FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN KIMIA 2017 Pengertian Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)
Sejak tahun 2001, untuk meningkatkan mutu pendidikan sekolah-sekolah
negeri,di Indonesia mulai menerapkan konsep MBS dengan menggunakan buku acuan manajemen Peningkatkan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS) yang diterbitkan Depdiknas. Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) atau dalam terminologi bahasa inggris lazim disebut “School Based Management” dipahami sebagai salah satu alternatif pilihan formal untuk mengelola penyelenggaraan pendidikan yang terdesentralisasi dengan menempatkan sekolah sebagai unit utama peningkatan kualitas pendidikan (Abu & Duhou, 2002). MBS sebagai salah satu alternatif jawaban pemberian otonomi daerah di bidang pendidikan. Dalam otonomi pendidikan , sekolah memiliki kewenangan yang lebih besar dalam mengelola sekolahnya, sehingga sekolah lebih mandiri.
MBS adalah strategi untuk memperbaiki pendidikan dengan mentransfer
otoritas pengambilan keputusan secara signifikan dari pemerintah pusat dan daerah ke sekolah-sekolah secara individual dengan memberi kepala sekolah, guru, siswa, orangtua dan masyarakat untuk memiliki kontrol yang lebih besar dalam proses pendidikan dan memberikan mereka tanggungjawab tentang dana, personel dan kurikulum (Myers & Robert, 1993).
Depdiknas mengatakan pengertian MBS adalah sebagai model manajemen
yang memberikan otonomi yang lebih besar kepada sekolah dan mendorong pengambilan keputusan partisipasif yang melibatkan secara langsung warga sekolah untuk meningkatkan mutu sekolah berdasarkan kebijakan pendidikan nasional. Untuk mencapai otonomi sekolah, diperlukan suatu proses yang disebut “desentralisasi”. Desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintahan pendidikan dari pemerintah pusat kepada pemerintaah daerah, dari pemerintah Dati I ke Dati II, dari Dati II ke sekolah, dari sekolah ke guru, tetapi harus tetap dalam kerangka pendidikan nasional. Alasan perubahan pengelolaan Pendidikan dari Sentralisasi ke Desentralisasi dikarenakan sentralisasi lamban berubah / beradaptasi, bersifat kaku, normatif sekali orientasinya karena terlalu banyak lapis-lapis birokrasi (Hafid, 2011).
Tujuan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) memiliki tujuan antara lain :
a. Memberdayakan potensi sekolah terutama sumber daya manusiannya untuk
menghasilkan lulusan yang berkualitas. Ciri-ciri sekolah yang “berdaya” pada umumnya tingkat kemandirian tinggi, bersifat adaptif dan antisipatif, memiliki jiwa kewirausahaan yang tinggi, bertanggung jawab terhadap sekolah dan memiliki kontrol yang kuat terhadap input manajemen dan sumber dayanya (Hafid, 2011). b. Manajemen berbasis sekolah bertujuan agar otonomi sekolah dan partisipasi masyarakat atau local stakeholder mempunyai keterlibatan yang tinggi (Fattah, 2004). c. Manajemen Berbasis Sekolah bertujuan untuk meningkatkan efisiensi, mutu dan pemerataan pendidikan (Mulyasa, 2003).
Karakteristik Manajemen Berbasis Sekolah
Karakteristik manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah dapat
diketahui dengan bagaimana sekolah dapat mengoptimalkan kinerjanya. Beberapa kinerja yang dapat menjadi acuan adalah proses pembelajaran, pengelolaan sumber belajar, profesionalisme tenaga kependidikan, serta sistem administrasi secara keseluruhan.
Karakteristik manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah secara
inklusif memuat elemen-elemen sekolah efektif yang dikategorikan menjadi input, proses dan output
a. Input pendidikan yang meliputi :
a) memiliki kebijakan, tujuan, dan sasaran mutu yang jelas b) Sumber daya tersedia dan siap c) Staf yang kompeten dan berdedikasi yang tinggi d) Input manajemen b. Proses Sekoah yang efektif pada umumnya memiliki karakteristik proses sebagai berikut : a) Proses belajar mengajar yang efektivitsnya tinggi b) Kepemimpinan sekolah yang kuat c) Lingkungan sekolah yang aman dan tertib d) Pengelolaan tenaga kependidikan yang efektif e) Sekolah mempunyai budaya mutu f) Sekolah memiliki teamwork yang kompak, cerdas dan dinamis g) Sekolah memiliki kewenangan dan kemandirian c. Output yang diharapkan Sekolah harus memiliki output yang diharapkan, yaitu prestasi sekolah yang dihasilkan oleh proses pembelajaran dan manajemen sekolah. Output bisa berupa prestasi akademik seperti NEM, lomba karya ilmiah remaja, lomba bahasa inggris, matematika, fisika, cara berpikir kritis, kreatif, nalar, rasional, induktif, deduktif, dan ilmiah. Juga prestasi non akademik, misalnya keingintahuan yang tinggi, harga diri, kejujuran, kerja sama yang baik, rasa kasih sayang yang tinggi terhadap sesame, solidaritas yang tinggi, toleransi, kedisiplinan, kerajinan, prestasi olah raga, kesenian, dan kepramukaan Menurut Nurkholis, (2003) ada 8 karakteristik Manajemen Berbasis Sekolah adalah sebagai berikut : 1. Sekolah dengan Manajemen Berbasis Sekolah memiliki misi atau cita-cita menjalankan sekolah untuk meakili sekelompok harapan bersama, keyakinan, dan nilai-nilai sekolah, membimbing warga sekolahdidalam aktivitas pendidikan dan memberi arah kerja. 2. Aktivitas pendidikan diajalankan sesuai kebutuhan dan situasi sekolah 3. Terjadinya proses perubahan strategi manajemen yang menyangkut hakikat manusia, organisasi sekolah, gaya pengambilan keputusan, gaya kepemimpinan, penggunaan kekuasaan dan keterampilan manajemen. 4. Keleluasan dan kewenangan dalam pengelolaan sumber daya yang efektif untuk mencapai tujuan pendidikan. 5. Manajemen Berbasis Sekolah menuntut peran aktif sekolah, administrator sekolah, guru, orang tua dan pihak-pihak yang terkait dengan pendidikan di sekolah. 6. Manajemen Berbasis Sekolah menekanka hubungan antarmanusia yang cenderung terbuka, bekerjasama, semangat tim, dan komitmen saling menguntungkan 7. Peran administrator sangat penting dalam kerangka MBS. 8. Dalam manajemen berbasis sekolah, efektivitas sekolah dinilai menurut indikator multitingkat dan multisegi. Penilaian tentang efektivitas sekolah harus mencakup proses pembelajaran dan metode untuk membantu kemajuan sekolah.
Fungsi Manejemen Sekolah
Terbitnya UU No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas semakin memperjelas
dasar hukum tentang fungsi-fungsi manajemen yang didesentralisasikan.
a) Meningkatkan efisiensi, mutu dan pemerataan pendidikan
b) Perencnaan dan evaluasi c) Pengembangan kurikulum d) Pengelolaan proses pembelajaran (Mulyasa, 2003)
Implementasi Manajemen Berbsis Sekolah
Untuk mengimplementasikan manajemen berbasis sekolah secara efektif
dan efisien, kepala sekolah perlu memiliki pengetahuan kepemimpinan, perencanaan, dan pandangan luas tentang sekolah dan pendidikan. Dalam mengimplementasikan MBS secara efektif dan efisen, guru juga harus berkreasi dalam meningkatkan manajemen kelas. Dalam mengimplementasi Manajemen Berbasis Sekolah (MBS ) agar dapat berjalan dan berlangsung secara efektif dan efisien, maka perlu dukungan dari sumber daya manusia yang professional untuk mengoperasikan sekolah, dan yang cukup agar sekolah mampu menggaji staf sesuai dengan fungsinya, sarana dan prasarana yang memadai untuk mendukung proses belajar mengajar, serta dukungan orangtua siswa atau masyarakat yang tinggi (Pasaribu, 2017).
Agar impelementasi Manejemen Berbasis Sekolah (MBS) dapat di
terapkan secara menyeluruh di Indonesia pada umumnya dan di ka- bupaten/propinsi pada khususnya terkait kondisi sekolah pada saat krisis sekarang ini sangat bervariasi di lihat dari segi kualitas, lokasi sekolah dan partisipasi masyarakat (orang tua). Maka dari itu BPPN dan Bank Dunia, (1999) telah melakukan berbagai kajian, antara lain telah mengembangkan strategi pelaksanaan MBS, yang meliputi pengelompokan kepala sekolah berdasarkan kemampuan manajemen, pentahapan pelaksanaan MBS, dan perangkat pelaksanaan MBS.
Contoh penerapan MBS di dalam Indonesia yang disebut dengan
Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS). MPMBS dapat diartikan sebagai model manajemen yang memberikan otonomi lebih besar kepada sekolah, fleksibilitas kepada sekolah, dan mendorong partisipasi secara langsung warga sekolah dan masyarakat untuk meningkatkan mutu sekolah berdasarkan kebijakan pendidikan nasional serta peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Contoh penerapan MBS di Kanada, MBS di Kanada disebut School – Site
Decision Making (SSDM) atau pengambilan keputusan diserahkan pada tingkat sekolah. MBS di Kanada sudah dimulai sejak tahun 1970.
Daftar Pustaka
Abu, I., & Duhou. (2002). School Based Management. Paris: United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization.
BPPN dan Bank Dunia. (1999). School Based Manajemen. Jakarta: BPPN dan Bank Dunia.
Fattah, N. (2004). Konsep Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dan Dewan
Sekolah. Bandung: Pustaka Bani Quraisy.
Hafid, A. (2011). Model Manajemen Berbasis Sekolah. Lentera Pendidikan ,
14 No. 2, 192.
Mulyasa, E. (2003). Manajemen Berbasis Sekolah ; Konse, Strategi ; Dan
Implementasi. Bandung: Remaja Rosdakarta.
Myers, D., & Robert, S. (1993). School-Based Management. Office of
Research Education. Nurkholis. (2003). Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) : teori, model dan aplikasi. Jakarta: Grasindo.
Pasaribu, A. (2017). Implemetasi Manajemen Berbasis Sekolah Dalam
Pencapaian Tujuan Pendidikan Nasional Di Madrasah. Jurnal EduTech , 3 No. 1, 28-30.