HILMAYANTI
NIM : 131271110043
i
KARYA TULIS ILMIAH
Telah disetujui oleh pembimbing pada tanggal seperti tertera dibawah ini dan
telah dipertahankan dihadapan dewan penguji KTI
Pembimbing I Pembimbing II
ii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. BIODATA
Nama : Lasti Hilmayanti
NIM : 131271110043
Tempat, Tanggal Lahir : Kerinci, 27 Juli 1994
Agama : Islam
Alamat : Desa : Koto Salak
Kecamatan : Danau Kerinci
Kabupaten : Kerinci
Orangtua : Ayah : Hilman
Ibu : Zuryati
Saudara : Hendy Wilatman
B. RIWAYAT PENDIDIKAN
SD Negeri Koto Petai : Tahun Lulus 2006
MTs Negeri Seleman : Tahun Lulus 2009
MA Negeri Sebukar : Tahun Lulus 2012
STIKes Merangin : Sekarang
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Bismillahirrahmaanirrahim Assalamu’alaikum
Warahmatullah Wabarakatuh
Alhamdulillahirobbil’alamin..
Yang Utama Dari Segalanya...
Sembah sujud serta syukur kepada Allah Subhanahu Wata’ala...
Taburan cinta dan kasih sayang-Nya telah memberikanku kekuatan, membekaliku dengan
ilmu serta memperkenalkanku dengan cinta. Atas karunia dan kemudahan yang Ia
berikan akhirnya Karya Tulis Ilmiah yang sederhana ini dapat terselesaikan. Sholawat dan
salam selalu terlimpahkan keharibaan Rasulullah Muhammad Shollallahu Wasallam...
Kupersembahkan karya sederhana ini kepada orang yang sangat aku sayangi dan cintai...
“Ibunda dan Ayahanda Tercinta”
Sebagai tanda bakti, hormat, dan rasa terimakasih yang tiada terhingga kupersembahkan
karya kecil ini kepada ayah dan ibu yang telah memberikanku kasih sayang, segala
dukungan, dan cinta yang tiada terhingga yang tiada dapatmungkin dapat kubalas hanya
dengan selembar kertas. Semoga ini menjadi langkah awal untuk membuat ayah dan ibu
bahagia, karena aku sadar selama ini aku belum bisa berbuat lebih. Buat ayah dan ibu yang
selalu memberikanku support, cinta, dan kasih sayang ,, yang tiada pernah berhenti berdoa
untukku.. Aku hanya ingin ucapkan Jazzakallah khair yaa Ayah dan ibu,, Semoga Allah
memberi balasan terbaik,, semoga kebersamaan kita tidak hanya didunia, Kuingin melihat
senyum indah Ayah dan ibu hingga Ke JannahNya....
“My Litle Brother”
Kamu temen berantem aku kalo dirumah, tapi kalo udah jauh pasti selalu kangen, makasih
yah selama ini udah selalu semangatin dan berdoa buat kakak... ILY Hendy
v
Teruntuk...
“Dosen Pembimbing dan Ibu Penguji”
Terimakasih yang sebesar-besarnya buat
Bapak H. Sirodjudin Hamid., SKM., M.Kes selaku pembimbing I
dan Ibu Donna Harriya Novidha, SST., M.Keb selaku pembimbing II...
Terimakasih banyak ya pak,, buu,, saya sudah dibantu selama ini, sudah dinasehati, sudah
diajari, sudah dibimbing dengan penuh kesabaran,
dan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Penguji
Ibu Revinovita, SST., M.Keb. Saya tidak akan pernah melupakan jasa baik bapak dan ibu
Jazzaakumullahu khairan bapak dan ibu, semoga selalu berada dalam lindungan Allah
dan selalu diberikan kesehatan.. Aaamiiin..
Terimakasih yang sebesar-besarnya buat seluruh dosen pengajar Prodi D.III Kebidanan
STIKes Merangin, Staff Akademik, dan juga buat seluruh teman-teman seperjuangan
yang
tidak bisa disebutkan satupersatu. Terimakasih banyak atas bantuan dan dukungan yang
telah diberikan selama ini...
Serta semua pihak yang sudah membantu selama penyelesaian tugas akhir ini.
Lasti Hilmayanti
vi
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................................1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................8
C. Pertanyaan Penelitian ...................................................................................8
C. Tujuan Penelitian..........................................................................................9
D. Manfaat Penelitian .......................................................................................9
vii
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ..........................................................................................44
B. Pembahasan ................................................................................................49
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ................................................................................................59
B. Saran ...........................................................................................................60
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR BAGAN
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
PERNYATAAN KEASLIAN
Lasti Hilmayanti
xii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahim
Assalmua’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmatNya
kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini
yang berjudul “Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Seksual
pada Remaja Putri di Desa Koto Salak Kecamatan Danau Kerinci
Kabupaten Kerinci Tahun 2016” yang diajukan untuk memenuhi salah satu
syarat dalam menyelesaikan pendidikan pada program D III Kebidanan Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Merangin.
Selama penyusunan ini penulis banyak mengalami hambatan, tetapi
penulis berusaha semaksimal mungkin untuk menyelesaikan Karya Tulis ilmiah
ini. Selain atas izin Allah SWT, tentunya penyelesaian Karya tulis ilmiah ini
tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak yang sangat besar
artinya bagi penulis. Sebagai rasa hormat dengan ketulusan hati, penulis
menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak H. Handayani, SKM.,MPH, selaku Dewan Pembina Yayasan Haji
Soeheily Qari.
2. Ibu Hj. Mursida, S.Pd, selaku Ketua Yayasan Haji Soeheily Qari.
3. Ibu Revinovita, SST., M. Keb selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
(STIKes) Merangin.
4. Ibu Dian Maya Sari, SST selaku Ketua Prodi D III Kebidanan Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan (STIKes) Merangin.
5. Bapak H. Sirodjudin Hamid, SKM.,M.Kes selaku Pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan, bantuan dan arahan selama penyusunan Karya Tulis
Ilmiah.
6. Ibu Donna Harriya Novidha, SST.,M.Keb selaku Pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan, bantuan dan arahan selama penyusunan Karya Tulis
Ilmiah.
7. Ibu Revinovita, SST.,M.Keb selaku Penguji Karya Tulis Ilmiah
xiii
8. Seluruh Staff dan Dosen Program Studi D III Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan (STIKes) Merangin
9. Teristimewa orang tua dan adik yang penulis cintai yang telah memberikan
dukungan, semangat, serta do’a yang tiada henti-hentinya kepada penulis
dalam membuat Karya Tulis Ilmiah
10. Rekan-rekan mahasiswa program D III Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan (STIKes) Merangin angkatan XII yang telah memberikan
dukungan dan masukan kepada penulis.
11. Semua pihak yang telah turut serta membantu baik langsung maupun tidak
langsung.
Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih terdapat
kekurangan, untuk itu masukan dan saran yang membangun sangatlah diharapkan
demi perbaikan dimasa yang akan datang.
Akhirnya penulis mengharapkan semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua, khususnya penulis.
Wassalamua’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh
Penulis
xiv
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MERANGIN
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
Karya Tulis Ilmiah Mei 2017
LASTI HILMAYANTI
Pembimbing I : H. Sirodjudin Hamid, SKM.,M.Kes
Pembimbing II : Donna Harriya Novidha, SST, M.Keb
ABSTRAK
Metode Penelitian: Penelitian ini adalah penelitian analitik, dengan desain cross
sectional, dilakukan di Desa Koto Salak Kabupaten Kerinci Bulan Februari 2017.
Sampel penelitian seluruh remaja putri yang ada di Desa Koto Salak Kabupaten
Kerinci, berjumlah 35 orang. Instrumen yang digunakan angket dan dianalisis
menggunakan analisa univariat dan bivariat.
Hasil Penelitian: Remaja putri yang pernah melakukan perilaku seksual memiliki
pengetahuan kurang (75%), pendidikan tinggi (70%), persepsi positif (55%) dan
proteksi orang tua kurang (72,73%), sedangkan remaja putri yang tidak pernah
sama sekali melakukan penyimpangan perilaku seksual memiliki pengetahuan
baik (60%), pendidikan rendah (53,33%), persepsi positif (45%) dan proteksi
orang tua baik (61,54%).
Kata Kunci: Pengetahuan, Pendidikan, Persepsi, Proteksi Orang tua dan Perilaku
Seksual Remaja.
xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kematian ibu atau kematian maternal adalah kematian seorang ibu
sewaktu hamil atau dalam waktu 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan,
tidak bergantung pada tempat atau usia kehamilan. Indikator yang umum
digunakan dalam kematian ibu adalah Angka Kematian Ibu (Maternal
Mortality Ratio) yaitu jumlah kematian ibu dalam 100.000 kelahiran hidup.
Angka ini mencerminkan resiko obstetric yang dihadapi oleh seorang ibu
sewaktu ia hamil (Sarwono Prawirohardjo, 2009).
Jumlah angka kematian ibu di Indonesia masih tergolong tinggi
diantara negara-negara ASEAN lainnya. Menurut Depkes tahun 2008 jika
dibandingkan AKI Singapura adalah 6 per 100.000 kelahiran hidup, AKI
Malaysia mencapai 160 per 100.000 kelahiran hidup. Bahkan AKI Vietnam
sama seperti Negara Malaysia, sudah mencapai 160 per 100.000 kelahiran
hidup, Filipina 112 per 100.000 kelahiran hidup, Brunei 33 per 100.000 per
kelahiran hidup, sedangkan di Indonesia 359 per 100.000 kelahiran hidup
(Depkes RI, 2008).
Berdasarkan SDKI 2012, rata-rata Angka Kematian Ibu (AKI) (yang
berkaitan dengan kehamilan, persalinan, dan nifas) sebesar 359 per 100.000
kelahiran hidup. Angka ini masih cukup jauh dari target yang harus dicapai
pada tahun 2015 (Depkes RI, 2012).
Menurut Depkes penyebab kematian maternal di Indonesia adalah
perdarahan (42%), eklamsia (13%), komplikasi abortus (11%), infeksi (10%),
dan persalinan lama (9%) (Depkes RI, 2012). Menurut Penelitian Chowdhury
(2007) yang dilakukan di Pakistan, menyebutkan bahwa terdapat empat
komplikasi penyebab langsung kematian ibu, yang tertinggi adalah partus
lama sebanyak 1270 (24,5%), perdarahan 601 (11,6%), infeksi 485 (9,3%)
dan kejang 166 (3,2%).
1
2
Terdapat dua penyebab ibu meninggal saat bersalin, yaitu infeksi dan
perdarahan. Untuk yang penyebabnya infeksi sudah dapat ditekan karena
sebagian besar kelahiran dilakukan dipusat pelayanan kesehatan seperti di
Puskesmas, Rumah Sakit, Klinik dan sebagainya. Sementara untuk
perdarahan disebabkan oleh beberapa hal yaitu jarak antara satu kelahiran dan
kelahiran lainnya terlalu rapat, melahirkan terlalu sering, melahirkan ketika
usia tua (usia > 35 tahun), dan melahirkan di usia muda (usia < 20 tahun)
(Menteri Kesehatan Republik Indonesia).
Sebanyak 30 % dari Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia
diakibatkan oleh aborsi atau pengguguran kandungan. Aborsi terbesar
dilakukan oleh remaja perempuan di perkotaan. Dan Berdasarkan laporan dari
Australian Consortium For In Country Indonesian Studies pada tahun 2013
menunjukkan hasil penelitian di 10 kota besar dan 6 kabupaten di Indonesia
terjadi 43 % aborsi per 100 kelahiran hidup. Aborsi tersebut dilakukan oleh
remaja perempuan di perkotaan sebesar 78 % dan dilakukan oleh remaja
perempuan perdesaan sebesar 40 % (CNN Indonesia, 2013).
Tingginya angka kejadian aborsi di Indonesia disebabkan oleh
kehamilan yang tidak diinginkan yang terjadi dikalangan remaja sebagai
akibat dari penyimpangan perilaku seksual remaja yang dipengaruhi oleh
gaya hidup, perilaku seks, dan lingkungan sekitar (Profil Kesehatan Provinsi
Jambi).
Berbagai bentuk penyimpangan seksual yang terjadi dewasa ini telah
menjadi permasalahan dalam masyarakat. Satu hal yang tidak dapat
dipungkiri bahwa bertambah majunya suatu negara serta pesatnya
perkembangan industrialisasi, ternyata membawa perkembangan negatif
terhadap perkembangan kepribadian remaja (Kartono, 2002).
Permasalahan remaja merupakan permasalahan yang sangat komplek
mulai dari jumlahnya yang cukup besar hingga permasalahan TRIAD KRR
(Kesehatan Reproduksi Remaja). Berdasarkan proyeksi penduduk pada tahun
2015 menunjukan bahwa jumlah remaja (usia 10-24 tahun) di Indonesia
mencapai lebih dari 66,0 juta atau 25 % dari jumlah Penduduk Indonesia 255
3
juta. Artinya, 1 dari setiap 4 orang penduduk Indonesia adalah remaja. Jumlah
yang besar tersebut di tambah dengan permasalahan meningkatnya jumlah
kelahiran di kalangan remaja (15-19 tahun) dan TRIAD KRR (Kesehatan
Reproduksi Remaja) ((Bapenas, BPS, UNFPA, 2013).
Secara global, jumlah remaja (10-24 tahun) sebesar 25 persen atau 1,8
miliar dari penduduk dunia (CSIS, 2014). Hasil sensus penduduk 2010
menunjukan bahwa secara nasional jumlah remaja mencapai 64 juta atau 27,6
persen dari total penduduk Indonesia (Arsip Perwakilan BKKBN Provinsi
Sumatera Barat tahun, 2015).
Beberapa wilayah di Indonesia seperti Surabaya sekitar 54% wanita
lajang telah kehilangan keperawanannya kemudian di Bandung 47% dan
Medan sebanyak 52%. Angka-angka tersebut merupakan hasil survei yang
dilakukan oleh BKKBN selama kurun waktu tahun 2010. Besarnya angka
seks pranikah yang terjadi di kalangan remaja di Indonesia menjadi sebuah
ancaman yang cukup serius dan dapat menyebabkan kehancuran moral
bangsa (BKKBN, 2010).
Hasil survei yang dilakukan secara umum dilakukan oleh Lembaga
Perlindungan Anak (LPA) pada 12 provinsi di Indonesia pada tahun 2007,
khususnya pada kota-kota besar menunjukkan hasil yang cukup
mencengangkan dimana 93,7 % anak SMP dan SMU telah melakukan petting
(menempelkan alat kelamin), ciuman, dan oral seks (seks melalui mulut), 7%
anak SMP sudah tidak perawan, 21,2 % remaja SMA telah melakukan aborsi
dan sekitar 97 % pelajar SMP maupun SMA sering menonton film porno
(Lembaga Perlindungan Anak, 2007).
Bahkan penelitian LSM Sahabat Anak dan Remaja Indonesia (Sahara)
Bandung antara tahun 2000-2002 remaja yang melakukan seks pranikah
72.9% hamil dan 91.5% diantaranya mengaku telah melakukan aborsi lebih
dari satu kali. Data ini didukung beberapa hasil penelitian bahwa terdapat
98% mahasiswi di Yogyakarta yang melakukan seks pra nikah mengaku
pernah melakukan aborsi. Secara kumulatif aborsi di Indonesia diperkirakan
mencapai 2.3 juta kasus per tahun, setengah dari jumlah itu dilakukan oleh
4
wanita yang belum menikah, sekitar 10-30% adalah para remaja. Artinya ada
230.000 sampai 575.000 remaja putri yang diperkirakan melakukan aborsi
setiap tahunnya. Hal ini pula penyebab tingginya angka kematian ibu di
Indonesia dimana Indonesia merupakan Negara yang angka kematian ibu
tertinggi di Asia Tenggara (Lembaga Swadaya Masyarakat, 2000-2002).
Berdasarkan data SKRRI 2003 dan 2007, terdapat kecendrungan
kenaikan proporsi remaja usia 15 –24 tahun yang aktif secara seksual
terutama pada kalangan perempuan 5% dan pada laki – laki 6% tahun 2007
(Utomo 2013). Menurut data SDKI 2012, angka tersebut mengalami kenaikan
menjadi 8,3% untuk laki-laki sedangkan untuk wanita menunjukan
kecenderungan yang stabil. Kemudian kelahiran pada remaja di Indonesia
dapat di lihat berdasarkan angka Age Specific Fertility Rate (ASFR) yaitu
angka yang menunjukan jumlah kelahiran per 1000 wanita pada umur
tertentu. Berdasarkan SDKI 2012, di Indonesia Age Specific Fertility Rate
(ASFR untuk kelompok umur 15-19) secara umum turun tidak signifikan dari
51 ke 48 per 1000 kelahiran (SDKI 2007 dan SDKI 2012), masih jauh dari
angka yang di harapkan pada Rencana Strategis BKKBN yakni 38 per 1000
kelahiran (pada tahun 2019). Semua data tersebut, menunjukkan masih
tingginya kejadian kelahiran pada remaja di Indonesia. Hal ini disebabkan
perkawinan di kalangan remaja masih terjadi,yaitu proporsi remaja usia 15-19
tahun yang sudah melahirkan dan hamil anak pertama naik dari 8,5% (SDKI
2007) menjadi 9,5% (SDKI 2012). Hal tersebut sejalan dengan data terbaru
dari Annual Review -Unicef Tahun 2014, menunjukan bahwa satu dari empat
perempuan di Indonesia menikah sebelum berumur 18 tahun. Kondisi ini di
perkirakan sebagai akibat pernikahan dini yang di atur orang tua dan akibat
pergaulan seks bebas (Arsip BKKBN, 2015).
Kenyataan lain juga menunjukan bahwa remaja Indonesia semakin
terlibat dalam penyalahgunaan NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat
Adiktif lainnya). Data Badan Narkotika Nasonal (BNN) menunjukkan bahwa
pada tahun 2012 jumlah pengguna NAPZA di kalangan remaja mencapai 3,6
juta orang, kemudian meningkat 3,8 juta orang pada 2013.Apabila tidak di
5
Dikota Jambi berdasarkan data pada tahun 2010 – 2012 sebanyak 164
remaja (berstatus pelajar) diketahui hamil diluar nikah. Data per Juni 2012
jumlah pengidap HIV usia remaja (15 – 24 tahun) mencapai angka 103 orang.
Sedangkan pengidap AIDS mencapai 45 orang (Yayasan Sentra Informasi
dan Komunikasi Orang Kito (SIKOK), 2012)
Berdasarkan hasil studi pendahuluan kepada beberapa remaja putri di
desa koto salak, kecamatan danau kerinci, kabupaten kerinci didapatkan
sebanyak 8 remaja putri pernah melakukan ciuman dengan pacarnya, dan
sekitar 5 orang remaja putri sering mengkhayal melakukan hubungan seksual,
dan menurut informasi yang diterima dari kepala desa dan bidan desa bahwa
pada tahun 2015 terdapat 2 kasus kehamilan diluar nikah dan pada tahun
2016 terdapat 1 kasus aborsi pada remaja putri.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Nur Gilang Fitriana yang
berjudul Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Tentang Seks Pranikah Dengan
Perilaku Seksual Pada Siswa SMK XX Semarang menunjukkan bahwa seks
pranikah adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual
dengan lawan jenis sebelum menikah. Macam kegiatan seks pranikah antara
lain: berfantasi, masturbasi, onani, meraba, kissing, necking, petting,
intercourse. Kejadian seks pranikah pada siswa di SMK XX Semarang
ditemukan kasus kehamilan pranikah sekitar 1-2 siswa pada tiap tahunnya,
walaupun pendidikan agama, norma , etika sudah diajarkan dengan tujuan
membentuk perilaku yang baik ini disebabkan kurangnya pengetahuan
tentang seks pranikah yang merupakan salah satu komponen sikap yang dapat
membentuk perilaku. Penelitian bertujuan untuk mengetahui Hubungan
Pengetahuan dan Sikap tentang Seks Pranikah dengan Perilaku Seksual pada
Siswa SMK XX Semarang. Metode penelitian menggunakan pendekatan
cross sectional dan menggunakan Random Sampling. Populasi ini adalah
Siswa SMK XX Semarang dengan sampel 30 responden. Pengumpulan data
dilakukan menggunakan kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan ada
hubungan antara pengetahuan dan sikap tentang seks pranikah dengan
7
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka yang menjadi
rumusan masalah dalam peneltian ini adalah faktor apa saja yang
berhubungan dengan penyimpangan perilaku seksual pada remaja putri di
Desa Koto Salak Kecamatan Danau Kerinci Kabupaten Kerinci Tahun 2016.
Adapun faktor-faktor yang akan diteliti pada penelitian ini adalah
pengetahuan, pendidikan, persepsi, dan proteksi orangtua.
C. Pertanyaan Peneltian
1. Bagaimana gambaran penyimpangan perilaku seksual pada remaja putri
di Desa Koto Salak Kecamatan Danau Kerinci Kabupaten Kerinci Tahun
2016?
2. Apakah ada hubungan antara pengetahuan dengan penyimpangan
perilaku seksual pada remaja putri di Desa Koto Salak Kabupaten
Kerinci Tahun 2016?
3. Apakah ada hubungan antara pendidikan dengan penyimpangan perilaku
seksual pada remaja putri di Desa Koto Salak Kecamatan Danau Kerinci
Kabupaten Kerinci Tahun 2016?
4. Apakah ada hubungan antara persepsi dengan penyimpangan perilaku
seksual pada remaja putri di Desa Koto Salak Kecamatan Danau Kerinci
Kabupaten Kerinci Tahun 2016?
5. Apakah ada hubungan antara proteksi orangtua dengan peyimpangan
perilaku seksual pada remaja putri di Desa Koto Salak Kecamatan Danau
Kerinci Kabupaten Kerinci Tahun 2016?
9
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Diketahuinya faktor-faktor yang berhubungan dengan
penyimpangan perilaku seksual pada remaja putri di Desa Koto Salak
Kecamatan Danau Kerinci Kabupaten Kerinci Tahun 2016.
2. Tujuan Khusus
a. Diketahuinya gambaran penyimpangan perilaku seksual pada remaja
putri di Desa Koto Salak Kecamatan Danau Kerinci Kabupaten
Kerinci Tahun 2016.
b. Diketahinya hubungan pengetahuan dengan penyimpangan perilaku
seksual pada remaja putri di Desa Koto Salak Kabupaten Kerinci
Tahun 2016.
c. Diketahuinya hubungan pendidikan dengan penyimpangan perilaku
seksual pada remaja putri di Desa Koto Salak Kecamatan Danau
Kerinci Kabupaten Kerinci Tahun 2016.
d. Diketahuinya hubungan persepsi dengan penyimpangan perilaku
seksual pada remaja putri di Desa Koto Salak Kecamatan Danau
Kerinci Kabupaten Kerinci Tahun 2016.
e. Diketahuinya hubungan proteksi orangtua dengan peyimpangan
perilaku seksual pada remaja putri di Desa Koto Salak Kecamatan
Danau Kerinci Kabupaten Kerinci Tahun 2016.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Bidan/Tenaga Kesehatan
Dapat dijadikan sebagai bahan kajian untuk penyuluhan
kesehatan khususnya pada penyimpangan perilaku seksual.
2. Bagi Orangtua
Sebagai masukan dalam upaya mencegah remaja melakukan
hubungan seks pranikah.
10
Usia remaja berada pada rentan 12-23 tahun. Remaja adalah masa
yang penuh dengan permasalahan. Pendapat Stanley Hall pada saat itu
yaitu bahwa masa remaja merupakan masa badai dan tekanan (storm and
stress) sampai sekarang masih banyak dikutip orang. Menurut Erickson
masa remaja adalah masa terjadinya krisis identitas atau pencarian
identitas diri. Gagasan Erickson ini dikuatkan oleh James Marcia yang
menemukan bahwa ada empat status identitas diri pada remaja yaitu
identity diffusion/ confussion, moratorium, foreclosure, dan identity
achieved Karakteristik remaja yang sedang berproses untuk mencari
identitas diri ini juga sering menimbulkan masalah pada diri remaja
(Santrock, 2003).
Masa remaja adalah masa dimana terjadi peralihan dari masa
pubertas menuju masa dewasa. Selama periode ini, anak remaja banyak
mengalami perubahan baik secara fisik, psikologi, ataupun sosial (Herri,
dkk, 2010).
2. Klasifikasi remaja
Klasifikasi remaja dibagi tiga bagian, yaitu:
a. Remaja awal
Menurut Pieter (2010) ciri-ciri remaja awal (12-15tahun) :
1. Mulai menerima kondisi dirinya
2. Berkembangnya cara berpikir
3. Menyadari bahwa setiap manusia memiliki perbedaan potensial.
4. Bersikap overestimate, seperti meremehkan segala masalah,
meremehkan kemampuan orang lain dan terkesan sombong.
5. Akibat sombong dia menjadi gegabah dan kurang waspada.
6. Proporsi tubuh semakin proporsional.
7. Tindakan masih kanak-kanak, akibat ketidakstabilan emosi.
11
12
B. Perilaku
1. Defenisi Perilaku
Perilaku adalah totalitas dari penghayatan dan reaksi seseorang
yang langsung terlihat atau tidak tampak. Timbulnya reaksi perilaku
akibat interelasi stimulus internal dan eksternal yang diproses melalui
kognitif, akfektif, dan motorik (Pieter, 2010).
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku
Faktor yang mempengaruhi perilaku manusia adalah faktor genetik
(keturunan) dan lingkungan. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku
antara lain:
a. Genetik
Faktor genetik/hereditas merupakan konsepsi dasar atau modal
untuk perkembangan perilaku makhluk hidup itu untuk
selanjutnya. Lingkungan merupakan kondisi/lahan untuk
perkembangan perilaku tersebut.
b. Lingkungan
Faktor lingkungan yang sangat berpengaruh terhadap
perilakureproduksi remaja diantaranya adalah faktor keluarga.
Remaja yang melakukan hubungan seksual sebelum menikah
banyak diantara 17 berasal dari keluarga yang bercerai atau pernah
cerai, keluarga dengan banyak konflik danperpecahan (Syarifudin,
dkk, 2009).
3. Faktor lingkungan yang mempengaruhi perilaku seksual antara lain:
a. Lingkungan Keluarga
Keluarga memiliki peran penting dalam pendidikan seks.
Apabila orang tua dan anak kurang berkomunikasi masalah seputar
seksual, maka remaja akan banyak mencari tahu informasi tersebut
diluar yang justru menjerumuskan remaja tersebut.
b. Lingkungan masyarakat
Masyarakat dapat pula menjadi penyebab bagi kenakalan
remaja, terutama sekali di lingkungan masyarakat yang kurang sekali
15
a. Kissing
Ciuman yang dilakukan untuk menimbulkan rangsangan seksual,
seperti di bibir disertai dengan rabaan pada bagian bagian sensitif
yang dapat menimbulkan rangsangan seksual. Berciuman dengan
bibir tertutup merupakan ciuman yang umum dilakukan. Berciuman
dengan mulut dan bibir terbuka, serta menggunakan lidah itulah yang
disebut french kiss. Kadang ciuman ini juga dinamakan ciuman
mendalam/ soul kiss.
b. Necking
Berciuman di sekitar leher ke bawah. Necking merupakan istilah
yang digunakan untuk menggambarkan ciuman disekitar leher dan
pelukan yang lebih mendalam.
c. Petting
Perilaku menggesek-gesekkan bagian tubuh yang sensitif, seperti
payudara dan organ kelamin. Merupakan langkah yang lebih
mendalam dari necking. Ini termasuk merasakan dan mengusap-usap
tubuh pasangan termasuk lengan, dada, buah dada, kaki, dan kadang-
kadang daerah kemaluan, baik didalam atau di luar pakaian.
d. Intercourse
Bersatunya dua orang secara seksual yang dilakukan oleh pasangan
pria dan wanita yang ditandai dengan penis pria yang ereksi masuk ke
dalam vagina untuk mendapatkan kepuasan seksual.
Kriteria ukur :
Jika menjawab salah : nilai 0
Jika menjawab benar: nilai 1
Hasil ukur :
a. Baik : Apabila subyek mampu menjawab dengan benar >65%
dari seluruh petanyaan.
b. Kurang : Apabila subyek mampu menjawab dengan benar <65%
dari seluruh pertanyaan (Arikunto, 2006).
2. Pendidikan
Menurut M.J. Langeveld: Pendidikan merupakan upaya dalam
membimbing manusia yang belum dewasa kearah kedewasaan.
Pendidikan adalah suatu usaha dalam menolong anak untuk melakukan
tugas-tugas hidupnya, agar mandiri dan bertanggung jawab secara susila.
Pendidikan juga diartikan sebagai usaha untuk mencapai penentuan diri
dan tanggung jawab.
Prof. Herman H. Horn: Beliau berpendapat bahwa pendidikan adalah
suatu proses dari penyesuaian lebih tinggi bagi makhluk yang telah
berkembang secara fisik dan mental yang bebas dan sadar kepada Tuhan
seperti termanifestasikan dalam alam sekitar, intelektual, emosional dan
kemauan dari manusia.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI): Pendidikan yaitu sebuah
proses pembelajaran bagi setiap individu untuk mencapai pengetahuan
dan pemahaman yang lebih tinggi mengenai obyek tertentu dan spesifik.
Pengetahuan yang diperoleh secara formal tersebut berakibat pada setiap
individu yaitu memiliki pola pikir, perilaku dan akhlak yang sesuai
dengan pendidikan yang diperolehnya.
Pendidikan dapat diklasifikasikan menjadi dua tingkatan, yaitu :
a. Pendidikan tinggi : SMA, Perguruan tinggi
b. Pendidikan rendah : SD, SMP (Irianto, 2011).
25
3. Persepsi
Persepsi atau perception, yaitu cara pandang tehadap sesuatu atau
mengutarakan pemahaman hasil olahan daya pikir, artinya persepsi
berkaitan dengan faktor-faktor eksternal yang direspons melalui
pancaindra, daya ingat, dan daya jiwa (Marliani, 2010).
Persepsi adalah mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan
dengan tindakan yang akan diambil dan merupakan praktek tingkat
pertama. Misalnya seorang ibu dapat memilih makanan yang bergizi
tinggi bagi anak balitanya (Notoatmodjo, 2003)
Persepsi remaja tentang penyimpangan perilaku seksual akan
sangat dipengaruhi oleh usia remaja yang masih berusaha mencari jati
diri dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, serta dengan gejolak
seksual yang besar, karena persepsi merupakan sebuah proses yang aktif
dari manusia dalam memilih, mengelompokkan, serta memberikan
makna pada informasi yang diberikannya. Remaja yang berada pada fase
meningkatnya dorongan seksual selalu mencari lebih banyak informasi
mengenai seks, atau mengadakan percobaan dengan masturbasi,
bercumbu, atau bersenggama (Walgito, 2001).
Perubahan-perubahan perilaku dalam diri seseorang dapat diketahui
melalui persepsi. Persepsi adalah pengalaman yang dihasilkan melalui
indera penglihatan, pendengaran, penciuman dan sebagainya. Setiap
orang mempunyai persepsi yang berbeda-beda, meskipun objeknya sama.
26
Hasil dari persepsi dan dorongan niat untuk bertindak diwujudkan dan
diwujudkan dalam bentuk perilaku. Karena dikalangan masyarakat masih
banyak perilaku yang dapat menyebabkan keputihan. Oleh karena itu
diperlukan adanya persepsi yang baik agar penyimpangan perilaku
seksual tersebut dapat dicegah (Notoatmodjo, 2003).
Pengukuran persepsi dapat dilakukan dengan menggunakan skala
likert, yaitu dengan beberapa bentuk pertanyaan atau pernyataan. Yang
termasuk dalam kategori skala likert adalah sebagai berikut:
Pada uji statistic chi square dengan tabel 2x2 diperoleh 2 hitung10,8
dan 2 tabel 3,84 sehingga 2 hitung lebih besar dari 2 tabel, yang
berarti ada hubungan antara persepsi dengan perilaku tentang seksual
beresiko pada remaja di SMEA PGRI 1 Ponorogo. Sedangkan untuk
keeratan hubungan didapatkan kk: 0,45 yang berarti tingkat keeratan
hubungan cukup. Sedangkan teknik analisa data menggunakan ujistatistik
chi-square dengan alfa 0,05.
Menurut hasil penelitian Evi Susanti yang berjudul “Persepsi
Siswa Kelas XI SMK Negeri 4 Surabaya terhadap Perilaku Seks Bebas
dikalangan Pelajar Surabaya Tahun 2013” yaitu jumlah sampel yang
daimbil dalam penelitian ini sebanyak 16% dari jumlah populasi
sebanyak 50 orang. Dari hasil penelitian, diketahui bahwa persentase
siswa yang dalam memahami seks bebas dikalangan pelajar adalah
68,3% yaitu sudah yang merupakan kriteria baik. jadi siswa smk negeri 4
surabaya memiliki pemahaman serta pengetahuan yang baik terhadap
seks bebas.
4. Proteksi Orangtua
Pola asuh orangtua memiliki pengaruh yang amat besar dalam
membentuk kepribadian anak yang tangguh sehingga anak berkembang
menjadi pribadi yang percaya diri, berinisiatif, berambisi, beremosi
stabil, bertanggung jawab, mampu menjalin hubungan interpersonalyang
positif dan lain-lain. Kepribadian tersebut dapat dikembangkan dalam
keluarga. Pola asuh yang salah dapat menyebabkan seorang anak
melakukan perilaku yang agresif (Taganing & Fortuna, 2008).
Ketidaktahuan orang tua maupun sikap yang masih menabukan
pembicaraan seks dengan anak bahkan cenderung membuat jarak dengan
anak.Akibatnya pengetahuan remaja tentang seksualitas sangat
kurang.Padahal peran orang tua sangatlah penting, terutama pemberian
pengetahuan tentang seksualitas. Dalam berbagai penelitian yang telah
dilakukan, dikemukakan bahwa anak/remaja yang dibesarkan dalam
lingkungan sosial keluarga yang tidak baik/disharmoni keluarga, maka
28
E. Kerangka Teori
Mengacu pada tinjauan teori yang telah dipaparkan pada kerangka
teori dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Bagan 2.1
Keterangan :
: tidak diteliti
: diteliti
Kerangka Teori Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Seksual pada Usia
Remaja Sumber: Aryani, dkk, (2009), Willis, dkk, (2010), Pieter, dkk, (2010), Bachtiar
(2004) , Santrock dalam Bandura (2007)
F. Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah suatu uraian dan visualisasi hubungan atau
kaitan antara konsep satu dengan variable yang lain dari masalah yang ingin
diteliti.Konsep adalah suatu abstraksi yang dibentuk dengan
menggeneralisasikan suatu pengertian. Oleh sebab itu, konsep tidak dapat
diukur dan diamati secara langsung. Agar dapat diamati dan dapat diukur,
maka konsep tersebut harus dijabarkan kedalam variabel – variabel. Dari
variabel itulah konsep dapat diamati dan diukur.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang
berhubungan dengan perilaku seksual pada remaja putri di Desa Koto Salak
Kecamatan Danau Kerinci Kabupaten Kerinci Tahun 2016.
Dari konsep diatas, kerangka konsep penelitian ini dapat dilihat pada
bagan berikut :
Bagan 2.2
Kerangka Konsep
Independen Dependen
Pengetahua
n
Pendidikan Perilak
Persepsi u
Proteksi
orangtua S
e
k
s
u
a
l
p
a
d
a
r
e
m
a
j
a
G. Hipotesis Peneltian
1. Ada hubungan antara pengetahuan dengan perilaku seksual pada remaja
putri.
2. Ada hubungan antara pendidikan dengan perilaku seksual pada remaja
putri.
3. Ada hubungan antara persepsi dengan perilaku seksual pada remaja putri.
4. Ada hubungan antara proteksi orangtua dengan perilaku seksual pada
remaja putri.
BAB III METODOLOGI
PENELITIAN
C. Subjek Penelitian
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Notoatmodjo, 2010).
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh remaja putri di Desa
Koto Salak Kecamatan Danau Kerinci Kabupaten Kerinci pada tahun
2016 sebanyak 35 orang (data periode Agustus – November 2016).
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan sampling adalah merupakan
teknik pengambilan sampel. Pada penelitian ini sampel yang digunakan
seluruh remaja putri didesa Koto Salak sebanyak 35 orang.
34
35
Kriteria ukur :
Tidak pernah melakukan perilaku seksual samasekali :0
Pernah melakukan perilaku seksual tidak beresiko :1
Pernah melakukan perilaku seksual beresiko :2
2. Pengetahuan
Pengetahuan adalah segala sesuatu oleh responden tentang
perilaku seksual pada remaja putri.
Cara ukur : Penyebaran angket
Alat ukur : Angket
Skala ukur : Ordinal
Kriteria ukur : Jika menjawab salah nilai 0
Jika menjawab benar nilai 1
Hasil ukur : a. Baik
Apabila subyek mampu menjawab dengan benar
>65% dari seluruh petanyaan.
b. Kurang
Apabila subyek mampu menjawab dengan benar
<65% dari seluruh pertanyaan.
(Arikunto, 2006)
3. Pendidikan
Merupakan pernyataan responden mengenai jenjang pendidikan
formal yang telah diselesaikan sampai saat melakukan penelitian.
Cara ukur : Penyebaran angket
Alat ukur : Angket
Skala ukur : Ordinal
Hasil ukur : a. Pendidikan tinggi : SMA, Perguruan tinggi
b. Pendidikan rendah : SD, SMP
(Irianto, 2011)
37
4. Persepsi
Merupakan cara pandang responden terhadap perilaku seksual pada
remaja putri.
Cara ukur : Penyebaran angket
Alat ukur : Angket
Skala ukur : Ordinal
Kriteria ukur : a. Pernyataan Positif
1. Sangat Setuju (SS) :4
2. Setuju (S) :3
3. Tidak Setuju (TS) :2
4. Sangat Tidak Setuju (STS) : 1
b. Pernyataan Negatif
1. Sangat Setuju (SS) : 1
2. Setuju (S) :2
3. Tidak Setuju (TS) : 3
4. Sangat Tidak Setuju (STS) : 4
Hasil ukur : a. Persepsi positif : jika > median
b. Persepsi negatif : jika < median
(Nasir, dkk. 2011)
5. Proteksi Orangtua
Merupakan perlindungan orang tua responden terhadap perilaku
seksual pada remaja.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan untuk
pengumpulan data.
Adapun instrumen penelitian yang akan digunakan adalah berupa
angket. Angket merupakan pernyataan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadi atau
hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 2006).
Alasan pemilihan angket sebagai instrumen penelitian ini adalah agar
dapat menghemat waktu dan dapat menjaga privasi responden dengan tidak
mencantumkan identitas responden pada angket.
( 0 – ℎ)²
X² = ∑
ℎ
Keterangan :
= Chi square
Fh = Frekuensi yang diharapkan
Fo = Frekuensi yang diperoleh berdasarkan data.
J. Keterbatasan Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah bersifat analitik yaitu untuk
mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan penyimpangan perilaku
seksual pada remaja putri di Desa Koto Salak Kecamatan Danau Kerinci
Kabupaten Kerinci Tahun 2016. Dengan pendekatan Cross Sectional dimana
variabel independen dan variabel dependen diteliti dalam waktu yang
bersamaan. Karena keterbatasan penelitian maka peneliti hanya meneliti
pengetahuan, pendidikan, persepsi, dan proteksi orangtua terhadap perilaku
seksual remaja putri di Desa Koto Salak Kecamatan Danau Kerinci Kabupaten
Kerinci tahun 2016.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2017, pada waktu
pengumpulan data tidak terdapat kendala yang berarti karena penelitian ini
dilakukan tanpa mengganggu aktivitas responden.
K. Jalannya Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan langkah dan prosedur sebagai berikut :
1. Tahap Persiapan
Adapun hal-hal yang dilakukan dalam tahap persiapan adalah :
a. Pada tahap ini peneliti mengurus surat izin dan kemudian melakukan
survei awal ditempat akan dilakukan penelitian, setelah itu peneliti
melakukan kegiatan penyusunan proposal.
b. Menyiapkan instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu lembaran angket.
c. Menentukan waktu penelitian.
2. Tahap Penelitian
Pada tahap ini peneliti melakukan pengambilan data penelitian
yang berupa data primer dengan menyebarkan angket kepada responden.
3. Tahap Paska Penelitian
Setelah penelitian selesai kemudian kemudian dilakukan analisis
data untuk mendapatkan hasil dari proses pengambilan data yang telah
dilakukan dan diperoleh untuk melengkapi data pendukung yang
diperlukan
44
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian analitik dimana pengambilan
sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan cara melakukan penyebaran
angket secara langsung kepada responden dengan menggunakan panduan
angket. Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa
univariat dan analisa bivariat yang bertujuan untuk mengetahui faktor-
faktor yang berhubungan dengan perilaku seksual pada remaja putri di
Desa Koto Salak Kecamatan Danau Kerinci Kabupaten Kerinci Tahun
2016.
1. Gambaran Perilaku Seksual Pada Remaja Putri di Desa Koto
Salak Kecamatan Danau Kerinci Kabupaten Kerinci Tahun 2016
Gambaran perilaku seksual pada remaja putri di Desa Koto
Salak Kecamatan Danau Kerinci Kabupaten Kerinci tahun 2016 dapat
dilihat dari tabel 4.1 berikut:
Tabel 4.1
Perilaku Seksual Pada Remaja Putri di Desa Koto Salak
Kecamatan Danau Kerinci Kabupaten Kerinci Tahun
2016
45
Perilaku Seksual
Pada Remaja
Putri
Pernah Tidak Jumlah X²
Pengetahuan
(Beresiko & Pernah Hitung
Tdk Sama
Beresiko) Sekali
f % f % f %
Kurang 15 75 5 25 20 57,14
Baik 6 40 9 60 15 42,86 4,375
Jumlah 21 60 14 40 35 100
Perilaku Seksual
Pada Remaja
Putri
Pernah Tidak Jumlah X²
Pendidikan
(Beresiko & Pernah Hitung
Tdk Sama
Beresiko) Sekali
f % f % f %
Rendah 7 46,67 8 53,33 15 42,86
Tinggi 14 70 6 30 20 57,14 1,944
Jumlah 21 60 14 40 35 100
Perilaku Seksual
Pada Remaja
Putri
Pernah Tidak Jumlah X²
Persepsi
(Beresiko & Pernah Hitung
Tdk Sama
Beresiko) Sekali
f % f % f %
Negatif 10 66,67 5 33,33 15 42,86
Positif 11 55 9 45 20 57,14 0,486
Jumlah 21 60 14 40 35 100
Perilaku Seksual
Pada Remaja
Putri
Proteksi Pernah Tidak Jumlah X²
Orangtua (Beresiko & Pernah Hitung
Tdk Sama
Beresiko) Sekali
f % f % f %
Kurang 16 72,73 6 27,27 22 62,86
Baik 5 38,46 8 61,54 13 37,14 3,998
Jumlah 21 60 14 40 35 100
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya
tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku seksual pada
remaja putri di Desa Koto Salak Kecamatan Danau Kerinci Kabupaten
Kerinci tahun 2016 maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa dari 35 remaja putri
yang diteliti, ditemukan sebanyak 6 (17,14%) responden pernah
melakukan perilaku seksual berisiko, sebanyak 15 (42,86%)
responden pernah melakukan perilaku seksual tidak berisiko, dan
sebanyak 14 (40%) responden tidak pernah melakukan perilaku
seksual sama sekali.
2. Ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan perilaku
seksual pada remaja putri. Berdasarkan hasil uji statistik diketahui
2 2
bahwa X hitung (4,375) lebih besar dari X tabel (3,841) yang berarti
Ho ditolak.
3. Tidak ada hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan
perilaku seksual pada remaja putri. Berdasarkan hasil uji statistik
2 2
diketahui bahwa X hitung (1,944) lebih kecil dari X tabel (3,841)
yang berarti Ho diterima.
4. Tidak ada hubungan yang bermakna antara persepsi dengan perilaku
2
seksual pada remaja putri. Dari hasil uji statistik diketahui bahwa X
2
hitung (0,486) lebih kecil dari X tabel (3,841) yang berarti Ho
diterima.
5. Ada hubungan yang bermakna antara proteksi orang tua dengan
perilaku seksual pada remaja putri. Berdasarkan hasil uji statistik
2 2
diketahui bahwa X hitung (3,998) lebih besar dari X tabel (3,841)
yang berarti Ho ditolak.
B. Saran
1. Bagi Bidan/Tenaga Kesehatan
Hasil penelitian ini dapat dipergunakan sebagai bahan
informasi tambahan bagi para bidan/tenaga kesehatan yang ada di Desa
Koto Salak Kecamatan Danau Kerinci Kabupaten Kerinci untuk lebih
meningkatkan pemahaman para remaja untuk tidak melakukan
penyimpangan perilaku seksual, karena dapat meningkatkan kejadian
remaja putus sekolah, kehamilan diluar nikah, pengguguran kehamilan
yang berujung dengan meningkatnya angka kematian ibu muda. Jika
banyak remaja yang melakukan penyimpangan perilaku seksual maka
petugas kesehatan hendaknya aktif memberikan penyuluhan kepada
masyarakat dan remaja tentang bahaya yang akan ditimbulkan jika
melakukan penyimpangan perilaku seksual.
2. Bagi Orangtua
Sebagai masukan dalam upaya mencegah remaja melakukan
hubungan seks pranikah.
3. Bagi Lembaga Pendidikan (Sekolah)
Sebagai masukan dalam upaya menanamkan nilai moral dalam
kaitan dengan perilaku seksual dan resiko perilaku seksual pranikah.
4. Bagi STIKes Merangin
Dapat dijadikan sumber bacaan kepustakaan yang berhubungan
dengan penyimpangan perilaku seksual pada remaja.
5. Bagi Peneliti Lain
Pada penelitian ini ditemukan adanya kecenderungan
pengetahuan dan proteksi orangtua sebagai variabel penekan yang
menghilangkan hubungan antara pendidikan dan persepsi dengan
perilaku seksual remaja. Oleh karena itu penelitian ini agar dilanjutkan
dengan melakukan analisis faktor dominan yang berhubungan dengan
perilaku seksual remaja yaitu hubungan pengetahuan dan proteksi
orang tua dengan perilaku seksual remaja.
DAFTAR PUSTAKA
Aisyah. (2010). Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Tingkat Anak. Jurnal
Medtex. Vol. 2 No. 1.
Aryani, R, dkk. (2009). Prosedur Klinik Keperawatan pada Mata Ajar Kebutuhan
Dasar Manusia. Jakarta: TIM.
Depkes RI. (2012). Angka Kematian Ibu Menurut SDKI 2012 dan
Penyebab Meningkatnya AKI di Indonesia. Available online at
http://www.depkes.co.id/. Diakses pada 24 Juni 2016 Pukul 19.00 Wib
Desi, K, dkk. (2014). Hubungan pengetahuan dan sikap dengan perilaku seksual
pada siswa SMK Patria Gadingrejo Kabupaten Pringsewu. Available
online at http://www.stikesaisyah.info/article.download Diakses pada 07
Mei 2017 Pukul 14.36 Wib
Dewi. (2012). Memahami Perkembangan Fisik Remaja. Yogyakarta: Gosyen
Publishing.
Evlyn, M. (2007). Hubungan Antara Persepsi Tentang Seks dan Perilaku Seksual
Remaja di SMA Negeri 3 Medan Tahun 2007
Notoatmodjo, (2010) Promosi Kesehatan Teori & Aplikasi. Jakarta : Rineka Cipta
Sarwono dan Sarlito. (2012). Psikologi Remaja (Edisi Revisi). Jakarta: Raja
Grafindo Persada (Rajawali Pers).
Wawan dan Dewi. (2010). Teori Dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan
Perilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika.
Saya yang bertanda tangan di bawah ini bersedia menjadi responden dalam
penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Merangin Prodi DIII Kebidanan, dengan judul “Faktor-faktor yang Berhubungan
dengan Perilaku Seksual pada Remaja Putri di Desa Koto Salak Kecamatan
Danau Kerinci Kabupaten Kerinci Tahun 2016”. Saya memahami bahwa
penelitian ini tidak akan berakibat negatif dan merugikan saya, oleh karena itu
saya bersedia menjadi responden pada penelitian ini.
Kerinci ,
Responden
( )
ANGKET
A. Perilaku Seksual
Pada waktu berpacaran, pernahkah saudara melakukan perilaku
seksual sebagai berikut dengan memberikan tanda ceklist (√) dikolom yang
menurut anda paling sesuai ! Harap memberikan jawaban dengan sejujur-
jujurnya !
No Perilaku Seksual Pernah Tidak Pernah
1 Berjalan berduaan dengan pacar sambil bergandengan tangan
2 Pergi berkencan
3 Berpelukan
4 Ciuman dikening dan pipi
5 Ciuman dileher
6 Saling meraba bagian tubuh
7 Saling menempelkan organ kelamin
8 Oral seks (melakukan hubungan seksual melalui mulut)
9 Berkhayal tentang seks, masturbasi/onani
10 Intercourse : melakukan hubungan seksual melalui vaginal
(dengan atau tanpa menggunakan pengaman „kondom‟)
B. Pengetahuan
Petunjuk :
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan memberikan tanda silang (x)
atau dengan melingkari jawaban yang menurut anda paling benar!
1. Apa yang dimaksud dengan perilaku seksual remaja...
a. Perilaku yang didorong oleh hasrat seksual sebelum adanya ikatan
pernikahan yang bertentangan dengan norma-norma yang berlaku
dimasyarakat
b. Perilaku seksual yang boleh dilakukan remaja sebagai bentuk
ungkapan perasaan cinta kepada pacar
c. Hubungan seksual diluar nikah adalah hubungan yang wajar
dilakukan oleh remaja dizaman modern seperti saat ini
2. Pengertian penyimpangan perilaku seksual adalah...
a. Merupakan tingkah laku seksual yang dilakukan sebelum adanya
ikatan pernikahan yang tidak bisa diterima oleh masyarakat
b. Tingkah laku seseorang dalam berpacaran
c. Merupakan perilaku seks yang boleh dilakukan remaja sebelum
menikah
3. Apa saja kategori penyimpangan perilaku seksual....
a. Penyimpangan perilaku seksual beresiko dan tidak beresiko
b. Penyimpangan perilaku seksual berat dan ringan
c. Penyimpangan perilaku seksual yang wajar dan tidak wajar
4. Apa cara yang dilakukan agar remaja tidak terjerumus kedalam
penyimpangan perilaku seksual ...
a. Seing keluar malam bersama teman/pacar
b. Sering menonton/membaca majalah porno
c. Memahami dan mengamalkan dengan baik ajaran agama dan nilai-
nilai sosial
5. Mengapa remaja cenderung melakukan penyimpangan perilaku seksual?
a. Karena ingin mencoba-coba
b. Karena ketidakmampuan remaja dalam mengendalikan hasrat seksual
c. Karena remaja bisa dibilang hebat dan gaul apabila sudah melakukan
berbagai hal yang bersifat seksualitas
6. Apa akibat dari penyimpangan perilaku seksual pada remaja putri ...
a. Kehamilan yang tidak diinginkan
b. Kanker rahim
c. Kanker payudara
7. Apa bentuk dari penyimpangan perilaku seksual yang dilakukan oleh
remaja...
a. Berpelukan, berciuman, dan melakukan hubungan seksual sebelum
pernikahan
b. Jalan-jalan bersama pacar dan teman-teman
c. Bersalaman dengan pacar
Petunjuk :
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan memberikan tanda ceklis ( √)
dan pertanyaan dibawah ini boleh dijawab lebih dari satu!
1. Faktor apa saja yang mendorong remaja melakukan penyimpangan
perilaku seksual...
a. Faktor genetik (bawaan)
b. Faktor lingkungan
c. Faktor keluarga
d. Faktor lingkungan sekolah
e. Faktor pergaulan/teman bergaul
2. Penyakit apa saja yang dapat timbul akibat melakukan penyimpangan
perilaku seksual kategori beresiko...
a. HIV/AIDS
b. Sifilis
c. Gonorhea
d. Klamidia
e. Trikomonas Vaginalis
3. Perilaku seks apa saja yang termasuk kategori beresiko...
a. Ciuman basah (ciuman bibir)
b. Cairan semen, urine, penis masuk kedalam mulut/vagina
c. Oral seks tanpa perlindungan (memakai kondom)
d. Hubungan vaginal/anal tanpa menggunakan kondom
4. Perilaku seks apa saja yang termasuk kategori tidak beresiko....
a. Pacaran
b. Berpelukan
c. Ciuman kering (Ciuman pipi, kening)
d. Masturbasi/onani
5. Apa saja dampak batin dan dampak sosial dimasyarakat yang akan
dialami oleh remaja putri yang hamil diluar nikah....
a. Merasa berdosa
b. Kehamilan yang tidak diinginkan
c. Merasa malu
d. Mempermalukan keluarga
e. Dianggap sebagai wanita murahan
6. Apa pengaruh buruk dari penyimpangan perilaku seksual pada remaja...
a. Resiko tertular penyakit menular seksual (PMS) meningkat
b. Terancam kehamilan yang tidak diinginkan, pengguguran kandungan
yang tidak aman, dan infeksi organ reproduksi
c. Trauma kejiwaan (depresi)
d. Kemungkinan hilang kesempatan untuk melanjutkan pendidikan dan
kesempatan untuk bekerja
e. Melahirkan bayi yang kurang/tidak sehat
7. Apa pengaruh buruk dari penyimpangan perilaku seksual pada remaja
bagi keluarga dan masyarakat....
a. Menimbulkan aib keluarga
b. Menambah beban ekonomi
c. Meningkatkan remaja putus sekolah, sehingga kualitas masyarakat
menurun
d. Meningkatkan angka kematian ibu dan bayi
e. Meningkatkan beban ekonomi masyarakat sehingga derajat kesehatan
masyarakat menurun
8. Apa saja jenis-jenis penyimpangan perilaku seksual...
a. Homoseksual
b. Masturbasi/onani
c. Perzinaan
d. Pelacuran
e. Pornografi/pornoaksi
C. Persepsi
Petunjuk :
Pilihlah jawaban yang menurut anda paling sesuai. Jawaban tidak harus
sama dengan orang lain karena setiap orang mempunyai kebebasan
untuk menjawab.
Keterangan :
SS : Sangat Setuju S : Setuju
R : Ragu-ragu TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
No Pernyataan SS S R TS STS
1 Menurut saya seks diluar nikah
merupakan bentuk dari
penyimpangan perilaku seksual.
2 Menurut saya seks diluar nikah
merupakan perwujudan dari cinta.
3 Menurut saya seks diluar nikah
merupakan nilai modernisasi
dikalangan remaja.
4 Menurut saya pacar yang
bertanggungjawab bukanlah alasan
untuk melakukan hubungan intin.
5 Menurut saya hubungan intim tidak
bisa dinilai sebagai bentuk saling
mencintai.
6 Menurut saya semua bentuk
perilaku seksual bukanlah ukuran
dari saling mencintai.
7 Menurut saya pacaran termasuk
penyimpangan perilaku seksual.
8 Menurut saya tidak dikatakan cinta
apabila tanpa seks.
9 Menurut saya pacaran bukan berarti
selalu diikuti dengan kontak
seksual.
10 Menurut saya penyimpangan
perilaku seksual merupakan bentuk
pelanggaran nilai sosial.
D. Proteksi Orangtua
Petunjuk :
Pilihlah salah satu jawaban yang menurut anda paling sesuai. Jawablah
dengan jujur dan jawaban tidak harus sama dengan orang lain karena setiap
orang mempunyai kebebasan untuk menjawab!
1. Apakah disaat berkumpul bersama anak bapak/ibu memberikan
kebebasan pada anak untuk selalu terbuka dalam menceritakan segala
permasalahan yang dialami anak?
a. Tidak memberikan kesempatan pada anak terbuka dalam
menceritakan masalahnya sehingga anak
b. Memberikan kesempatan kepada anak untuk terbuka dalam
menceritakan permasalahan anak dan mau mendengarkan
c. Tidak peduli terhadap anak/acuh terhadap anak
2. Apakah bapak/ibu selalu menjelaskan tentang hubungan seksual yang
dilarang untuk dilakukan kepada anak?
a. Sering menjelaskan
b. Tidak pernah menjelaskan
c. Membiarkan anak mencaritahu sendiri
3. Apakah bapak/ibu pernah menjelaskan kepada anak tentang
penyimpangan-penyimpang perilaku seksual ?
a. Sering menjelaskan
b. Tidak pernah menjelaskan
c. Membiarkan anak mencaritahu sendiri
4. Apakah bapak/ibu pernah menjelaskan kepada anak tentang fungsi-fungsi
organ reproduksi ?
a. Sering menjelaskan pada anak
b. Tidak pernah menjelaskan pada anak
c. Membiarkan anak mencaritahu sendiri
5. Apakah bapak/ibu melarang anak berpacaran dan membatasi hubungan
anak dengan lawan jenis ?
a. Melarang
b. Tidak Melarang
c. Memberikan kebebasan pada anak
6. Apakah bapak/ibu selalu mengawasi anak bapak/ibu?
a. Memberikan pengawasan
b. Tidak pernah mengawasi
c. Memberikan kebebasan
7. Apakah bapak/ibu selalu mempunyai waktu untuk berkumpul bersama
anak?
a. Selalu punya waktu untuk berkumpul bersama anak
b. Tidak punya waktu untuk berkumpul bersama anak
c. Terlalu sibuk dengan pekerjaan sehingga tidak punya waktu untuk
berkumpul bersama anak
8. Apakah bapak/ibu melarang dengan keras anak bapak/ibu untuk berduaan
dengan lawan jenis dikamar ?
a. Sangat melarang
b. Tidak melarang
c. Memberikan kebebasan pada anak
9. Apakah bapak/ibu akan memberikan sanksi atau hukuman pada anak
apabila anak ketahuan berciuman dengan lawan jenis?
a. Memberikan sanksi
b. Tidak memberikan sanksi
c. Bersikap biasa-biasa saja
10. Apakah bapak/ibu melarang anak untuk menonton film porno ?
a. Sangat melarang
b. Tidak pernah melarang
c. Memberikan kebebasan pada anak
11. Apakah bapak/ibu melarang anak keluar rumah bersama teman-teman
pada malam hari ?
a. Sangat melarang
b. Mengizinkan tetapi tetap memantau bersama siapa anak keluar dan
menetapkan jam berapa anak harus pulang kerumah
c. Memberikan kebebasan pada anak
12. Apakah orangtua bapak/ibu pernah memberikan penjelasan pada anak
tentang bahaya dan dampak dari penyimpangan perilaku seksual pada
remaja ?
a. Pernah menjelaskan
b. Tidak pernah menjelaskan
c. Membiarkan anak mencaritahu sendiri
13. Apakah bapak/ibu pernah menjelaskan pada anak tentang penyakit
menular seksual (PMS) yang disebabkan oleh penyimpangan perilaku
seksual?
a. Pernah menjelaskan
b. Tidak pernah menjelaskan
c. Membiarkan anak mencaritahu sendiri
14. Apakah bapak/ibu selalu menasehati anak agar tidak melakukan hal-hal
yang dapat merugikan anda seperti melakukan penyimpangan-
penyimpangan perilaku seksual ?
a. Sering menjelaskan
b. Tidak pernah menjelaskan
c. Malas dan tidak punya waktu menjelaskan pada anak
15. Apakah bapak/ibu selalu mengajak anak untuk beribadah dan
mendekatkan diri kepada Tuhan?
a. Tidak pernah mengajak anak beribadah
b. Selalu mengajak anak beribadah
c. Tidak punya waktu untuk mengajak anak beribadah
Lampiran 1
1. Pengetahuan
Tabel 2 x 3 Tabel 2 x 2
O E O E
5 4,1 15 12
1 1,8 6 9
10 10,7 5 8
5 4,7 9 6
9 9,6
5 4,4
2. Pendidikan
Tabel 2 x 3 Tabel 2 x 2
O E O E
1 2,5 7 9
5 3,4 14 12
6 6,4 8 6
9 8,5 6 8
8 6
6 8
Tabel 2 x 3 Tabel 2 x 2
O E O E
3 2,7 10 9
3 3,2 11 12
8 6,8 5 6
7 8,1 9 8
5 6,4
9 7,6
Tabel 2 x 3 Tabel 2 x 2
O E O E
4 3,7 16 13,2
2 2,2 5 7,8
12 9,4 6 8,8
3 5,5 8 5,2
6 8,8
8 5,2
Analisa tiga variabel dalam bentuk distribusi perilaku seksual beresiko dan
tidak beresiko menurut pengetahuan dan pendidikan
Rendah 6 40 0 0 6 28,57
Analisa tiga variabel dalam bentuk distribusi perilaku seksual beresiko dan
tidak beresiko menurut pengetahuan dan persepsi
2
(O–E)
O E O–E (O – E )
2
15 12 3 9 0,75
6 9 -3 9 1
5 8 -3 9 1,1
9 6 3 9 1,5
4,35
2
X Hitung : (4,35)
2
X Tabel : (3,841)
2 2
Karena X Hitung (4,35) > X Tabel (3,841)
2. Pendidikan
2
(O–E)
O E O–E (O – E )
2
7 9 -2 4 0,4
14 12 2 4 0,3
8 6 2 4 0,6
6 8 -2 4 0,5
1,8
2
X Hitung : (1,8)
2
X Tabel : (3,841)
2 2
Karena X Hitung (1,8) < X Tabel (3,841)
3. Persepsi
(O–E)
2
O E O–E (O – E )
2
E
10 9 1 1 0,1
11 12 -1 1 0,0
5 6 -1 1 0,1
9 8 1 1 0,1
0,3
2
X Hitung : (0,3)
2
X Tabel : (3,841)
2 2
Karena X Hitung (0,3) < X Tabel (3,841)
4. Proteksi Orangtua
(O–E)
2
O E O–E (O – E )
2
E
16 13,2 2,8 7,84 0,59
5 7,8 - 2,8 7,84 1,00
6 8,8 - 2,8 7,84 0,89
8 5,2 2,8 7,84 1,5
3,98
2
X Hitung : (3,98)
2
X Tabel : (3,841)
2 2
Karena X Hitung (3,98) > X Tabel (3,841)
2. Pengetahuan
3. Pendidikan
Tinggi 5 25 9 45 6 30 20 57,14
5. Proteksi Orangtua
PENGETAHUAN
fo Perilaku Seksual
No Jumlah
Pengetahuan Pernah Tidak Pernah
(Berisiko) (Tidak Berisiko)
1 Kurang 15(a) 5(b) 20
Jumlah 21 14 35
1. fh sel a =
2. fh sel b =
3. fh sel c =
4. fh sel d =
fh Perilaku Seksual
No Jumlah
Pengetahun
Pernah Tidak Pernah
(Berisiko) (Tidak Berisiko)
1 Kurang 12(a) 8(b) 20
Jumlah 21 14 35
2
Cara mencari X hitung
2
1. ( 15 – 12 ) = 0,75
12
2
2. ( 5 – 8 ) = 1,125
8
2
3. ( 6 – 9 ) =1
9
2
4. ( 9 – 6 ) = 1,5
6
2
X hitung : 0,75 + 1,125+ 1 + 1,5 = 4,375
2 2
Karena X hitung (4,375) ≥ X tabel = 3,841, maka artinya Ho ditolak
fo Perilaku Seksual
No Jumlah
Persepsi Pernah Tidak Pernah
(Berisiko) (Tidak Berisiko)
1 Negatif 10(a) 5(b) 15
Jumlah 21 14 35
1. fh sel a =
2. fh sel b =
3. fh sel c =
4. fh sel d =
fh Perilaku Seksual
No Persepsi Persepsi
Pernah Tidak Pernah
(Berisiko) (Tidak Berisiko)
1 Negatif 9(a) 6(b) 15
Jumlah 21 14 35
2 2
X = ∑ ( Fo – Fh )
Fh
2
1. ( 10 – 9 ) = 0,111
9
2
2. ( 5 – 6 ) = 0,167
6
2
3. ( 11 – 12 ) = 0,083
12
2
4. ( 9 – 8 ) = 0,125
8
2
X hitung : 0,111 + 0,167 + 0,083 + 0,125 = 0,486
2 2
X hitung (0,486) < X tabel = 3,841, maka artinya Ho diterima dan
fo Perilaku Seksual
No Jumlah
Pendidikan Pernah Tidak Pernah
(Berisiko) (Tidak Berisiko)
1 Rendah 7(a) 8(b) 15
Jumlah 21 14 35
1. fh sel a =
2. fh sel b =
3. fh sel c =
4. fh sel d =
fh Perilaku Seksual
No Pendidikan Jumlah
Pernah Tidak Pernah
(Berisiko) (Tidak Berisiko)
1 Rendah 9(a) 6(b) 15
Jumlah 21 14 35
2 2
X = ∑ ( Fo – Fh )
Fh
2
1. ( 7 – 9 ) = 0,444
9
2
2. ( 8 – 6 ) = 0,667
6
2
3. ( 14 – 12 ) = 0,333
12
2
4. ( 6 – 8 ) = 0,5
8
2
X hitung : 0,444 + 0,667 + 0,333 + 0,5 = 1,944
2 2
X hitung (1,944) < X tabel = 3,841, maka artinya Ho diterima dan
putri.
PROTEKSI ORANG TUA
fo Perilaku Seksual
No Proteksi Jumlah
Orang Tua Pernah Tidak Pernah
(Berisiko) (Tidak Berisiko)
1 Kurang 16(a) 6(b) 22
Jumlah 21 14 35
1. fh sel a =
2. fh sel b =
3. fh sel c =
4. fh sel d =
fh Perilaku Seksual
No Proteksi
Jumlah
Orang Tua Pernah Tidak Pernah
(Berisiko) (Tidak Berisiko)
1 Kurang 13,2(a) 8,8(b) 22
Jumlah 21 14 35
2 2
X = ∑ ( Fo – Fh )
Fh
2
1. ( 16 – 13,2 ) = 0,594
13,2
2
2. ( 6 – 8,8 ) = 0,891
8,8
2
3. ( 5 – 7,8 ) = 1,005
7,8
2
4. ( 8 – 5,2 ) = 1,508
5,2
2
X hitung : 0,594 + 0,891 + 1,005 + 1,508 = 3,998
2 2
Karena X hitung (3,998) ≥ X tabel = 3,841, maka artinya Ho ditolak
26, 29, 30, 30, 30, 30, 30, 30, 30, 31, 31, 31, 31, 31, 31, 32, 32, 32, 32, 32, 32, 32, 32, 32, 32, 33, 33, 33, 34, 34, 34, 34, 35, 35, 36
MEDIAN = n + 1 = 35+1 =
MEAN = 1112 = 31,77 18
35 2 2
MEDIAN =Urut ke 18 =
32
PERTANYAAN KATEGORI
NO NAMA JMLH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 BAIK KURANG
1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 11 73,3 √
2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 13 86,7 √
3 3 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 7 46,7 √
4 4 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 9 60 √
5 5 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 9 60 √
6 6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 14 93,3 √
7 7 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 8 53,3 √
8 8 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 8 53,3 √
9 9 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 10 66,7 √
10 10 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 8 53,3 √
11 11 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 9 60 √
12 12 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 8 53,3 √
13 13 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 10 66,7 √
14 14 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 8 53,3 √
15 15 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 6 40 √
16 16 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 9 60 √
17 17 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 9 60 √
18 18 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 8 53,3 √
19 19 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 13 86,7 √
20 20 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 9 60 √
21 21 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 10 66,7 √
22 22 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 9 60 √
23 23 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 10 66,7 √
24 24 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 13 86,7 √
25 25 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 7 46,7 √
26 26 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 7 46,7 √
27 27 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 9 60 √
28 28 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 7 46,7 √
29 29 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 10 66,7 √
30 30 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 10 66,7 √
31 31 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 7 46,7 √
32 32 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 7 46,7 √
33 33 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 11 73,3 √
34 34 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 7 46,7 √
35 35 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 12 80 √
TOTAL 13 22
Daftar Jawaban Angket
A. Pengetahuan
Bagian 1
1. A
2. A
3. A
4. C
5. B
6. A
7. A
1. Semua Benar
2. Semua Benar
3. Semua Benar
4. Semua Benar
5. Semua Benar
6. Semua Benar
7. Semua Benar
8. Semua Benar
B. Persepsi
1. +
2. –
3. –
4. +
5. +
6. +
7. +
8. –
9. +
10. +
C. Proteksi Orangtua
1. B
2. A
3. A
4. A
5. A
6. A
7. A
8. A
9. A
10. A
11. B
12. A
13. A
14. A
15. B