Indrawati Yuhertiana
Rina Moestika Setyaningrum
Sri Hastuti
Siti Sundari
http://dx.doi.org/10.18202/jamal.2016.04.7012
Jurnal Akuntansi Multiparadigma Abstract: Ethics, Organization, dan Taxpayer Complience. This
JAMAL study aimed to explain the ethical understanding of the taxpayer in moder-
Volume 7
Nomor 1
ating the organizational commitment, organizational culture dan good cor-
Halaman 1-155 porate governance on tax compliance. This quantitative research used 138
Malang, April 2016 tax payers registered in East Java tax offices located in six selected cities
ISSN 2086-7603
e-ISSN 2089-5879
i.e. Surabaya, Sidoarjo, Mojokerto, Kediri, Bangkalan dan Madiun. It was
concluded that the ethical understanding of taxation has not been proven to
Tanggal Masuk: moderate variable organizational commitment, organizational culture, dan
18 Februari 2016 good corporate governance on tax compliance. Meanwhile, organizational
Tanggal Revisi:
culture dan the implementation of Good Corporate Governance proved to
10 Maret 2016
Tanggal Diterima:
affect the taxpayer ethics.
25 April 2016
Kata kunci: Etika, Kepatuhan wajib pajak, Organisasi
Dalam penelitian keperilakuan per- Bobek et al. 2011, Cullis et al. 2007, Cullis
pajakan telah dikenal suatu konsep yang et al. 2012, Hofmann et al., dan Lewis et al.
disebut kontrak psikologis. Konsep ini ter- 2009). Beberapa studi lainnya juga mem-
jadi dalam hubungan antara warga negara buktikan bahwa kepatuhan pajak tidak han-
sebagai wajib pajak dan negara sebagai pe- ya dapat dilihat dari sudut pandang ekonomi
nyedia layanan publik (Feld dan Frey 2007). saja (Alm dan Torgler 2012), melainkan juga
Penelitian ini menggunakan perspektif wajib faktor non-ekonomi.
pajak yang bervisikan untuk memperkuat Secara psikologis, telah terbukti bahwa
peran masyarakat sipil untuk secara man- kepatuhan wajib pajak meningkatkan kiner-
diri berperan serta dalam pembangunan ja perpajakan (Kariyoto et al. 2012, Rahayu
bangsa, memperkuat tanggungjawab seba dan Lingga 2011). Sementara itu, hasil pene-
gai warga negara untuk patuh memenuhi litian Alm dan Torgler 2011, dan Awang dan
kewajiban perpajakannya. Tema tentang Amran 2014, menunjukkan bahwa ketidak-
kepatuhan wajib pajak memang telah lama patuhan pajak dianggap sebagai suatu hal
menjadi perhatian para peneliti (Jackson yang tidak etis dan tidak bermoral. Dimensi
dan Milliron 1986). Kepatuhan pajak ini etika pada birokrat pernah diteliti pula oleh
merupakan bagian dari perilaku yang dapat Yuhertiana 2005 yang menyimpulkan ada
dieksplorasi dari berbagai sudut seperti nya hubungan dengan budgetary slack
ekonomi, psikologis, serta sosiologis (Alm pada pemerintahan di Jawa Timur. Kepua-
dan Torgler 2012, Awang dan Amran 2014, san warga negara atas layanan pemerintah
131
132 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 7, Nomor 1, April 2016, Hlm. 131-141
RESPON
KOTA KUESIONER DISEBAR KUESIONER KEMBALI
RATE
Surabaya 75 64 85,3%
Sidoarjo 50 28 56%
Malang 50 19 38%
Mojokerto 50 10 20%
Madiun 25 7 28%
Bangkalan 50 15 30%
Response Rate 300 143 47,6%
Usable Response Rate 138 46%
Dari responden yang berjumlah 138 Uji Asumsi. Salah satu asumsi SEM
orang, sejumlah 64% adalah laki-laki yang adalah bahwa data memiliki distribusi nor-
berusia rentang 20-30 tahun. Hal ini menun- mal. “Rule of thumb” untuk mengenali nor-
jukkan bahwa semakin banyak anak muda malitas data adalah dengan mengevaluasi
yang diberi tanggung jawab untuk menyele- nilai skewness-nya (Hair et al. 2006). Data
saikan masalah perpajakan dan keuangan terdistribusi normal pada rentang z ± 2,58
di perusahaan. Regulasi perpajakan yang pada α = 0,01 atau pada rentang z ± 1,96 pa-
sangat dinamis dianggap sangat cocok diker- da α = 0,05. Hasil uji normalitas data dengan
jakan secara teknis oleh para fresh graduate memeriksa nilai Z pada α = 0,01 menunjuk-
yang telah memiliki pengalaman di kantor kan beberapa angka yang berada di luar rent-
akuntan atau konsultan pajak. Harapannya, ang z ± 1,96 pada α = 0,05, terpaksa dibuang
mereka telah memiliki kemampuan untuk sehingga total n yang bisa diolah menjadi
menghitung, melaporkan dan membayar pa- 103. Dengan demikian asumsi normalitas
terpenuhi. Selanjutnya, pengujian terhadap
jak perusahaan.
gejala multikolinieritas antar variabel bebas
Tabel 3 memperlihatkan bahwa sejum-
memperlihatkan tidak adanya gejala mul-
lah 50% responden dengan rentang waktu
tikolinieritas yang merusak model terlihat
operasi perusahaan 0-5 tahun ternyata ma-
dari determinant of sample covariance matrix
sih baru memiliki NPWP. Hal ini diperkuat dan angka ini jauh dari nol. Karena itu dapat
dengan hasil wawancara yang dilakukan disimpulkan bahwa tidak terjadi multiko-
oleh peneliti. linieritas atau singularitas dalam data ini
Sektor perdagangan merupakan jenis sehingga asumsi terpenuhi. Sementara itu,
usaha yang mayoritas ditekuni responden. hasil pengukuran factor loading setiap bu-
Memahami jenis bidang usaha dan skala pe- tir dan konstruk dengan confirmatory factor
rusahaan memudahkan untuk menganalisis analysis dapat dilihat pada tabel 5 berikut.
prediksi penerimaan perpajakan, sekaligus Hasil analisis menunjukkan bahwa
prediksi jumlah pajak yang diterima. Den- dengan menggunakan Cronbach-Alpha, se-
gan demikian, komposisi objek dalam pene- luruh variabel adalah reliabel memenuhi cut
litian ini meliputi jenis perusahaan dagang off yang disyaratkan, yaitu di atas 0,6 (Soli-
dan jasa. mun 2002).
Hasil pengujian menunjukkan model indeks modifikasi yang disarankan oleh soft-
pengukuran (measurement model) cukup ware Amos 4.01. Hasil perhitungan setelah
baik untuk digunakan dalam analisis, kare- model dimodifikasi menunjukkan bahwa
na mayoritas telah berada di atas cut off yang enam indeks mengalami perbaikan, mampu
disyaratkan. Hal ini berarti indikator yang memenuhi syarat cut of value-nya yaitu Chi
digunakan untuk mengukur sebuah varia- Square yang menurun, semakin kecil, p val-
bel laten secara besama-sama cukup kuat ue, GFI, AGFI, TLI, dan CFI. Dengan demiki-
mencerminkan unidimensionalitas variabel an seluruh indeks dalam uji kesesuaian
tersebut. Untuk menguji model pengukuran model telah terpenuhi sehingga model ini
ini digunakan Confirmatory Factor Analysis dapat diterima atau sesuai dengan data dan
(Ferdinand 2002). Tabel 6 menjelaskan hasil dapat digunakan sebagai dasar analisis leb-
uji kesesuaian model terhadap ke lima varia- ih lanjut.
bel laten yang digunakan dalam penelitian Penelitian ini menjelaskan kotrak
ini. psikologis dari sisi wajib pajak terkait
Dalam uji kesesuaian model pengu- kepatuhannya membayar pajak yang di-
kuran disimpulkan bahwa seluruh variabel lakukan dari perspektif wajib pajak. Tujuan-
laten dalam penelitian memiliki model yang nya adalah untuk menjelaskan pemaha-
dapat diterima. Dengan demikian, kelima man etika wajib pajak dalam memoderasi
variabel laten tersebut dapat diuji hubu komitmen organisasi, budaya organisasi,
ngan kausalitasnya dalam model persamaan dan Good Corporate Governance terhadap
struktural. Untuk itu terlebih dahulu model kepatuhan wajib pajak. Kontrak psikologis
persamaan struktural ini diuji kesesuaian perpajakan melengkapi theory of economic
modelnya. Hasil pengujian dapat dilihat pa- crime yang tidak mampu menjelaskan pe-
da tabel 7. nyebab ketidakpatuhan pajak walaupun
Hasil pada perhitungan awal yaitu sudah diterapkan denda atau sanksi yang
saat run pertama, menghasilkan model tinggi (Feld dan Frey 2007). Kontrak psikolo-
yang belum memuaskan karena hanya gi tentang pajak menjelaskan aspek behavior
dua kriteria yang berhasil terpenuhi yaitu khususnya psikologis tentang kepatuhan
CMINDF sebesar 1,986 dan RMSEA sebesar wajib pajak. Etika dan moral disebut sebagai
0,055, masing-masing berada di bawah cut kondisi psikologis yang menyatakan bahwa
of value-nya. Oleh karena itu untuk meng- kalau wajib pajak menyadari norma kebai-
hasilkan model yang baik, dengan harapan kan maka tidak perlu menunggu diterap-
terpenuhinya kriteria uji kesesuaian model kannya denda atau sanksi pajak yang tiggi
lainnya, maka model dimodifikasi menurut maka otomatis akan patuh membayar pajak.
Para ekonom lebih menekankan rele ernance terhadap kepatuhan wajib pajak.
vansi variabel eksternal seperti tarif pajak, Hasil penelitian ini agak mengejutkan kare-
pendapatan dan audit dan tingginya den- na berbeda dengan penelitian sejenis lainnya
da, namun demikianpenelitian psikologis yang menemukan bahwa adanya hubungan
menunjukkan bahwa variabel internal juga antara etika dan kepatuhan wajib pajak di-
sama pentingnya (Hofmann et al. 2008). mana tax professional yang memiliki kewa-
Variabel internal tersebut meliputi pengeta- jiban moral yang tinggi, niat ketidakpatuhan
huan warga negara tentang hukum pajak, si- pajaknya rendah atau sebaliknya (Musti-
kap mereka terhadap pemerintah dan perpa- kasari 2007). Penelitian tentang etika dalam
jakan, norma-norma pribadi, norma-norma kepatuhan wajib pajak telah lama dilakukan
sosial dan keadilan, serta kecenderungan dan banyak mengalami perkembangan (Alm
motivasi untuk mematuhi, dan mendiskusi- dan Torgler 2012). Penelitian selama ini yang
kan kemungkinan intervensi strategis untuk banyak berlandaskan ada teori ekonomi
meningkatkan pajak. Berdasarkan tabel di neo klasik yang menganggap bahwa indi-
atas, koefisien jalur pengaruh etika (PEP) vidu lebih mementingkan diri sendiri (Alm
terhadap kepatuhan wajib pajak (KWP) sebe- dan Torgler 2012). Terdapat motivasi dalam
sar 0,790, lebih besar dari cut off 0,05. Dari pengambilan keputusan etikal perpajakan
data tersebut, diperoleh kesimpulan bahwa mereka, antara lain bahwa keramahan petu-
pemahaman etika perpajakan tidak terbukti gas pajakpun dan kemudahan administrasi
memoderasi variabel komitmen organisasi, perpajakan mampu meningkatkan kesada-
budaya organisasi dan Good Corporate Gov- ran wajib pajak dalam memenuhi kewajiban
mereka. Riset yang secara spesifik menguji ran perusahaan (memiliki hubungan positif)
etika untuk memprediksi kepatuhan pajak dan lokasi yang diidentifikasi oleh IRS yang
dilakukan dengan menginvestigasi efek dari masuk dalam Poor Compliance Regional.
orientasi etika dan evaluasi etika membuk- Di sisi lain, penelitian ini menemukan
tikan bahwa orientasi etika mempengaruhi kuatnya komitmen organisasi dan imple-
etika evaluasi dan selanjutnya secara positif mentasi good corporate governance yang baik.
mempengaruhi kepatuhan pajak (Henderson Kedua variabel ini menjadi variable kunci me-
dan Kaplan 2005). ningkatnya etika perpajakan. Data yang di-
Skala perusahaan (responden yang peroleh dari responden menunjukkan pema-
mayoritas berasal dari wajib pajak badan haman terhadap etika dapat disimpulkan
skala kecil dan menengah) tidak mampu rata-rata responden memiliki pemahaman
menjelaskan dugaan yang diajukan. Obyek yang cukup bagus namun demikian pemah-
penelitian yang berbeda dengan pene- an yang dimiliki bukan merupakan variabel
litian sebelumnya menjelaskan berbedanya penghubung bagi variabel independen yang
temuan dengan penelitian sebelumnya. ada didalam penelitian terhadap kepatuhan
Obyek dalam penelitian ini adalah mayoritas wajib pajak karena meskipun etika sering-
adalah wajib pajak perusahaan kecil dengan kali dihubungkan dengan moral seseorang
jenis usaha dagang serta jasa dan bentuk namun demikian etika tidak langsung mem-
usaha perorangan. Perusahaan kecil sering buat manusia menjadi lebih baik, melainkan
tertinggal dalam melakukan perubahan or- etika merupakan sarana untuk memperoleh
ganisasi karena masih disibukkan melaku- orientasi kritis berhadapan dengan berbagai
kan penataan internal. The General Account- moralitas yang membingungkan.
ing Office dalam Siahaan (2005) menemukan Pengaruh Komitmen Organisasi terh-
bahwa perusahaan manufaktur memiliki adap Pemahaman Etika Perpajakan. Dalam
tingkat kepatuhan terhadap peraturan per- hidup berorganisasi, komitmen adalah kata
pajakan yang relatif lebih tinggi bila diband- kunci (Rose 2005). Komitmen penting untuk
ingkan dengan perusahaan jasa (service) dan menjaga hubungan terutama untuk pen-
dagang eceran (retail). Rice dalam Siahaan capaian tujuan bersama, demi kesuksesan
(2005) telah melakukan penelitian terhadap dalam organisasi. Lemahnya komitmen
tingkat kepatuhan perusahaan perusahaan tentunya akan mengganggu pencapaian tu-
kecil terhadap peraturan perpajakan. Rice juan yang diinginkan. Beberapa jenis arah
menemukan bahwa 2/3 dari perusahaan hubungan bisa terjadi antara komitmen or-
kecil yang diteliti tidak mematuhi peraturan ganisasi dan etika. Secara umum, peneliti
perpajakan. Faktor faktor yang siginifikan menguji pengaruh komitmen organisasi ter-
yang ditemukan dalam hubungannya dengan hadap etika. Lingkungan kerja yang baik
tingkat kepatuhan perusahaan-perusahaan dapat menyebabkan menurunnya rasa tidak
kecil terhadap peraturan perpajakan adalah menyenangkan dan memperbaiki kondisi
pengungkapan laporan keuangan kepada psikologi diatara teman sekerja. Lebih jauh
publik (memiliki hubungan positif), Marginal lagi, mayoritas orang akan memperhatikan
Tax Rate (memiliki hubungan negatif), uku- masalah etika ketika mereka akan memu-
138 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 7, Nomor 1, April 2016, Hlm. 131-141
tuskan hal yang penting. Komitmen menjadi tinyu yang kuat dikarenakan mereka harus
bagian etika utama dalam masyarakat. Ini- tinggal bersama organisasi (because they
lah mengapa orang yang memiliki komitmen have to). Karyawan yang memiliki kekua-
tinggi lebih efisien dalam bekerja dibanding- tan komitmen normatif disebabkan mereka
kan mereka yang berkomitmen rendah. merasa harus tinggal bersama (because they
Berdasarkan hasil analisis SEM, komit- fell that they have to). Hasil penelitian ini
men organisasi berpengaruh signifikan ter- menunjukkan wajib pajak di Jawa Timur
hadap pemahaman etika perpajakan wajib yang mempunyai komitmen organisasi yang
pajak di Jawa Timur dengan P-value 0,020 cukup tinggi akan mempengaruhi pemaha-
lebih kecil dari 0,05. Hal ini menunjukkan se- mannya tentang etika perpajakan. Hal ini
makin tinggi komitmen organisasi wajib pa- didukung dengan hasil jawaban responden
jak, maka pemahaman etika perpajakannya tentang pemahaman etika perpajakan. Para
juga semakin meningkat. Hasil penelitian ini wajib pajak di Jawa Timur mempersepsikan
didasari oleh jawaban responden wajib pajak bahwa mereka telah melaporkan aktivitas
di Jawa Timur tentang komitmen organisasi perusahaannya dan membayar pajak sesuai
yang menunjukkan hasil mereka memiliki dengan jumlah yang seharusnya dan tepat
komitmen organisasi yang cukup tinggi. waktu. Wajib pajak cenderung setuju untuk
Ini berarti mereka berupaya dengan segala melampirkan laporan keuangannya, ini be-
cara untuk memajukan perusahaan, bangga rarti transparansi laporan keuangan bukan
terhadap perusahaannya, berusaha agar merupakan hal yang menyulitkan mereka,
tetap dapat bekerja di perusahaan tersebut, meskipun masih terdapat 9,4% responden
karena merasa prinsip-prinsip hidupnya yang kurang setuju. Dalam konteks etika,
sesuai dengan yang diterapkan dalam peru- komponen sanksi atas pelanggaran per-
sahaan. Mereka merasa yakin atas pilihan aturan atau norma menjadi sangat penting.
bekerja pada perusahaannya saat ini adalah Penegakan disiplin atas kasus-kasus etika
tepat. Oleh karena itu, mereka memiliki sangatlah diperlukan agar timbul efek jera,
kepedulian yang sangat besar akan masa sehingga diharapkan tidak terjadi pelangga-
depan perusahaannya. Hasil ini sejalan de ran lagi. Wajib pajak di Jawa Timur selaku
ngan pendapat Allen dan Meyer (1993) yang responden merasa adanya sanksi terhadap
mengemukakan bahwa komitmen organ- pelanggaran pajak sangat penting, karena
isasional sebagai sebuah keadaan psikologi perpajakan merupakan kewajiban bagi wajib
yang mengkarakteristikkan hubungan kar pajak. Hasil penelitian ini mendukung pene-
yawan dengan organisasi atau implikasinya litian yang dilakukan oleh beberapa peneliti
yang mempengaruhi apakah karyawan akan sebelumnya.
tetap bertahan dalam organisasi atau tidak, Pengaruh Budaya Organisasi terha-
yang teridentifikasi dalam tiga komponen dap Pemahaman Etika Perpajakan. Ikatan
yaitu: a) Komitmen afektif (affective commit- budaya tercipta oleh masyarakat baik dalam
ment), merupakan keterlibatan emosional keluarga, organisasi maupun bangsa. Buda-
seseorang pada organisasinya berupa pe ya mengikat anggota kelompok menjadi satu
rasan cinta pada organisasi, b) Komitmen kesatuan pandangan yang menciptakan
kontinyu (continuance commitment), yaitu keragaman perilaku dan tindakan. Budaya
persepsi seseorang atas biaya dan resiko organisasi mewakili sebuah persepsi yang
dengan meninggalkan organisasi saat ini. sama dari para anggotanya. Budaya organ-
Artinya, terdapat dua aspek pada komitmen isasi ini sebagai sistem nilai organisasi dan
kontinyu, yaitu: melibatkan pengorbanan akan memengaruhi bagaimana suatu pe-
pribadi apabila meninggalkan organisasi kerjaan dilakukan dan perilaku karyawan.
dan ketiadaan alternatif yang tersedia bagi Terkait budaya organisasi dan perpajakan,
orang tersebut, c) Komitmen normatif (nor- dalam penelitian Cullis et al. 2012) menemu-
mative commitment), merupakan sebuah di- kan bahwa kepatuhan wajib pajak juga di-
mensi moral yang didasarkan pada perasaan tentukan oleh perbedaan budaya antarnega-
wajib dan tanggung jawab pada organisasi ra. Budaya dalam kaitannya dengan kepatu-
yang mempekerjakannya. han perpajakan ditentukan oleh perilaku
Secara umum, seorang karyawan yang dan nilai yang disepakati bersama. Hasil
memiliki komitmen afektif yang kuat akan dari penelitian ini menunjukkan bahwa bu-
tetap tinggal bersama organisasi dikarena- daya organisasi tidak berpengaruh terhadap
kan mereka ingin tinggal (because they want pemahaman etika wajib pajak. Hasil ini ti-
to). Karyawan yang memiliki komitmen kon- dak mendukung penelitian sebelumnya yang
Yuhertiana, Setyaningrum, Hastuti, Sundari, Etika, Organisasi, dan Kepatuhan Wajib Pajak ... 139
dilakukan oleh Hunt dan Vitelli dalam Falah melaksanakannya, seluruh elemen perusa-
(2007), bahwa lingkungan budaya dan pe haan harus berpegang pada etika bisnis dan
ngalaman pribadi diasumsikan membentuk pedoman perilaku yang telah disepakati.
orientasi etika. Seementara itu, jawaban dari Selanjutnya, dilihat dari prinsip responsi-
responden menunjukkan terdapat kecen bilitas, perusahaan berpegang pada prinsip
derungan terhadap nilai budaya organisasi kehati-hatian dan patuh terhadap peraturan
dalam perusahaan. Namun beberapa dian- perundang-undangan, anggaran dasar, per-
taranya kurang mendukung bahwa budaya aturan perusahaan, serta melaksanakan
organisasi harus dipatuhi. Misalnya mereka tanggung jawab sosial yang meliputi kepedu-
menganggap bahwa daftar hadir tidak terlalu lian terhadap masyarakat dan kelestarian
penting. Begitu pula dengan seragam kerja. lingkungan. Perusahaan juga telah mener-
Sejumlah 26% dari responden kurang setuju apkan prinsip-prinsip independensi dengan
dengan adanya budaya seragam kerja. Hal cukup baik. Hal ini dibuktikan dengan peng-
ini tidak sesuai dengan penelitian yang di- hindaran dominasi oleh pihak manapun, ti-
lakukan oleh Chursway dan Ledge (1993). dak terpengaruh oleh kepentingan tertentu,
Dalam penelitian ini, tingkat pemaha- bebas dari benturan kepentingan, pengaruh
man responden atas etika perpajakan cen- atau tekanan, sehingga pengambilan kepu-
derung tinggi. Hal ini disebabkan oleh skala tusan dapat dilakukan secara obyektif.
perusahaan yang cenderung kecil, jumlah Hasil penelitian juga menunjukkan
karyawan tidak terlalu banyak, serta jarang bahwa prinsip kewajaran telah diterapkan
membentuk standar kerja dan etika yang dengan cukup baik. Good Corporate Gover-
baku. Hasil ini senada dengan penelitian nance dapat didefinisikan sebagai proses
yang dilakukan oleh Longenecker (1989) dan struktur yang diterapkan dalam men-
yang melihat adanya perbedaan perilaku jalankan perusahaan dengan tujuan utama
etika di antara bisnis besar dan bisnis kecil. meningkatkan nilai pemegang saham dalam
Perusahaan kecil cenderung lebih ketat me- jangka panjang dengan tetap memperhatikan
nyangkut etika, kepentingan stakeholders yang lain (peme-
Pengaruh Good Coorporate Gover- gang saham, kreditor, pemasok, pelanggan,
nance terhadap Pemahaman Etika Perpa- pegawai perusahaan, pemerintah dan ma-
jakan. Berdasarkan hasil analisis SEM, Good syarakat yang berinteraksi dengan perusa-
corporate governance berpengaruh signifikan haan). Penerapan Good corporate governance
terhadap pemahaman etika perpajakan wa- yang baik ini tentunya akan memengaruhi
jib pajak di Jawa Timur dengan P-value 0,037 pemahaman etika perpajakan wajib pajak.
lebih kecil dari 0,05. Hal ini menunjukkan Berikutnya, penelitian ini juga menguji
semakin baik penerapan Good Corporate peran pemahaman etika perpajakan yang
Governance pada perusahaan akan mening- memediasi variabel komitmen organisasi,
katkatn pemahaman etika perpajakan. Hasil budaya organisasi dan Good Corporate Gover-
penelitian ini didukung dengan jawaban re- nance terhadap kepatuhan wajib pajak. Ha-
sponden yang menunjukkan perusahaan di sil analisis menunjukkan bahwa pemahamn
Jawa Timur telah menerapkan Good corpo- etika pajak berpengaruh tidak signifikan ter-
rate governance dengan cukup baik. Artinya, hadap kepatuhan wajib perpajakan. Adapun
dilihat dari prinsip transparansi menunjuk- indikator yang digunakan dalam mengukur
kan perusahaan telah menyediakan infor- etika perpajakan meliputi melaporkan jum-
masi secara tepat waktu, memadai, jelas, lah yang sesuai dengan yang dibayarkan,
akurat, dapat dibandingkan, serta mudah ketepatan waktu pelaporan, melampirkan
diakses oleh pemangku kepentingan sesuai bukti laporan keuangan, sanksi terhadap
dengan haknya. Selain itu, perusahaan telah pelanggaran, kemudahan dalam menghi-
melakukan kewajiban untuk memenuhi ke- tung pajak sendiri. Sistem self assessment
tentuan kerahasiaan perusahaan sesuai yang diterapkan dalam perhitungan pajak
dengan peraturan perundang-undangan, individu maupun badan memungkinkan
termasuk rahasia jabatan, dan hak-hak terjadinya pelanggaran pajak. Wajib pajak
pribadi. akan melaporkan pendapatan kena pajak
Disamping itu, ditinjau dari penerap cenderung lebih rendah atau bahkan tidak
an akuntabilitas, perusahaan telah mene- melaporkannya.
tapkan rincian tugas dan tanggung jawab Beberapa riset telah dilakukan dalam
yang selaras dengan visi, misi, nilai-nilai upaya menguji peran etika dalam kepatuhan
perusahaan dan strategi perusahaan. Dalam pajak yang berfokus pada aspek komitmen
140 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 7, Nomor 1, April 2016, Hlm. 131-141
sosial (Schwartz dan Orleans 1967, Jackson penelitian untuk mengetahui dampak pe-
dan Milliron 1986). Orientasi etika men- rubahan organisasi untuk membangun
garah pada pengertian etika secara umum penerapan prinsip etika dalam perusa-
atau lebih dikaitkan dengan teori-teori haan. Hal ini dikarenakan adanya kesulitan
psikologi tentang konsistensi antara tindak mendekati wajib pajak badan yang berskala
an dan kepercayaan yang dimiliki. Semen- besar. Penelitian ini masih sangat memung-
tara pengertian evaluasi etika lebih berfokus kinkan untuk dikembangkan, terutama
pada pengertian etika secara kontekstual, pada pembahasan tentang tax compliance
yaitu menghubungkan sikap individu dan meliputi tax evasion (penggelapan pajak) dan
kepercayaan yang bisa saja berbeda ter- tax avoidance (penghindaran pajak) yang
gantung dari situasi yang dihadapi. Hasil disesuaikan dengan berbagai kasus pelang-
riset mereka menunjukkan bahwa terdapat garan etika di Indonesia.
hubungan positif antara etika dan kepatuh
an pajak. Hasil ini bertentangan dengan be- DAFTAR RUJUKAN
berapa penelitian yang telah dilakukan oleh Alm, J. dan B. Torgler. 2011. “Do Ethics
Henderson dan Kaplan (2005). Matter? Tax Compliance dan Morality.”
Seperti yang telah disampaikan sebe- Journal of Business Ethics Vol.101, No
lumnya, bahwa objek penelitian ini adalah 4, hlm. 635-651.
perusahaan kecil dengan jenis usaha da- Alm, J. dan B. Torgler. 2012. “Do Ethics Mat-
gang dan jasa dengan bentuk perorangan. ter? Tax Compliance dan Morality.” Tu-
Rice dalam (Siahaan 2005) telah melakukan lane Economics Working Paper Series.
penelitian terhadap tingkat kepatuhan pe- Aprianto, A., A. Wijaya, dan K. Budi. 2016.
rusahaan perusahaan kecil terhadap per- Sukanto Tanoto Tersangka Penggela-
aturan perpajakan. Rice menemukan bahwa pan Pajak. Koran Tempo 2007 [diun-
2/3 dari perusahaan kecil yang diteliti tidak duh 5 Pebruari 2016]. <http://www.
mematuhi peraturan perpajakan. Faktor antikorupsi.org/id/content/sukanto-
yang paling siginifikan memengaruhi tingkat tanoto-tersangka-penggelapan-pajak>
kepatuhan perusahaan-perusahaan kecil Ardichvili, A., J.A Mitchell, dan D. Jondle.
terhadap peraturan perpajakan adalah pe 2009. “Characteristics of Ethical Busi-
ngungkapan laporan keuangan kepada pu ness Cultures.” Journal of business eth-
blik (berhubungan positif), marginal tax rate ics Vo. 85, No. 4, hlm. 445-451.
(berhubungan negatif), ukuran perusahaan Arieftiara, D., S. Utama, R. Wardhani, dan
(berhubungan positif), dan lokasi yang di- N. Rahayu. 2015. “Analisis Pengaruh
identifikasi oleh IRS yang masuk dalam Poor Strategi Bisnis Terhadap Penghinda-
Compliance Regional. Data yang diperoleh ran Pajak, Bukti Empiris Di Indone-
dari responden menunjukkan pemahaman sia.” Simposium Nasional Akuntansi 18
terhadap etika yang cukup bagus. Namun Medan.
demikian, pemahan yang dimiliki bukan Awang, N. dan A. Amran. 2014. “Ethics dan
merupakan variabel penghubung bagi varia- Tax Compliance.” In Ethics, Governance
bel independen yang ada didalam penelitian dan Corporate Crime: Challenges dan
terhadap kepatuhan wajib pajak. Consequences, hlm. 105-113. Emerald
Group Publishing Limited.
SIMPULAN Basri, Y. M. 2014. “Efek Moderasi Religuisi-
Dari hasil penelitian ini dapat disim- tas Dan Gender Terhadap Hubungan
pulkan bahwa pemahaman etika perpajakan Etika Uang (Money Ethics) dan Ke-
tidak terbukti memoderasi variable komit- curangan Pajak (Tax Evasion).” Simpo-
men organisasi, budaya organisasi dan Good sium Nasioanal Akuntansi 17 Mataram.
Corporate Governance terhadap kepatuhan Bobek, D.D., A.M. Hageman, dan C. F. Kel-
wajib pajak. Dari tiga variabel yang digunak- liher. 2011. “The Social Norms of Tax
an, hanya komitmen organisasi yang terbuk- Compliance: Scale Development, Social
ti tidak memiliki pengaruh terhadap etika Desirability, dan Presentation Effects.”
wajib pajak. Sementara budaya orga nisasi In Advances in Accounting Behavioral
dan implementasi good corporate governance Research, hlm. 37-66. Emerald Group
terbukti berpengaruh terhadap etika wajib Publishing Limited.
pajak. Cullis, J., P. Jones, dan A. Lewis. 2007. Tax
Salah satu keterbatasan dalam pene- Compliance: Social Norms, Culture dan
litian ini adalah belum tercapainya tujuan Endogeneity, International Studies Pro-
Yuhertiana, Setyaningrum, Hastuti, Sundari, Etika, Organisasi, dan Kepatuhan Wajib Pajak ... 141
gram Working Paper 07-22, Andrew Meyer, J.P, N.J Allen, dan C.A Smith. 1993.
Young School of Policy Studies, Atlanta. “Commitment to Organizations dan
Cullis, J., P. Jones, dan A. Savoia. 2012. “So- Occupations: Extension dan Test of a
cial Norms dan Tax Compliance: Fram- Three-Component Conceptualization.”
ing the Decision to Pay Tax.” The Jour- Journal of applied psychology Vol. 78,
nal of Socio-Economics, Vol. 41, No. 2, No. 4, hlm. 538.
hlm. 159-168. Mustikasari, E. 2007. Kajian Empiris Ten-
Feld, L.P., dan B.S. Frey. 2007. “Tax Com- tang Kepatuhan Wajib Pajak Badan
pliance as the Result of a Psychologi- Di Perusahaan Industri Pengolahan Di
cal Tax Contract: The Role of Incentives Surabaya, Simposium Nasional Akun-
dan Responsive Regulation.” Law & Pol- tansi X, Makasar.
icy, Vol. 29, No, 1, hlm. 102-120. Nikmatuniayah. 2015. “Kinerja Dan Etika
Ferdinand, A. 2002. “Structural Equation Pelayanan Sektor Publik Dalam Upaya
Modeling Dalam Penelitian Manaje- Meningkatkan Kepercayaan Masyara-
men.” Badan Penerbit Universitas Dipo- kat.” Jurnal Akuntansi dan Multipara-
negoro. Semarang. digma. Vol. 6. No. 3.
Fidiana. 2014. “Eman Dan Iman: Dualisme Prawirodirdjo, A.S. 2007. Analisis Pengaruh
Kesadaran Dan Kepatuhan.” Simpo- Perubahan Organisasi Dan Budaya Or-
sium Nasional Akuntansi 17 Mataram. ganisasi Terhadap Kepuasan Dan Kin-
Gangl, K., E. Hofmann, dan E. Kirchler. erja Pegawai Direktorat Jenderal Pajak
2015. “Tax Authorities’ Interaction with (Penelitian Pada Kantor Pelayanan Pa-
Taxpayers: A Conception of Compli- jak Berbasis Administrasi Modern Di
ance in Social Dilemmas by Power dan Lingkungan Kantor Wilayah Jakarta
Trust.” New ideas in psychology No. 37 Khusus) Manajemen, Universitas Dipo-
hlm. 13-23. negoro Semarang.
Hair, J.F, W.C Black, B.J. Babin, R.E Ander- Rahayu, D.P. 2015. “Penyebab Wajib Pajak
son, dan R.L Tatham. 2006. Multivari- Tidak Patuh Melaporkan Pajak.” Simpo-
ate Data Analysis. Vol. 6: Pearson Pren- sium Nasional Akuntansi 18 Medan.
tice Hall Upper Saddle River, NJ. Rahayu, S., dan I.S Lingga. 2011. “Penga-
Henderson, B.C, dan S.E. Kaplan. 2005. “Ex- ruh Modernisasi Sistem Administrasi
amination of the Role of Ethics in Tax Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib
Compliance Decisions.” The Journal Pajak (Survei Atas Wajib Pajak Badan
of the American Taxation Association: Pada Kpp Pratama Bandung” X”).” Ju-
Spring, Vol 27, No. 1, hlm. 39-72. rnal Akuntansi Vol. 1 No. 2, hlm. 119-
Hofmann, E., E.Hoelzl, dan E.Kirchler. 2008. 138.
“Preconditions of Voluntary Tax Com- Rose, M. 2005. “Do Rising Levels of Quali-
pliance: Knowledge dan Evaluation of fication Alter Work Ethic, Work Orien-
Taxation, Norms, Fairness, dan Mo- tation dan Organizational Commitment
tivation to Cooperate.” Zeitschrift für for the Worse? Evidence from the Uk,
Psychologie/Journal of Psychology, Vol. 1985-2001.” Journal of Education dan
216, No, 4, hlm. 209-217. Work, Vol 18, No. 2, hlm. 131-164.
Jackson, B.R., dan C.V. Milliron. 1986. “Tax Ryan, R.M., Veronika Huta, dan Edward L.
Compliance Research: Findings, Prob- Deci. 2008. “Living Well: A Self-Deter-
lems dan Prospects.” Journal of Account- mination Theory Perspective on Eudai-
ing Literature, No. 5, hlm. 125-165. monia.” Journal of Happiness Studies,
Kariyoto, B.Subroto, Sutrisno, dan Rosi- Vol 9 No 1, hlm. 139-170.
di. 2012. “Pengaruh Kesadaran Dan Schwartz, R. D., dan S. Orleans. 1967. “On
Kepatuhan Wajib Pajak Terhadap Kin- Legal Sanctions.” University of Chigago
erja Perpajakan.” Jurnal Akuntansi Mul- law review. No. 34 hlm. 274-300.
tiparadigma, Vol. 3 No, 1, hlm. 62-76. Yuhertiana, I. 2005. “Kajian Etika Budget-
Lewis, A., S. Carrera, J. Cullis, dan P. Jones. ary Slack Di Organisasi Sektor Publik
2009. “Individual, Cognitive dan Cul- Menurut Perspektif Gender.” Simpo-
tural Differences in Tax Compliance: sium Riset Ekonomi II
Uk dan Italy Compared.” Journal of
Economic Psychology, No. 30, hlm. 431-
445.