VERTIGO
Oleh :
Wi1614
KESEHATAN
PROGRAM STUDI S.1 KEPERAWATAN
BANJARMASIN, 2016
LAPORAN PENDAHULUAN
VERTIGO
I. Konsep Vertigo
1.1. Definisi
Vertigo berasal dari bahasa Latin vertere yang artinya memutar merujuk
pada sensasi berputar sehingga mengganggu rasa keseimbangan seseorang,
umumnya disebabkan oleh gangguan pada sistim keseimbangan (Labuguen,
2006).
1.2. Etiologi
1.2.1. Otologi 24-61% kasus
1.2.1.1. Benigna Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV)
1.2.1.2. Meniere Desease
1.2.1.3. Parese N VIII Uni/bilateral
1.2.1.4. Otitis Media
1.2.2. Neurologik 23-30% kasus
1.2.2.1. Gangguan serebrovaskuler batang otak/ serebelum
1.2.2.2. Ataksia karena neuropati
1.2.2.3. Gangguan visus
1.2.2.4. Gangguan serebelum
1.2.2.5. Gangguan sirkulasi LCS
1.2.2.6. Multiple sklerosis
1.2.2.7. Vertigo servikal
1.2.3. Interna kurang lebih 33% karena gangguan kardiovaskuler
1.2.3.1. Tekanan darah naik turun
1.2.3.2. Aritmia kordis
1.2.3.3. Penyakit koroner
1.2.3.4. Infeksi
1.2.3.5. Hipoglikemia
1.2.3.6. Intoksikasi Obat: Nifedipin, Benzodiazepin, Xanax,
1.2.4. Psikiatrik > 50% kasus
1.2.4.1. Depresi
1.2.4.2. Fobia
1.2.4.3. Anxietas
1.2.4.4. Psikosomatis
1.2.5. Fisiologik Melihat turun dari ketinggian.
Klien Vertigo akan mengeluh jika posisi kepala berubah pada suatu keadaan
tertentu. Klien akan merasa berputar atau merasa sekelilingnya berputar jika
akan ke tempat tidur, berguling dari satu sisi ke sisi lainnya, bangkit dari
tempat tidur di pagi hari, mencapai sesuatu yang tinggi atau jika kepala
digerakkan ke belakang. Biasanya vertigo hanya berlangsung 5-10 detik.
Kadang-kadang disertai rasa mual dan seringkali klien merasa
cemas.Penderita biasanya dapat mengenali keadaan ini dan berusaha
menghindarinya dengan tidak melakukan gerakan yang dapat menimbulkan
vertigo. Vertigo tidak akan terjadi jika kepala tegak lurus atau berputar
secara aksial tanpa ekstensi, pada hampir sebagian besar klien, vertigo akan
berkurang dan akhirnya berhenti secara spontan dalam beberapa hari atau
beberapa bulan, tetapi kadang-kadang dapat juga sampai beberapa tahun.
1.4. Patofisiologi
Vertigo disebabkan dari berbagai hal antara lain dari otologi seperti
meniere, parese N VIII, otitis media. Dari berbagai jenis penyakit yang
terjadi pada telinga tersebut menimbulkan gangguan keseimbangan pada
saraf ke VIII, dapat terjadi karena penyebaran bakteri maupun virus (otitis
media). Selain dari segi otologi, vertigo juga disebabkan karena neurologik.
Seperti gangguan visus, multiple sklerosis, gangguan serebelum, dan
penyakit neurologik lainnya. Selain saraf ke VIII yang terganggu, vertigo
juga diakibatkan oleh terganggunya saraf III, IV, dan VI yang menyebabkan
terganggunya penglihatan sehingga mata menjadi kabur dan menyebabkan
sempoyongan jika berjalan dan merespon saraf ke VIII dalam
mempertahankan keseimbangan. Hipertensi dan tekanan darah yang tidak
stabil (tekanan darah naik turun). Tekanan yang tinggi diteruskan hingga ke
pembuluh darah di telinga, akibatnya fungsi telinga akan keseimbangan
terganggudan menimbulkan vertigo. Begitupula dengan tekanan darah yang
rendah dapat mengurangi pasokan darah ke pembuluh darah di telinga
sehingga dapat menyebabkan parese N VIII.
Psikiatrik meliputi depresi, fobia, ansietas, psikosomatis yang dapat
mempengaruhi tekanan darah pada seseorang. Sehingga menimbulkan
tekanan darah naik turun dan dapat menimbulkan vertigo dengan
perjalanannya seperti diatas. Selain itu faktor fisiologi juga dapat
menimbulkan gangguan keseimbangan. Karena persepsi seseorang berbeda-
beda.
1.5. Pemeriksaan Penunjang
1.5.1. Tes Romberg yang dipertajam
Sikap kaki seperti tandem, lengan dilipat pada dada dan mata
kemudian ditutup. Orang yang normal mampu berdiri dengan sikap
yang romberg yang dipertajam selama 30 detik atau lebih.
1.5.2. Tes Melangkah ditempat (Stepping Test)
Penderita disuruh berjalan ditempat dengan mata tertutup sebanyak
50 langkah. Kedudukan akhir dianggap abnormal jika penderita
beranjak lebih dari satu meter atau badan berputar lebih dari 30
derajat.
1.5.3. Salah Tunjuk(post-pointing)
Penderita merentangkan lengannya, angkat lengan tinggi-tinggi
(sampai fertikal) kemudian kembali kesemula.
1.5.4. Manuver Nylen Barang atau manuver Hallpike
Penderita duduk ditempat tidur periksa lalu direbahkan sampai
kepala bergantung dipinggir tempat tidur dengan sudut 30°kepala
ditoleh kekiri lalu posisi kepala lurus kemudian menoleh lagi
kekanan pada keadaan abnormal akan terjadi nistagmus.
1.5.5. Tes Kalori, dengan menyemprotkan air bersuhu 30°
ketelinga penderita.
1.5.6. Elektronistagmografi, yaitu alat untuk mencatat lama dan
cepatnya nistagmus yang timbul.
1.5.7. Posturografi, yaitu tes yang dilakukan untuk mengevaluasi system
visual, vestibular dansomatosensorik.
1.6. Komplikasi
1.6.1. Cidera fisik
Klien dengan vertigo ditandai dengan kehilangan keseimbangan
akibat terganggunya saraf VIII (Vestibularis), sehingga klien tidak
mampu mempertahankan diri untuk tetap berdiri dan berjalan.
1.6.2. Kelemahan otot
Klien yang mengalami vertigo seringkali tidak melakukan aktivitas.
Mereka lebih sering untuk berbaring atau tiduran, sehingga berbaring
yang terlalu lama dan gerak yang terbatas dapat menyebabkan
kelemahan otot.
1.7. Penatalaksanaan
1.7.1. Penatalaksanaan Medikasi
1.7.1.1. Pada fase akut penderita harus dibaringkan dan diberi
Avoming 25 mg tiap 6 jam. Kalau muntah dan vertigo hebat
penderita perlu dirawat di Rumah Sakit. Promethazine 25
mg dan Chlorpromazine 1,25 mg melalui IM tiap 6jam
selama 24 jam akan mengurangi muntah dan vertigo yang
hebat.
1.7.1.2. Pada fase tenang penderita dianjurkan untuk:
a. Mengurangi minum hanya sampai tiga gelas sehari.
b. Pantang garam.
1.7.2. Penatalaksanaan Operatif
Apabila pendengaran masih baik dianjurkan operasi untuk
menghilangkan vertigo sambil mempertahankan pendengarannya
seperti:
1.7.2.1. Miringotomi dan pemasangan gromet dapat mengurangi
vertigo.
1.7.2.2. Dekomprese sakus endolimfatikus untuk mengurangi
tekanan di dalam labirin mukosa dapat menghilangkan
vertigo.
1.7.2.3. Perusakan dengan ultra sonik terhadap labirin untuk
mempertahankan koklea telah dicoba pula tetapi cara ini
sudah banyak ditinggalkan oleh ahli THT.
1.7.2.4. Apabila satu telinga tuli besar dan menyebabkan
kambuhnya vertigo perusakan labirin membranosa perlu
dilakukan dengan cara operasi ini penderita dibebaskan
sama sekali dari vertigo sedangkan hilangnya pendengaran
tidak merisaukan penderita.
1.8. Pathway
http://documentslide.com/documents/laporan-pendahuluan-vertigodocx.html
(diakses 6 Desember 2016).
(……………………………………...) (……………………………………..)