Anda di halaman 1dari 10

Table of Contents

No. Title Page


1 Faktor Pada Ibu yang Berhubungan dengan Kejadian Komplikasi Kebidanan 1-7
2 Peran Faktor Keluarga Dan Karakteristik Remaja Terhadap Perilaku Seksual 8 - 19
Pranikah
3 Hubungan Persepsi Nilai Anak dengan Jumlah dan Jenis Kelamin Anak yang 20 - 27
Diinginkan pada Wanita Usia Subur Pranikah di Perdesaan
4 Analisis Faktor Risiko Berat Badan Lahir Pada Kematian Perinatal Menggunakan 28 - 33
Meta Analysis
5 Pemodelan Bayesian Model Averaging (BMA) Pada Kasus Pneumonia Balita 34 - 42
6 Penerapan Clustering Bootstrap dengan Metode K-Means 43 - 49
7 Faktor yang Mempengaruhi Perkawinan Muda Perempuan 50 - 58
8 Pengaruh Faktor Risiko Ibu Dan Janin Terhadap Persalinan Caesarean Section 59 - 65
9 Rendahnya Keikutsertaan Pengguna Metode Kontrasepsi Jangka Panjang 66 - 72
Pada Pasangan Usia Subur
10 Hubungan Status Kesehatan Neonatal Dengan Kematian Bayi 73 - 80
11 Efektivitas Pemberian Wedang Jahe (Zingiber Officinale Var. Rubrum) Terhadap 81 - 87
Penurunan Emesis Gravidarum Pada Trimester Pertama
12 Kondisi Sosioekonomi dan Demografi Keluarga Pra Sejahtera dan Sejahtera I 88 - 95
Vol. 3 - No. 1 / 2014-07
TOC : 9, and page : 66 - 72

Rendahnya Keikutsertaan Pengguna Metode Kontrasepsi Jangka Panjang Pada Pasangan Usia Subur

Rendahnya Keikutsertaan Pengguna Metode Kontrasepsi Jangka Panjang Pada Pasangan Usia Subur

Author :
Putri Hariyani Chandra Dewi | phue3.hcd@gmail.com
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Hari Basuki Notobroto | j.biokep@gmail.com
Fakultas Kesehatan Masyarakat

Abstract

ABSTRACT

Long term contraception is effective method for delaying and spacing pregnancy, also terminating fertility. Therefore the
government try to increase the used of long term contraception, but in fact the used of non long term contraception more
than the used of long term contraception. This study was conducted to determine the low participation of acceptor with
long term contraception on fertile couple. This research used analytic study with case control methods. The population
were case population (long term contraceptive users) and control population (non long term contraceptive users) on fertile
couples 15-49 years in Tebalo Polindes Manyar Gresik. Sampling technique used simple random sampling and got 42
cases and 42 controls. The variables were age, education level, number of children and knowledge. Data were analyzed
using multiple logistic regression with a level of significance value (α)0,05. Result of logistic regression analysis
found three significant variables were age (p= 0,007), number of children (p=0,020) and knowledge (0,011). Conclusion of
research is that users the younger using less long term contraception than older users. Users with more children using
less long term contraceptive than users with less children. The lack knowledge about the long term contraception,using
less long term contraception than users with good knowledge. It is suggested for fertile couple to use long term
contraception because these methods is very effective for fertile couple that has more than 2 children or has a disease
history

Keywords: long term contraceptive method, fertile couples.

Keyword : long, term, contraceptive, method, fertile, couples, ,

Daftar Pustaka :
1. BKKBN, (2012). Laporan Hasil Pelayanan Kontrasepsi Agustus 2012. Jakarta : Kantor Menteri Negara
Kependudukan
2. BKKBN Provinsi Jatim, (2013). Buku Sistem Pencatatan Pelaporan Pelayanan Kontrasepsi Wilayah Gresik.
Surabaya : BKKBN Provinsi Jatim
3. Fienalia, RA, (2012). Faktor yang Berhubungan dengan Penggunaan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang. Jakarta :
Jurnal FKM UI. Vol.7 No.1
4. Handayani, S, (2010). Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta : Pustaka Rihama
5. Hartanto, H, (2004). Keluarga Berencana dan Kontrasepsi . Jakarta : Pustaka Sinar Harapan
6. Kusumaningrum, R, (2009). Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis Kontrasepsi Yang digunakan Pada
Pasangan Usia Subur. Semarang : Universitas Diponegoro
7. Notoatmodjo, S, (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
8. Notoatmodjo. S, (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
9. Pinem, S, (2009). Kesehatan Reproduksi dan Kontrasepsi . Jakarta : Trans Info Media
10. Suratun, (2008). Pelayanan Keluarga Berencana dan Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : Trans Info Media
11. Yanuar, (2010). Pengaruh Pengetahuan dan Sikap Pasangan Usia Subur tentang KB terhadap Pemilihan
Kontrasepsi di Lingkungan Kelurahan Joho Kecamatan Sukoharjo. Yogyakarta : Universitas Gajah Mada

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)


Rendahnya Keikutsertaan Pengguna Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
Pada Pasangan Usia Subur
Putri Hariyani Chandra Dewi dan Hari Basuki Notobroto
Departemen Biostatistika dan Kependudukan
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga
Jl. Mulyorejo Kampus C Unair Surabaya 60115
Alamat Korespondensi:
Putri Hariyani Chandra Dewi
Email : phue3.hcd@gmail.com

ABSTRACT

Long term contraception is effective method for delaying and spacing pregnancy, also terminating fertility.
Therefore the government try to increase the used of long term contraception, but in fact the used of non long
term contraception more than the used of long term contraception. This study was conducted to determine the
low participation of acceptor with long term contraception on fertile couple. This research used analytic study
with case control methods. The population were case population (long term contraceptive users) and control
population (non long term contraceptive users) on fertile couples 15-49 years in Tebalo Polindes Manyar
Gresik. Sampling technique used simple random sampling and got 42 cases and 42 controls. The variables were
age, education level, number of children and knowledge. Data were analyzed using multiple logistic regression
with a level of significance value (α)0,05. Result of logistic regression analysis found three significant variables
were age (p= 0,007), number of children (p=0,020) and knowledge (0,011). Conclusion of research is that users
the younger using less long term contraception than older users. Users with more children using less long term
contraceptive than users with less children. The lack knowledge about the long term contraception,using less
long term contraception than users with good knowledge. It is suggested for fertile couple to use long term
contraception because these methods is very effective for fertile couple that has more than 2 children or has a
disease history.

Keywords: long term contraceptive method, fertile couples.

ABSTRAK

Metode kontrasepsi jangka panjang adalah metode yang efektif untuk menunda dan menjarangkan kehamilan,
serta menghentikan kesuburan. Oleh karena itu pemerintah berusaha meningkatkan pemakaian kontrasepsi
jangka panjang, tetapi faktanya pemakaian kontrasepsi non jangka panjang lebih banyak dibandingkan
pemakaian kontrasepsi jangka panjang. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor rendahnya
keikutsertaan pengguna kontrasepsi jangka panjang pada PUS. Metode penelitian studi analitik dengan
menggunakan case control study. Populasi terdiri dari populasi kasus (pengguna kontrasepsi jangka panjang)
dan populasi kontrol (pengguna kontrasepsi non jangka panjang) pada PUS usia 15-49 tahun di Polindes Tebalo
Manyar Gresik. Pengambilan sampel menggunakan tehnik simple random sampling dan didapatkan sampel
sebanyak 42 orang sebagai kasus dan 42 orang sebagai kontrol. Variabel yang diteliti yaitu umur, tingkat
pendidikan, jumlah anak dan pengetahuan. Data dianalisis mengunakan tehnik regresi logistik ganda dengan
tingkat nilai signifikansi α=0,05. Hasil uji regresi logistik didapatkan tiga variabel yang signifikan yaitu umur
(p=0,007), jumlah anak (p=0,020) dan pengetahuan (p=0,011). Semakin muda umur responden maka semakin
rendah penggunaan kontrasepsi jangka panjang dibandingkan responden yang berumur tua. semakin banyak
anak yang dimiliki, semakin rendah penggunaan kontrasepsi jangka panjang dibandingkan dengan responden
yang memiliki anak sedikit. Semakin kurang pengetahuan responden tentang kontrasepsi jangka panjang,
semakin rendah pula penggunaan kontrasepsi jangka panjang dibandingkan responden dengan pengetahuan
baik. Disarankan bagi PUS menggunakan kontrasepsi jangka panjang karena metode tersebut sangat efektif bagi
PUS yang memiliki anak lebih dari 2 ataupun yang memiliki riwayat penyakit.

Kata kunci: metode kontrasepsi jangka panjang, pasangan usia subur

PENDAHULUAN pembangunan kesehatan, oleh karena itu


Program KB sebagai salah satu kebijakan program KB memiliki posisi strategis dalam
pemerintah dalam bidang kependudukan, upaya pengendalian laju pertumbuhan
memiliki implikasi yang tinggi terhadap penduduk. Namun, pada kenyataannya masih

66
Putri dan Hari., Rendahnya Keikutsertaan Pengguna … 67

banyak pasangan usia subur (PUS) yang pemakaian MKJP itulah masyarakat desa
belum menjadi peserta KB (Suratun, 2008). Tebalo banyak yang tidak menggunakan
Secara umum faktor-faktor yang MKJP. Tujuan penelitian ini untuk
menyebabkan PUS tidak menjadi peserta KB mengetahui pengaruh umur, tingkat
adalah pelayanan KB yang masih kurang pendidikan, jumlah anak dan pengetahuan
berkualitas, keterbatasan alat kontrasepsi,
terhadap keikutsertaan pengguna
penyampaian konseling maupun KIE
(komunikasi, informasi, dan edukasi) belum kontrasepsi jangka panjang.
dilaksanakan dengan baik, hambatan budaya,
kelompok wanita yang sudah tidak ingin anak
lagi tetapi tidak menggunakan alat kontrasepsi METODE PENELITIAN
(unmet need), dan kelompok hard core yaitu Penelitian ini merupakan penelitian
kelompok wanita yang tidak mau observasional analitik dengan
menggunakan alat kontrasepsi baik pada saat menggunakan case control study. Populasi
ini maupun pada waktu yang akan datang dalam penelitian ini terdiri dari populasi
(Pinem, 2009). kasus (pengguna metode kontrasepsi non
Gerakan KB Nasional selama ini telah jangka panjang) dan populasi kontrol
berhasil mendorong peningkatan peran (pengguna metode kontrasepsi jangka
serta masyarakat dalam membangun panjang) pada PUS usia 15-49 tahun di
keluarga kecil yang makin mandiri. Polindes Tebalo Manyar Gresik.
Keberhasilan ini mutlak harus Pengambilan sampel menggunakan tehnik
diperhatikan bahkan terus ditingkatkan simple random sampling, dengan besar
karena pencapaian tersebut belum merata, sampel 42 responden sebagai kasus dan 42
sementara ini kegiatan Keluarga responden sebagai kontrol.
Berencana masih kurangnya dalam Variabel penelitian ini terdiri dari
penggunaan Metode Kontrasepsi Jangka variabel independen yaitu umur, tingkat
Panjang (BKKBN,2012). pendidikan, jumlah anak, pengetahuan dan
Berdasarkan hasil prasurvey di variabel dependent yaitu jenis kontrasepsi.
Polindes Tebalo Kecamatan Manyar Jenis kontrasepsi meliputi metode
Kabupaten Gresik jumlah seluruh PUS kontrasepsi jangka panjang dan metode
sebanyak 611 orang. Jumlah peserta KB kontrasepsi non jangka panjang.
aktif di Polindes Tebalo sebanyak 361 Pengumpulan data penelitian ini
orang dan yang tidak menggunakan dengan instrumen menggunakan
kontrasepsi sebanyak 250 orang. Dari kuesioner. Selain itu data juga didapatkan
seluruh peserta KB aktif yang menjadi dari BKKBN Kabupaten Gresik data
peserta KB suntik sebanyak 247 orang bulan Agustus 2013 dan Polindes Tebalo
(68,4%), pil 82 orang (22,7%), kondom 5 Kecamatan Manyar Gresik bulan
orang (1,4%), IUD 14 orang (3,9%), November 2013. Teknik analisis statistik
implant 13 orang (3,6%), sedangkan untuk yang digunakan adalah regresi logistik
MOW dan MOP tidak ada satupun ganda.
pasangan usia subur yang menggunakan
metode ini. Penggunaan Metode
Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) di HASIL PENELITIAN
desa Tebalo rendah karena pemikiran Pengaruh umur dengan rendahnya
masyarakat yang salah dan kurang keikutsertaan PUS menggunakan
mengerti tentang pemakaian MKJP. MKJP
Masyarakat takut akan pemakaian MKJP Hasil penelitian pengaruh umur
yang menurut mereka harus dioperasi dan responden dengan rendahnya keikutsertaan
ketakutan akan alat yang dimasukkan ke PUS menggunakan MKJP diuraikan pada
dalam rahim maupun bawah kulit, karena tabel 1.
rasa takut dan salah persepsi tentang
68 Jurnal Biometrika dan Kependudukan, Vol. 3, No. 1 Juli 2014: 66-72

Tabel 1.Umur responden kelompok PUS pengguna Pada tabel 2 menunjukkan bahwa sebagian
non MKJP dan responden kelompok PUS besar responden pengguna MKJP
pengguna MKJP
Umur Metode Kontrasepsi Total p
berpendidikan SMP dan responden
Non MKJP MKJP pengguna MKJP sebagian besar
berpendidikan SMA/PT. Dapat
<20 2 0 2 0,005 disimpulkan terdapat pengaruh tingkat
tahun (100%) (0%) (100%) pendidikan responden dengan rendahnya
20-30 28 17 45 keikutsertaan PUS menggunakan MKJP
tahun (62,2%) (37,8%) (100%) yang dapat dilihat dari hasil uji logistik
>30 12 25 37
tahun (32,4%) (67,6%) (100%) menunjukkan nilai p= 0,015 < α= 0,05.
Jumlah 42 42 84
(50,0%) (50,0%) (100%) Pengaruh jumlah anak dengan rendahnya
keikutsertaan PUS menggunakan MKJP
Persentase yang paling besar adalah
responden pengguna non MKJP berumur Hasil penelitian pada tabel 3
20-30 tahun sebesar 33,3%, sedangkan menguraikan pengaruh jumlah anak
responden pengguna MKJP persentase responden dengan rendahnya
lebih besar berumur >30 tahun sebesar keikutsertertaan PUS menggunakan
29,8%. Uji logistik pengaruh umur MKJP.
responden dengan rendahnya keikutsertaan
Tabel 3.Jumlah anak responden kelompok PUS
PUS menggunakan MKJP menunjukkan pengguna non MKJP dan responden
nilai p= 0,005 < α= 0,05 sehingga dapat kelompok PUS pengguna MKJP
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh Jumlah Metode Kontrasepsi Total p
umur responden dengan rendahnya anak
Non MKJP MKJP
keikutsertaan PUS menggunakan MKJP.
1-2 5 23 28 0,000
(17,9%) (82,1%) (100%)
Pengaruh tingkat pendidikan dengan
3-4 13 13 26
rendahnya keikutsertaan PUS (50,0%) (50,0%) (100%)
menggunakan MKJP >4 24 6 30
(80,0%) (20,0%) (100%)
Pengaruh tingkat pendidikan Jumlah 42 42 (50,0%) 84
responden dengan rendahnya keikutsertaan (50,0%) (100%)
PUS menggunakan MKJP dapat dilihat
pada tabel 2. Responden pengguna non MKJP sebagian
besar memiliki anak >4 dibandingkan
Tabel 2.Tingkat pendidikan responden kelompok
PUS pengguna non MKJP dan responden dengan responden pengguna MKJP yang
kelompok PUS pengguna MKJP memiliki anak ≤2. Uji logistik
menunjukkan nilai p= 0,000 < α= 0,05
Tingkat Metode Kontrasepsi Total p sehingga dapat disimpulkan bahwa
Pendidikan Non MKJP MKJP
terdapat pengaruh jumlah anak responden
Rendah 9 6 15 0,015 dengan rendahnya keikutsertaan PUS
(SD) (60,0%) (40,0%) (100%)
Menengah 25 15 40
menggunakan MKJP.
(SMP) (62,5%) (37,5%) (100%)
Tinggi 8 21 29 Pengaruh pengetahuan dengan
(SMA/PT) (27,6%) (72,4%) (100%) rendahnya keikutsertaan PUS
Jumlah 42 42 84 menggunakan MKJP
(50,0%) (50,0%) (100%)
Tabel 4 menguraikan hasil penelitian
pengaruh tingkat pendidikan responden
Putri dan Hari., Rendahnya Keikutsertaan Pengguna … 69

dengan rendahnya keikutsertertaan PUS logistik multivariat. Hasil dari uji regresi
menggunakan MKJP logistik multivariat, didapatkan tiga
Tabel 4. Pengetahuan responden kelompok PUS variabel yang signifikan yaitu umur,
pengguna non MKJP dan responden jumlah anak dan pengetahuan. Ketiga
kelompok PUS pengguna MKJP
Penge- Metode Kontrasepsi Total p
variabel ini memiliki nilai peluang yang
Non MKJP MKJP lebih kecil dibandingkan dengan nilai
tahuan α=0,05. Variabel umur dengan nilai p=
Kurang 22 2 24 0,000 0,007 yang artinya responden yang
(91,7%) (8,3%) (100%) berumur ≤30 tahun memiliki risiko 6,267
Cukup 14 23 37 kali tidak menggunakan MKJP
(37,8%) (62,2%) (100%)
dibandingkan dengan responden yang
Baik 6 17 23
(26,1%) (73,9%) (100%) berumur >30 tahun.
Jumlah 42 42 84 Pada variabel jumlah anak dengan
(50,0%) (50,0%) (100%) jumlah anak >4 memiliki nilai p= 0,005,
nilai tersebut lebih kecil dibandingkan
Tingkat pengetahuan responden kelompok dengan α=0,05. Responden yang memiliki
pengguna non MKJP cenderung lebih jumlah anak >4 memiliki risiko 9,789 kali
kurang daripada kelompok pengguna tidak menggunakan MKJP dibandingkan
MKJP, dimana hasil persentase dengan responden yang memiliki jumlah
menunjukkan sebesar 91,7% dibandingkan anak 1-2. Pengetahuan kurang memiliki
reponden pengguna MKJP hanya 8,3%. nilai p= 0,005, nilai ini lebih kecil jika
Pengaruh pengetahuan responden dengan dibandingkan dengan α=0,05. Responden
rendahnya keikutsertaan PUS dengan pengetahuan kurang memiliki
menggunakan MKJP nilai p= 0,000 < α= risiko 16,848 kali tidak menggunakan
0,05. Disimpulkan bahwa terdapat MKJP dibandingkan dengan responden
pengaruh pengetahuan responden dengan yang memiliki pengetahuan baik. Variabel
rendahnya keikutsertaan PUS yang paling dominan dari ketiga variabel
menggunakan MKJP. ini adalah variabel jumlah anak yang
dimiliki >4 anak dan variabel pengetahuan
kurang, karena variabel ini memiliki nilai
Tabel 5. Hasil uji regresi logistik multivariat di tiap
variabel
p lebih kecil dibandingkan dengan variabel
Variabel B p OR lainnya.
Umur
 ≤ 30 tahun 1,835 0,007 6,267 PEMBAHASAN
 > 30 tahun - - - Berdasarkan hasil penelitian,
(Ref) diketahui bahwa variabel umur responden
Jumlah Anak 0,020
pengguna non MKJP sebagian besar
 > 4 anak 2,281 0,005 9,789
 3-4 anak 0,857 0,222 2,356 berumur 20-30 tahun dan pengguna MKJP
 1-2 anak (Ref) - - - sebagian besar berumur >30 tahun.
Pengetahuan 0,011 Menurut Kusumaningrum (2009) umur
 Kurang 2,824 0,005 16,848 dalam pengaruhnya dengan pemakaian KB
 Cukup 0,130 0,845 1,139 berperan sebagai faktor intrinsik. Umur
 Baik (Ref) - - - berpengaruh dengan struktur organ, fungsi
Constant -2,772 0,001 0,063 faaliah, komposisi biokimiawi dan sistem
hormonal pada suatu periode umur
Seluruh variabel yang berpengaruh menyebabkan perbedaan pada kontrasepsi
tersebut kemudian diuji lebih jauh untuk yang dibutuhkan. Penelitian ini sejalan
mengetahui pengaruh atau interaksi antar dengan pendapat Notoatmodjo (2003)
variabel dengan rendahnya keikutsertaan yang mengatakan bahwa umur merupakan
pengguna MKJP menggunakan uji regresi salah satu faktor yang mempengaruhi
70 Jurnal Biometrika dan Kependudukan, Vol. 3, No. 1 Juli 2014: 66-72

perilaku seseorang termasuk dalam bahan/ materi pendidikan pada sasaran


pemakaian alat kontrasepsi. Wanita pendidik guna mencapai perubahan
berumur muda mempunyai peluang lebih tingkah laku dan tujuan (Notoatmodjo,
kecil untuk menggunakan metode MKJP 2005). Menurut Yulizawati (2012) tidak
dibandingkan dengan yang tua. Periode ada pengaruh antara pendidikan reponden
umur wanita di atas 30 tahun sebaiknya dengan penggunaan kontrasepsi jangka
mengakhiri kehamilan setelah mempunyai panjang. Pendidikan adalah suatu usaha
2 orang anak. Sehingga pilihan utama alat untuk mengembangkan kepribadian dan
kontrasepsinya adalah kontrasepsi mantap kemampuan di dalam dan di luar sekolah
misalnya vasektomi atau tubektomi karena dan berlangsung seumur hidup.
kontrasepsi ini dapat dipakai untuk jangka Pendidikan mempengaruhi proses belajar,
panjang dan tidak menambah kelainan makin tinggi pendidikan seseorang
yang sudah ada. Pada masa usia tua semakin mudah orang tersebut untuk
kelainan seperti penyakit jantung, darah menerima informasi.
tinggi, keganasan dan metabolik biasanya Hasil penelitian uji regresi logistik
meningkat, oleh karena itu sebaiknya tidak multivariat untuk variabel jumlah anak
diberikan cara kontrasepsi yang bahwa nilai p < α, yaitu p= 0,020. Salah
menambah kelainan tersebut (Hartanto, satu faktor yang menentukan keikutsertaan
2004). PUS dalam ber KB adalah banyaknya
Tingkat pendidikan responden anak yang dimilikinya, diharapkan
menunjukkan pengguna non MKJP pasangan yang memiliki jumlah anak lebih
sebagian besar berpendidikan SMP, banyak kemungkinan untuk memulai
berbeda dengan pengguna MKJP yang kontrasepsi lebih besar dibandingkan
sebagian besar berpendidikan SMA/PT. daripada pasangan yang mempunyai anak
Hasil analisis multivariat didapatkan lebih sedikit. Jumlah anak mulai
bahwa tidak adanya pengaruh yang diperhatikan setiap keluarga karena
signifikan antara tingkat pendidikan semakin banyak anak semakin banyak
terakhir PUS terhadap rendahnya pula tanggungan kepala keluarga dalam
keikutsertaan MKJP. Hal ini mencukupi kebutuhan materil selain itu
menggambarkan ketidaksamaan dengan juga untuk menjaga kesehatan sistem
pendapat teori Handayani (2010) yang reproduksi karena semakin sering
menyebutkan tingkat pendidikan terakhir melahirkan semakin rentan terhadap
PUS tidak saja mempengaruhi kesehatan ibu. Hasil penelitian tersebut
keikutsertaan KB tetapi juga pemilihan memiliki kesamaan dengan penelitian
suatu metode. Penelitian ini juga tidak Yanuar (2010) yang mengatakan jumlah
sepadan dengan penelitian Yanuar (2010) anak yang dimiliki mempengaruhi
yang mengatakan pendidikan merupakan pemilihan metode kontrasepsi yang akan
salah satu faktor yang menentukan digunakan. Semakin banyak anak yang
pemilihan suatu metode kontrasepsi. dimiliki maka semakin besar
Tingkat pendidikan yang lebih tinggi kecenderungan untuk menghentikan
mampu menyerap informasi dan lebih kesuburan sehingga lebih cenderung untuk
mampu mempertimbangkan hal-hal yang memilih metode kontrasepsi mantap.
menguntungkan atau efek samping bagi Selain itu menurut Hartanto (2004)
kesehatan. Tingkat pendidikan sangat menyebutkan bahwa pada ibu setelah
mempengaruhi seseorang untuk bertindak mempunyai 2 orang anak atau lebih
dan mencari penyebab serta solusi dalam sebaiknya mengakhiri kesuburan,
hidupnya. Orang yang berpendidikan akan dianjurkan untuk tidak punya anak lagi
lebih mudah menerima gagasan baru. karena alasan medis dan alasan lainnya,
Pendidikan dalam arti formal sebenarnya sehingga untuk ibu dianjurkan
adalah suatu proses penyampaian bahan- menggunakan kontrasepsi mantap.
Putri dan Hari., Rendahnya Keikutsertaan Pengguna … 71

Menurut Fienalia (2012) bahwa jumlah penelitian pengaruh umur didapatkan


anak hidup yang dimiliki seorang wanita, responden yang lebih muda mempunyai
akan memberikan pengalaman dan peluang lebih kecil menggunakan metode
pengetahuan, sehingga wanita dapat kontrasepsi jangka panjang dibandingkan
mengambil keputusan yang tepat tentang dengan responden yang tua. Responden
cara atau alat kontrasepsi yang akan pengguna non MKJP sebagian besar
dipakai. memiliki anak banyak, sedangkan
Pengetahuan responden tentang pengguna MKJP sebagian besar memiliki
kontrasepsi di kelompok PUS pengguna anak sedikit. Pengetahuan responden
non MKJP rata-rata lebih rendah bila pengguna non MKJP sebagian besar
dibandingkan tingkat pengetahuan berpengetahuan kurang dibandingkan
responden di kelompok PUS pengguna tingkat pengetahuan responden pengguna
MKJP. Hal tersebut kemungkinan MKJP. Tingkat pengetahuan sangat
dikarenakan kurangnya informasi tentang mempengaruhi seseorang dalam memilih
kontrasepsi jangka panjang daripada jenis kontrasepsi yang akan digunakannya.
kelompok pengguna MKJP. Kurangnya
pengetahuan tentang kontrasepsi jangka Saran
panjang pada kelompok PUS pengguna Disarankan untuk PUS lebih mencari
non MKJP dapat menunjukkan bahwa informasi tentang kontrasepsi jangka
variabel tersebut merupakan faktor yang panjang dan konsultasi kepada tenaga
mempengaruhi rendahnya keikutsertaan kesehatan terdekat, karena metode
pengguna MKJP pada PUS. Hasil kontrasepsi jangka panjang merupakan
penelitian ini memiliki kesamaan dengan metode yang sangat efektif bagi PUS yang
penelitian Marhaeni (2000) yang memiliki anak lebih dari 2 anak ataupun
menyatakan bahwa ada pengaruh yang yang memiliki riwayat penyakit tertentu.
bermakna antara pengetahuan dengan Perlunya peran aktif dari bidan dan kader
pemilihan alat kontrasepsi oleh akseptor di desa Tebalo sangat dibutuhkan dalam
KB. Menurut asumsi peneliti pengetahuan peningkatan jumlah pengguna metode
akseptor KB sangat erat kaitannya kontrasepsi jangka panjang pada PUS,
terhadap pemilihan alat kontrasepsi, yang bisa dilakukan dengan pemberian
karena dengan adanya pengetahuan yang penyuluhan-penyuluhan tentang
baik terhadap metode kontrasepsi tertentu kontrasepsi jangka panjang, pemberian
akan merubah cara pandang akseptor informasi lengkap saat kunjungan pertama
dalam menentukan kontrasepsi yang klien untuk menentukan pilihan
paling sesuai dan efektif digunakan berkontrasepsi dan memotivasi setiap
sehingga membuat pengguna KB lebih calon akseptor KB baru untuk
nyaman terhadap kontrasepsi tersebut. menggunakan kontrasepsi jangka panjang.
Pengetahuan yang baik akan alat Bagi peneliti selanjutnya untuk lebih detail
kontrasepsi dapat mengindari kesalahan lagi dalam menyusun instrumen penelitian
dalam pemilihan alat kontrasepsi yang khususnya dalam memberikan alternatif
paling sesuai bagi pengguna itu sendiri. jawaban bagi responden yang benar-benar
tidak tahu akan pernyataan tersebut dan
diharapkan untuk mengadakan penelitian
SIMPULAN DAN SARAN lebih lanjut tentang faktor lain yang
Kesimpulan berpengaruh terhadap rendahnya
Umur, jumlah anak dan pengetahuan keikutsertaan pengguna MKJP.
merupakan faktor yang mempengaruhi
rendahnya keikutsertaan pengguna DAFTAR PUSTAKA
kontrasepsi jangka panjang di Polindes BKKBN, 2012. Laporan Hasil Pelayanan
Tebalo kecamatan Manyar Gresik. Hasil Kontrasepsi Agustus 2012. Kantor
72 Jurnal Biometrika dan Kependudukan, Vol. 3, No. 1 Juli 2014: 66-72

Menteri Negara Kependudukan. Pinem, S, 2009. Kesehatan Reproduksi


Jakarta dan Kontrasepsi . Trans Info Media.
BKKBN Provinsi Jatim, 2013. Buku Jakarta.
Sistem Pencatatan Pelaporan Suratun, 2008. Pelayanan Keluarga
Pelayanan Kontrasepsi Wilayah Berencana dan Pelayanan
Gresik. BKKBN Provinsi Jawa Kontrasepsi . Trans Info Media.
Timur. Surabaya. Jakarta.
Fienalia, RA, 2012. Faktor yang Marhaeni, S, 2000. Faktor-faktor yang
Berhubungan dengan Penggunaan Berhubungan Dengan Penggunaan
Metode Kontrasepsi Jangka Panjang. Implant di Desa Parit Kecamatan
Jurnal FKM UI. Vol.7 No.1 Indralaya Utara Kabupaten Ogan Ilir
Handayani, S, 2010. Pelayanan Keluarga Tahun 2009. Penelitian Medias
Berencana. Pustaka Rihama. Imroni, Nur Alam Fajar, Fatmalina
Yogyakarta. Febri.
Hartanto, H, 2004. Keluarga Berencana Yanuar, 2010. Pengaruh Pengetahuan dan
dan Kontrasepsi . Pustaka Sinar Sikap Pasangan Usia Subur tentang
Harapan. Jakarta. KB terhadap Pemilihan Kontrasepsi
Kusumaningrum, R. 2009. Faktor-faktor di Lingkungan Kelurahan Joho
Yang Mempengaruhi Pemilihan Kecamatan Sukoharjo. Skipsi.
Jenis Kontrasepsi Yang digunakan Yogyakarta; UGM : 54.
Pada Pasangan Usia Subur. Skripsi. Yulizawati, 2012. Analisis Faktor yang
Semarang; Universitas Diponegoro: Berhubungan dengan Peningkatan
34-35. Penggunaan Alat Kontrasepsi Dalam
Notoatmodjo, S, 2003. Pendidikan dan Rahim (AKDR). Jurnal Ilmiah
Perilaku Kesehatan . Rineka Cipta. Kebidanan. Vol.3 No.2 Edisi
Jakarta. Desember 2012.
Notoatmodjo. S, 2005. Metodologi
Penelitian Kesehatan . Rineka Cipta.
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai