, tidak dapat diperoleh kembali
setelah dipakai. Salah satu Biokatalis yang telah dilaporkan penggunaanya adalah
Enzim lipase (Triacylglycerol Acllydrolases).Enzim lipase atau enzim pemecah
lemak dipakai dalam reaksi pembuatan biodiesel.Enzim itu dapat mengatalisis,
menghidrolisis, serta mensintesis bentuk ester dari gliserol dan asam lemak rantai
panjang seperti halnya minyak goreng dan jelantah.Pemilihan katalis atau
pengembangan katalis perlu dipertimbangkan untuk mendapatkan efektivitas
dalam pemakaian.Dalam pengembanganya katalis cair dapat digantikan dengan
katalis padat seperti asam padat seperti zeolit, clay, dan lain-lain.Keuntungannya
adalah dapat di recovery, recicle, dan digantikan kembali.Selain itu, Zeolit juga
dapat digunakan sebagai katalis heterogen untuk pembuatan biodiesel.
Mekanisme :
Mekanisme katalis heterogen menurut Langmuir-Hinshelwood
Contoh reaksinya :
A2 + 2B = 2AB
Mekanisme Eley-Rideal :
A2 + * = A2*
A2* + * = 2A*
A* + B = AB + *
where the last step is the direct reaction between the adsorbed molecule A* and
the gas-molecule B.