Sumber : Sarwono Prawirohardjo. Ilmu kebidanan. Ed 4. 2014. PT. Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
3. Ligamentum ovarii proprium: ligamentum yang berjalan dari sudut kiri dan kanan fundus
uteri ke ovarium.
4. Posisi pada pemeriksaan luar dengan palpasi, ditentukan dengan menentukan letak
punggung janin terhadap dinding perut ibu, sedangkan pada pemeriksaan dalam posisi
ditentukan dengan menentukan kedudukan salah satu bagian janin yang terendah
terhadap jalan lahir, bagian terendah tadi disebut penunjuk. Penunjuk itu dinyatakan
sesuai dengan bagian kiri atau kanan ibu.
Ubun-ubun kecil (belakang kepala) bentuk segitiga untuk presentasi belakang
kepala. Ubun-ubun besar (depan kepala/dahi) bentuk segiempat untuk puncak kepala,
dahi untuk presentasi dahi, dagu untuk presentasi muka, sacrum untuk presentasi bokong
dan acromion/scapula untuk presentasi bahu. Macam-macam posisi yaitu :
1) Posisi pada presentasi belakang kepala dengan penunjuk ubun-ubun kecil
2) Posisi pada presentasi muka dengan penunjuk dahu/mentum
3) Posisi pada presentasi bokong dengan penunjuk sacrum
Gambar. Macam-macam posisi pada presentasi belakang kepala, muka dan bokong
Tulisan “turunnya kepala” dan garis tidak terputus dari 0-5 pada sisi yang
sama dengan angka pembukaan serviks. Berikan tanda “●” pada waktu
yang sesuai dan hubungkan dengan garis lurus.
Contoh:
Garis waspada
Waktu berada dibagian bawah kolom terdiri atas waktu mulainya fase
aktif persalinan dan waktu aktuall saat pemeriksaan. Waktu mulainya fase
aktif persalinan diberi angka 1-16, setiap kotak: 1 jam yang digunakan
untuk menentukan lamanya proses persalinan telah berlangsung. Waktu
aktual saat pemeriksaan merupakan kotak kosong di bawahnya yang harus
diisi dengan waktu yang sebenarnya
Kontraksi Uterus
dilakukan setiap 30 menit, raba dan catat jumlah dan durasi kontaksi
dalam 10 menit. Misal jika dalam 10 menit ada 3 kontraksi yang lamanya
20 setik maka arsirlah angka tiga kebawah dengan warna arsiran yang
sesuai untuk menggambarkan kontraksi 20 detik (arsiran
paling muda warnanya).
.Obat-obatan
Catat obat dan cairan yang diberikan di kolom yang sesuai. Untuk
oksitosin dicantumkan jumlah tetesan dan unit yang diberikan.
Kondisi Ibu
Catat nadi ibu setiap 30 menit dan beri tanda titik pada kolom yang sesuai.
Ukur tekanan darah ibu tiap 10 menit dan beri tanda ↕ pada kolom yang
sesuai. Temperatur dinilai setiap dua jam dan catat di tempat yang sesuai.
No Karakteristik Skor
1 Usia < 40 tahun 2
2 Riwayat persalinan pervaginam
- sebelum dan sesudah seksio sesarea 4
- persalinan pervaginam sesudah seksio sesarea 2
- persalinan pervaginam sebelum seksio sesarea 1
- tidak ada 0
3 Alasan lain seksio sesarea terdahulu 1
4 Pendataran dan penipisan serviks saat tiba di Rumah Sakit dalam
keadaan inpartu:
- 75 % 2
- 25 – 75 % 1
- < 25 % 0
5 Dilatasi serviks 4 cm 1
Angka keberhasilan dapat didapatkan dengan menjumlahkah skor.
Skor Angka Keberhasilan (%)
0–2 42-49
3 59-60
4 64-67
5 77-79
6 88-89
7 93
8 – 10 95-99
14.Leukositosis fisiologis adalah meningkatnya sel darah putih (leukosit) di dalam tubuh
yang terjadi karena proses normal fisiologis. Leukositosis ini terjadi pada saat tubuh
terinfeksi zat asing dan memacu pembentukan leukosit baru yang berfungsi melawan
infeksi tersebut.
Leukositosis patologis adalah meningkatnya sel darah putih (leukosit) karena adanya
kelainan oleh sel darah putih itu sendiri. Leukositosis ini misalnya pada leukemia. Pada
leukemia pembentukan sel darah putih tidak terkontrol hingga menyebabkan autoimun
pada sel tubuh sendiri. Akibatnya leukosit yang berfungsi melawan zat infeksius malah
melawan sel dalam tubuh sendiri.
15. Pemeriksaan DM pada ibu hamil dapat dilakuan dengan 2 cara, yaitu :
- Pemeriksaan dilakukan saat gestasi dalam masa 24 sampai 28 minggu dengan
mengukur gula darah sejam setelah seorang pasien yang tidak puasa mengkonsumsi
50-gram dosis glukosa. Hasil yang menunjukkan lebih dari 140mg/dL biasanya
dijadikan sebagai batas, walaupun batas yang lebih kecil sebesar 130mg/dL dapat
digunakan juga. Setiap hasil pemeriksaan yang lebih dari batas akan masuk ke tes
diagnostik.
- Tes Diagnostik merupakan tes toleransi oral glukosa selama 3 jam atau Oral Glucose
Tolerance Test (OGTT). Tes ini membutuhkan kumpulan sampel darah saat puasa
yang diikuti dengan konsumsi 100 gram dosis glukosa dengan tambahan sampel
darah yang didapatkan setiap jam selama 4 jam. Hasil tes dinyatakan positif dan
GDM terkonfirmasi jika dua atau lebih dari total 4 tes glukosa menunjukkan keadaan
di atas batas yang telah ditentukan sebelumnya.
16. Hemoglobin, Leukosit, Trombosit dan Malaria
17. Sfingter anal internal (internal anal sphincter) adalah sebuah cincin otot lurik yang
mengelilingi kanalis anal dengan keliling 2,5 sampai 4 cm. Fungsi sfingter anal internal
adalah untuk mengatur pengeluaran feses saat buang air besar. Sedangkan Sfingter anal
eksternal (external anal sphincter) adalah serat otot lurik berbentuk elips dan melekat
pada bagian dinding anus. Panjangnya sekitar 8 sampai 10 cm. Fungsi sfingter anal
eksternal adalah untuk membuka dan menutup kanalis anal.
18. 7 cardinal movement adalah sebagai berikut :
- Engagement: kepala melayang sebelum masuk pintu atas panggul
- Descend : kepala masuk PAPA, mengalami penurunan dan fleksi
- Fleksi : kepala menurun lebih dalam, disertai putaran paksi luar
- Putaran paksi dalam : putaran paksi dalam selesai. Kepala melakukan ekstensi
- Ekstensi : kepala mengalami ekstensi lengkap
- Putaran paksi luar : terjadi putaran paksi luar
- Ekspulsi : lahir bahu anterior dan posterior.
19. Cara mengatasi retraksi putting saat masa nifas yaitu :
- Nipplet : perlu di letakan di atas bagian puting dan tarik pam perlahan-lahan di ikuti
urutan untuk melembutkan puting. Keadaan ini perlu di lakukan setiap pagi sebelum
menyusukan bayi.
- Teknik Hoffman: Letakkan ibu jari di atas puting. Tolak perlahan-lahan kedalam tisu
payudara anda dan pada masa yang sama tarik ibu jari anda. Denagn itu, anda
melakukan regangan keatas puting dan melonggarkannya. Jadi puting mudah
bergerak kedalam dan keluar. Lakukan teknik ini sekurng-kurangnya lima kali sehari.
- Nipple Puller : potong bagian alat suntik tempat dimana biasanya jarum bisa di
masukan. Lalu pindahkan alat penghisapnya kebagian yang di potong letakan ujung
yang lain di puting, lalu gerakan alat penghisapnya.
20. Lokia yaitu cairan atau secret yang berasal dari cavum uteri dan vagina dalam masa nifas.
- Lokia rubra : berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel desidua, verniks
karseosa, lanugo dan meconium selama 2 hari pasca persalinan.
- Lokia sanguilenta : berwarna merah kuning berisi darah dan lender, hari ke-3 – 7
pasca persalinan.
- Lokia serosa : berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi, pada hari ke-7 – 14 pasca
persalinan.
- Lokia alba : berwarna putih, setelah 2 minggu
- Lokia purulenta : terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah berbau busuk.
- Lochiostais : pengeluaran lokia tidak lancar.
21. Involusi uterus sbb :
22. Segera setelah bayi lahir dan diputuskan tidak memerlukan resusitasi, letakkan bayi di
atas perut ibunya (bila sectio,bayi diletakkan diatas dada) dan keringkan bayi mulai dari
muka, kepala, dan bagian tubuh lainnya kecuali kedua tangannya. Bau cairan amnion
pada tangan bayi akan membantunya mencari puting ibu yang mempunyai bau yang
sama. Maka agar baunya tetap ada, dada ibu juga tidak boleh dibersihkan. Mengeringkan
tubuh bayi tidak perlu sampai menghilangkan verniks karena verniks dapat berfungsi
sebagai penahan panas pada bayi.
Bayi kemudian mencapai puting dengan mengandalkan indera penciuman dan dipandu
oleh bau pada kedua tangannya. Bayi akan mengangkat kepala, mulai mengulum puting,
dan mulai menyusu. Hal tersebut dapat tercapai antara 27 – 71 menit.
Pada saat bayi siap untuk menyusu, menyusu pertama berlangsung sebentar, sekitar 15
menit, dan setelah selesai, selama 2-2,5 jam berikutnya tidak ada keinginan bayi untuk
menyusu. Selama menyusu bayi akan mengkoordinasi gerakkan menghisap, menelan,
dan bernapas.
23. Asi ad libitum = pemberian asi yang tidak dijadwalkan dan sesuka bayi. eringkali pada
ibu menyusui terdapat keluhan dimana produksi ASI sedikit, tidak perlu khawatir karena
hal ini normal terjadi. Hal yang ibu perlu lakukan adalah dengan lebih sering menyusui
bayi. Sebab hisapan bayi dan emosi kasih saying ibu akan menjadi rangsangan untuk
produksi hormon oksitosin yang berperan dalam pengeluaran ASI. Selain itu, ibu juga
perlu asupan nutrisi yang baik agar produksi hormon prolaktin (hormon yang berperan
dalam produksi ASI) baik.
24. Program KIA pada ibu yaitu :
- Ibu hamil mendapat pelayanan Ante Natal Care (K1) sebesar 100%.
- Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih sebesar 90%.
- Cakupan peserta KB aktif sebesar 65%.
- Ibu hamil mendapat 90 Tablet Tambah Darah sebesar 85% dan Balita usia 6-59 bulan
mendapatkan Kapsul Vitamin A sebanyak 85%.
25. Hormone yang berperan saat menyuui yaitu :
- Prolaktin : Hormon ini dihasilkan oleh kelenjar pituitari di dalam otak yang
bertanggung jawab untuk pembuatan air susu anda. Kadar hormon prolaktin ini akan
semakin banyak seiring dengan seringnya bayi menyusu.
- Oksitosin : Hormon ini menyebabkan otot-otot kecil di sekitar payudara memeras air
susu melalui kelenjar air susu. Kelenjar air susu ini memperbesar puting sebagai jalan
keluarnya air susu ke mulut bayi. Selain itu, hormon oksitosin juga menyebabkan
otot-otot uterus berkontraksi selama proses persalinan hingga proses persalinan
berakhir. Sebelum proses persalinan, hormon ini membantu bayi keluar dari rahim
Ibu kemudian setelah persalinan hormon oksitosin membantu rahim kembali ke
ukurannya semula dan membantu mengurangi pendarahan pasca persalinan.
SOAL GINEKOLOGI
1. Apa itu Lower urunari tract sindrom dan jelaskan gejalannya
2. Mekanisme mioma menyebabkan nyeri
3. Sebutkan dd mioma uteri dan bagaimana cara membedakannya
4. Apa bedanya uterus miomatosus dan mioma uterus
5. Bagaimana mekanisme pra menopause
6. Mekanisme mioma untuk infertilitas
7. Bagaimana menilai IVA
8. Kapan mulai screening ca serviks dan kapan berhenti
JAWABAN
1. LUTS atau lower urinary tract syndrome adalah kompleks gejala yang terjadi
akibat penyumbatan atau obstruksi pada uretra.
2.
3.
4. Miomatosus: merupakan keadaan dimana uterus membesar melebihi ukuran
normal dimana didalamnya terdapat banyak mioma uteri sehingga menyebabkan
gejala desak ruang terhadap organ sekitar.
Miomata uterus : berdasarkan terminology, miomata merupakan bentuk jamak
dari mioma. Jadi miomata uterus disebut juga mioma uteri. Mioma adalah tumor
jinak yang berasal dari myometrium.
5.
6. Infertilitas dapat terjadi apa bila sarang mioma menutup atau menekan pars
intertisial tuba, sedangkan mioma submucosa juga memudahkan terjadinya
abortus karena distorsi rongga uterus.
7. Deteksi dini kanker leher Rahim dilakukan oleh tenaga kesehatan yang sudah
dilatih dengan pemeriksaan leher Rahim secara visual menggunakan asam asetat
yang sudah diencerkan, berarti melihat leher Rahim dengan mata telanjang untuk
mendeteksi abnormalitas setelah pengolesan aseat 3-5%. Daerah yang tidak
normal akan berubah warna dengan batas yang tegas menjadi putih (acetowhite),
yang mengindikasikan bahwa leher Rahim mungkin menjadi lesi pre kanker
Terdapat kecurigaan atau tidak :
- Jika ya, klien dirujuk, pemeriksaan IVA tidak dilanjutkan. Jika tidak
pemeriksa adalah dokter ahli obstetric dan ginekologi, lakukan biopsy.
Jika SKK tampak, lakukan IVA dengan mengoleskan kapas lidi yang sudah
dicelupkan ke dalam asam asetat 3-5% ke seluruh permukaan serviks.
Tunggu hasil IVA selama 1menit., perhatikan apakah ada bercak putih
(acetowhite epithelium) atau tidak.
Jika tidak (IVA negatif), jelaskan kepada klien kapan harus kembali untuk
mengulangi pemeriksaan IVA.
8. Pemeriksaan atau tes IVA yang dilakukan pada orang yang belum menunjukan
adanya gejala penyakit untuk menemukan penyakit yang belum terlihat atau
masih berada pada stadium praklinik. Program pemeriksaan/skrening yang
dianjurkan untuk kanker serviks : skrining pada setiap wanita minimal 1 kali pada
usia 35-55 tahun. Jika fasilitas tersedia lebih, lakukan setiap 5 tahun pada wanita
usia 35-55 tahun. Ideal atau optimal, lakukan tiap 3 tahun pada wanita usia 25-60
tahun.