Identifikasikan Lima Program Nasional Dalam Waktu 5 Tahun Terakhir
Identifikasikan Lima Program Nasional Dalam Waktu 5 Tahun Terakhir
tahun terakhir.
1. Program JKN-KIS
Program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) sebagai salah satu wujud
program Nawacita pemerintah berdampak terhadap pelayanan kesehatan masyarakat. Program
ini membuka akses lebih besar kepada masyarakat untuk mendapatkan jaminan pelayanan
kesehatan. Saat ini program JKN-KIS ini terus berkembang pesat. Jumlah peserta yang telah
mengikuti program tersebut lebih dari 180 juta jiwa atau lebih dari 70 persen jumlah proyeksi
penduduk Indonesia pada 2017
Dukungan Publik : Pemerintah Daerah (Pemda) mempunyai peran penting dalam menyukseskan
dan menjaga keberlangsungan program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat
(JKN-KIS). Sebagai salah satu tulang punggung JKN-KIS, Pemda diharapkan dapat
mengoptimalkan perannya demi mewujudkan cita-cita universal health coverage (UHC) yang
ditargetkan terealisasi paling lambat 1 Januari 2019 mendatang. Pemda juga memegang kunci
penting dalam optimalisasi pelaksanaan sistem kendali mutu dan biaya di tingkat daerah dan
sistem pembinaan dan pengawasan juga tingkat kepatuhan pelaksanaan JKN-KIS di daerah.
Hingga saat ini, dari 514 Kabupaten/Kota di Indonesia, 470 Kabupaten/Kota telah
mengintegrasikan Jamkesda-nya ke JKN-KIS dengan jumlah kepesertaan mencapai lebih dari 17
juta jiwa.
2. Dana Desa
Pemerintah telah berkomitmen untuk menjalankan amanah Undang-undang No 6 Tahun 2014
tentang Desa dengan terus meningkatkan dana alokasi desa dari tahun ke tahun. Sejak tahun
2015, alokasi dana desa diketahui sebesar Rp 20 triliun di tahun 2016 menjadi Rp 46,9 triliun
dan di tahun 2017 ini menjadi Rp 60 triliun. Secara tegas, Undang-Undang No 6 Tahun 2014
tentang Desa juga menempatkan masyarakat desa sebagai subjek pembangunan untuk
mempercepat tercapainya kemajuan perekonomian masyarakat desa, mengatasi kesenjangan,
dan meningkatkan kesejahteraan umum.
Evaluasi : pemanfaatan dana desa perlu dipertajam dengan cara fokus pada percepatan
pemenuhan layanan dasar dan penanggulangan kemiskinan seperti membangun sekolah, PAUD,
Posyandu, sanitasi, irigasi, dan sebagainya. Peningkatan kapasitas aparatur desa dalam tata
kelola penyaluran dana desa terutama dalam konteks kapasitas penyusunan APBDes, pelaporan,
dan Monitoring serta evaluasi dan Memperkuat sinergi kementerian/lembaga dalam
mengarahkan program dan kegiatannya pada desa-desa prioritas atau 3T (Terpencil, Tertinggal,
Terdepan). Berdasarkan data yang dipaparkan oleh Kemendes pada tahun 2016 dana desa
dalam bidang pembangunan dimanfaatkan untuk membuat 66.179 km jalan desa; 551.484
jembatan; 1.366 unit tambatan perahu; 686 unit embung; 13.989 unit sumur; 65.573 unit
drainase dan irigasi; 36.951 unit MCK; 15.948 unit air bersih; 11.221 unit PAUD; 7.428 unit
Posyandu; 3.100 unit Polindes; dan 1.810 unit pasar desa. Sementara pemanfaatan dalam
bidang pemberdayaan masyarakat diperuntukan bagi pelatihan kerajinan tangan, pelatihan
kewirausahaan desa untuk para pemuda, pelatihan website untuk pemasaran dan industri
rumah tangga; pelatihan perikanan bibit kerapu, tukik, dan budidaya bakau serta cemara. Lalu
pelatihan kuliner dan pengembangan makanan lokal, pelatihan pengolahan dan pemasaran hasil
pertanian serta pelatihan pemanfaatan limbah organik rumah tangga pelatihan perencanaan
bisnis
Dukungan Publik : Partisipasi masyarakat merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
keberhasilan dari program pembangunan maupun pengembangan masyarakat pedesaan.
Partisipasi masyarakat diperlukan untuk mewujudkan pembangunan desa yang sesuai dengan
kebutuhan desa itu sendiri. Partisipasi masyarakat bukan hanya melibatkan masyarakat dalam
pembuatan keputusan di setiap program pembangunan, namun masyarakat juga dilibatkan
dalam mengidentifikasi masalah dan pontesi yang ada di masyarakat. Tanpa partisipasi
masyarakat setiap kegiatan pembangunan akan gagal. Demikian juga halnya terkait dengan
partisipasi masyarakat terhadap penggunaan dan pengelolaan dana desa, keterlibatan ini
penting agar penggunaan dan pengelolaannya bisa lebih tepat sasaran dan manfaatnya akan
lebih mengena dengan kepentingan riil dari masyarakat. Namun yang terjadi di Desa
Tumaluntung Satu Kecamatan Tareran, Kabupaten Minahasa Selatan dalam hal penggunaan dan
pengelolaan dana desa masih minim terkait dengan keterlibatan atau partisipasi masyarakat.
Hal ini berpengaruh terhadap dukungan masyarakat terhadap berbagai program yang akan
dijalankan dengan menggunakan dana desa. Hal ini tentu saja akan menghianati persyaratan
dalam pengelolaan dana desa yang sudah di atur dalam undang-undang No 23 tahun 2014 yang
sudah mengatur tentang bagaimana mengelola dan penggunaan dana desa. Terdapat beberapa
factor yang mempengaruhi tingkat partisipasi masyarakat dalam pengelolaan dana desa seperti
kurangnya sosialisasi dari pemerintah desa mengenai program dana desa sehingga masyarakat
kurang paham tentang program dana desa tersebut, itu yang membuat masyarakat kurang
berpartisipasi
Dukungan Publik : Dalam pelaksanaan program ini, sangat diperlukan dukungan dari lintas
sektor, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota. Dukungan yang diharapkan dari
Bupati untuk keberhasilan program Nusantara Sehat ini yakni dengan menjamin keselamatan
dan keamanan nakes, menjamin fasilitas yang layak, menerbitkan Surat Izin Praktik (SIP),
mengirim petugas untuk serah terima peserta nakes dan membiayai petugas dalam rangka
penjemputan dan pengantaran Nakes ke lokasi penempatan
4. GERMAS
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) merupakan suatu tindakan sistematis dan
terencana yang dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh komponen bangsa dengan
kesadaran, kemauan dan kemampuan berperilaku sehat untuk meningkatkan kualitas hidup.
Pelaksanaan GERMAS harus dimulai dari keluarga, karena keluarga adalah bagian terkecil dari
masyarakat yang membentuk kepribadian.
GERMAS dapat dilakukan dengan cara: Melakukan aktifitas fisik, Mengonsumsi sayur dan buah,
Tidak merokok, Tidak mengonsumsi alkohol, Memeriksa kesehatan secara rutin, Membersihkan
lingkungan, dan Menggunakan jamban. Pada tahap awal, GERMAS secara nasional dimulai
dengan berfokus pada tiga kegiatan, yaitu: 1) Melakukan aktivitas fisik 30 menit per hari, 2)
Mengonsumsi buah dan sayur; dan 3) Memeriksakan kesehatan secara rutin.
Evaluasi : Pelaksanaan Gerakan Masyrakat Hidup Sehat (GERMAS) merupakan sebuah upaya
pemerintah dalam melakukan pendekatan kepada keluarga supaya tercapai keluarga yang
sehat. Karena yang tingkatkan adalah pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat maka peran
sector kesehatan harus lebih digencarkan dalam upaya sosialisasi kepada masyarakat seperti
pemberian informasi langung ataupun melalui media cetak dan elektronik ssehingga masyarakat
akan semakin sadar dengan kesehatan dan tercipta Indonesia yang lebih sehat.
Dukungan Publik : GERMAS merupakan gerakan nasional yang diprakarsai oleh Presiden RI yang
mengedepankan upaya promotif dan preventif, tanpa mengesampingkan upaya kuratif-
rehabilitatif dengan melibatkan seluruh komponen bangsa dalam memasyarakatkan paradigma
sehat. Untuk menyukseskan GERMAS, tidak bisa hanya mengandalkan peran sektor kesehatan
saja. Peran Kementerian dan Lembaga di sektor lainnya juga turut menentukan, dan ditunjang
peran serta seluruh lapisan masyarakat. Mulai dari individu, keluarga, dan masyarakat dalam
mempraktekkan pola hidup sehat, akademisi, dunia usaha, organisasi kemasyarakatan, dan
organisasi profesi dalam menggerakkan anggotanya untuk berperilaku sehat; serta Pemerintah
baik di tingkat pusat maupun daerah dalam menyiapkan sarana dan prasarana pendukung,
memantau dan mengevaluasi pelaksanaannya.
Salah satu dukungan nyata lintas sektor untuk suksesnya GERMAS, diantaranya Program
Infrastruktur Berbasis Masyarakat (IBM) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
yang berfokus pada pembangunan akses air minum, sanitasi, dan pemukiman layak huni, yang
merupakan infrastruktur dasar yang mendukung Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan
Badan Pengawas Obat dan Makanan dalam hal keamanan pangan.
Peran tersebut bertujuan untuk menunjang pelaksanaan PKH dalam menanggulangi dan
mengentaskan kemiskinan. Melalui peran tersebut pelaksanaan PKH akan lebih berjalan
maksimal, dapat berperan sebagai pilar utama yang mendorong terciptanya kualitas hidup yang
lebih baik bagi keluarga miskin dan diharapkan mampu mewujudkan pertumbuhan dan
kesejahteraan masyarakat miskin, khususnya keluarga miskin yang menjadi sasaran penerima
bantuan sosial PKH.
Dukungan Publik : Dukungan Pemerintah daerah dalam pelaksanaan Program Keluarga Harapan
bertujuan memastikan Bantuan tepat sasaran, dan memastikan peserta PKH memperoleh bantuan
Sosial lainnya seperti BSM, KIS, KIP, KKS Rastra. Juga perhatian pemerintah daerah dalam
pelaksanaan Program Keluarga Harapan melalui sharing APBD 5% dari Total bantuan PKH per
tahunnya.
Pemerintah daerah lokasi PKH diharapkan memberikan dukungan penuh bagi pelaksanan
Program Keluarga Harapan. Komitmen daerah sangat diperlukan demi suksesnya PKH di daerah
masing masing melalui dana sharing, ketersediaan Fasilitas pendidikan dan fasilitas
Kesehatan dalam rangka pemenuhan komitmen peserta. Tanpa komitmen pemerintah daerah,
pelaksanaan Program Keluaraga Harapan tidak akan maksimal, dibuktikan dengan daerah daerah
yang tingkat keberhasilan pelaksanaan PKH tinggi, salah satunya karena besarnya atensi dan
komitmen pemerintah daerah.
Referensi: