Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH (MBS)

Oleh PKB 2015

Siti Nur Latifah 15030194038

Khoirotus Sa’adah 15030194

Ade Tiyas Widyawati 15030194

Ni’matul Hasanah 15030194

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN KIMIA
2017
Pengertian Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)

Sejak tahun 2001, untuk meningkatkan mutu pendidikan sekolah-sekolah


negeri,di Indonesia mulai menerapkan konsep MBS dengan menggunakan buku
acuan manajemen Peningkatkan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS) yang
diterbitkan Depdiknas. Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) atau dalam
terminologi bahasa inggris lazim disebut “School Based Management” dipahami
sebagai salah satu alternatif pilihan formal untuk mengelola penyelenggaraan
pendidikan yang terdesentralisasi dengan menempatkan sekolah sebagai unit
utama peningkatan kualitas pendidikan (Abu & Duhou, 2002). MBS sebagai
salah satu alternatif jawaban pemberian otonomi daerah di bidang pendidikan.
Dalam otonomi pendidikan , sekolah memiliki kewenangan yang lebih besar
dalam mengelola sekolahnya, sehingga sekolah lebih mandiri.

MBS adalah strategi untuk memperbaiki pendidikan dengan mentransfer


otoritas pengambilan keputusan secara signifikan dari pemerintah pusat dan
daerah ke sekolah-sekolah secara individual dengan memberi kepala sekolah,
guru, siswa, orangtua dan masyarakat untuk memiliki kontrol yang lebih besar
dalam proses pendidikan dan memberikan mereka tanggungjawab tentang dana,
personel dan kurikulum (Myers & Robert, 1993).

Depdiknas mengatakan pengertian MBS adalah sebagai model manajemen


yang memberikan otonomi yang lebih besar kepada sekolah dan mendorong
pengambilan keputusan partisipasif yang melibatkan secara langsung warga
sekolah untuk meningkatkan mutu sekolah berdasarkan kebijakan pendidikan
nasional. Untuk mencapai otonomi sekolah, diperlukan suatu proses yang disebut
“desentralisasi”. Desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintahan
pendidikan dari pemerintah pusat kepada pemerintaah daerah, dari pemerintah
Dati I ke Dati II, dari Dati II ke sekolah, dari sekolah ke guru, tetapi harus tetap
dalam kerangka pendidikan nasional. Alasan perubahan pengelolaan Pendidikan
dari Sentralisasi ke Desentralisasi dikarenakan sentralisasi lamban berubah /
beradaptasi, bersifat kaku, normatif sekali orientasinya karena terlalu banyak
lapis-lapis birokrasi (Hafid, 2011).

Tujuan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)

Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) memiliki tujuan antara lain :

a. Memberdayakan potensi sekolah terutama sumber daya manusiannya untuk


menghasilkan lulusan yang berkualitas. Ciri-ciri sekolah yang “berdaya” pada
umumnya tingkat kemandirian tinggi, bersifat adaptif dan antisipatif,
memiliki jiwa kewirausahaan yang tinggi, bertanggung jawab terhadap
sekolah dan memiliki kontrol yang kuat terhadap input manajemen dan
sumber dayanya (Hafid, 2011).
b. Manajemen berbasis sekolah bertujuan agar otonomi sekolah dan partisipasi
masyarakat atau local stakeholder mempunyai keterlibatan yang tinggi
(Fattah, 2004).
c. Manajemen Berbasis Sekolah bertujuan untuk meningkatkan efisiensi, mutu
dan pemerataan pendidikan (Mulyasa, 2003).

Karakteristik Manajemen Berbasis Sekolah

Karakteristik manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah dapat


diketahui dengan bagaimana sekolah dapat mengoptimalkan kinerjanya. Beberapa
kinerja yang dapat menjadi acuan adalah proses pembelajaran, pengelolaan
sumber belajar, profesionalisme tenaga kependidikan, serta sistem administrasi
secara keseluruhan.

Karakteristik manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah secara


inklusif memuat elemen-elemen sekolah efektif yang dikategorikan menjadi input,
proses dan output

a. Input pendidikan yang meliputi :


a) memiliki kebijakan, tujuan, dan sasaran mutu yang jelas
b) Sumber daya tersedia dan siap
c) Staf yang kompeten dan berdedikasi yang tinggi
d) Input manajemen
b. Proses
Sekoah yang efektif pada umumnya memiliki karakteristik proses sebagai
berikut :
a) Proses belajar mengajar yang efektivitsnya tinggi
b) Kepemimpinan sekolah yang kuat
c) Lingkungan sekolah yang aman dan tertib
d) Pengelolaan tenaga kependidikan yang efektif
e) Sekolah mempunyai budaya mutu
f) Sekolah memiliki teamwork yang kompak, cerdas dan dinamis
g) Sekolah memiliki kewenangan dan kemandirian
c. Output yang diharapkan
Sekolah harus memiliki output yang diharapkan, yaitu prestasi sekolah
yang dihasilkan oleh proses pembelajaran dan manajemen sekolah. Output
bisa berupa prestasi akademik seperti NEM, lomba karya ilmiah remaja,
lomba bahasa inggris, matematika, fisika, cara berpikir kritis, kreatif, nalar,
rasional, induktif, deduktif, dan ilmiah. Juga prestasi non akademik, misalnya
keingintahuan yang tinggi, harga diri, kejujuran, kerja sama yang baik, rasa
kasih sayang yang tinggi terhadap sesame, solidaritas yang tinggi, toleransi,
kedisiplinan, kerajinan, prestasi olah raga, kesenian, dan kepramukaan
Menurut Nurkholis, (2003) ada 8 karakteristik Manajemen Berbasis Sekolah
adalah sebagai berikut :
1. Sekolah dengan Manajemen Berbasis Sekolah memiliki misi atau cita-cita
menjalankan sekolah untuk meakili sekelompok harapan bersama,
keyakinan, dan nilai-nilai sekolah, membimbing warga sekolahdidalam
aktivitas pendidikan dan memberi arah kerja.
2. Aktivitas pendidikan diajalankan sesuai kebutuhan dan situasi sekolah
3. Terjadinya proses perubahan strategi manajemen yang menyangkut
hakikat manusia, organisasi sekolah, gaya pengambilan keputusan, gaya
kepemimpinan, penggunaan kekuasaan dan keterampilan manajemen.
4. Keleluasan dan kewenangan dalam pengelolaan sumber daya yang efektif
untuk mencapai tujuan pendidikan.
5. Manajemen Berbasis Sekolah menuntut peran aktif sekolah, administrator
sekolah, guru, orang tua dan pihak-pihak yang terkait dengan pendidikan
di sekolah.
6. Manajemen Berbasis Sekolah menekanka hubungan antarmanusia yang
cenderung terbuka, bekerjasama, semangat tim, dan komitmen saling
menguntungkan
7. Peran administrator sangat penting dalam kerangka MBS.
8. Dalam manajemen berbasis sekolah, efektivitas sekolah dinilai menurut
indikator multitingkat dan multisegi. Penilaian tentang efektivitas sekolah
harus mencakup proses pembelajaran dan metode untuk membantu
kemajuan sekolah.

Fungsi Manejemen Sekolah

Terbitnya UU No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas semakin memperjelas


dasar hukum tentang fungsi-fungsi manajemen yang didesentralisasikan.

a) Meningkatkan efisiensi, mutu dan pemerataan pendidikan


b) Perencnaan dan evaluasi
c) Pengembangan kurikulum
d) Pengelolaan proses pembelajaran
(Mulyasa, 2003)

Implementasi Manajemen Berbsis Sekolah

Untuk mengimplementasikan manajemen berbasis sekolah secara efektif


dan efisien, kepala sekolah perlu memiliki pengetahuan kepemimpinan,
perencanaan, dan pandangan luas tentang sekolah dan pendidikan. Dalam
mengimplementasikan MBS secara efektif dan efisen, guru juga harus
berkreasi dalam meningkatkan manajemen kelas. Dalam mengimplementasi
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS ) agar dapat berjalan dan berlangsung
secara efektif dan efisien, maka perlu dukungan dari sumber daya manusia
yang professional untuk mengoperasikan sekolah, dan yang cukup agar
sekolah mampu menggaji staf sesuai dengan fungsinya, sarana dan prasarana
yang memadai untuk mendukung proses belajar mengajar, serta dukungan
orangtua siswa atau masyarakat yang tinggi (Pasaribu, 2017).

Agar impelementasi Manejemen Berbasis Sekolah (MBS) dapat di


terapkan secara menyeluruh di Indonesia pada umumnya dan di ka-
bupaten/propinsi pada khususnya terkait kondisi sekolah pada saat krisis
sekarang ini sangat bervariasi di lihat dari segi kualitas, lokasi sekolah dan
partisipasi masyarakat (orang tua). Maka dari itu BPPN dan Bank Dunia,
(1999) telah melakukan berbagai kajian, antara lain telah mengembangkan strategi
pelaksanaan MBS, yang meliputi pengelompokan kepala sekolah berdasarkan
kemampuan manajemen, pentahapan pelaksanaan MBS, dan perangkat pelaksanaan
MBS.

Contoh penerapan MBS di dalam Indonesia yang disebut dengan


Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS). MPMBS dapat
diartikan sebagai model manajemen yang memberikan otonomi lebih besar
kepada sekolah, fleksibilitas kepada sekolah, dan mendorong partisipasi
secara langsung warga sekolah dan masyarakat untuk meningkatkan mutu
sekolah berdasarkan kebijakan pendidikan nasional serta peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

Contoh penerapan MBS di Kanada, MBS di Kanada disebut School – Site


Decision Making (SSDM) atau pengambilan keputusan diserahkan pada
tingkat sekolah. MBS di Kanada sudah dimulai sejak tahun 1970.

Daftar Pustaka

Abu, I., & Duhou. (2002). School Based Management. Paris: United Nations
Educational, Scientific, and Cultural Organization.

BPPN dan Bank Dunia. (1999). School Based Manajemen. Jakarta: BPPN
dan Bank Dunia.

Fattah, N. (2004). Konsep Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dan Dewan


Sekolah. Bandung: Pustaka Bani Quraisy.

Hafid, A. (2011). Model Manajemen Berbasis Sekolah. Lentera Pendidikan ,


14 No. 2, 192.

Mulyasa, E. (2003). Manajemen Berbasis Sekolah ; Konse, Strategi ; Dan


Implementasi. Bandung: Remaja Rosdakarta.

Myers, D., & Robert, S. (1993). School-Based Management. Office of


Research Education.
Nurkholis. (2003). Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) : teori, model dan
aplikasi. Jakarta: Grasindo.

Pasaribu, A. (2017). Implemetasi Manajemen Berbasis Sekolah Dalam


Pencapaian Tujuan Pendidikan Nasional Di Madrasah. Jurnal EduTech ,
3 No. 1, 28-30.

Anda mungkin juga menyukai