Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di era globalisasi saat ini pertumbuhan penduduk di Indonesia meningkat setiap
tahunnya. Hal ini diiringi pula dengan peningkatan pembangunan sarana dan prasana untuk
memenuhi kebutuhan manusia dan berimbas kepada meningkatnya kebutuhan semen yang
digunakan dalam pembangunan. Seperti halnya PT. Semen Tonasa, Meningkatnya kebutuhan
semen berarti meningkat pula kebutuhan akan batu gamping sebagai bahan dasar pembuatan
produk semen. Dalam rangka memenuhi kebutuhan produksi tersebut maka dibutuhkan suatu
proses yang lancar dalam kegiatan penambangan.
Dalam pembentukan batugamping dapat terjadi dengan beberapa cara, yaitu secara
organik, secara mekanik, atau secara kimia. Sebagian besar batugamping yang terdapat di
alam terjadi secara organik, jenis ini berasal dari pengendapan cangkang/rumah kerang dan
siput, foraminifera atau ganggang, atau berasal dari kerangka binatang koral/kerang.
Batugamping dapat berwarna putih susu, abu muda, abu tua, coklat bahkan hitam, tergantung
keberadaan mineral pengotornya.
Pada umumnya deposit batu gamping ditemukan dalam bentuk bukit. Oleh sebab itu
dalam rangka mengoptimalkan pemanfaatan batugamping teknik penambangan yang
digunakan untuk mengambil bahan galian batugamping tersebut perlu disesuaikan dengan
lokasi tersebut, serta faktor-faktor pendukungnya harus diperhatikan agar mendapatkan hasil
maksimal dalam pelaksanaan penambangannya.
Secara umum, penambangan batu gamping Indonesia dilakukan dengan cara tambang
terbuka (kuari). Tanah penutup (overburden) yang terdiri dari tanah liat, pasir dan koral
dikupas terlebih dahulu. Pengupasan dapat dengan menggunakan bulldozer atau power
scraper. Kemudian dilakukan pemboran dan peledakan sampai di dapat ukuran bongkah yang
sesuai. Untuk bongkah yang terlalu besar perlu di bor dan diledak-ulang (secondary
blasting). Pengambilan bongkah batu gamping biasanya dilakukan dengan wheel loader, lalu
dimuat ke alat transportasi (dump truck, belt conveyor, lori dan lain-lain).

1.2 Rumusan masalah


Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan
yang menjadi objek dalam kerja praktek ini. Adapun permasalahan-permasalahan yang di
rumuskan tersebut adalah :
1. Bagaimana sistem penambangan yang diterapkan perusahaan ?
2. Alat-alat apa yang digunakan pada penambangan batu gamping ?
3. Perhitungan produktifitas alat dan efisiensi kerja ?
1.3 Batasan Masalah
Adapun batasan masalah yang diangkat pada kerja praktek ini dibatasi pada sistem
penambangan yang diterapkan pada lokasi blok x pada PT. Semen Tonasa.
1.4 Tujuan Kerja Praktek
1. Mengetahui sistem penambangan yang diterapkan perusahaan.
2. Mengetahui alat-alat apa yang digunakan pada penambangan batu gamping.
3. Mengetahui produktifitas alat dan efisiensi kerja.
1.5 Manfaat Kerja Praktek
1. Dari hasil kerja prektek ini penulis dapat mengetahui sistem penambangan yang
diterapkan perusahaan.
2. Sebagai salah satu bahan pertimbangan bagi penulis yang akan melakukan kerja
praktek berikutnya.
1.6 Sistematis Penulisan Laporan Kerja Praktek

Bab I Pendahuluan

Bab ini menguraikan tentang latar belakang permasalahan, batasan masalah, tujuan
kerja praktek, manfaat kerja praktek, dan sistematika penulisan.

Bab II Tinjauan Umum Perusahaan

Bab ini menguraikan tentang sejarah perusahaan, geografi daerah, topografi, geologi
umum, geologi lokasi daerah penelitian, srta sejarah singkat perusahaan.

Bab III Landasan Teori

Bab ini berisi tentang teori-teori yang digunakan dalam pengolahan data, serta
persamaan-persamaan yang digunakan.

Bab IV Prosedur Dan Hasil Kerja Praktek

Bab ini membahas tentang prosedur dan hasil kerja praktek antara lain : prosedur
kerja praktek, hasil kerja praktek, dan sistematika penulisan.

Bab V Pembahasan

Bab ini berisikan pembahasan tentang hasil yang diperoleh dari kerja praktek.
Bab VI Kesimpulan dan Saran

Bab ini membahas tentang kesimpulan mengenai kerja praktek yang telah di
dapatkan, serta memberikan saran kepada perusahaan tempat kerja praktek.

Anda mungkin juga menyukai