Anda di halaman 1dari 29

METODE PELAKSANAAN

BALAI :
WILAYAH SUNGAI MALUKU
SNVT :
PELAKSANAAN JARINGAN PEMANFAATAN AIR MALUKU PROVINSI MALUKU
PPK :
IRIGASI DAN RAWA II
PEKERJAAN :
PEMBANGUNAN SALURAN SEKUNDER D.I SAMAL KIRI; KAB. MALUKU
TENGAH; PROV. MALUKU; 1 KM; 300 HA; F; K; SY
TAHUN ANGGARAN : 2018

A. U M U M
Setelah mempelajari dokumen lelang serta mempelajari gambar kerja dan berita
acara Aanwidzjing, maka kami mencoba membuat metoda pelaksanaan, karena salah
satu syarat teknis untuk penawaran pekerjaan tersebut diatas. Untuk memenuhi
persyaratan Usulan Teknis dalam penawaran yang kami ajukan, yang kami susun
berdasarkan aturan-aturan pelaksanaan pekerjaan yang dipersyarat- kan dalam
Spesifikasi Teknis dan Gambar Kerja.

Dalam Metoda Pelaksanaan Pekerjaan ini, kami menguraikan/menjelaskan langkah-


langkah yang akan kami lakukan dalam melaksanakan atau penyelesaian pekerjaan
tersebut diatas. Meliputi tenaga kerja, material dan peralatan serta teknis
pelaksanaan pembangunan.

MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud dan Tujuan Pekerjaan Pembangunan Saluran Sekunder D.I Samal Kiri; Kab.
Maluku Tengah; Prov. Maluku; 1 Km; 300 Ha; F; K; SY adalah :
1. Membangun Saluran Sekunder untuk memperluas Jaringan Irigasi pada Daerah
Irigasi (D.I) Samal Kiri.
2. Mengoptimalkan fungsi saluran untuk menampung debit air yang baik
sehingga dapat dipakai secara maksimal untuk mengairi sawah, dan tanaman
pertanian lainnya.

LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup pekerjaan Pembangunan Saluran Sekunder D.I Samal Kiri; Kab. Maluku
Tengah; Prov. Maluku; 1 Km; 300 Ha; F; K; SY adalah :
I. Pekerjaan Persiapan
1. Mobilisasi dan Demobilisasi
2. Jalan Inspeksi
3. Pembersihan
4. Foto Dokumentasi
5. Penggambaran

Metode Pelaksanaan 1
II. Pekerjaan Konstruksi
1. Dewatering
2. Galian Tanah Dengan Excavator Dimuat Jarak 5,0 Km
3. Timbunan Tanah Kembali
4. Timbunan Tanah Borrow Area
5. Beton K-125
6. Beton K-175
7. Beton K-225
8. Pembesian (Polos/Ulir)
9. Bekisting
10. Pintu Sorong Stang Tunggal
b = 0,50 h = 0,75
b = 1,00 h = 0,90

JADWAL PELAKSANAAN (TIME SCHEDULE)


Waktu Pelaksanaan Maksimum yang ditetapkan untuk menyelesaikan pekerjaan adalah
240 (dua ratus empat puluh) hari kalender.
Jadwal Pelaksanaan (time schedule) untuk seluruh jenis pekerjaan dibuat dalam
bentuk Kurva ‘S’/CPM selambatnya 20 hari setelah menerima surat penunjukkan.
Jadwal pelaksanaan pekerjaan dikaitkan dengan penanggalan yaitu :
a) Setiap kegiatan dan lama waktu yang diperlukan
b) Tanggal mulai yang paling tepat
c) Tanggal penyelesaian yang paling lambat
d) Kelambatan waktu
e) Lintasan kritis
Jadwal pelaksanaan dapat dirubah jika diperlukan dengan persetujuan direksi

MANAJEMEN DAN PENGENDALIAN PROYEK


Pengertian Manajemen proyek adalah menentukan suatu sistem atau tahapan
pelaksanaan yang sangat baik dalam mengendalikan pekerjaan. Manajemen proyek
sangat menentukan keberhasilan dari pelaksanaan pekerjaan konstruksi.
Dengan manajamen yang baik dan pengendalian proyek maka pekerjaan dapat
dilaksanakan secara maksimal dan diharapkan selesai tepat pada waktunya.

PENGENDALIAN MUTU
Untuk menjamin mutu pekerjaan, maka pelaksanaannya mengacu pada spesifikasi
teknis yang ada di dalam Dokumen Lelang, Berita acara rapat tinjauan lapangan,
addendum (jika ada) dan dikendalikan dengan Quality Control Plan.
Persiapan pelaksanaan merupakan bagian yang penting untuk dilakukan khususnya
melakukan koordinasi dengan masyarakat setempat dan unsur pemerintahan daerah.

Metode Pelaksanaan 2
MANAJEMEN MUTU (QUAITY CONTROL)
Dalam pelaksanaan pekerjaan manajemen mutu merupakan tahap yang menentukan
berhasil tidaknya suatu proyek, oleh karena itu perlu dipersiapkan segala
sesuatu yang berhubungan dengan teknis pekerjaan dan rencana kerja. Hal ini
antara lain penyediaan peralatan utama, tenaga kerja yang ahli dan profesional,
bahan material, dan pengujian material di laboratoriun dan di lapangan sesuai
dengan persyaratan dalam dokumen lelaag.

PERALATAN UTAMA
BACKHOE (EXCAVATOR)
Backhoe merupakan suatu alat yang digunakan untuk pekerjaan tanah khususnya
galian. Backhoe termasuk dalam jenis kendaraan excavator , karena badannya
dapat berputar 360o.
Keuntungan dari penggunaan Backhoe adalah dapat melakukan pekerjaan penggalian
2dengan lebih cepat dan lebih efisien.
Kinrja Backhoe biasanya di kombinasikan dengan Dump Truck pada saat galian
tanah. Pada proyek ini digunakan Backhoe dengan tipe Crawel, yang mempunyai
tenaga 100 HP dengan mengguanakan bahan bakar solar.
Dalam proyek ini kurang lebih 2 unit backhoe/excavator yang digunakan pada saat
pekerjaan galian dan mobilisasinya pada saat malam hari dengan tujuan agar
proses pemindahan/pengiriman material dapat lebih cepat dan lancar.

Gambar Backhoe / Excavator

DUMP TRUCK
Dum Truck merupakan suatu alat yang dipergunakan untuk memindahkan atau
membuang suatu material hasil galian dari lokasi proyek ke lokasi proyek yang
telah ditetapkan kemana material tersebut itu dibuang/dijual.
Pada saat membawa material hasil galian, bagian belakang dum truck ditutup
dengan terpal dengan tujuan agar material tidak terjatuh dijalan raya dan
debunya tidak mengganggu pengguna jalan lain.
Dalam proyek ini kurang lebih dari 5 unit dum truck yang digunakan pada saat
pekerjaan galian dan mobilisasinya pada saat malam hari dengan tujuan agar
proses pemindahan/pengiriman material dapat lebih cepat dan lancar.

Metode Pelaksanaan 3
Gambar Dump Truck

WATER TANK TRUCK


WaterTank Truck sangat diperlukan di sini yaitu sebagai pengangkut dan
penyediaan air kerja. Kebutuhan air kerja diperlukan pada Pekerjaan beton dan
pekerjaan pemadatan tanah. Dengan monbilitas water tank truck maka penyediaan
air dapat tersedia secara cepat.
Dalam proyek ini diperlukan 1 unit Water Tank trcuk untuk mensuplay air saat
pelaksanaan pengecoran beton dan pemadatan tanah

Gambar Water Tank Truck

VIBRATOR ROLLER
Vibrator Roller adalah alat penggilas atau pemadat yang dipakai dalam
pekerjaan pemadatan tanah pinjaman dari luar (Borrow area)

Gambar Vibrator Roller

CONCRETE MIXER
Concrete Mixer adalah alat untuk pengaduk beton dan juga mempunyai kelebihan
untuk mengangkut beton hasil pengadukan ke lokasi yang diinginkan.
Kebutuhan Concrete Mixer pada pekerjaan ini adalah 5 unit

Metode Pelaksanaan 4
Gambar Concrete Mixer

STAMPER
Stamper merupakan alat pemadat tanah yang dipergunakan dengan tangan. Dalam
pelaksanaan di lapangan stamper dipakai untuk memadatkan tanah hasil pengurukan
atau penimbunan tanah kembali.
Kebutuhan stamper : 2 Unit

Gambar Stamper

POMPA AIR
Pompa air adalah mesin motorik air yang digunakan untuk memindahkan air melaui
pipa dari satu tempat ke tempat yang lain.
Dalam pekerjaan ini pompa air dipakai pada pekerjaan Dewatering atau
pengeringan.
Kebutuhan Pompa Air : 4 Unit

Gambar Pompa Air

Metode Pelaksanaan 5
PERALATAN SURVEY
THEODOLITH
Theodolith merupakan alat bantu dalam proyek untuk menentukan as bangunan dan
titik-titik as kolom pada tiap-tiap lantai agar bangunan yang dibuat tidak
miring. Alat ini dipergunakan juga untuk menentukan elevasi tanah dan elevasi
tanah galian timbunan.
Cara operasionalnya adalah dengan mengatur nuvo dan unting-unting di bawah
theodolith. Kemudian menetapkan salah satu titik sebagai acuan. Setelah itu,
menembak titik yang lain dengan patokan titik awal yang ditetapkan tadi.
Kebutuhan pada pekerjaan : 1 Unit

Gambar Theodolith

WATERPASS
Waterpass adalah alat yang digunakan untuk menetukan elevasi/peil lantai,
balok, lain-lain yang membutuhkan elvasi.
Alat ini sangat berguna untuk mengecek ketebalan lantai saat pengecoran,
sehingga lantai yang dihasilkan dapat datar. Selain itu, waterpass juga dapat
digunakan untuk pengecekan bekisting.
Kebutuhan pemakaian : 1 unit

Gambar Waterpass

Metode Pelaksanaan 6
BAHAN MATERIAL
Didalam pelaksanaan suatu proyek, diperlukan adanya pengelolaan bahan dan
peralatan yang baik untuk menunjang kelancaran pekerjaan.
Penyimpangan terhadap bahan-bahan bangunan perlu mendapat perhatian khusus
mengingat adanya bahan-bahan bangunan yang sangat peka terhadap kondisi
lingkungan, seperti semen dan juga baja tulangan yang peka terhadap pengaruh
air dan udara sekitar.
Pengaturan dan penyimpangan bahan-bahan dan peralatan dalam proyek menjadi
tanggung jawab bagian logistik dan gudang.
Mengingat rencana pekerjaan Proyek Pembangunan yang dibatasi oleh waktu,
diusahakan penempatan material yang tepat dan seefisien mungkin sehingga dapat
mempercepat dan mempermudah pekerjaan.
Di samping itu, penempatan material yang baik dan tertata rapi akan mendukung
efektifitas kerja dan keselamatan kerja.

PASIR (AGREGAT HALUS)


Pasir digunakan untuk pekerjaan non struktural seperti pekerjaan pembuatan
lantai kerja, plesteran, dan digunakan untuk campuran adukan beton.
Agregat halus yang digunakan sebagai bahan pengisi pada proyek ini harus
memenuhi beberapa syarat berikut :
1. Butiran-butiran pasir kasar, tajam dan keras, harus bersifat kekal (tidak
hancur karena pengaruh cuaca).
2. Pasir terdiri dari butir-butir yang beraneka ragam.
3. Pasir tidak boleh mengandung zat organik terlalu banyak.
4. Pasir laut tidak boleh digunakan di dalam semua mutu beton, kecuali
dengan menggunakan petunjuk-petunjuk dari lembaga pemeriksaan bahan-bahan
yang diakui.

Gambar Pasir (Agregat halus)

AGREGAT KASAR
Agregat kasar berupa butiran yang beraneka ragam besarnya dan apabila diayak
harus memenuhi kriteria sisa di atas ayakan 31,5 mm harus 0% berat, sisa di
atas ayakan 4 mm harus berkisar antara 90% sampai 98% berat dan selisih antara
sisa-sisa kumulatif di atas dua ayakan yang berurutan adalah maksimum 60% dan
minimum 10% berat.

Metode Pelaksanaan 7
Adapun syarat-syarat dari agregat kasar adalah sebagai berikut :
1) Agregat kasar untuk beton dapat berupa kerikil sebagai hasil desintegrasi
alami dari batuan-batuan atau berupa batu pecah yang diperoleh dari
pemecahan batu.
2) Agregat kasar harus terdiri dari butiran yang keras dan tidak berpori.
3) Agregat kasar tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1%.
4) Agregat kasar tidak boleh mengandung mengandung zat-zat yang dapat
merusak beton.

S E M E N
Semen digunakan sebagai bahan pengikat dalam pekerjaan konstruksi, antara lain
digunakan untuk pasangan batu bata dan plesteran.
Dalam proyek ini digunakan Semen Portland yang telah disetujui oleh pengawas.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan persediaan semen :
1. Sebelum diangkut ke lapangan untuk digunakan, semen harus dijaga agar tidak
lembab.
2. Dalam pengangkutan semen harus terlindung dari hujan dan zak (kantong) asli
dari pabriknya dalam keadaan tertutup rapat.
3. Tinggi tumpukan maksimum tidak lebih dari 2 m atau maksimal 10 zak. Hal ini
untuk menghindari rusaknya semen yang berada pada tumpukan yang paling bawah
akibat beban yang berat dalam waktu yang cukup lama sebelum digunakan
sebagai bahan bangunan.
4. Karena penimbunan semen dalam waktu yang lama juga akan mempengaruhi mutu
semen, maka diperlukan adanya pengaturan penggunaan semen secara teliti.
Sehingga dalam hal ini semen lama harus dipergunakan terlebih dahulu.

A I R
Air untuk pembuatan dan perawatan beton tidak boleh mengandung minyak, asam,
alkali, garam-garam, bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang merusak
beton dan baja tulangan. Dalam hal ini sebaiknya dipakai air bersih yang dapat
diminum.

Gambar Bahan Campuran Beton

Metode Pelaksanaan 8
KENDALI MUTU
Pengendalian mutu dalam suatu proyek merupakan hal yang penting, sebab akan
menentukan kualitas dari hasil pelaksanaan apakah telah sesuai dengan
spesifikasi yang telah ditentukan. Tinjauan pengendalian dalam proyek yang
harus diperhatikan adalah: pengendalian mutu bahan dan peralatan, pengendalian
tenaga kerja, pengendalian waktu, teknis, biaya serta pengendalian kesehatan
keselamatan kerja (K3).

PENGENDALIAN MUTU BAHAN


Kualitas bahan dalam pekerjaan sangat menentukan untuk bisa mencapai ketentuan
dalam spesifikasi yang telah direncanakan, pengendalian mutu bahan sangatlah
penting akan keberhasilan pembangunan dalam suatu proyek.
Standard yang ditetapkan oleh konsultan perencana untuk standard mutu
menggunakan dari American Concrete Institute (ACI), American Standard for
Testing and Material (ASTM), Standard Nasional Indonesia (SNI).

AGREGAT
Untuk agregat yang akan digunakan untuk bahan beton dari pihak plant akan
dilakukan uji lab apakah memenuhi syarat atau tidak dan dari pihak pelaksana
akan meminta hasil tes tersebut. Jika dilakukan secara kasat mata, untuk
mengetahui pasir tersebut bagus dengan cara menggenggam jika menggumpal berarti
pasir tersebut tidak bagus.

SEMEN PORTLAND
Pada semen porland butiran-butiran tidak boleh mengumpal keras, untuk
penyimpanannya tidak boleh dalam keadaan lembab untuk lebih menjaga semen tetap
baik maka diberi bantalan kayu sebagai tempat dibawahnya.

BESI BETON
Merupakan material yang sangat penting dalam beton bertulang, sehingga perlu
dijaga mutu dan kualitasnya. Untuk mengetahui mutu besi baik maka harus
memenuhi syarat-syarat sebagi berikut :
1. Bebas dari kotoran, lapisan minyak, karat, dan tidak retak atau mengelupas.
2. Mempunyai penampang yang sama rata.
3. Ukuran disesuaikan dengan shop drawing.
Untuk tempat penyimpan sebaiknya diberi bantalan kayu dan tempat yang kering
unruk menghindari karat.

Gambar Besi Tulangan

Metode Pelaksanaan 9
PENGUJIAN MUTU BETON
Untuk pengujian mutu beton dilakukan dengan cara slump tes untuk pengujian
dilapangan dan uji kuat tekan jika hasil slump sesuai spesifikasi dengan
Pengujian Crushing Test.

UJI SLUMP
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui kadar air beton yang berhubungan
dengan mutu beton.
Dalam proyek pembangunan Apartemen Pakubuwono View untuk pondasi. Pengujian
dengan menggunakan kerucut Abrams, sebagai berikut :
1) Menyiapkan kerucut abrans dengan diameter atas 10 cm, bawah 20 cm dan
tinggi 30 cm diletakkan pada bidang datar namun tidak menyerap air
2) Adukan beton yang akan diuji dimasukkan dalam tiga lapis sambil ditusuk
25 kali dengan tongkat baja agar adukan menjadi padat
3) Setelah kerucut dibuka, kemudian diukur pada 3 tempat kemudian diambil
rata-rata
4) Adukan beton yang tidak sesuai dengan nilai slump rencana akan
direject.

UJI KUAT TEKAN (CRUSHING TEST)


Tes uji kuat tekan ini bertujuan untuk mengetahui kuat tekan beton
karakteristik (kuat tekan maksimum yang dapat diterima oleh beton sampai beton
mengalami kehancuran).
Cara pengujiannya :
1) Menyiapkan silinder berdiameter 15 cm dengan tinggi 30 cm, yang telah
diolesi pelumas pada bagian dalam.
2) Kemudian adukan beton dimasukkan ke silinder dalam tiga lapis sambil
ditusuk-tusuk hingga 30 kali.

PENGENDALIAN MUTU PERALATAN


Perawatan peralatan merupakan hal yang penting untuk kelancaran pelaksanaan
pekerjaan. Peran mekanik akan sangat berguna untuk mencegah tertundanya
pekerjaan akibat kerusakan peralatan. Akan tetapi jika kerusakan sudah tidak
dapat ditangani oleh para mekanik, maka peralatan tersebut akan dikirim ke
bengkel pusat.
Untuk menghindari penundaan waktu maka pelaksana harus mempunyai cadangan yang
dapat digunakan secara cepat seperti ketika pengecoran dilaksanakan, concrete
pump yang digunakan sebanyak 4 buah dengan ditambah 1 buah concrete pump dalam
keadaan stanby.

Metode Pelaksanaan 10
PENGENDALIAN TENAGA KERJA
Tenaga kerja dalam suatu proyek merupakan hal yang mutlak. Penempatan tenaga
kerja yang sesuai dengan jumlah dan kemampuannya dapat menunjang tercapainya
efisiensi dalam suatu pekerjaan proyek, oleh karena itu diperlukan suatu
pengendalian mutu tenaga kerja.
Pemilihan mandor untuk melaksanakan pekerjaan secara borongan haruslah tepat.
Maka tim pelaksana harus hati-hati dalam pemilihan mandor, sebab akan
menentukan mutu sekaligus ketepatan waktu selesai proyek.
Setiap tenaga kerja yang dibawa oleh para mandor haruslah sudah mempunyai
pengalaman yang sesuai dengan keahliannya, seperti pembesian, pembobokan,
bekisting hingga pengecoran.

PENGENDALIAN WAKTU
Untuk menghindari adanya keterlambatan pelaksanaan maka perlunya pengendalian
waktu yang berdasarkan pada time schedule pekerjaan.
Keterlambatan pekerjaan pada suatu proyek akan berpengaruh pada cost. Maka
untuk mempermudah pelaksaan dilapangan, manager sebaiknya membuat schedule yang
lebih sederhana akan tetapi tetap mengacu pada time schedule yang dikeluarkan
oleh engineering sebab tidak semua paham akan pembacaan master schedule.
Agar dapat berlangsung tepat waktu, maka time schedule digunakan sebagai
kontrol untuk mengatur tingkat prestasi pekerjaan dengan lamanya pelaksanaannya
sehingga pekerjaan apa yang harus dikerjakan lebih dahulu dan kapan harus
dimulai dapat terjadwal dengan baik.
Manfaat dari time schedule antara lain :
1. Sebagai pedoman kerja bagi pelaksana terutama menyangkut batasan waktu
dan pelaksanaan tiap pekerjaan yang dilaksanakan.
2. Sebagai koordinasi bagi pimpinan proyek terhadap pelaksanaan pekerjaan.
3. Sebagai tolak ukur kemajuan pekerjaan di setiap harinya,sehingga progress
report setiap waktu dapat dilihat.
4. Sebagai evaluasi tahap akhir dari setiap pelaksanaan pekerjaan.

Setiap item pekerjaan pada time schedule mempunyai prosentase bobot sendiri-
sendiri sedangkan Time schedule menyatakan pembagian waktu terperinci untuk
setiap jenis pekerjaan, mulai dari permulaan sampai akhir pekerjaan sehingga
kumulatif prosentase bobot pekerjaan ini akan membentuk kurve S. Untuk kurva S
terdiri dari kurva S rencana dan kurva S realisasi.
Fungsi kurva S adalah :
1. Menentukan waktu penyelesaian tiap bagian pekerjaan proyek.
2. Menentukan besarnya biaya pelaksanaan proyek.
3. Mengetahui progress pekerjaan yang dihasilkan dilapangan dengan
perencanaan, sehingga dapat menjadi bahan evaluasi.

Metode Pelaksanaan 11
PENGENDALIAN TEKNIS PEKERJAAN
Pada pelaksanaana dilapangan biasanya akan mengalami problem pada item
pekerjaaan tertentu. Pengendalian Teknis Pekerjaan menunjukkan tahap untuk
pengawasan dan kontrol terhadap kualitas pekerjaan. Hal ini memerlukan suatu
menajemen kualitas agar hasil pekerjaan dapat tercapai mutu sesuai rencana
proyek. Jika permasalahan yang dihadapi memerlukan perhitungan teknis maka
pihak engineering akan membuat metode repair yang kemudian akan diajukan
terlebih dahulu kepada konsultan perencana. Apabila problem yang dihadapi tidak
memerlukan perhitungan teknis seperti melendutnya bekisting, biasanya pihak
pelaksana dibantu oleh konsultan pengawas segera mencari pemecahannya.
Dalam pengendalian mutu peran QC (Quality Control) akan sangat berperan, QC
akan mendampingi supervisor dalam pelaksanaan dilapangan.

PROGRESS REPORT
Pengendalian hasil pekerjaan di lapangan dimaksudkan untuk mengetahui
perkembangan dan permasalahan di proyek melalui laporan kemajuan dan koordinasi
proyek.
Laporan kemajuan proyek dikerjakan secara berkala untuk mengetahui sejauh mana
kemajuan dari proyek itu.

LAPORAN HARIAN
Laporan harian dibuat setiap hari secara tertulis oleh pihak pelaksana proyek
dalam melakukan tugasnya dan dalam mempertanggungjawabkan terhadap apa yang
telah dilaksanakan serta untuk mengetahui hasil kemajuan pekerjaannya apakah
sesuai dengan rencana atau tidak.
Laporan ini dibuat untuk memberikan informasi bagi pengendali proyek dan
pemberi tugas melalui direksi tentang perkembangan proyek. Dengan adanya
laporan harian ini, kegiatan proyek yang dilakukan tiap hari dapat dipantau.
Laporan harian berisikan data-data antara lain :
1) Waktu dan jam kerja
2) Pekerjaan yang telah dilaksanakan maupun yang belum
3) Keadaan cuaca
4) Bahan-bahan yang masuk ke lapangan
5) Peralatan yang tersedia di lapangan
6) Jumlah tenaga kerja di lapangan
7) Hal-hal yang terjadi di lapangan

LAPORAN MINGGUAN
Laporan mingguan dibuat untuk memperolah gambaran kemajuan pekerjaan yang telah
dicapai dalam satu minggu, disusun berdasarkan laporan harian selama satu
minggu tersebut.
Laporan mingguan berisikan antara lain :

Metode Pelaksanaan 12
1) Jenis pekerjaan yang telah diselesaikan.
2) Volume dan prosentase pekerjaan dalam satu minggu itu.
3) Catatan-catatan lain yang diperlukan.
Prosentase pekerjaan yang telah dicapai sampai dengan minggu tersebut dapat
diketahui dengan memperhitungkan semua laporan mingguan yang telah dibuat,
ditambah dengan bobot prestasi pekerjaan yang telah diselesaikan pada minggu
itu. Dari prosentase pekerjaan yang telah dicapai pada minggu ini kemudian
dibandingkan dengan prosentase pekerjaan yang telah dicapai pada minggu yang
bersangkutan, maka akan diketahui prosentase keterlambatan atau kemajuan yang
telah diperoleh.
Laporan mingguan tidak dapat dipisahkan dengan time schedule pelaksanaan
pekerjaan yang telah disusun oleh pihak Kontraktor Utama dengan
persetujuan Project Manager.

LAPORAN BULANAN
Laporan bulanan pada prinsipnya sama dengan laporan mingguan, yaitu untuk
memberikan gambaran tentang kemajuan proyek. Untuk tujuan itu dibuatlah
rekapitulasi laporan mingguan maupun laporan harian dengan dilengkapi foto-
foto pelaksanaan pekerjaan selama bulan yang bersangkutan.
Laporan bulanan dilaporkan kepada Pemilik Proyek (Owner).

RAPAT KOORDINASI BULANAN


Rapat koordinasi bulanan diadakan dengan dihadiri oleh panitia pembangunan,
Owner, Konsultan Perencana, Konsultan Pengawas dan Kontraktor Utama. Dalam
rapat ini dibahas hal-hal yang berhubungan dengan pelaksanaan serta masalah-
masalah teknis yang timbul di lokasi proyek dan perkembangan proyek yang
sedang berjalan serta koordinasi masing-masing unsur proyek yang terlibat
langsung.

PENGENDALIAN BIAYA
Perlunya pengendalian biaya adalah untuk dapat mengetahui jumlah biaya dengan
realisasi pekerjaan. Fungsi dari pengendalian biaya agar dari Rencana Anggaran
Biaya (RAB) tidak membengkak dalam pelaksanaannya. Jikapun adanya pembengkakan
maka perlunya evaluasi biaya.
Salah satu penyebab terjadinya pembengkakan biaya adalah adanya kesalahan dalam
pelaksanaan dilapangan sehingga membutuhkan perbaikan yang tentu saja menambah
biaya dari segi biaya material maupun tenaga kerja, maka untuk menghindari
adanya pembengkakan biaya yaitu dengan cara melakukan pelaksanaan dilapangan
dengan baik dan hati-hati.
Pengendalian biaya ini biasanya dilakukan dengan membuat rekapitulasi biaya
yang telah dikeluarkan. Setiap dilakukan pembelian material, bagian logistic
mencatat jumlah material yang dibeli dan besarnya biaya yang dikeluarkan.

Metode Pelaksanaan 13
Sedangkan pengendalian biaya tenaga kerja dilakukan dengan memeriksa daftar
presensi pekerja selam satu minggu dan besarnya biaya yang dikeluarkan untuk
membayar gaji pekerja. Besar total biaya ini yang akan selalu dikontrol dan
dievaluasi sebagai pengendalian biaya.

PENGENDALIAN K3
Jaminan keselamatan dan kesehatan kerja sangat diperlukan untuk melindungi para
pekerja dari segala kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja.
Perlindungan tenaga kerja dalam suatu proyek dimaksudkan agar tenaga kerja
dapat bekerja dengan aman dalam melakukan pekerjaannya.
Target K3 sendiri adalah ‘zero accident’ selama pelakasanaan di lapangan
sehingga perlunya penyusunan:
a. Safety Plan
Identifikasi bahaya kerja, dan penanggulangannya, rencana penempatan
alat-alat pengamanan seperti pagar pengaman, jarring pada tangga dan tepi
bangunan, railing serta rambu-rambu K3 serta rencana penempatan alat-alat
kebakaran (tabung pemadam api), dan lain-lain.
b. Security Plan
Prosedur keluar masuk bahan proyek, prosedur penerimaan tamu,
identifikasi daerah rawan di wilayah sekitar proyek, dan prosedur
komunikasi di proyek.
c. House Keeping
Lokasi penempatan dan jumlah toilet pekerja, tempat sementara penimbunan
material bekas, pengaturan kantor, jalan sementara, gudang, barak pekerja
dan lain-lain.
Pada proyek Pembangunan Saluran Sekunder D.I Samal Kiri; Kab. Maluku Tengah;
Prov. Maluku; 1 Km; 300 Ha; F; K; SY, hal-hal tentang kesejahteraan dan
keselamatan kerja sudah diperhatikan, yaitu dengan adanya alat-alat,
perlengkapan, dan fasilitas yang berhubungan dengan masalah kesejahteraan dan
keselamatan kerja.

Metode Pelaksanaan 14
B. PELAKSANAAN PEKERJAAN
Sebelum memulai pekerjaan utama, kegiataan awal yang dilakukan adalah
mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan kondisi dan karakteristik lokasi
pekerjaan dalam rangka penyusunan rencana kerja, untuk menjamin kelancaran
pekerjaan.
Adapun langkah-langkah yang dilaksanakan sebagaimana berikut :
1) Peninjauan kondisi lapangan untuk memastikan ketepatan informasi dari gambar
yang ada. Pekerjaan ini meliputi :
a. Jalan masuk (access road) ke lokasi proyek.
b. Kondisi di sekitar lokasi proyek (site).
c. Posisi dan lokasi bangunan yang telah ada.
d. Topografi di dalam dan di sekitar lokasi proyek.
2) Mengidentifikasi kondisi lapangan yang belum tercantum dalam gambar.

I. PEKERJAAN PERSIAPAN

MOBILISASI DAN DEMOBILISASI


Mobilisasi merupakan pekerjaan untuk mendatangkan seluruh peralatan, tenaga
kerja, fasilitas-fasilitas kontraktor dan pengawas yang digunakan untuk
melaksanakan dan mendukung pekerjaan di lokasi kerja. Sedangkan demobilisasi
merupakan pekerjaan untuk mengembalikan seluruh peralatan yang telah
dimobilisasi ke tempat penyimpanan semula.
MOBILISASI
Pekerjaan mobilisasi merupakan pekerjaan untuk mendatangkan Tenaga Kerja, Alat
Berat, dan perlengkapan-perlengkapan kegiatan di lokasi pekerjaan. Pekerjaan
ini meliputi Investigasi Lahan, Sewa Lahan, Fasilitas Direksi Kit, Bedeng dan
Gudang, Papan Nama Proyek serta kebutuhan lain-lain.

Gambar ilustrasi Mobilisasi Aat Berat

INVESTIGASI LAHAN
yaitu menyangkut sosialisasi dengan masyarakat khususnya untuk penanganan
masalah lahan pekerjaan,

Metode Pelaksanaan 15
SEWA LAHAN
yaitu proses negosiasi sewa lahan, dengan pejabat pemerintah setempat dan
pemilik lahan yang akan dipakai untuk pelaksanaan pekerjaan

FASILITAS DIREKSI KIT, BEDENG DAN GUDANG


Pembuatan direksi keet, bedeng dan gudang merupakan kegiatan pertama yang
dilakukan setelah pembersihan lahan yang berfungsi sebagai kantor lapangan
dalam pengendalian dan pengawasan bahan, peralatan dan tenaga kerja berikut
tempat penyimpanan bahan dan peralatan serta tempat peristirahatan pekerja.
Luasnya bangunan disesuai dengan kebutuhan atau sesuai dengan gambar.
Direksi keet, bedeng dan gudang hanya dibuat sementara sekama pelaksanaan
pekerjaan sehingga tempat yang digunakan sebaiknya sesederhana dan se-efesien
mungkin kecuali ditentukan lain.
Penempatan direksi keet dan gudang harus diatur sebagaimana mestinya, dengan
tidak menghilangkan keterkaitan fungsi yang akan menghambat pelaksanaan
pekerjaan.

PAPAN NAMA PROYEK


Papan nama dibuat dari bahan sesuai yang dipersyaratkan dan berfungsi sebagai
informasi kepada masyarakat tentang proyek yang dilaksanakan pada suatu tempat.
Pada Papan Nama Proyek diberi keterangan berupa nama proyek, pemilik proyek,
jumlah nilai proyek, lokasi proyek dan lain-lain yang memperjelas keterangan
proyek yang sedang dikerjakan.
Tulisan yang tercantum adalah sebagai berikut :
a. Nama Proyek/Kegiatan
b. Nama Pekerjaan
c. Jangka Waktu Pelaksanaan
d. Konsultan Pengawas
e. Kontraktor/Pelaksana
f. Waktu Mulai Pelaksanaa
Bentuk dan ukuran akan dibuat setelah disetujui oleh pihak owner/ direksi.

KEBUTUHAN LAIN-LAIN,
yaitu hal-hal teknis dan non teknis yang diperlukan selama pelaksanaan
pekerjaan, yaitu menyangkut sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja
dan lainnya.

DEMOBILISASI
Pekerjaan ini meliputi, pembongkaran tempat kerja, pembersihan akhir,
pemindahan instalasi dan perlengkapan dan pengembalian alat dari tempat kerja
ke lokasi penyimpanan sehingga lokasi kerja bersih dari segala bentuk sampah
hasil dari pekerjaan. Pekerjaan ini dilakukan setelah keseluruhan pekerjaan
telah selesai dilaksanakan.

Metode Pelaksanaan 16
JALAN INSPEKSI
Untuk kelancaran pekerjaan dilapangan, maka terlebih dahulu dilakukan perbaikan
jalan inspeksi. Dimana jalan inspeksi sangat berguna untuk memperlancar
mobilisasi alat, tenaga dan bahan ke lokasi proyek. Untuk itu dalam pekerjaan
perbaikan jalan kerja diadakan suervei awal untuk menentukan tingkat kerusakan
jalan tersebut dan kemudian membuat persiapan-persiapan untuk memperbaikinya.
Perbaikan jalan inspeksi dilakukan dengan cara :
a) Sirtu setelah diambil pada lokasi quarry yang telah ditentukan dengan
menggunakan Dump Truck kemudian dibuang/ ditimbun pada lokasi jalan
inspeksi yang telah ditentukan.
b) Sirtu yang telah dibuang/ditimbun pada lokasi jalan inspeksi kemudian
diratakan dengan menggunakan bulldozer.
c) Pemadatan jalan dilakukan dengan alat pemadat Vibrator Roller dan
dilakukan lapis per lapis dengan ketebalan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku. Ini dimaksudkan agar pemadatan tersebut dapat mencapai hasil
yang maksimal. Dengan demikian akan memperkecil kemungkinan terjadi
penurunan yang berdampak pada rusaknya jalan kerja yang telah dilakukan.

BAHAN YANG DIBUTUHKAN :


 Sirtu
PERSONIL YANG DIBUTUHKAN :
 Pelaksana
 Juru Ukur
 Pekerja
 Mandor

PERALATAN YANG DIBUTUHKAN :


 Excavator
 Dump Truck
 Buldoser
 Vibrator Roller

PEMBERSIHAN
Tahap awal dalam tahapan pelaksanaan pembangunan adalah pekerjaan pembersihan
lahan atau lokasi pekerjaan. Mengingat area yang akan dibangun pada umumnya
masih dalam keadaan belum layak bangun, pekerjaan ini meliputi pembersihan
lahan dari rumput liar yang mengganggu dan bebatuan non-konstruktif. Pekerjaan
pembersihan lahan meliputi keseluruhan area yang akan dibangun (keseluruhan
persil/bagian tanah yang akan digunakan) berikut pekarangannya.

PERSONIL YANG DIBUTUHKAN :


 Pelaksana
 Pekerja
 Mandor

Metode Pelaksanaan 17
PERALATAN YANG DIGUNAKAN:
 Dump Truck (Pengangut hasil pembersihan)
 Excavator
 Alat bantu untuk pembabatan pohon dan semak belukar

FOTO DOKUMENTASI
Untuk mendukung kelengkapan data administrasi teknik dan sebagai bukti yang
meyakinkan di kemudian hari, maka penyedia jasa harus menyediakan foto
dokumentasipelaksanaan pekerjaan dengan menggunakan camera digital.
Foto dokumentasi dilakukan dengan cara :
a) Foto dokumentasi dilakukan pada saat pelaksanaan pekerjaan masih pada
posisi 0%, mencapai bobot 50% dan 100% untuk satu titik atau lokasi
pengambilan foto yang sama.
 Foto 0% diambil saat pekerjaan belum dimulai untuk mengetahui kondisi
sebenarnya dari lokasi yang akan dikerjakan oleh penyedia jasa.
 Foto 50% diambil pada saat pekerjaan sedang berlangsung untuk melihat
kondisi lapangan pada kondisi 50%.
 Foto 100% diambil pada saat pekerjaan sudah terlaksana secara tuntas
untuk melihat kondisi akhir pekerjaan.
b) Sebelum pengambilan foto-foto, maka dibuat rencana/denah yang menunjukkan
lokasi, posisi dari kamera dan arah bidikan yang kemudian diserahkan
kepada direksi untuk disetujui.
c) Foto dokumentasi tersebut di atas dicetak dengan ukuran 3R yang ditempel
pada album foto dan diberi catatan sebagai berikut :
1) Nama Kontrak
2) Nama Pekerjaan
3) Tahap/Progress Pekerjaan 0%, 50% atau 100%
d) Penyedia Jasa menyerahkan foto dokumentasi tersebut sebanyak 10 Set.
e) Pada setiap tahap pengambilan gambar untuk tiap lokasi pengambilan harus
dari arah yang sama yang sudah ditentukan sebelumnya.
PERSONIL YANG DIBUTUHKAN :
 Pelaksana
 Pekerja

PERALATAN YANG DIGUNAKAN:


 Camera Digital

PENGGAMBARAN
Penggambaran dilakukan setelah selesai pelaksanaan pekerjaan pengukuran dan
pengolahan data pengukuran. Penggambaran Berdasarkan gambar rencana yang ada
sebagai acuan. Pengukuran akan menyesuaikan gambar tersebut dengan lokasi
pekerjaan. Setelah Pengukuran selesai dilakukan hasilnya dituangkan dalam
bentuk gambar yang nantinya dipakai seagai acuan dalam penyusunan Perhitungan
MC-0 sampai selesai Pekerjaan.

Metode Pelaksanaan 18
2. PEKERJAAN KONSTRUKSI
DEWATERING
Dewatering dilakukan untuk mengeringkan lokasi yang akan dilaksanakan kegiatan
dengan menyiapkan bahan serta menyediakan, memasang dan mengoperasikan segala
jenis pompa serta peralatan lainnya yang dibutuhkan untuk keperluan pengeringan
rembesan pada berbagai bagian pekerjaan sesuai dengan ketentuan konstruks untuk
setiap jenis pekerjaan
Dalam Pelaksanaan pekerjaan dewatering hal-hal yang harus diperhatikan adalah :
a) Penyedia jasa menyiapkan dan memasang bahan pembuat tanggul sementara
untuk menjaga rembesan
b) Penyedia jasa harus menyiapkan menyediakan, memasang dan mengoperasikan
segala jenis pompa yang mampu menghisap air yang mengandung lumpur dan
pasir serta peralatan lainnya yang dibutuhkan untuk keperluan pengeringan
rembesan.
c) Jenis dan ukuran pompa yang digunakan, disesuaikan dengan kebutuhan
d) Penyedia Jasa perlu mengontrol kondisi lokasi kegiatan atau di tempat-
tempat lain, untuk mencegah adanya akumulasi limpasan air

Untuk Pekerjaan dewatering ini maka dilakukan pembuatan kistdam. Kistdam


merupakan bangunan pembendungan sementara selama pelaksanaan pekerjaan leoning
beton dengan maksud agar pelaksanaan pekerjaan tidak terganggu.
Untuk mengamankan pekerjaan dibawah air dibuat kisdam, dan dilakukan
pengeringan dengan menggunakan pompa air. Pemasangan kisdam harus dilakukan
secermat mungkin agar rembesan ari sekecil mungkin pada saat pengecoran.
Proses pekerjaan kistdam yaitu :
a) Sebelum melakukan pekerjaan galian terlebih dahulu membuat kist dam untuk
mengantisipasi terjadinya pasang surut terutama lokasi dekat sungai
kemudian dilakukan pekerjaan galian tanah dengan menyesuaikan dengan
peil-peil pondasi yang tertera pada gambar dengan memberikan space untuk
ruang gerak tenaga kerja dalam melakukan galian.
b) Kontruksi Kist Dam terdiri dari bahan kayu bulat, papan, plastic dan
timbunan tanah. Konstruksi Kist Dam disesuaikan dengan kondisi lapangan
atau atas petunjuk direksi.
PERSONIL YANG DIBUTUHKAN :
 Pelaksana
 Pekerja
 Tukang
 Kepala tukang
 Mandor
PERALATAN YANG DIPERGUNAKAN :
 Mesin Pompa Air
 Alat bantu

Metode Pelaksanaan 19
GALIAN TANAH DENGAN EXCAVATOR DIMUAT JARAK 5,0 KM
Penggalian dilaksanakan sesuai dengan ukuran kedalaman dan elevasi sebagaimana
ditentukan dalam gambar utama dan gambar detail dan atau sesuai dengan
ketentuan keadaan tanah dilokasi pekerjaan.
Galian dilakukan dengan menggunakan excavator, hasil galian yang memenuhi
syarat di gunakan untuk timbunan dan yang tidak terpakai di buang ke disposal
area dimuat dengan Dump Truck sesuai dengan petunjuk direksi. Galian dilakukan
sampai kedalaman yang sudah di tentukan.
Dasar galian harus mencapai tanah keras, dan jika pada galian terdapat
akar-akar kayu, kotoran-kotoran dan bagian-bagian tanah yang longgar
(tidak padat), maka bagian ini harus dikeluarkan seluruhnya.
Tahap-tahap pekerjaan galian tanah yaitu :
1) Menentukan as galian dengan menggunakan benang, dari hasil persilangan
benang ditetapkan sebagai as galian (dengan bantuan bouwplank).
2) Tebing dinding galian tanah dibuat dengan perbandingan 5:1 untuk jenis
tanah yang kurang baik dan untuk jenis tanah yang stabil dapat dibuat
dengan perbandingan 1:10 atau dapat juga dibuat tegak lurus permukaan
tanah.
3) dalamnya suatu galian tanah ditentukan oleh kedalaman tanah padat/
tanah keras dengan daya dukung yang cukup kuat, min 0,5 kg/cm2.
4) bila tanah dasar masih kurang baik, dengan daya dukung yang kurang
dari 0,5 kg/cm2, maka galian tanah diteruskan, sampai mencapai
kedalaman tanah yang cukup kuat, dengan daya dukung setara atau
lebih dari 0,5 kg/cm2.
5) dasar tanah dipadatkan dengan memperhatikan kadar air tanah guna
permeabilitas dan sifat kembang susut tanah.
6) Dipasang profil pada jarak setiap 25 meter, sehingga operator alat berat
mempunyai pedoman untuk menggali saluran.
7) Bentuk bucket excavator diubah/disesuaikan dengan bentuk dan ukuran
saluran (bentuk trapesium). Agar galian bisa presisi dan tidak banyak
pekerjaan trimming slope.

Gambar Galian Tanah dengan Excavator

Metode Pelaksanaan 20
Personil yang dibutuhkan :
 Pelaksana
 Juru ukur
 Juru gambar
 Pekerja
 Mandor
Peralatan yang dipergunakan :
 Excavator
 Dump Truck
 Theodolit
 Waterpass

TIMBUNAN TANAH KEMBALI


Yang dimaksud dengan pekerjaan timbunan tanah kembali adalah pekerjaan menimbun
dengan menggunakan bahan timbunan dari hasil galian pada bagian konstruksi
saluran kemudian dipadatkan dengan alat berat penadat
Cara Pelaksanaan
a) Material timbunan diambil dari hasil galian yang telah disetujui oleh
pihak direksi.
b) Tanah hasil galian dihampar dan dipadatkan dengan menggunakan alat
penadat.
c) Ukuran serta ketinggian disesuaikan dengan gambar kerja dan disetujui
oleh pihak direksi
d) Pekerjaan penghamparan dan pemadatan dilakukan sesuai dengan petunjuk
Direksi, penimbunan dikerjakan mengikuti bidang-bidang lapisan arah
horizontal selebar bidang kerja dengan kemiringan rencana setiap level.
e) Lakukan perbaikan-perbaikan apabila di dalam pemeriksaan bersama Direksi
masih ada kekurangan/kesalahan yang tidak sesuai dengan gambar dan
spesifikasi teknik.

PERSONIL YANG DIBUTUHKAN :


 Pelaksana
 Juru ukur
 Pekerja
 Mandor
PERALATAN YANG DIPERGUNAKAN :
 Excavator
 Dump Truck
 Vibrator Roller
 Theodolit
 Waterpass

Metode Pelaksanaan 21
TIMBUNAN TANAH BORROW AREA
Pekerjaan timbunan tanah borrow area atau didatangkan dimaksud untuk memberi
pembayaran kegiatan penimbunan tanah yang berfungsi untuk membuat jalan
pemadatan pada akses yang akan dipakai untuk pekerjaan Saluran, maupun jalan
akses pada gambar atau atas petunjuk Direksi yang dihamparkan pada suatu garis
(lajur) yang ditunjukkan pada gambar pengukuran atau yang ditetapkan Direksi.
Tanah yang dipergunakan adalah tanah yang baik, bebas kotoran atau bahan
organis, memiliki :
a) omc : 5% (tanah butir kasar) s/d 35 % (lempung plastis), umumnya 15%
sampai 25%.
b) mdd : 9,6 (tanah organik) s/d 23,2 (tanah butir kasar well grade) tanah
biasa 12 s/d 16.
Adapun hal-hal yang menjadi perhatian adalah parameter-parameter yang
berpengaruh pada saat pemadatan seperti kondisi tanah, kadar air optimum serta
jumlah lintasan compactor.
Tahap-tahap pekerjaan urugan tanah didatangkan yaitu :
a) Tanah ditimbun dan dipadatkan selapis demi selapis (layer by layer),
dihamparkan rata dengan ketebalan sekitar 20 cm (tanah kohesif) - 30 cm
b) Kadar air sebelum tanah dipadatkan kondisinya harus sekitar omc.
c) Pemadatan dilakukan lapis demi lapis dengan menggunakan alat pemadat
Vibrator Roller.

BAHAN YANG DIBUTUHKAN :


 Tanah Timbunan
PERSONIL YANG DIBUTUHKAN :
 Pelaksana
 Juru ukur
 Pekerja
 Mandor
PERALATAN YANG DIPERGUNAKAN :
 Excavator
 Dump Truck
 Water Tank Truck
 Vibrator Roller

BETON K-125, K-175 dan K-225


Metode Pelaksanaan Beton, harus dilaksanakan dengan benar untuk menghasilkan
beton yang bermutu baik.
Perlu penyedian tenaga kerja yang terampil, alat bantu yang memadai sesuai
dengan fungsinya dan material/bahan berdasarkan standart peraturan beton
bertulang PB1 1971 dan SK.SKNI.T-15.1991-03

Metode Pelaksanaan 22
Ketentuan-ketentuan dalam melaksanakan pekerjaan beton dengan cetakan seperti
yang dijelaskan sebagai berikut :
Pekerjaan pengecoran Beton dilakukan dengan campuran dan ketebalan yang sesuai
dengan spesifikasi dan gambar.
Bahan-bahan untuk adukan beton harus dicampur dalam batch mixer atau “portable
mixer”, tidak kurang dari 15 menit sesudah seluruh bahan-bahan (kecuali untuk
air dengan jumlah yang penuh) didalam mixer. Waktu pengadukan ditambah apabila
kapasitas mixer melalui 1,5 M 3.
Sebelum dilakukan pengerjaan beton K-175, kontraktor terlebih dahulu
mengirimkan Job Mix Formula (JMF) yang telah disyahkan oleh laboratorium
sebagai jaminan campuran yang sesuai dengan yang disyaratkan dan disetujui oleh
pengguna jasa.
a) Pekerjaan beton dilaksanakan apabila material yang dipergunakan sudah
standby baik dari segi volume maupun kualitas material disamping itu juga
pekerjaan pembesian yang telah dilaksanakan sebelumnya telah selesai
difabrikasikan pada saat akan melakukan pengecoran.
b) Pekerjaan beton dimaksud untuk memberi pembayaran mencakup pekerjaan
untuk lantai, lining dan dinding sesuai dengan gambar rencana.
c) Semen yang dipakai adalah semen Portland sesuai dengan SKSNI-S-04-1989-F
dan SH-0013-81
d) Bahan pasir dan kerikil yang digunakan harus sesuai dengan SKSNI-S-04-
1989-F : 6.1
e) Semua air yang digunakan untuk pekerjaan beton harus bebas dari Lumpur
dan bahan organik lainnya, dan sesuai dengan SKSNI-S-04-1989-F : 4.1
f) Alat pengaduk beton harus memakai Concrete Mixer, dan disetujui direksi.

Gambar Adukan Beton dengan Concrete Mixer

Tahap-tahap pekerjaan pengecoran beton yaitu :


Sebelum dilakukan pengecoran, perlu dilakukan kontrol kualitas yang terdiri
atas beberapa tahap yaitu :

Metode Pelaksanaan 23
SEBELUM PENGECORAN.
Sebelum pengecoran dilakukan kontrol kualitas terhadap posisi dan kondisi
bekisting.
PADA SAAT PENGECORAN.
Pada saat berlangsungnya pengecoran, campuran dari concrete mixer diambil
sampelnya. Sampel diambil menurut ketentuan yang tercantum dalam spesifikasi.
Pengecoran dilakukan secara langsung dan menyeluruh yaitu dengan menggunakan
Concrete Mixer. Pengecoran yang berhubungan dengan sambungan selalu didahului
dengan penggunaan bahan bonding agent.
PEKERJAAN CURING
Curing dilakukan sehari (24 jam) setelah pengecoran selesai dilakukan dengan
dibasahi air dan dijaga/dikontrol untuk tetap dalam keadaan basah.
Beton yang dirawat dengan air harus tetap basah sekurang-kurangnya selama 24
hari berturut-turut setelah pengecoran. Perawatan harus dimulai segera setelah
beton cukup mengeras untuk menghindari kerusakan. Curing harus dengan penetapan
bahan suatu system dengan pipa-pipa atau metode lain yang disetukui yang akan
menjaga agar semua permukaan yang dirawat secara kontiniu tetap basah (tidak
periodik). Air yang digunakan untuk curing harus memenuhi ketentuan spesifikasi
yang digunakan untuk mengaduk beton.

BAHAN YANG DIBUTUHKAN :


 Semen Portland
 Agregat halus (Semen)
 Agregat kasar (Kerikil/Batu Pecah)
 Air
PERSONIL YANG DIBUTUHKAN :
 Pelaksana
 Pekerja
 Tukang
 Kepala tukang
 Mandor
PERALATAN YANG DIPERGUNAKAN :
 Concrete mixer
 Gerobak sorong
 waterpass
 Waterpump
 meteran
 gergaji
 palu
 benang
 cangkul
 sekop
 cetok

Metode Pelaksanaan 24
PEMBESIAN (POLOS/ULIR)
Pekerjaan pembesian dapat dilakukan sejak dari awal pelaksanaan proyek
dikarenakan pekerjaan pembesian dapat dilakukan pada tempat lokasi yang berbeda
dan tidak tergantung dengan item pekerjaan lainnya. Besi yang digunakan sesuai
dengan persyaratan yang berlaku bebas dari kotoran, karat, dan bahan lainnya
yang dapat mengurangi daya lekat beton terhadap besi. Diameter besi yang
digunakan untuk pembesian disesuaikan dengan gambar detail pembesian yang
tercantum dalam gambar bestek.
FABRIKASI BESI BETON
Fabrikasi di laksanakan dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
 Jenis besi utama dan besi pembagi.
 Diameter besi utama dan besi pembagi.
 Jumlah pembesian utama.
 Jarak besi pembagi.
 Overlap/panjang penyaluran antar besi beton harus sesuai spesifikasi.

PENYETELAN BESI BETON


Penyetelan pembesian pada struktur bangunan harus sesuai dengan gambar kerja
yang telah di setujui. Penyetelan ini harus memperhatikan hal-hal sebagai
berikut :
 Jenis dan jumlah besi beton.
 Jarak tulangan sesuai gambar pelaksanaan.
 Ikatan antar besi beton harus kuat.
 Jarak antar lapisan besi beton harus benar dan kuat (tidak melendut).
 Besi tulangan yang digunakan sebelum dipasang harus bebas dari kotoran
karat, minyak dan lapisan yang akan merusak atau mengurangi mutu.
Ukuran/diameter besi digunakan harus sesuai dengan gambar kerja yang
telah direncanakan.
 Pembengkokan/pembentukan besi tulangan harus tepat menurut ukuran yang
ditunjukkan pada gambar yang telah dilaksanakan oleh kontraktor.
 Besi tulangan tidak boleh diluruskan atau dibengkokkan kembali dengan
cara yang dapat merusak bahan, semua batangan harus dibengkokkan dalam
keadaan dingin, pemanasan hanya dilaksanakan apabila disetujui direksi.

Gambar Pembesian

BAHAN YANG DIBUTUHKAN :


 Besi Beton
 Kawat Bendrat

Metode Pelaksanaan 25
PERSONIL YANG DIBUTUHKAN :
 Pelaksana
 Pekerja
 Tukang
 Kepala tukang
 Mandor
PERALATAN YANG DIPERGUNAKAN
 Meteran
 Gunting baja
 Pembengkok besi
 Meja membengkok

BEKISTING
Bekisting (formwork) adalah konstruksi bantu/cetakan yang bersifat sementara
yang digunakan untuk menahan beton selama beton dituangkan, dibuat sesuai
dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang ditetapkan spesifikasi dan gambar.
Tahap-tahap pekerjaan bekisting yaitu :

PABRIKASI BEKISTING
Pabrikasi bekisting dibuat kokoh rapat, mudah untuk penyetelan dan pembongkaran
dengan ketelitian ukuran sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran, yang
ditetapkan spesifikasi dan gambar.
Pabrikasi bekisting meliputi :
a) Pemasangan kaso horizontal 5/7 cm pada sisi samping bawah papan bekisting
b) Memasang penguat 5/7 cm pada bekisting agar dapat menahan gaya tekan ke
arah luar yang diakibatkan oleh berat bahan adukan yang dituangkan.

PEMASANGAN BEKISTING
a) Membersihkan permukaan bekisting dari kotoran seperti serbuk gergaji,
potongan-potongan kayu, tanah dan lain-lain.
b) Melapisi permukaan bagian dalam bekisting dengan minyak bekisting
c) Bekisting diletakkan pada tempat yang telah diberi tanda
d) Bemasangan pasak 5/7 cm
e) Pemasangan penyangga 5/7 cm disalah satu sisi dipaku ke pasak.
f) Dalam pemasangan begesting tetap berpedoman pada gambar rencana,
perhatikan pola pemasangan.
g) Pemasangan begesting sesuai dengan bentuk beton.

BAHAN YANG DIBUTUHKAN :


 Kayu
 Papan
 Multiplekx
 Paku

Metode Pelaksanaan 26
PERSONIL YANG DIBUTUHKAN :
 Pelaksana
 Pekerja
 Tukang
 Kepala tukang
 Mandor
PERALATAN YANG DIPERGUNAKAN :
 Meteran
 Segi tiga siku-siku
 Gergaji
 Palu
 Benang
 Besi pemberat

PINTU SORONG STANG TUNGGAL


b = 0,50 h = 0,75
b = 1,00 h = 0,90

Tata Cara Pelaksanaan Pekerjaan (Work Instruction) adalah :


a) Pemesanan pintu di lakukan sesuai dengan gambar rencana atau petunjuk
dari direksi lapangan.
b) Pengangkutan pintu dilakukan dari bengkel sampai site lapangan
pekerkjaan. Bersama Direksi Pekerjaan, lakukan pengecekan elevasi
rencana pada permukaan yang akan dipasang pintu dan dilanjutkan
pekerjaan berikutnya.

c) Gambar bangunan yang sudah ada dan sudah disetujui oleh Direksi
Pekerjaan diadakan pengecekan ulang apakah bisa dipakai atau diterapkan
pada kondisi existing tersebut. –

d) Apabila semua kondisi sudah siap dan tidak ada kendala lain serta sudah
mendapat persrtujuan dari pihak Direksi maka pekerjaan akan segera
dimulai.

e) Pekerjaan ini tidak banyak dipengaruhi oleh pekerjaan pada jaringan


Irigasi terutama untuk pekerjaan fasilitas umum. –

f) Pekerjaan pembersihan lokasi dari masing-masing bangunan sebelum


pekerjaan pekerjaan ditinggalkan.

g) Bersama Direksi Pekerjaan, dilakukan pengecekan pekerjaan akhir untuk


melihat hasil pekerjaan apa sudah sesuai dengan gambar rencana maupun

Metode Pelaksanaan 27
BAHAN YANG DIBUTUHKAN :
 Pintu Sorong Baja Stang Tunggal
 Kawat Las

PERSONIL YANG DIBUTUHKAN :


 Pelaksana
 Pekerja
 Tukang
 Kepala tukang
 Mandor
PERALATAN YANG DIPERGUNAKAN :
 Mesin Las
 Meteran
 Segi tiga siku-siku
 Gergaji
 Palu
 Benang
 Besi pemberat

Metode Pelaksanaan 28
C. PEKERJAAN AKHIR
PEKERJAAN PEMBERSIHAN AKHIR
Waktu Pelaksanaan selama 1 minggu (7 HK), Pembersihan akhir dilakukan pada
puing-puing atau bekas bowplank dan bekas kertas semen yang telah dipakai, ini
dibersihkan dari lokasi pekerjaan dengan membuangnya di tempat pembuangan
sampah akhir.
Setelah semua pekerjaan selesai dikerjakan dilakukan serah terima pekerjaan,
adapun hal yang harus dipersiapkan untuk kebutuhan serah terima pertama
pekerjaan, kontraktor harus mempersiapkan segala kebutuhan seperti pembersihan
lapangan, mengadakan core terhadap ketebalan pengecoran dan kelengkapan
administrasi lainnya.

SERAH TERIMA PEKERJAAN


Untuk persiapan serah terima kontraktor wajib menyerahkan pekerjaan pada KPA
sebelum pencairan maka kontraktor wajib meyelasaikan semua administrasi proyek
yang di tangani oleh TIM administrasi proyek.

CHECKLIST DATA SERAH TERIMA


1. Shop Drawing
2. Laporan Harian, Mingguan dan Bulanan
3. MC dari 0 - 100 %
4. Back Up Data
5. Foto Dokumentasi Kemajuan Pekerjaan
6. As Build Drawing
7. Data hasil tes Labor dan Job Mix Desain
8. Berita acara serah terima pekerjaan.

Demikian uraian metode pelaksanaan Pekerjaan Pembangunan Saluran Sekunder D.I


Samal Kiri; Kab. Maluku Tengah; Prov. Maluku; 1 Km; 300 Ha; F; K; SY dengan
urutan pelaksanaan pekerjaan.

Samarinda, 15 Januari 2018


PT. PUTRAM

LEONARD KAILOLA
DIREKTUR UTAMA

Metode Pelaksanaan 29

Anda mungkin juga menyukai