I. KONSEP PENYAKIT
A. DEFINISI
Batu ginjal adalah batu yang terbentuk di tubuli ginjal kemudian berada di kaliks, infundibulum,
pelvis ginjal dan bahkan bisa mengisi pelvis serta seluruh kaliks ginjal dan merupakan batu saluran
kemih yang paling sering terjadi.
(Purnomo, 2000)
Batu Ginjal merupakan keadaan tidak normal dalam ginjal, yang mengandung komponen kristal dan
matriks organik.
(Suyono, 2001)
Batu ginjal adalah suatu penyakit dimana terjadi pembentukan batu dalam kolises dan atau pelvis.
Batu ginjal dapat terbentuk karena pengendapan garam urat, oksalat atau kalsium.
4. Hipositraturia: Dalam urine, sitrat bereaksi dengan kalsium membentuk kalsium sitrat sehingga
menghalangi ikatan kalsium dengan oksalat atau fosfat. Keadaan hipositraturia dapat terjadi pada
penyakit asidosis tubuli ginjal, sindrom malabsorbsi atau pemakaian diuretik golongan thiazide
dalam jangka waktu lama.
5. Hipomagnesiuria: Seperti halnya dengan sitrat, magnesium bertindak sebagai penghambat
timbulnya batu kalsium karena dalam urine magnesium akan bereaksi dengan oksalat menjadi
magnesium oksalat sehingga mencegah ikatan dengan kalsium dengan oksalat.
b. Batu Struvit
Batu struvit disebut juga batu sebagai batu infeksi karena terbentuknya batu ini dipicu oleh adanya
infeksi saluran kemih. Kuman penyebab infeksi ini adalah golongan pemecah urea (uera splitter
seperti: Proteus spp., Klebsiella, Serratia, Enterobakter, Pseudomonas dan Stafilokokus) yang dapat
menghasilkan enzim urease dan mengubah urine menjadi basa melalui hidrolisis urea menjadi
amoniak. Suasana basa ini memudahkan garam-garam magnesium, amonium, fosfat dan karbonat
membentuk batu magnesium amonium fosfat (MAP) dan karbonat apatit.
c. Batu Urat
Batu asam urat meliputi 5-10% dari seluruh batu saluran kemih, banyak dialami oleh penderita gout,
penyakit mieloproliferatif, pasein dengan obat sitostatika dan urikosurik (sulfinpirazone, thiazide dan
salisilat). Kegemukan, alkoholik dan diet tinggi protein mempunyai peluang besar untuk mengalami
penyakit ini. Faktor yang mempengaruhi terbentuknya batu asam urat adalah: urine terlalu asam (pH
< 6, volume urine < 2 liter/hari atau dehidrasi dan hiperurikosuria.
C. ETIOLOGI
Dalam banyak hal penyebab terjadinya batu ginjal secara pasti belum dapat diketahui. Pada banyak
kasus ditemukan kemungkinan karena adanya hiperparatirodisme yang dapat meyebabkan
terjadinya hiperkalsiuria. Kadang–kadang dapat pula disebabkan oleh infeksi bakteri yang
menguraikan ureum (seperti proteus, beberapa pseudoenonas, staphylococcosa albus dan beberapa
jenis coli) yang mengakibatkan pembentukan batu.
Penyebab terbentuknya batu saluran kemih diduga berhubungan dengan gangguan aliran urine,
gangguan metabolik, infeksi saluran kemih, dehidrasi dan keadaan-keadaan lain yang masih belum
terungkap (idiopatik).
Secara epidemiologis terdapat beberapa faktor yang mempermudah terjadinya batu saluran kemih
yang dibedakan sebagai faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik.
D. MANIFESTASI KLINIK
Obstruksi.
Peningkatan tekanan hidrostatik.
Distensi pelvis ginjal.
Rasa panas dan terbakar di pinggang.
Kolik.
Peningkatan suhu (demam).
Hematuri.
Gejala gastrointestinal; mual, muntah, diare.
Nyeri hebat
1. Batu pada pelvis renalis
a. Nyeri yang dalam, terus menerus pada area CVA
b. Pada wanita ke arah kandung kemih, pada laki-laki kearah testis
c. Hematuria, piuria
d. Kolik renal : nyeri tekan seluruh CVA, mual dan muntah
2. Batu yang terjebak pada ureter
a. Gelombang nyeri luar biasa, akut dan kolik menyebar ke paha dan genetalia
b. Merasa ingin berkemih keluar sedikit dan darah kolik ureteral
3. Batu yang terjebak pada kandung kemih
a. Gejala iritasi
b. Infeksi traktus urinarius
c. Hematuria
d. Obstruksi retensi urine
E. PATOFISIOLOGI
Mekanisme pembentukan batu ginjal atau saluran kemih tidak diketahui secara pasti, akan tetapi
beberapa buku menyebutkan proses terjadinya batu dapat disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut :
a. Adanya presipitasi garam-garam yang larut dalam air seni, dimana apabila air seni jenuh akan
terjadi pengendapan.
b. Adanya inti ( nidus ). Misalnya ada infeksi kemudian terjadi tukak, dimana tukak ini menjadi inti
pembentukan batu, sebagai tempat menempelnya partikel-partikel batu pada inti tersebut.
c. Perubahan pH atau adanya koloid lain di dalam air seni akan menetralkan muatan dan
meyebabkan terjadinya pengendapan.
F. KOMPLIKASI
1. Sumbatan atau obstruksi akibat adanya pecahan batu.
2. Infeksi, akibat diseminasi partikel batu ginjal atau bakteri akibat obstruksi.
3. Kerusakan fungsi ginjal akibat sumbatan yang lama sebelum pengobatan atau pengangkatan batu
ginjal.
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Radiologi
Pemeriksaan radiologi wajib dilakukan pada pasien yang dicurigai mempunyai batu. Hampir semua
batu saluran kemih (98%) merupakan batu radioopak.
Pada kasus ini, diagnosis ditegakkan melalui radiografi. Pemeriksaan rutin meliputi:
• Foto abdomen dari ginjal, ureter dan kandung kemih (KUB).
• USG atau excretory pyelography (Intravenous Pyelography, IVP). Excretory pyelography tidak boleh
dilakukan pada pasien dengan alergi media kontras, kreatinin serum > 2 mg/dL, pengobatan
metformin, dan myelomatosis.
• CT Scan
• IVP
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium rutin meliputi:
• Sedimen urin / tes dipstik untuk mengetahui sel eritrosit, lekosit, bakteri (nitrit), dan pH urin.
• Kreatinin serum untuk mengetahui fungsi ginjal.
• C-reactive protein, hitung leukosit sel B, dan kultur urin biasanya dilakukan pada keadaan demam.
• Natrium dan kalium darah dilakukan pada keadaan muntah.
• Kadar kalsium dan asam urat darah dilakukan untuk mencari faktor risiko metabolik.
H. PENATALAKSANAAN
Batu yang sudah menimbulkan masalah pada saluran kemih harus segera dikeluarkan agar tidak
menimbulkan penyulit yang lebih berat. Indikasi untuk melakukan tindakan pada batu saluran kemih
adalah telah terjadinya obstruksi, infeksi atau indikasi sosial. Batu dapat dikeluarkan melalui
prosedur medikamentosa, dipecahkan dengan ESWL, melalui tindakan endo-urologi, bedah
laparoskopi atau pembedahan terbuka.
a. ESWL/ Lithotripsi
Adalah prosedur non-invasif yang digunakan untuk menghancurkan batu di khalik ginjal. Setelah
batu tersebut pecah menjadi bagian yang kecil seperti pasir sisa-sisa batu tersebut dikeluarkan
secara spontan.
b. Metode Endourologi Pengangkatan Batu
Ini merupakan gabungan antara radiology dan urologi untuk mengangkat batu renal tanpa
pembedahan mayor.
Nefrostomi Perkutan adalah pemasangan sebuah selang melalui kulit ke dalam pelvis ginjal.
Tindakan ini dilakukan untuk drainase eksternal urin dari kateter yang tersumbat, menghancurkan
batu ginjal, melebarkan striktur.
Ureteruskopi mencakup visualisasi dan akses ureter dengan memasukkan suatu alat Ureteroskop
melalui sistoskop. Batu dapat dihancurkan dengan menggunakan laser, lithotripsy elektrohidraulik,
atau ultrasound lalu diangkat.
Larutan Batu. Nefrostomi Perkutan dilakukan, dan cairan pengirigasi yang hangat dialirkan secara
terus-menerus ke batu. Cairan pengirigasi memasuki duktus kolekdiktus ginjal melalui ureter atau
selang nefrostomi.
c. Pengangkatan Bedah
Nefrolitotomi. Insisi pada ginjal untuk mengangkat batu. Dilakukan jika batu terletak di dalam
ginjal.
Pielolitotomi. Dilakukan jika batu terletak di dalam piala ginjal.
Pencegahan
Setelah batu dikelurkan, tindak lanjut yang tidak kalah pentingnya adalahupaya mencegah timbulnya
kekambuhan. Angka kekambuhan batu saluran kemih rata-rata 7%/tahun atau kambuh >50% dalam
10 tahun.
Prinsip pencegahan didasarkan pada kandungan unsur penyusun batu yang telah diangkat. Secara
umum, tindakan pencegahan yang perlu dilakukan adalah:
1. Menghindari dehidrasi dengan minum cukup, upayakan produksi urine 2-3 liter per hari
2. Diet rendah zat/komponen pembentuk batu
3. Aktivitas harian yang cukup
4. Medikamentosa
Tanda:
- Distensi abdomen, penurunan/tidak ada bising usus.
- Muntah.
5. Nyeri dan kenyamanan:
Gejala:
- Nyeri hebat pada fase akut (nyeri kolik), lokasi nyeri tergantung lokasi batu (batu ginjal
menimbulkan nyeri dangkal konstan).
Tanda:
- Perilaku berhati-hati, perilaku distraksi.
- Nyeri tekan pada area ginjal yang sakit.
6. Keamanan:
Gejala:
- Penggunaan alcohol.
- Demam/menggigil.
7. Penyuluhan/pembelajaran:
Gejala:
- Riwayat batu saluran kemih dalam keluarga, penyakit ginjal, hipertensi, gout, ISK kronis.
- Riwayat penyakit usus halus, bedah abdomen sebelumnya, hiperparatiroidisme.
- Penggunaan antibiotika, antihipertensi, natrium bikarbonat, alopurinul, fosfat, tiazid, pemasukan
berlebihan kalsium atau vitamin.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Pre operasi
1. Nyeri b/d distensi pelvis renalis.
2. Perubahan pola eliminasi urin b/d obstruksi.
3. Resti infeksi b/d M.O dan statis urin.
4. Kekurangan vol. cairan b/d mual dan muntah.