Anda di halaman 1dari 10

TANTANGAN PERAWAT MATERNITAS DALAM MENSUKSESKAN

PREVENTION OF MOTHER-TO-CHILD TRANSMISSION OF HIV


(PMTCT)

Suryani Manurung

Abstrak

Program PMTCT HIV-AIDS mencegah transmisi infeksi HIV dari ibu ke bayi. HIV/AIDS adalah
virus yang merusak sistem pertahanan tubuh (sistem imun). HIV dan AIDS telah mengurangi
harapan hidup ibu hamil, memperlambat perkembangan ekonomi, dan memperburuk kemiskinan
rumah tangga serta menambah depresi atas stigma yang disampaikan pada ibu hamil. Data tahun
2008 menunjukkan, jumlah ibu hamil yang mengikuti test HIV sebanyak 5.167 orang, dimana 1.306
(25%) diantaranya positif HIV. Dari ibu hamil tersebut lebih dari 90% dari semua infeksi HIV pada
bayi dan anak-anak disebabkan oleh penyebaran dari ibu ke anak. Untuk mengatasi transmisi
infeksi dari ibu ke bayi/anak, sejak tahun 2007 pemerintah telah mengeluarkan program PMTCT.
Layanan PMTCT saat ini diseluruh wilayah di Indonesia yaitu memiliki sebanyak 81 layanan.
Program PMTCT sekarang memberikan layanan dalam 4 pilar. Namun ada kecendrungan jumlah
kasus HIV/AIDS dengan faktor risiko transmisi perinatal (dari ibu dengan HIV ke bayinya) semakin
meningkat. Peningkatannya menunjukkan dua kali lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya.
Fenomena ini menjadi tantangan bagi perawat maternitas untuk terlibat mensukseskan program
PMTCT. Implementasi yang dapat dilakukan oleh perawat maternitas adalah sesuai dengan 4
peran yakni memberikan pelayanan secara langsung, konseling, promosi kesehatan dan
penelitian. Dengan demikian dapat disimpulkan program PMTCT telah dilaksanakan namun masih
ada kecendrungan peningkatan transmisi infeksi dari ibu ke bayi karena fenomena gunung es yang
mana kecendrungan perempuan yang terinfeksi belum dapat diidentifikasi. Peran perawat
maternitas berupaya menghadapi tantangan tersebut untuk meningkatkan usia harapan hidup dan
mengurangi transmisi infeksi dari ibu ke bayi.

Abstract

PMTCT HIV-AIDS programs to prevent infection transmission HIV for mother to infants. HIV /
AIDS is a virus that damages the body's defense system (immune system). HIV and AIDS has
reduced life expectancy of pregnant women, slowing economic growth and exacerbate poverty of
households and increase the stigma of depression in pregnant women who delivered. 2008 data
showed that the number of pregnant women who test for HIV as many as 5167 people, of which
1306 (25%) were HIV positive. Of pregnant women are more than 90% of all HIV infections in
infants and children caused by the spread from mother to child. To overcome the transmission of
infection from mother to infant / child, since 2007 the government has issued a PMTCT program.
Current PMTCT services in all areas in Indonesia which has a total of 81 services. PMTCT
programs are now providing services in the four pillars. But there are trends the number of cases of
HIV / AIDS with risk factors for perinatal transmission (from mother with HIV to her baby) is
increasing. Increase showed two times higher than the previous year. This phenomenon is a
challenge for nurses to engage maternity PMTCT program succeed. Implementation can be done
by a maternity nurse is in accordance with 4 the role of providing direct services, counseling, health
promotion and research. It can be concluded PMTCT program has been implemented but there is
still a tendency to increase the transmission of infection from mother to baby because of the
iceberg phenomenon in which the tendency of women who are infected can not be identified. Role
maternity nurses face the challenge of trying to improve life expectancy and reduce the
transmission of infection from mother to infant.


Dosen Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Jakarta I

Jurnal Health Quality Vol. 3 No. 1, Nop 2012 Page 24


Keyword: Challenge, Midwifery Nurse, Pregnat Women, HIV/AIDS, PMTCT
Pendahuluan hamil tersebut lebih dari 90% dari semua
infeksi HIV pada bayi dan anak-anak
Indonesia adalah negara sedang disebabkan oleh penyebaran dari ibu ke
berkembang dengan berbagai kultural. anak. Menurut Bagus yang dikutip dari
Pola kehidupan masyarakat Indonesia Candra (2010) menjelaskan, dari sekitar
sedang terjadi pergeseran dari pola 4,5 juta kehamilan di Indonesia setiap
masyarakat agrikultur ke masyarakat tahun, diperkirakan sekitar 25 persennya
industri dan dari masyarakat tradisional berisiko menimbulkan penularan HIV dari
berkembang menjadi masyarakat maju. ibu ke bayinya. Menurut Muhaimin dan
Perubahan tersebut diikuti peningkatan Besral (2011) terjadinya penularan HIV
jumlah penduduk. Jumlah penduduk dari ibu ke bayi saat ini bertambah terus
menurut data sensus penduduk tahun seiring meningkatnya perempuan yang
2010 oleh Badan Pusat Statistik adalah terinfeksi HIV. Laporan triwulanan
237.641.326 jiwa. Kondisi ini Direktorat Jenderal Penanggulangan
menimbulkan dampak dalam berbagai Penyakit Menular dan Penyehatan
aspek kehidupan masyarakat Indonesia, Lingkungan (PPM dan PL) Kementerian
termasuk aspek kesehatan, dimana Kesehatan Republik Indonesia
masyarakat Indonesia saat ini banyak (Kemenkes RI) bulan Juni 2011
menggunakan napza, seks bebas. menunjukkan jumlah kasus AIDS dengan
Sehingga perubahan pola kehidupan faktor risiko transmisi perinatal (dari ibu
masyarakat Indonesia memicu penularan dengan HIV ke bayinya) sebanyak 742
penyakit infeksi. Penyakit infeksi yang kasus. Angka ini menunjukkan
sangat ditakuti dan mengancam peningkatan dua kali lebih tinggi
kehidupan saat ini adalah human dibandingkan tiga tahun sebelumnya
immunodeficiency virus (HIV) dan yang hanya 351 kasus.
acquired immunodeficiency syndrome
(AIDS). Sejak tahun 2002 AIDS HIV dan AIDS telah mengurangi harapan
merupakan penyebab utama kematian di hidup sebanyak lebih dari 20 tahun,
seluruh dunia di antara penduduk memperlambat perkembangan ekonomi,
berumur 15-59 (USAID, dan memperburuk kemiskinan rumah
2008). Prevalensi HIV dan AIDS di tangga (UNAIDS, 2008). Ibu dengan HIV
Indonesia menurut COMPAC-female dan AIDS juga sering mendapatkan
(2011) 2.352 kasus baru AIDS tahun pengucilan (stigma) secara social dan
2011 dengan rasio laki : perempuan = fisik dari keluarga, teman dan
3:2. masyarakat. Untuk meningkatkan
harapan hidup perempuan ibu hamil dan
Penularan HIV saat ini sangat tinggi bayinya, pemerintah saat ini
yakni dari: pengguna narkoba jarum menyediakan program pencegahan
suntik (penasun) (70.03%), 3.1 juta pria penularan HIV dari ibu ke bayi, dikenal
membeli seks, 230.000 wanita pekerja dengan nama Prevention of Mother-to-
seks, 1,6 juta menikah dengan pria Child Transmission of HIV (PMTCT).
beresiko tinggi (COMPAC-Female, Program PMTCT dalam pelaksanaannya
2011). Setengah dari penderita HIV dan ada empat strategi sebagai komponen
AIDS adalah perempuan (USAID, 2008). dari keseluruhan pelayanan kesehatan
Data tahun 2008 menunjukkan, jumlah ibu, bayi dan anak.. Prong 1:
ibu hamil yang mengikuti test HIV pencegahan primer HIV di antara wanita
sebanyak 5.167 orang, dimana 1.306 usia reproduksi di dalam layanan yang
(25%) diantaranya positif HIV. Dari ibu berkaitan dengan kesehatan reproduksi
Jurnal Health Quality Vol. 3 No. 1, Nop 2012 Page 25
seperti perawatan kehamilan, melahirkan KIA (Antenatal Care). Program PMTCT
/ persalinan dan kesehatan lainnya dan juga telah dilaksanakan oleh beberapa
titik HIV pelayanan, termasuk bekerja lembaga masyarakat khususnya untuk
dengan struktur masyarakat. Prong 2: penjangkauan dan memperluas akses
menyediakan konseling yang tepat dan layanan ke PMTCT, namun demikian
dukungan untuk perempuan yang hidup tetap saja banyak perempuan usia
dengan HIV untuk memungkinkan reproduksi yang terinfeksi HIV yang
mereka membuat keputusan tentang mana sebagian dari perempuan yang
masa reproduksi mereka, dengan terinfeksi HIV tersebut akan hamil
perhatian khusus untuk mencegah (Candra, 2010),. Sebagai perawat
kehamilan yang tidak diinginkan. Prong profesional kondisi ini perlu melakukan
3: wanita hamil yang hidup dengan HIV, reformasi bidang kesehatan dengan
tes HIV positif, menjamin akses mengacu keempat tantangan tersebut
mencegah terjadinya penularan HIV yakni: mengurangi stigma, meningkatkan
yakni, dari ibu hamil dengan HIV kepada kemampuan masyarakat, melakukan
bayi yang dikandungnya, melalui obat perubahan perilaku dan melakukan
antiretroviral akan membantu kesehatan praktek pencegahan penularan HIV,
ibu dan mencegah infeksi yang komunikasi perubahan perilaku untuk
ditularkan kepada bayinya selama remaja/dewasa muda, mobilisasi
kehamilan, persalinan dan menyusui. masyarakat untuk memotivasi ibu hamil
Prong 4: integrasi yang lebih baik menjalani konseling dan tes HIV dengan
terhadap perawatan HIV, pengobatan menyediakan sarana konseling, sosial
dan dukungan bagi perempuan suport, role model dan promosi
ditemukan positif dan keluarga. kesehatan serta merubah pemahaman
masyarakat dan maternal terhadap
Program ini merupakan tantangan bagi penyakit HIV dan AIDS.
profesi keperawatan khusus perawat
maternitas untuk ikut mensukseskan Dengan demikian wawasan masyarakat
pelaksanaan PMTCT. Ada empat pengguna fasilitas kesehatan dan
tantangan utama yang sangat pemerintah penyedia fasilitas kesehatan
menentukan terjadinya perubahan menjadi sama yakni Pembangunan
pelayanan keperawatan di Indonesia, Berwawasan Kesehatan". Program
yang dapat dilakukan. Pertama: PMTCT adalah salah satu intervensi
terjadinya pergeseran pola masyarakat dalam himbauan pemerintah di hari
Indonesia. Kedua perkembangan IPTEK. kesehatan nasional tahun 2011 yaitu
Ketiga globalisasi dalam pelayanan Indonesia cinta sehat dan sesuai dengan
kesehatan; dan Keempat tuntutan profesi visi Kementerian Kesehatan yakni
keperawatan, yang akan mengiring Indonesia Sehat 2010. Dimana
keberhasilan PMTCT (Nursalam, 2006). masyarakat Indonesia dinyatakan sehat
Hal lain yang perlu diperhatikan oleh adalah mengacu sehat menurut WHO
perawat maternitas yakni fenomena (1947) yakni suatu keadaan yang
gunung es prevalensi HIV/AIDS yang sempurna baik secara fisik, mental
berdampak peningkatan transmisi infeksi dan sosial serta tidak hanya bebas
HIV/AIDS periode perinatal walaupun dari penyakit atau kelemahan Kesehatan
pemerintah sudah berusaha adalah keadaan sejahtera dari
melaksanakan kegiatan program badan, jiwa dan sosial yang
PMTCT. Hingga tahun 2008 telah memungkinkan setiap orang
tersedia layanan PMTCT sebanyak 30 hidup produktif secara sosial
layanan yang terintegrasi dalam layanan
Jurnal Health Quality Vol. 3 No. 1, Nop 2012 Page 1
dan ekonomis walaupun menderita dikandung ibu dengan HIV positif tertular
penyakit HIV dan AIDS. saat dalam kandungan. Plasenta mampu
melindungi janin dari HIV kecuali bila
Ibu Hamil Dengan HIV, AIDS tidak ada infeksi virus bakteri ataupun
parasit yang merusak plasenta atau daya
AIDS (Acquired Immune Deficiency tahan ibu saat itu rendah. Frekuensi
Syndrome) adalah berbagai penyakit penularan dari ibu ke bayi di negara
yang diderita akibat defisiensi system maju sekitar 15-25%. Di negara
kekebalan tubuh. AIDS disebabkan oleh berkembang 25-45%, dihubungkan
masuknya virus yang bernama HIV dengan kebiasaan menyusui yang tinggi
(Human Immunodeficiency Virus) ke di negara berkembang. ASI ibu yang
dalam tubuh manusia. HIV adalah virus terinfeksi HIV mengandung HIV dalam
yang merusak sistem pertahanan tubuh konsentrasi yang lebih rendah dari yang
(sistem imun), yakni sel-sel T pembantu ditemukan dalam darah. Penularan
(helper) sehingga menyebabkan terjadi sekitar 10-20% bayi yang disusui
lemahnya sistem kekebalan sehingga tak selama 18 bulan atau lebih. Sehingga
berdaya melawan penyakit. Seseorang ibu dengan HIV dianjurkan tidak
yang positif mengidap HIV, akan menyusui bayinya dan diganti dengan
mengalami AIDS dalam beberapa waktu. susu pengganti ASI.
HIV yang ada pada tubuh seseorang
akan terus merusak sistem imun. Risiko itu kini bisa dapat ditekan hingga
Setelah sistem kekebalan tubuh lumpuh, 1 persen melalui pencegahan penularan
seseorang akan mengalami AIDS dan HIV dari ibu hamil ke bayi yang
biasanya akan meninggal karena suatu dilakukan dengan tiga cara, yakni ibu
penyakit (disebut penyakit sekunder) hamil harus minum obat antiretroviral
yang biasanya akan dapat dibasmi oleh (ARV), menjalani proses persalinan
tubuh seandainya sistem kekebalan itu melalui operasi caesar, dan pemberian
masih baik (COMPAC-Female, 2011). susu buatan. Bahkan jika ibu hamil yang
minum ARV dalam jangka waktu lama
Kehamilan berencana maupun tidak jumlah virus dalam tubuhnya dapat
berencana dapat terjadi pada wanita ditekan serendah mungkin, sehingga
dengan HIV positif. Ibu hamil dengan risiko penularan melalui kelahiran dan air
HIV/AIDS, janin beresiko mengalami susu ibu dapat menurun tajam. Di
abortus, prematuritas, IUGR (intra uterin RSCM, Menurut Djauzil (2012), setiap
growth restrictin) mengalami penularan tahun dilakukan pertolongan 60-70 ibu
dan meningkatnya prevalensi kematian hamil yang HIV positif. Hasilnya pun
ibu dan perinatal. Menurut Djauzi yang sangat memuaskan. Telah diteliti oleh
dikutip dari Mikail (2012) bahwa ibu Departemen Ilmu Kesehatan Anak
hamil HIV positif berisiko menularkan RSCM, hanya sekitar empat persen bayi
virus kepada bayi yang dikandungnya yang terinfeksi HIV dari ibu hamil yang
sekitar 35 persen. Risiko tersebut terdiri menjalani upaya pencegahan.
dari risiko selama kehamilan 7 persen,
pada waktu pendarahan saat persalinan Program prevention of mother-to-
(per vaginam) 15 persen, serta dari air
child transmission of hiv (PMTCT)
susu ibu 13 persen. Pada kebanyakan
wanita yang terinfeksi HIV, penularan
PMTCT merupakan salah satu alternatif
tidak dapat melalui plasenta, umumnya
untuk memutus mata rantai penularan
darah ibu tidak bercampur dengan darah
HIV sehingga dapat meminimalisasi
bayi sehingga tidak semua bayi

Jurnal Health Quality Vol. 3 No. 1, Nop 2012 Page 2


tingkat penularan HIV lewat perinatal. Bentuk implementasi program yang telah
Ada beberapa alasan yang menyebutkan dicanangkan dalam Pedoman Nasional
bahwa pencegahan penularan HIV dari Pencegahan HIV dari ibu ke bayi
ibu ke bayi merupakan sebuah upaya memiliki dua aktifitas penting dari
yang penting yaitu 88,9% perempuan beberapa implementasi yaitu mobilisasi
HIV positif berada dalam usia reproduksi masyarakat dan partisipasi laki-laki.
aktif, lebih dari 90% kasus bayi yang Implementasi lain yang penting seperti
terinfeksi HIV ditularkan melalui proses konseling dan peningkatan kapasitas
dari ibu ke bayi. Sejak tahun 2007, pemangku kepentingan.
upaya pencegahan penularan HIV
melalui ibu ke bayi telah dilaksanakan Implementasi pertama: bentuk
dalam skala yang masih terbatas mobilisasi masyarakat, yaitu upaya
(Kemenkes RI, 2011). Hingga tahun 2008 penyebarluasan pesan-pesan tentang
telah tersedia layanan PMTCT sebanyak HIV AIDS untuk meningkatkan
30 layanan, dimana jumlah ibu hamil kepedulian masyarakat terhadap
yang mengikuti tes HIV sebanyak 5.167 masalah HIV/AIDS serta mengurangi
orang dimana 1.306 (25%) diantaranya stigma dan diskriminasi terhadap orang
terinfeksi HIV, namun baru 165 orang yang tertular HIV. Implementasi kedua:
atau 12,6% yang memperoleh ARV partisipasi laki-laki yang dimaksudkan
prophylaxis yang dilaksanakan di 30 unit untuk mendukung ibu hamil agar datang
layanan. Layanan PMTCT saat ini ke pelayanan kesehatan ibu dan anak,
diseluruh wilayah di Indonesia yaitu dan membantu memberi keputusan akan
memiliki sebanyak 81 layanan. Program hal-hal penting tentang HIV.
PMTCT sekarang memberikan layanan Implementasi ketiga: Konseling dimana
dalam 4 pilar yakni. Prong 1: pada ibu hamil dan pasangannya bisa
pencegahan primer HIV di antara wanita mendapatkan informasi yang benar
usia reproduksi di dalam layanan yang segala hal tentang HIV. implementasi
berkaitan dengan kesehatan reproduksi keempat peningkatan kapasitas
seperti perawatan kehamilan, melahirkan pemangku kepentingan dimana
/ persalinan dan kesehatan lainnya dan pentingnya tenaga kesehatan, aktivis
titik HIV pelayanan, termasuk bekerja LSM, ataupun kader masyarakat
dengan struktur masyarakat. Prong 2: meningkatkan pengetahuannya tentang
menyediakan konseling yang tepat dan upaya pencegahan penularan HIV dari
dukungan untuk perempuan yang hidup ibu ke bayi.
dengan HIV untuk memungkinkan
mereka membuat keputusan tentang Peran dan Tantangan Profesi
masa reproduksi mereka, dengan Keperawatan Maternitas
perhatian khusus untuk mencegah
kehamilan yang tidak diinginkan. Prong Peran Profesi Keperawatan Maternitas
3: ibu hamil yang hidup dengan HIV, tes Profesi keperawatan adalah profesi yang
HIV dan menjamin akses terhadap obat sudah mendapatkan pengakuan dari
antiretroviral yang akan membantu profesi lain, dituntut untuk
kesehatan sendiri ibu dan mencegah mengembangkan dirinya untuk
infeksi yang ditularkan kepada bayinya berpartisipasi aktif dalam sistem
selama kehamilan, persalinan dan pelayanan kesehatan di Indonesia agar
menyusui. Prong 4: integrasi yang lebih keberadaannya mendapat pengakuan
baik dari perawatan HIV, pengobatan dari masyarakat. Perawat maternitas
dan dukungan bagi perempuan adalah perawat yang memberikan
ditemukan positif dan keluarga mereka. perawatan dibidang kesehatan
Jurnal Health Quality Vol. 3 No. 1, Nop 2012 Page 3
reproduksi ibu sepanjang periode hamil,
melahirkan, nifas dan dan masalah Tantangan perawat maternitas untuk
gangguan system reproduksi. Sebagai mensukseskan program PMTCT
klinikal perawat spesialis maternitas Profesi keperawatan dituntut untuk
memiliki peran dalam pelayanan memiliki kemampuan intelektual,
kesehatan. Pertama sebagai perawat interpersonal, teknis dan moral.
praktisi yakni: menyediakan perawatan Tantangan utama yang sangat
pasien langsung pada sehari-hari, menentukan terjadinya perubahan
bekerja sama dengan pasien dan pelayanan keperawatan di Indonesia,
anggota keluarga, menggunakan proses yang perlu diperhatikan khususnya oleh
perawat dalam perencanaan perawatan perawat maternitas yakni pergeseran
pasien, Berfungsi sebagai role model pola masyarakat Indonesia kearah
dalam tim keperawatan. Kedua konselor: modern, perkembangan IPTEK,
menggunakan grand teori keperawatan globalisasi dalam pelayanan kesehatan
untuk menjelaskan situasi keperawatan dan tuntutan profesi keperawatan
yang kompleks, mengatasi situasi (Nursalam, 2006). Secara global
masalah dalam tim keperawatan dengan masalah HIV/AIDS telah menjadi
menggunakan pengetahuan tentang ilmu masalah diseluruh dunia sehingga
psikologi atau teori system, Sebagai tim hampir seluruh dunia memprioritaskan
dalam proyek, sesuai dengan masalah dalam menyediakan pelayanan
medis yang ditunjukkan dan tehnical HIV/AIDS. HIV/AIDS di Indonesia
yang muncul dari perawatan pasien. menjadi fenomena gunung es yang pada
Ketiga sebagai tutor/educator yakni: dasarnya jumlah perempuan yang
memberikan pengajaran dengan metode tersekspos menderita HIV/AIDS tidak
bed side teaching, bekerja dengan atau ketahuan sampai perempuan tersebut
mentoring perawat baru, memberikan tadi hamil. Karakteristik epidemi HIV
ceramah tentang pengetahuan dan yakni, low epidemi level, dimana
praktek keperawatan, mendukung prevalensi HIV pada semua populasi
perawat pendidik dalam pengembangan tidak lebih dari 5%, concentrated
dan evaluasi pengetahuan keperawatan epidemic level dimana prevalensi HIV
untuk trainning perawat, tutorial tim pada populasi resiko tinggi lebih dari 5%
keperawatan untuk mengembangkan dan 1 % pada ibu hamil dan generalized
pengetahuan yang mendalam tentang epidemic level dimana prevalensi HIV
topik tertentu yang timbul dari situasi pada ibu hamil diatas 1% (COMPAC-
keperawatan actual. Keempat sebagai female, 2011). Pelayanan perawatan
peneliti: mengimplementasikan maternitas yang perlu dititik beratkan
penemuan penelitian dalam praktek yakni di lima provinsi dengan AIDS
sehari-hari, mengajar perawat untuk tertinggi di Indonesia yakni DKI, Papua,
berpikir secara kritis dalam JABAR, JATIM, KALBAR. Namun tidak
mengevaluasi hasil penelitian mengesampingkan daerah-daerah lain
keperawatan dan medis (Hurlimann., dimana perempuan beresiko mengalami
Hofer., Hirter, 2011). Peran tersebut HIV/AIDS. Dengan demikian resiko
diaplikasikan melihat kondisi perubahan transmisi HIV dari ibu ke bayi selama
gaya hidup masyarakat Indonesia yakni perinatal dapat dicegah.
pola kehidupan masyarakat Indonesia
yang mengalami pergeseran dari pola Implementasi yang dapat dilaksanakan
masyarakat agrikultur ke masyarakat oleh perawat maternitas untuk
industri dan dari masyarakat tradisional mensukseskan program PMTCT HIV-
berkembang menjadi masyarakat maju. AIDS mengacu pada peran seorang
Jurnal Health Quality Vol. 3 No. 1, Nop 2012 Page 4
perawat maternitas. Pelayanan yang yang menjadikan ibu tersebut mengalami
diberikan diharapkan dapat depresi. CBT adalah cara menggantikan
meningkatkan usia harapan hidup ibu pola pikir yang negatif kearah yang lebih
hamil dengan HIV/AIDS beserta bayi positif. Berbagai media dapat digunakan
yang dilahirkan. Bentuk implementasi oleh perawat maternitas disaat
tersebut dapat diuraikan dalam beberapa melakukan tindakan. yakni video,
implementasi. Implementasi: pertama gambar, bermain peran dengan tetap
sebagai praktisi pelayanan keperawatan, membina trust antara perawat dan klien.
menyediakan perawatan secara
langsung pada ibu hamil dalam sehari- Implementasi kedua: sebagai konselor,
hari yakni pelayanan selama antenatal, perawat memberikan konseling untuk
intranatal dan postpartum. Tindakan mengenal dan mengatasi masalah yang
periode peri-antenatal antara lain dihadapi oleh ibu dengan HIV/AIDS
mengajarkan ibu tentang cara sepanjang periode child bearing dan
berhubungan seks yang aman dengan keluarganya. Model yang diterapkan
pasangan, cara dan aturan meminum adalah model DASIE (develop the
obat-obat ARV dan obat-obatan infeksi relationship, acces problem, state
oportunistik sesuai terapi yang diberikan working goals, intervensi to develop self
dokter, mengidentifikasi ibu yang helping, end and consolidate self helping
menderita infeksi oportunistik, skills) oleh Nelson-Jones (1995) yang
mengajarkan cara melatih batuk yang dikutip dari Tschudin (1995). Model ini
efektif dan tepat tanpa memberikan manganjurkan perawat dan klien harus
infeksi silang terhadap orang lain, berkolaborasi untuk mencapai tujuan
mengajarkan dalam pemilihan makanan pada setiap tahap dengan menggunakan
yang tepat bagi ibu dan janinnya, kemampuan berpikir dan keterampilan.
mengevaluasi dan mengajarkan tehnik Langkah yang dilakukan oleh perawat
mengobservasi pertumbuhan dan ada 5 tahap: pertama, mengembangkan
perkembangan janin, mengajarkan hubungan, mengidentifikasi dan
proses persalinan yang akan dijalani. kejelasan masalah. Tugas yang
Tindakan periode intranatal: menyiapkan dilakukan oleh perawat adalah
persalinan yang akan dijalani, memantau membangun hubungan dan membantu
kondisi ibu dan janin. Tindakan periode klien agar mau mengungkapkan,
postpartum mengajarkan cara perawatan mengidentifikasi dan menjelaskan
bayi, cara perawatan ibu postpartum, masalah yang sedang dihadapi. Tahap
pemilihan alat kontrasepsi yang tepat, kedua, menilai masalah dan
tehnik universal precaution sehingga mendefinisikan kembali masalah
dapat menghindari infeksi silang. tersebut sesuai keterampilan yang akan
Tindakan lain untuk mengatasi masalah dicapai ibu untuk mengatasi masalah
psikologis yang mungkin terjadi pada ibu tersebut, Dalam tahap ini tugas perawat
hamil dengan HIV/AIDS adalah adalah menginformasikan kepada klien
mengajarkan cara meningkatkan harga secara relevan terhadap masalah yang
diri, management stress, mengajarkan dihadapi ibu saat ini seperti resiko
terapi modalitas tehnik relaksasi: sebagai penularan dari ibu ke bayi dan
therapist music, massage, berkolaborasi keterampilan yang akan dicapai ibu.
dengan tim terapis kesehatan jiwa untuk Tahap ketiga, menetapkan kondisi tujuan
memberikan terapi cognitive behavioral yang akan dicapai dan rencana
terapy (CBT), membantu intervensi. Tugas perawat adalah
mengidentifikasi dan merubah proses menegosiasikan intervensi bantuan diri
berpikir terhadap stigma yang dialami ibu yang akan diberikan kepada ibu untuk
Jurnal Health Quality Vol. 3 No. 1, Nop 2012 Page 5
mencapai tujuan permasalahan antara menderita HIV/AIDS. Pendekatan yang
lain melakukan ANC secara teratur, dilakukan untuk mendapatkan
pemakaian ARV secara rutin di trimester persetujuan, kebutuhan dana dan tempat
kedua dan vitamin, pemilihan rumah yakni bekerjasama dengan lembaga
sakit untuk bersalin, memutuskan swadana masyarakat. Strategi kedua:
tindakan persalinan dengan seksio dukungan sosial, mencari dukungan dari
sesarea, memutuskan untuk tidak tokoh masyarakat untuk menjalankan
memberikan ASI sejak bayi lahir, memilih program yang telah disusun, membuat
alat kontrasepsi yang tepat setelah jaringan kerja dengan institusi lain:
melahirkan. Tahap keempat, intervensi departemen agama, departemen tenaga
untuk mengembangkan diri ibu, kerja, departemen pemberdayaan
membantu meningkatkan ketrampilan perempuan dan puskesmas diwilayah
selama periode antenatal, intranatal dan binaan. Strategi ketiga: pemberdayaan
postpartum yakni pencegahan masyarakat, memberikan penyuluhan
penularan, perawatan diri, meningkatkan kepada masyarakat sehingga stigma
stamina, menghindari sumber-sumber masyarakat tentang HIV/AIDS
infeksi yang akan menurunkan daya berkurang, masyarakat dapat menerima
tahan ibu dan keterampilan merawat dan bersosialisasi dengan ibu penderita
bayi. Tugas perawat adalah HIV/AIDS. Memberdayakan perempuan
mengkonsolidasikan dengan ibu hal-hal yang ada dimasyarakat sebagai kader
yang dapat mengembangkan dalam mengenal tanda dan gejala
keterampilan guna merawat diri dan bayi HIV/AIDS sebagai screening awal.
secara mandiri. Tahap kelima,
mengakhiri kontak pertemuan dan Implementasi keempat, berperan serta
mengkordinasikan keterampilan yang dalam penelitian. Perawat maternitas
telah dicapai. Tugas perawat adalah dapat melakukan survey prevalensi ibu
melakukan terminasi dan membantu dengan HIV/AIDS di daerah binaan,
hal-hal yang belum dicapai diakhiri mengevaluasi dari setiap tindakan yang
pertemuan dan memberikan nomor diberikan yakni intervensi fisik dan
kontak yang dapat dihubungi, bila hal psikologi. Dengan demikian dapat dilihat
mendapatkan suatu kesulitan. bagaimana pengaruh dukungan yang
diberikan dalam meningkatkan daya
Implementasi ketiga: berperan serta hidup ibu untuk merawat bayinya.
dalam promosi kesehatan. Menurut
WHO (COMPAC-female, 2011) strategi Perawat maternitas yang berperan
promosi kesehatan adalah advokasi, ganda sebagai tenaga pendidik dapat
dukungan sosial, pemberdayaan melaksanakan promosi kesehatan
masyarakat. Untuk dapat menjalankan dengan mengimplementasikan program
strategi promosi kesehatan ini perawat PMTCT sebagai kegiatan tridarma
maternitas mengupayakan beberapa perguruan tinggi. Bentuk implementasi
tindakan. Strategi pertama advokasi, dalam pendidikan dan pengajaran
melakukan pendekatan kepada para program PMTCT menjadi kurikulum di
pembuat keputusan atau penentu institusi keperawatan. Melaksanakan
kebijakan diberbagai sektor yakni mulai pengabdian masyarakat didaerah binaan
dari kelurahan sampai dengan tingkat yakni memberikan pelatihan keluarga
atas untuk mendukung program yang sadar HIV/AIDS, melatih kader dalam
dilakukan oleh perawat maternitas mengenal perempuan yang beresiko
misalnya mendirikan kelompok swabantu HIV/AIDS. Melaksanakan penelitian
atau self help group antara ibu yang untuk melihat perkembangan kondisi
Jurnal Health Quality Vol. 3 No. 1, Nop 2012 Page 6
HIV/AIDS yang bekerja sama dengan memanfaatkan perawat maternitas yang
lintas sektoral maupun program. telah terdapat diwilayah Indonesia
sebagai salah satu petugas kesehatan
Kesimpulan dalam menjalankan program PMTCT.
Perlu adanya kerjasama, komunikasi dan
Berdasarkan hasil proyeksi, jumlah ibu transparasi yang baik antara pemerintah,
hamil terinfeksi HIV yang memerlukan pihak pelayanan kesehatan serta
layanan PMTCT akan meningkat dari berbagai profesi pelayanan. Dalam
5.730 orang pada tahun 2010 menjadi meningkatkan kinerja petugas kesehatan
8.170 orang pada tahun 2014 sebaiknya pemerintah bisa
(Kemenkes RI. 2011). PMTCT mensosialisasikan program PMTCT dan
merupakan salah satu alternatif untuk memberikan pelatihan secara merata
memutus mata rantai penularan HIV disetiap wilayah Indonesia khususnya
sehingga dapat meminimalisasi tingkat daerah endemic.
penularan HIV lewat perinatal, akan
tetapi penularan HIV melalui ibu ke bayi
cenderung meningkat seiring dengan Daftar Pustaka
meningkatnya jumlah perempuan
terinfeksi HIV yang tertular baik dari USAID (2008) Hiv dan aids di dunia.
http://www.usaid.gov/our_work/global_healt
pasangan maupun akibat perilaku yang
h/aids /Countries/ asia/indonesia.html,
beresiko. Menurut Salahudin dan diunduh tanggal 6 Juli 2012
Husniati selaku kordinator PMTCT dari UNAIDS (2008) Report on the Global AIDS
Banten dan Bandung, hal tersebut bisa Epidemic. http://www.unaids.org /en/
saja terjadi karena tenaga ahli dari Knowledge Centre/ HIVData/
GlobalReport/2008/. diunduh tanggal 6 Juli
puskesmas yang cenderung sulit untuk
2012
melibatkan diri di lapangan saat Candra (2010). Penularan hiv dari ibu ke bayi kian
mengidentifikasi dan memberikan meningkat..
penyuluhan dan konseling kepada ibu- http://edukasi.kompas.com,diunduh tanggal
30 Juli 2012.
ibu hamil. Kehadiran perawat maternitas
COMPAC-Female (2011). Modul Pelatihan deteksi
sebagai salah satu petugas kesehatan dini pencegahan dan penanggulangan HIV
dalam program pemerintah yakni dan AIDS pada perempuan kesehatan
sebagai klinikal dan pendidik (dosen) masyarakat. Bandung: DINKES.
diharapkan dapat mendukung
mensukseskan program PMTCT melalui UNICEF (2008). Mother-to-Child Transmission
(PMTCT) of HIV http://www.unicef.org/aids/
peran-perannya. Dengan demikian ibu index_ prevention young.html. diunduh
hamil yang terinfeksi HIV dapat tanggal 7 Juli 2012
teridentifikasi. Ibu hamil dengan Nursalam (2006) Tantangan Keperawatan
HIV/AIDS mendapatkan pelayanan Indonesia Dalam Proses Profesionalisme.
http://inna-ppni.or.id/html. diunduh tanggal
perawatan yang adekuat sepanjang
2 Agustus 2012.
periode kehamilan, persalinan dan Anna (2012) HIV pada Anak Makin Jadi Masalah.
postpartum seperti tindakan terapi http://health.kompas.com. diunduh tanggal 7
mandiri dan kolaborasi pemberian ARV Juli 2012
(anti retro viral) maupun penyuluhan
WHO (2004). Recommendation on ARVs and
tentang PMTCT baik dikota maupun
MTCT Prevention
desa diwilayah yang dinilai rawan. Mikail (2012). Tiga Syarat mencegah penularan
HIV AIDS ke Bayi. http://edukasi. kompas.
Saran com. diunduh tanggal 6 Juli 2012
Untuk pemangku kebijakan dalam Muhaimin, Besral. Prevalensi HIV pada ibu hamil
di delapan ibu kota provinsi di Indonesia
pelaksanaan program PMTCT dapat

Jurnal Health Quality Vol. 3 No. 1, Nop 2012 Page 7


tahun 2003-2010. Makara Kesehatan
(2011); 15 (2): 93-100.
Alisjahbana, dkk (2010). Laporan pencapaian
tujuan pembangunan millennium di
Indonesia 2010. Kementerian Perencanaan
Pembangunan Nasional: Badan Perencana
Pembangunan Nasiona (BAPPENAS).
Pedoman Nasional Pencegahan penularan HIV
dari Ibu ke Bayi. Jakarta: Kemenkes RI.
2011.
Aditama (2011) . Program Kemenkes RI dalam
Penanggulangan
HIV/AIDS.http://www.pppl. depkes.go.id/.
Tschudin (1995).Conseling skills for nurses. Ed
(4). London: Bailliere.
Hurliman, Hofer, Hirter. The role of clinical nurse
specialist.International Council Of Nurse
(2001).48:58-64.
Green, Kreuter. (Health promotion planning an
educational and environmental approach.
Ed 2., London: Mayfield publishing
company.
Pusat data dan Informasi Kementerian Kesehatan
RI (2011). Data dan informasi. Jakarta:
Kemenkes.RI

Jurnal Health Quality Vol. 3 No. 1, Nop 2012 Page 8

Anda mungkin juga menyukai