Anda di halaman 1dari 16

MANAJEMEN

PENGARAHAN/KEPEMIMPINAN (2)

Disusun Oleh

Kelompok 12

1. Tebuana Agung Putra (1506305063)


2. Dewa Ayu Noman Shintya Devi (1506305086)
3. Ni Ketut Riska Astari (1506305165)

COVER

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2016

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmatNya paper mengenai
“Pengarahan/Kepemimpinan (2)” ini dapat tersusun hingga selesai. Kami juga
mengucapkan terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya. Kami berharap semoga paper
ini dapat menambah pengetahuan bagi para pembaca mengenai perencanaan dalam
manajemen sebuah perencanaan. Karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
kami, kami yakin masih banyak kekurangan dalam paper ini. Oleh karena itu, kami
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
paper ini.

Denpasar, 12 Mei 2016

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

COVER.............................................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................... iii
BAB I................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................ 1
1.1. Latar Belakang ................................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah .............................................................................................. 2
1.3. Tujuan ................................................................................................................ 2
BAB II .............................................................................................................................. 3
PEMBAHASAN............................................................................................................... 3
2.1. Pengertian Kepemimpinan ................................................................................. 3
2.2. Pendekatan Perilaku Kepemimpinan ................................................................. 4
2.3. Pendekatan Sifat-Sifat Kepemimpinan .............................................................. 5
2.4. Komunikasi dan Negoisasi Dalam Organisasi ................................................... 7
2.4.1. Pentingnya Komunikasi yang Efektif ......................................................... 7
2.4.2. Proses Komunikasi ..................................................................................... 8
2.4.3. Hambatan Terhadap Komunikasi Efektif Dalam Organisasi ..................... 9
2.4.4. Negoisasi Untuk Mengatasi Konflik ........................................................ 10
BAB III ........................................................................................................................... 12
KESIMPULAN .............................................................................................................. 12
3.1. Simpulan .......................................................................................................... 12
3.2. Saran ................................................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 13

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Kepemimpinan dan organisasi merupakan dua konsep yang tidak bisa dipisahkan
antara atu dengan yang lainnya. Istilah kepemimpinan sesungguhnya telah lama menjadi
bahan perbincangan oleh banyak orang ilmuam dan praktisi. Kepemimpinan acapkali
diasosiasikan dengan orang-orang yang dinamis dan kuat yang memimpin bala tentara,
mrngendalikan perusahaan besar, atau menentukan arah suatu bangsa dan masyarakat.
Untuk menunjukan berapa pentingnya kepemimpinan dan betapa manusia
membutuhkannya, sampai ada pendapat yang keras mengatakan bahwa dunia atau umat
ymanusia di dunia ini pada hakekatnya hanya ditentukan oleh beberapa orang saja,
yakni berstatus sebagai pemimpin. Dalam organisasi kepemimpinan sangat dibutuhkan
untuk memeberikan pengarahan terhadap usaha-usaha semua pekerja dalam mencapai
tujuan-tujuan organisasi. Tanpa Pemimpin atau bimbingan, hubungan antara tujuan
perserangan atau tujuan organisasi mungkin menjadi renggang.
Oleh karena itu, Kepemimpinan sangat diperlukan bila suatu organisasi ingin
sukses. Terlebih lagi pekerja-pekerja yang baik selalu ingin tahu bagaimana mereka
dapat menyumbang dalam pencapaian tujuan organisas, dan paling tidak gairah para
pekerja memerlukan kpemimpinan sebagai dasar motivasi eksternal untuk menjaga
tujuan-tujuan mereka tetap harmonis dengan tujuan organisasi. Ciri dan sifat
kepemimpinan adalah Kepemimpinan yang efektif yaitu kemampuan seseorang
pemimpin untuk mempengaruho atau memotivasi (bawahan) untuk bisa bekerja dengan
benar dan baik, sehingga tujuan bisa dicapai sesuai dengan perencanaan. Untuk
memahami beberapa hal tentang kepemimpinan dalam makalah ini maka penyusun
mencoba menguraikan materi kepemimpinan dalam makalah ini.

1
1.2.Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari paper ini adalah :
1. Apa pengertian dari kepemimpinan ?
2. Apa yang termasuk fungsi kepemimpinan ?
3. Apa yang termasuk gaya kepemimpinan ?
4. Apa saja yang termasuk pendekatan sifat-sifat kepemimpinan ?
5. Mengapa komunikasi yang efektif sangat penting ?
6. Bagaimana proses komunikasi ?
7. Apa saja hambatan terhadap komunikasi efektif dalam organisasi ?
8. Bagaimana negosiasi untuk mengatasi konflik ?

1.3.Tujuan
Adapun tujuan dari paper ini adalah :
1. Mengetahui pengertian dari kepemimpinan.
2. Memahami apa saja yang termasuk fungsi kepemimpinan.
3. Mengetahui apa saja yang termasuk gaya kepemimpinan
4. Memahami pendekatan sifat-sifat kepemimpinan
5. Memahami pentingnya komunikasi yang efektif.
6. Mengetahui bagaimana proses komunikasi.
7. Mengetahui apa saja hambatan terhadap komunikasi efektif dalam
organisasi.
8. Mengetahui bagaimana negosiasi untuk mengatasi konflik.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1.Pengertian Kepemimpinan

Seperti manajemen, kepemimpinan (leadership) telah didefinisikan dengan berbagai


cara yang berbeda oleh berbagai orang yang berbeda pula. Menurut Stoner,
kepemimpinan manajerial dapat didefinisikan sebagai suatu proses pengarahan dan
pemberian pengaruh pada kegiatan-kegiatan dari sekelompok anggota yang saling
berhubungan tugasnya. Ada tiga implikasi penting dari definisi tersebut :
Pertama, kepemimpinan menyangkut orang lain, bawahan atau pengikut. Kesediaan
mereka untuk menerima pengarahan dari pemimpin, para anggota kelompok membantu
menentukan status/kedudukan pemimpin dan membuat proses kempemimpinan dapat
berjalan. Tanpa bawahan, semua kualitas kepemimpinan seorang manajer akan menjadi
tidak relevan.
Kedua, kepemimpinan menyangkut suatu pembagian kekuasaan yang tidak
seimbang diantara para pemimpin dan anggota kelompok. Para pemimpin mempunyai
wewenang untuk mengarahkan berbagai kegiatan para anggota kelompok, tetapi para
anggota kelompok tidak dapat mengarahkan kegiatan-kegiatan pemimpin secara
langsung, meskipun dapat juga melalui sejumlah cara secara tidak langsung.
Ketiga, selain dapat memberikan pengarahan kepada para bawahan atau pengikut,
pemimpin dapat juga mempergunakan pengaruh. Dengan kata lain, para pemimpin tidak
hanya dapat memerintah bawahan apa yang harus dilakukan tetapi juga dapat
memengaruhi bagaimana bawahan melaksanakan perintahnya.
Kepemimpinan adalah bagian penting manajemen, tetapi tidak sama dengan
manajemen. Kepemimpinan merupakan kemampuan yang dipunyai seseorang untuk
mempengaruhi orang-orang lain agar bekerja mencapai tujuan dan sasaran.
Menurut Stephen P. Robbins pemimpin adalah seseorang yang dapat memengaruhi
orang lain dan memiliki otoritas manajerial. Kepemimpinan adalah apa yang dilakukan
pemimpin, yakni proses memimpin sebuah kelompok dan memengaruhi kelompok itu
dalam mencapai tujuan. Individu yang memiliki sifat yang tepat kemungkinan besar
akan dapat menjadi seorang pemimpin yang efektif. Jadi dapat disimpulkan bahwa

3
Kepemimpinan adalah apa yang dilakukan pemimpin yakni proses memimpin sebuah
kelompok dan kemampuan memengaruhi kelompok itu agar bekerja untuk mencapai
tujuan dan sasaran yang diinginkan.

2.2.Pendekatan Perilaku Kepemimpinan

Pendekatan perilaku memusatkan perhatiannya pada dua aspek perilaku


kepemimpinan, yaitu:
a. Fungsi-Fungsi Kepemimpinan
Agar kelompok berjalan dengan efektif, seseorang harus melaksanakan dua
fungsi utama, yaitu:
 Fungsi-fungsi yang berhubungan dengan tugas (task related) atau
pemecahan masalah.
 Fungsi-fungsi pemeliharaan kelompok (group maintenance) atau sosial.
Fungsi pertama menyangkut pemberian saran, penyelesaian, informasi dan
pendapat. Fungsi kedua mencakup segala sesuatu yang dapat membantu
kelompok berjalan lebih lancar–persetujuan dengan kelompok, penengahan
perbedaan pendapat, dan sebagainya.
b. Gaya-Gaya Kepemimpinan
Adapun gaya-gaya kepemimpinan yang pertama yakni menurut T. Hani
Handoko (2015) diantaranya :
 Gaya dengan orientasi tugas (task-oriented)
Manajer dengan gaya ini mengarahkan dan mengawasi bawahan secara
tertutup untuk menjamin bahwa tugas dilaksanakan sesuai dengan yang
diinginkannya. Manajer dengan gaya kepemimpinan ini lebih
memperhatikan pelaksanaan pekerjaan daripada pengembangan dan
pertumbuhan karyawan.

 Gaya dengan orientasi karyawan (employee-oriented)


Manajer dengan gaya ini mencoba untuk lebih memotivasi karyawan
dibanding mengawasi mereka. Mereka mendorong para anggota
kelompok untuk melaksanakan tugs-tugas dengan memberikan
kesempatan bawahan untuk berpartisipasi dalam pembuatan keputusan,

4
menciptakan suasana persahabatan serta hubungan-hubungan saling
mempercayai dan menghormati dengan para anggota kelompok.

Adapun gaya-gaya kepemimpinan menurut Robbins (2010) diantaranya :


a) Gaya Demokratis : gaya kepemimpinan yang melibatkan karyawan,
mendelegasikan kewenangan, dan mendorong partisipasi.
b) Gaya Autokrasi : gaya kepemimpinan dengan mendikte metode kerja,
membuat keputusan sepihak, dan membatasi partisipasi
c) Gaya Laissez-faire : gaya kepemimpinan dengan memberikan kebebasan
kepada kelompok untuk membuat keputusan dan menyelesaikan tugas

2.3.Pendekatan Sifat-Sifat Kepemimpinan


 Penelitian tentang Sifat-Sifat Kepemimpinan
1) Pendapat Edwin Ghiselli

Seorang peneliti, Edwin Ghiselli dalam penelitian ilmiahnya telah menunjukkan


sifat-sifat tertentu yang tampaknya penting untuk kepemimpinan efektif, yaitu
sebagai berikut:
a. Kemampuan dalam kedudukannya sebagai pengawas (supervisory ability)
atau pelaksanaan fungsi-fungsi dasar manajemen, terutama pengarahan dan
pengawasan pekerjaan orang lain.
b. Kebutuhan akan prestasi dalam pekerjaan, mencakup pencarian tanggung
jawab dan keinginan sukses.
c. Kecerdasan, mencakup kebijakan, pemikiran kreatif dan daya pikir.
d. Ketegasan (decisiveness), atau kemampuan untuk membuat keputusan-
keputusan dan memecahkan masalah-masalah dengan cakap dan tepat.
e. Kepercayaan diri, atau pandangan terhadap dirinya sebagai kemampuan
untuk menghadapi masalah.
f. Inisiatif, atau kemampuan untuk bertindak tidak tergantung,
mengembangkan serangkaian kegiatan dan menemukan cara-cara baru atau
inovasi.

5
2) Pendapat Keith Davis

Sedangkan menurut Keith Davis mengikhtisarkan 4 (empat) ciri/sifat utama


yang mempunyai pengaruh terhadap kesuksesan kepemimpinan organisasi yakni
: (1) Kecerdasan, (2) Kedewasaan dan keluasan hubungan social, (3) Motivasi
diri dan dorongan berprestasi, dan (4) Sikap-sikap hubungan manusiawi.

3) Pendapat Stephen P. Robbins

Adapun 7 sifat yang terkait kepemimpinan yakni :


a. Penggerak (Drive), yakni pemimpin menunjukkan tingkat usaha yang
tinggi dimana mereka memiliki keinginan yang relative tinggi terhadap
keberhasilan, ambisius, memiliki banyak energi, tidak kenal lelah dalam
aktivitasnya, dan menunjukkan inisiatif.
b. Hasrat untuk memimpin (desire to lead), yakni pemimpin memiliki
hasrat yang kuat untuk mempengaruhi dan memimpin orang lain dan
mereka menunjukkan kemauan untuk menerima tanggung jawab.
c. Kejujuran dan integritas (honesty and integrity), yakni pemimpin
membangun hubungan terpercaya dengan pengikutnya dengan cara jujur
dan tidak berkhianat, dan dengan menjag akonsistensi antara kata-kata
dan perbuatannya.
d. Kepercayaan diri (self-confidence), yakni pemimpin harus dapat
menunjukkan kepercayaan diri agar dapat meyakinkan pengikutnya
terhadap keputusan dan tujuan yang harus dicapai.
e. Kecerdasan (intelligence), yakni pemimpin harus cukup cerdas agar
dapat mengumpulkan, menyatukan dan menafsirkan banyak informasi,
dan mereka harus dapat menciptakan visi, memecahkan persoalan dan
mengambil keputusan yang tepat.
f. Pengetahuan yang relevan mengenai pekerjaan (job-relevant knowledge),
yakni pemimpin memiliki pengetahuan yang tinggi tentang perusahaan,
industry, dan permasalahan teknis. Dengan pengetahuan yang mendalam,
pemimpin dapat membuat keputusan terbaik dan memahami implikasi
keputusan tersebut.

6
g. Extraersion, yakni pemimpin adalah orang yang enerjik dan penuh
semangat, suka bergaul, tegas dan jarang sekali berdiam atau menarik
diri.

 Keterbatasan Pendekatan Kesifatan

Keterbatasan pendekatan kesifatan muncul dikarenakan sifat-sifat


kepemimpinan yang efektif yang telah dikemukakan oleh Edwin Ghiselli, Keith
Davis maupun Stephen P. Robbins tidak ditemukan secara umum diterapkan oleh
pemimpin terkenal dunia seperti Napoleon, Abraham Licoln, Soekarno, Adolf Hitler
dan lainnya karena mereka mempunyai sifat yang berbeda, seperti kasus di mana
seorang pemimpin sukses dalam suatu situasi tetapi tidak dalam situas lain.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa walaupun semua sifat yang dikemukakan para
peneliti dapat menjadi yang diinginkan ada dalam diri pemimpin, tetapi tidak
satupun sifat yang secara absolute esensial.

2.4.Komunikasi dan Negoisasi Dalam Organisasi


Komunikasi adalah perpindahan dan pemahaman makna. Perpindahan makna berarti
jika informasi atau ide-ide belum disampaikan, komunikasi belum dilakukan. Agar
komunikasi berhasil, makna harus disampaikan dan dipahami. Komunikasi yang
sempurna terjadi saat pikiran atau ide yang dikirimkan telah diterima dan dipahami oleh
penerima persis seperti yang dibayangkan oleh pengirim.

2.4.1. Pentingnya Komunikasi yang Efektif

Komunikasi yang efektif sangat penting bagi para manajer. Pertama, komunikasi
adalah proses melalui mana fungsi-fungsi manajemen perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan dapat dicapai. Kedua, komunikasi
adalah kegiatan untuk para manajer mencurahkan sebagian besar proporsi waktu
mereka.
Secara keseluruhan, komunikasi yang efektif mempunyai empat fungsi utama :
pengendalian, motivasi, mengungkapkan ekspresi secara emosional, dan
memberikan informasi. Komunikasi bertindak untuk bertindak mengendalikan
perilaku karyawan dengan beberapa cara, misalkan ketika para karyawan diminta

7
untuk mengomunikasikan segala keluhan apapun terkait dengan pekerjaan untuk
melaksanakan job desc, atau mematuhi kebijakan perusahaan, komunikasi
digunakan untuk mengendalikan. Selanjutnya, komunikasi memotivasi dengan cara
menjelaskan kepada karyawan apa yang harus dilakukan, seberapa baik mereka
melakukannya, dan apa yang dapat dilakukan untuk memperbaiki kinerja mereka.
Bagi banyak karyawan, kelompok kerja mereka adalah sumber utama dari
interaksi sosial. Komunikasi yang terjadi di dalam kelompok itu merupakan
mekanisme dasar di mana para anggota berbagi perasaan frustasi dan kepuasan.
Oleh karena itu, komunikasi berperan penting dalam mengungkapkan ekspresi
secara emosional dan untuk memenuhi kebutuhan sosial. Akhirnya, individu-
individu dan kelompok-kelompok membutuhkan informasi untuk melakukan
berbagai hal dalam organisasi. Dengan komunikasilah informasi tersebut
didapatkan.

2.4.2. Proses Komunikasi

Proses komunikasi diawali dengan munculnya suatu ide atau gagasan oleh
sumber yang ingin disampaikan kepada penerima. Lalu sumber akan mengubah
pesan yang ingin disampaikan menjadi kode atau simbol-simbol dalam bentuk
verbal atau non-verbal, kegiatan ini memiliki nama lain dengan encoding. Kemudian
pesan yang sudah di encoding tersebut disampaikan dengan menggunakan suatu
media atau saluran baik secara lisan maupun tulisan. Setelah pesan sampai kepada
penerima, maka penerima akan menerjemahkan kembali pesan-pesan dari pengirim
atau yang bisa juga disebut dengan decoding. Setelah decoding selesai, penerima
akan melakukan feedback atau umpan balik kepada pengirim terkait pesan tersebut.
Jadi proses komunikasi adalah proses yang berkesinambungan dan tidak pernah
berakhir.

8
Pesan Media Penerima

Encoding Decoding

Gangguan
Pengirim Pesan

Umpan Balik

2.4.3. Hambatan Terhadap Komunikasi Efektif Dalam Organisasi

Dalam setiap komunikasi, pasti ada saja peluang terjadinya gangguan maupun
hambatan yang mengganggu jalannya komunikasi secara efektif, diantaranya
adalah:

 Hambatan organisasional
a. Tingkatan hierarki
Bila suatu organisasi tumbuh, strukturnya berkembang, akan
menimbulkan berbagai masalah komunikasi. Karena berita harus melalui
tingkatan (jenjang) tambahan, yang memerlukan waktu yang lebih lama
untuk mencapai tempat tujuan dan cenderung berkurang ketepatannya.
b. Wewenang pemimpin
Banyak pimpinan merasa bahwa mereka tidak dapat sepenuhnya
menerima berbagai masalah, kondisi, atau hasil yang dapat membuat
mereka tampak lemah. Sebaliknya, banyak anggota menghindari situasi
dimana mereka harus mengungkapkan informasi yang dapat membuat
mereka dalam kedudukan yang tidak menguntungkan. Sebagai hasilnya ada
kesenjangan antara pimpinan dan anggota.
c. Spesialisasi
Cenderung memisahkan orang-orang, bahkan bila mereka bekerja saling
berdekatan. Perbedaan fungsi, kepentingan dan istilah-istilah pekerjaan
dapat membuat orang-orang merasa bahwa mereka hidup dalam dunia yang

9
berbeda. Akibatnya dapat menghalangi perasaan memasyarakat, membuat
sulit memahami, dan mendorong terjadinya kesalahan-kesalahan.
 Hambatan antar pribadi
a. Persepsi selektif
Merupakan pengharapan yang mengarahkan seseorang untuk melihat
atau mendengar kejadian, orang, objek, atau situasi adalah sesuatu yang dia
ingin lihat atau dengar.
b. Status atau kedudukan
Kecenderungan untuk menilai, mempertimbangkan dan membentuk
pendapat atas dasar karakteristik pengirim (sumber), terutamanya
kredibilitasnya.
c. Keadaan membela diri
Mengakibatkan ekspresi wajah, gerakan tubuh, dan pembicaraan tertentu,
dan sebaliknya, meningkatkan tingkat pembelaan di pihak lain.
d. Pendengaran lemah
Berbagai kebiasaan sehubungan dengan pendengaran lemah meliputi.
o Mendengar hanya permukaannya saja
o Memberikan pengaruh, melalui baik perkataan atau tanda-tanda
o Menunjukkan kebosanan atau kejengkelan
o Mendengar dengan tidak aktif
e. Ketidaktepatan penggunaan bahasa
Contoh, perintah pemimpin untuk mengerjakan “secepat mungkin” bisa
berarti satu jam, satu hari atau satu minggu. Di samping itu, bahasa-bahasa
nonverbal

2.4.4. Negoisasi Untuk Mengatasi Konflik

Negosiasi atau perundingan merupakan suatu proses tawar-menawar antara


pihak-pihak yang terlibat dalam konflik. Dalam perundingan ini diharapkan ada
kesepakatan nilai antara dua kelompok tersebut. Robs mengatakan negosiasi dapat
di definisikan sebagai proses yang di dalamnya terdapat dua pihak/lebih bertuka
barang atau jasa dan berupaya menyepakati tingkat kerjasama tersebut bagi mereka.

Robbins (1999) menawarkan 2 strategi perundingan, yang meliputi:

10
1. Tawar-menawar distributif, artinya perundingan yang berusaha untuk membagi
sejumlah tetap sumberdaya (suatu situasi kalah menang).
2. Tawar-menawar integratif, yaitu perundingan yang mengusahakan satu
penyelesaian atau lebih yang dapat menciptakan pemecahan menang-menang.

Nimran (1999) menawarkan bebrapa strategi manajemen konflik, yaitu:


1. Strategi kompetisi, disebut strategi kalah-menang, yaitu penyelesaian masalah
dengan kekuasaan.
2. Strategi kolaborasi atau strategi menang-menang dimana pihak yang terlibat
mencari cara penyelesaian konflik yang sama-sama menguntungkan
3. Strategi penghindaran, yaitu strategi untuk menjauhi sumber konflik dengan
mengalihkan persoalan sehingga konflik itu tidak terjadi.
4. Strategi akomodasi, adalah strategi yang menempatkan kepentingan lawan diatas
kepentingan sendiri. Strategi ini juga disebut dengan sifat mengalah.
5. Strategi kompromi, yaitu strategi kalah-kalah dimana pihak-pihak yang terlibat
konflik sama-sama mengorbankan sebahagian dari sasarannya dan mendapatkan
hasil yang tidak maksimal.

11
BAB III

KESIMPULAN

3.1.Simpulan
Kepemimpinan adalah apa yang dilakukan pemimpin, yakni proses memimpin
sebuah kelompok dan memengaruhi kelompok itu dalam mencapai tujuan. Individu
yang memiliki sifat yang tepat kemungkinan besar akan dapat menjadi seorang
pemimpin yang efektif. Agar kelompok berjalan dengan efektif, seseorang harus
melaksanakan dua fungsi utama : (1) fungsi-fungsi yang berhubungan dengan tugas
(“task-related”) atau pemecahan masalah, dan (2) fungsi-fungsi pemeliharaan kelompok
(“groupmaintenance”) atau sosial. Adapun gaya-gaya kepemimpinan yang yakni : Gaya
dengan orientasi tugas (task-oriented), Gaya dengan orientasi karyawan (employee-
oriented), Gaya Demokratis, Gaya Autokrasi dan Gaya Laissez-faire
Komunikasi adalah perpindahan dan pemahaman makna. Perpindahan makna berarti
jika informasi atau ide-ide belum disampaikan, komunikasi belum dilakukan. Agar
komunikasi berhasil, makna harus disampaikan dan dipahami. komunikasi mempunyai
empat fungsi utama : pengendalian, motivasi, mengungkapkan ekspresi secara
emosional, dan memberikan informasi. Dalam setiap komunikasi, pasti ada saja peluang
terjadinya gangguan maupun hambatan yang mengganggu jalannya komunikasi secara
efektif, diantaranya adalah Hambatan organisasional dan Hambatan antar pribadi.
Negosiasi atau perundingan merupakan suatu proses tawar-menawar antara pihak-pihak
yang terlibat dalam konflik. Dalam perundingan ini diharapkan ada kesepakatan nilai
antara dua kelompok tersebut.

3.2.Saran
Dari pembahasan diatas, kita dapat mengetahui seberapa pentingnya komunikasi
dalam suatu organisasi. Sehingga diharapkan suatu organisasi yang baik harus terjadi
komunikasi yang efektif untuk mengendalikan, memotivasi, dan memberikan informasi
dalam organisasi tersebut.

12
DAFTAR PUSTAKA

T. Hani Handoko. 2015. Manajemen. Edisi 2. Yogyakarta : BPFE Yogyakarta.

Usman dan Husaini. 2008. Manajemen Teori Praktek & Riset Pendidikan. Jakarta:
Bumi Aksara.

Robbins, Stephen P & Mary Coulter. 1999. Manajemen. Edisi 6 Jilid 1 dan 2, Edisi
Bahasa Indonesia. Jakarta : PT. Prenhallindo.

13

Anda mungkin juga menyukai