Anda di halaman 1dari 11

ETIKA, ORGANISASI, DAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK

Indrawati Yuhertiana
Rina Moestika Setyaningrum
Sri Hastuti
Siti Sundari

Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur


Jl. Raya Rungkut Madya Gununganyar Surabaya 60294
Surel: yuhertiana@gmail.com

http://dx.doi.org/10.18202/jamal.2016.04.7012

Abstrak: Etika, Organisasi, dan Kepatuhan Wajib Pajak. Penelitian


ini menguji peran etika dalam memoderasi beberapa faktor organisa-
sional terhadap kepatuhan wajib pajak. Penelitian kuantitif ini menggu-
nakan sampel penelitian sejumlah 138 wajib pajak di enam kota wilayah
Jawa Timur yaitu Surabaya, Sidoarjo, Mojokerto, Kediri, Bangkalan dan
Madiun. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa pemahaman etika perpa-
jakan tidak terbukti memoderasi variabel komitmen organisasi, budaya
organisasi, dan Good Corporate Governance terhadap kepatuhan wajib
pajak. Sementara itu, budaya organisasi dan Good Corporate Governance
terbukti memengaruhi pemahaman etika perpajakan.

Jurnal Akuntansi Multiparadigma Abstract: Ethics, Organization, dan Taxpayer Complience. This
JAMAL study aimed to explain the ethical understanding of the taxpayer in moder-
Volume 7
Nomor 1
ating the organizational commitment, organizational culture dan good cor-
Halaman 1-155 porate governance on tax compliance. This quantitative research used 138
Malang, April 2016 tax payers registered in East Java tax offices located in six selected cities
ISSN 2086-7603
e-ISSN 2089-5879
i.e. Surabaya, Sidoarjo, Mojokerto, Kediri, Bangkalan dan Madiun. It was
concluded that the ethical understanding of taxation has not been proven to
Tanggal Masuk: moderate variable organizational commitment, organizational culture, dan
18 Februari 2016 good corporate governance on tax compliance. Meanwhile, organizational
Tanggal Revisi:
culture dan the implementation of Good Corporate Governance proved to
10 Maret 2016
Tanggal Diterima:
affect the taxpayer ethics.
25 April 2016
Kata kunci: Etika, Kepatuhan wajib pajak, Organisasi

Dalam penelitian keperilakuan per- Bobek et al. 2011, Cullis et al. 2007, Cullis
pajakan telah dikenal suatu konsep yang et al. 2012, Hofmann et al., dan Lewis et al.
disebut kontrak psikologis. Konsep ini ter- 2009). Beberapa studi lainnya juga mem-
jadi dalam hubungan antara warga negara buktikan bahwa kepatuhan pajak tidak han-
sebagai wajib pajak dan negara sebagai pe- ya dapat dilihat dari sudut pandang ekonomi
nyedia layanan publik (Feld dan Frey 2007). saja (Alm dan Torgler 2012), melainkan juga
Penelitian ini menggunakan perspektif wajib faktor non-ekonomi.
pajak yang bervisikan untuk memperkuat Secara psikologis, telah terbukti bahwa
peran masyarakat sipil untuk secara man- kepatuhan wajib pajak meningkatkan kiner-
diri berperan serta dalam pembangunan ja perpajakan (Kariyoto et al. 2012, Rahayu
bangsa, memperkuat tanggungjawab seba­ dan Lingga 2011). Sementara itu, hasil pene-
gai warga negara untuk patuh memenuhi litian Alm dan Torgler 2011, dan Awang dan
kewajiban perpajakannya. Tema tentang Amran 2014, menunjukkan bahwa ketidak-
kepatuhan wajib pajak memang telah lama patuhan pajak dianggap sebagai suatu hal
menjadi perhatian para peneliti (Jackson yang tidak etis dan tidak bermoral. Dimensi
dan Milliron 1986). Kepatuhan pajak ini etika pada birokrat pernah diteliti pula oleh
merupakan bagian dari perilaku yang dapat Yuhertiana 2005 yang menyimpulkan ada­
dieksplorasi dari berbagai sudut seperti nya hubungan dengan budgetary slack
ekonomi, psikologis, serta sosiologis (Alm pada pemerintahan di Jawa Timur. Kepua-
dan Torgler 2012, Awang dan Amran 2014, san warga negara atas layanan pemerintah
131
132 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 7, Nomor 1, April 2016, Hlm. 131-141

ditentukan oleh kepercayaan masyarakat plementasikan konsep good governance


yang diciptakan oleh pelayanan prima  yang yang mengedepankan nilai transparansi,
diberikan karena telah menerapkan prin- tanggungjawab, keadilan, independensi, dan
sip etika profesi yaitu tanggung jawab dan akuntabilitas. Gap inilah yang mendorong
integritas moral (Nikmatuniayah 2015). Ke- penelitian dilakukan.
sadaran masyarakat sebagai wajib pajak Secara spesifik, penelitian ini bertu-
yang patuh sangat erat dengan persepsi ma- juan untuk menjelaskan pemahaman etika
syarakat tentang pajak yang akan memenga- wajib pajak dalam memoderasi komitmen
ruhi motivasi wajib pajak dalam membayar organisasi, budaya organisasi dan Good Cor-
pajak. Motivasi inilah yang selanjutnya porate Governance (GCG) terhadap kepatu-
memengaruhi kepatuhan wajib pajak dalam han wajib pajak. Dilema sosial sering kali
memenuhi kewajiban perpajakan. Banyak terjadi dalam interaksi antarindividu dalam
warga masyarakat yang masih beranggapan organisasi, serta antarpembayar pajak dan
bahwa pajak merupakan pungutan bersifat Negara. Tentunya interaksi ini berhubungan
paksaan dan tidak memberikan kontribusi dengan kekuasaan dan kepercayaan (Gangl
langsung kepada pembayar pajak, sehingga et al. 2015). Konsep GCG dipercaya dapat
wajib pajak cenderung untuk mengindarinya membangun budaya organisasi yang bere-
(Cullis et al. 2007, Rahayu 2015, Arieftiara et tika (Ardichvili et al. 2009).
al. 2015)
Ditinjau dari konteks psikologis, ter- METODE
dapat tiga hal yang dapat memengaruhi Penelitian kuantitatif ini mengguna­
kepatuhan wajib pajak yaitu, 1) Sejauh mana kan lima variable yang meliputi komitmen
wajib pajak merasa uang yang dibayarkan- organisasi, budaya organisasi, corporate
nya diimbangi oleh pelayanan publik yang governance, etika perpajakan, dan pemaha-
diterimanya, 2) sejauh mana kondisi ekono- man etika perpajakan. Komitmen organisasi
mi dan potitik berlaku adil, dan 3) pera­saan didefinisikan sebagai sebuah keinginan sam-
nyaman atas petugas pajak (friendliness) pa- pai dimana karyawan yakin dan menerima
da saat pemeriksaan bisa menurunkan atau tujuan organisasi serta berkeinginan untuk
meningkatkan keinginanya untuk membayar tinggal bersamanya dan sejauhmana indi-
pajak (Feld dan Frey 2007). Dalam penelitian vidu mengenal dan terikat pada organisasi­
lain, layanan petugas pajak disebut sebagai nya. Penelitian ini mengadopsi dan mengu-
faktor yang terpenting (Ryan et al. 2008, kur komitmen organisasi dengan dimensi
Rahayu 2015). Menindaklanjuti hal ini, be- affective commitment, continuance commit-
berapa upaya telah dilakukan oleh pemerin- ment, dan normative commitment (Meyer et
tah Indonesia, seperti perubahan organisasi al. 1993). Variabel kedua adalah budaya
serta budaya organisasi yang lebih kondusif. organisasi yang didefinisikan sebagai sistem
Lebih lanjut, melalui peran Direktorat Jen- yang dipercayai dan nilai yang dikembang-
deral Pajak diharapkan dapat meningkatkan kan oleh organisasi yang menuntun perilaku
kinerja para pegawai pajak sehingga dapat dari anggota organisasi tersebut. Kuesioner
menyempurnakan pelayanannya kepada budaya organisasi diukur dengan dimensi
publik (Prawirodirdjo 2007). profesionalisme, jarak dari manajemen, ke-
Memperbincangkan tentang etika percayaan pada rekan sekerja, keteraturan,
dalam perpajakan, telah banyak terjadi permusuhan dan integrasi. Variabel ketiga
kasus penggelapan pajak seperti yang di- adalah coorporate governance, merupakan
lakukan oleh Gayus dan beberapa oknum suatu sistem yang dibangun untuk men-
pegawai pajak lainnya (Basri 2014, Fidiana garahkan dan mengendalikan perusahaan
2014, Hastuti dan Sundari 2012). Kasus sehingga tercipta tata hubungan yang baik,
penggelapan pajak pernah pula dilakukan adil transparan diantara berbagai pihak ter-
oleh wajib pajak yang dikenal dengan kasus kait dan memiliki kepentingan dalam peru-
Asian Agri yang melibatkan akuntan peru- sahaan. Dimensi dari good coorporate gover-
sahaan beserta jajaran direksinya (Aprianto nance adalah transparansi, akuntabilitas,
et al. 2007). Meningkatnya kasus pelangga- responsibilitas dan independensi.
ran dan manipulasi pajak ini akhirnya me- Variabel perantara yang digunakan
nimbulkan pertanyaan tentang bagaimana dalam penelitian ini adalah pemahaman
etika diterapkan dalam organisasi, serta etika perpajakan. Variabel ini mengu-
bagaimana etika dipahami. Di sisi lain, regu- kur kondisi benar-salahnya persepsi pada
lasi mengharuskan institusi untuk mengim- kondisi perpajakan. Variabel terakhir yaitu
Yuhertiana, Setyaningrum, Hastuti, Sundari, Etika, Organisasi, dan Kepatuhan Wajib Pajak ... 133

Tabel 1: Tingkat pengembalian kuesioner (Response Rate)

RESPON
KOTA KUESIONER DISEBAR KUESIONER KEMBALI
RATE
Surabaya 75 64 85,3%
Sidoarjo 50 28 56%
Malang 50 19 38%
Mojokerto 50 10 20%
Madiun 25 7 28%
Bangkalan 50 15 30%
Response Rate 300 143 47,6%
Usable Response Rate 138 46%

kepatuhan wajib pajak yang didefinisikan Model Structural Equation Modeling


sebagai suatu keadaan dimana wajib pajak (SEM) digunakan dalam penelitian ini kare-
memenuhi semua kewajiban perpajakan dan na faktor kompleksitas permasalahan yang
melaksanakan hak perpajakannya. dapat dilihat pada kerangka konseptual.
Populasi penelitian adalah wajib pajak Hair et al. (1992), menyatakan bahwa SEM
badan non pemerintah (swasta) yang berada adalah suatu teknik analisis multivariate
di enam kota besar di Jawa Timur, yang di- yang mengkombinasikan aspek regresi ber-
wakili oleh Surabaya, Mojokerto, Malang, ganda (dalam memeriksa hubungan keter-
Bangkalan, Sidoarjo dan Madiun sejumlah gantungan) dan analisis faktor (merepre-
225.343. Adapun jumlah sampel sejumlah sentasikan konsep yang tak terukur, faktor
138 wajib pajak dihitung dengan menggu- dengan multi variabel) untuk mengestimasi
nakan rumus Slovin. serangkaian hubungan saling ketergantun-
Instrumen yang digunakan dalam gan sejumlah variabel.
pengumpulan data berupa kuesioner yang
terdiri dari 52 item pertanyaan. Komitmen
HASIL DAN PEMBAHASAN
organisasi sejumlah 7 pertanyaan, budaya
Peneliti menyebarkan kuesioner ke-
organisasi 10 pertanyaan, Good Corporate
pada para wajib pajak di enam kota wilayah
Governance (GCG) 11 pertanyaan, etika 7
Jawa Timur. Tabel 1 berikut menyajikan
pertanyaan, dan kepatuhan wajib pajak
data yang diolah berasal dari 138 respon-
14 pertanyaan. Kuesioner disusun dengan
den, dengan tingkat usable respon rate sebe-
teknik multi dimention scale, 7 skala.
sar 46%. Tabel ini menjelaskan respon rate
Data utama yang digunakan dalam
masing-masing kota.
penelitian ini adalah data primer melalui
Response rate dapat disimpulkan cu-
kuesioner tertutup yang diajukan kepada
kup baik yaitu mencapai 47,6%. Diban­
responden. Sebelum kuesioner digunakan
dingkan dengan penelitian lain, jumlah ini
dalam penelitian, dilakukan pengujian ter­
tergolong cukup besar. Response rate yang
hadap mahasiswa Pascasarjana UPN Veter-
terbesar diperoleh di kota Surabaya. Semen-
an Jawa Timur. Obyek uji coba kuesioner ini
tara Madiun merupakan kota yang memiliki
representatif karena dipilih mahasiswa yang
respon rate terendah. Responden penelitian
memiliki usaha sendiri sehingga memiliki ci-
ini adalah wajib pajak yang didefinisikan
ri-ciri yang sama dengan responden sebena-
seba­gai orang pribadi atau badan yang
rnya, yaitu pemilik NPWP badan. Dari hasil
menurut ketentuan peraturan perundang-
analisis diketahui item pertanyaan yang
undangan perpajakan wajib melakukan ke-
disajikan valid dan reliabel, sehingga kue-
wajiban perpajakan, termasuk pemungutan
sioner dapat disebarkan kepada responden
pajak atau pemotong pajak tertentu. Hal ini
berdasarkan sampel yang telah ditentukan.
tercantum dalam Undang-Undang No. 28
Disamping itu juga dilakukan wawancara
Tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga Atas
secara langsung kepada beberapa reponden
Undang-Undang No.6 Tahun 1983 tentang
terpilih untuk mengetahui implementasi
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.
pemenuhan kewajiban mereka.
134 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 7, Nomor 1, April 2016, Hlm. 131-141

Tabel 2. Usia Responden

Usia (tahun) Jumlah (orang) Persentase (%)


20 – 30 43 31,2
31 – 40 32 23,2
41 – 50 28 20,3
51 – 60 14 10,1
61 ke atas 3 2,2
Tidak disebutkan 18 13,0
Total 138 100

Dari responden yang berjumlah 138 Uji Asumsi. Salah satu asumsi SEM
orang, sejumlah 64% adalah laki-laki yang adalah bahwa data memiliki distribusi nor-
berusia rentang 20-30 tahun. Hal ini menun- mal. “Rule of thumb” untuk mengenali nor-
jukkan bahwa semakin banyak anak muda malitas data adalah dengan mengevaluasi
yang diberi tanggung jawab untuk menyele- nilai skewness-nya (Hair et al. 2006). Data
saikan masalah perpajakan dan keuangan terdistribusi normal pada rentang z ± 2,58
di perusahaan. Regulasi perpajakan yang pada α = 0,01 atau pada rentang z ± 1,96 pa-
sangat dinamis dianggap sangat cocok diker- da α = 0,05. Hasil uji normalitas data dengan
jakan secara teknis oleh para fresh graduate memeriksa nilai Z pada α = 0,01 menunjuk-
yang telah memiliki pengalaman di kantor kan beberapa angka yang berada di luar rent-
akuntan atau konsultan pajak. Harapannya, ang z ± 1,96 pada α = 0,05, terpaksa dibuang
mereka telah memiliki kemampuan untuk sehingga total n yang bisa diolah menjadi
menghitung, melaporkan dan membayar pa- 103. Dengan demikian asumsi normalitas
terpenuhi. Selanjutnya, pengujian terhadap
jak perusahaan.
gejala multikolinieritas antar variabel bebas
Tabel 3 memperlihatkan bahwa sejum-
memperlihatkan tidak adanya gejala mul-
lah 50% responden dengan rentang waktu
tikolinieritas yang merusak model terlihat
operasi perusahaan 0-5 tahun ternyata ma-
dari determinant of sample covariance matrix
sih baru memiliki NPWP. Hal ini diperkuat dan angka ini jauh dari nol. Karena itu dapat
dengan hasil wawancara yang dilakukan disimpulkan bahwa tidak terjadi multiko-
oleh peneliti. linieritas atau singularitas dalam data ini
Sektor perdagangan merupakan jenis sehingga asumsi terpenuhi. Sementara itu,
usaha yang mayoritas ditekuni responden. hasil pengukuran factor loading setiap bu-
Memahami jenis bidang usaha dan skala pe- tir dan konstruk dengan confirmatory factor
rusahaan memudahkan untuk menganalisis analysis dapat dilihat pada tabel 5 berikut.
prediksi penerimaan perpajakan, sekaligus Hasil analisis menunjukkan bahwa
prediksi jumlah pajak yang diterima. Den- dengan menggunakan Cronbach-Alpha, se-
gan demikian, komposisi objek dalam pene- luruh variabel adalah reliabel memenuhi cut
litian ini meliputi jenis perusahaan dagang off yang disyaratkan, yaitu di atas 0,6 (Soli-
dan jasa. mun 2002).

Tabel 3. Lama perusahaan memiliki NPWP

Nomor Jumlah Persentase (%)


0 – 5 tahun 69 50
6 – 10 tahun 28 20,3
11 - 20 tahun 16 11,6
Lebih dari 20 4 2,9
Tidak disebutkan 21 15,2
Total 138 100
Yuhertiana, Setyaningrum, Hastuti, Sundari, Etika, Organisasi, dan Kepatuhan Wajib Pajak ... 135

Tabel 4. Pengelompokan berdasarkan Bidang Usaha Wajib Pajak

Jenis Perusahaan Jumlah Persentase (%)


Jasa 43 31,2
Dagang 53 38,4
Industri 12 8,7
Tidak disebutkan 30 21,7
Total 100 100

Hasil pengujian menunjukkan model indeks modifikasi yang disarankan oleh soft-
pengukuran (measurement model) cukup ware Amos 4.01. Hasil perhitungan setelah
baik untuk digunakan dalam analisis, kare- model dimodifikasi menunjukkan bahwa
na mayoritas telah berada di atas cut off yang enam indeks mengalami perbaikan, mampu
disyaratkan. Hal ini berarti indikator yang memenuhi syarat cut of value-nya yaitu Chi
digunakan untuk mengukur sebuah varia- Square yang menurun, semakin kecil, p val-
bel laten secara besama-sama cukup kuat ue, GFI, AGFI, TLI, dan CFI. Dengan demiki-
mencerminkan unidimensionalitas variabel an seluruh indeks dalam uji kesesuaian
tersebut. Untuk menguji model pengukuran model telah terpenuhi sehingga model ini
ini digunakan Confirmatory Factor Analysis dapat diterima atau sesuai dengan data dan
(Ferdinand 2002). Tabel 6 menjelaskan hasil dapat digunakan sebagai dasar analisis leb-
uji kesesuaian model terhadap ke lima varia- ih lanjut.
bel laten yang digunakan dalam penelitian Penelitian ini menjelaskan kotrak
ini. psikologis dari sisi wajib pajak terkait
Dalam uji kesesuaian model pengu- kepatuhannya membayar pajak yang di-
kuran disimpulkan bahwa seluruh variabel lakukan dari perspektif wajib pajak. Tujuan-
laten dalam penelitian memiliki model yang nya adalah untuk menjelaskan pemaha-
dapat diterima. Dengan demikian, kelima man etika wajib pajak dalam memoderasi
variabel laten tersebut dapat diuji hubu­ komitmen organisasi, budaya organisasi,
ngan kausalitasnya dalam model persamaan dan Good Corporate Governance terhadap
struktural. Untuk itu terlebih dahulu model kepatuhan wajib pajak. Kontrak psikologis
persamaan struktural ini diuji kesesuaian perpajakan melengkapi theory of economic
modelnya. Hasil pengujian dapat dilihat pa- crime yang tidak mampu menjelaskan pe-
da tabel 7. nyebab ketidakpatuhan pajak walaupun
Hasil pada perhitungan awal yaitu sudah diterapkan denda atau sanksi yang
saat run pertama, menghasilkan model tinggi (Feld dan Frey 2007). Kontrak psikolo-
yang belum memuaskan karena hanya gi tentang pajak menjelaskan aspek behavior
dua kriteria yang berhasil terpenuhi yaitu khususnya psikologis tentang kepatuhan
CMINDF sebesar 1,986 dan RMSEA sebesar wajib pajak. Etika dan moral disebut sebagai
0,055, ma­sing-masing berada di bawah cut kondisi psikologis yang menyatakan bahwa
of value-nya. Oleh karena itu untuk meng- kalau wajib pajak menyadari norma kebai-
hasilkan model yang baik, dengan harapan kan maka tidak perlu menunggu diterap-
terpenuhinya kriteria uji kesesuaian model kannya denda atau sanksi pajak yang tiggi
lainnya, maka model dimodifikasi menurut maka otomatis akan patuh membayar pajak.

Tabel 5 . Reliabilitas Variabel

Construct Cronbach Alpha (Cut off : ≥ 0,6)


Komitmen Organisasi ,8471
Budaya Organisasi ,7965
Good Corporate Governance ,9040
Pemahaman Etika Perpajakan ,7805
Kepatuhan Wajib Pajak ,7069
136 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 7, Nomor 1, April 2016, Hlm. 131-141

Tabel 6. Uji Kesesuaian model – Model Pengukuran

Goodness VARIABEL LATEN


Cut Off Kesimpulan
of Fit Index KO BO GCG PEP KWP
Sekecil
Chi Square 21.559 37.499 5.787 10.29 13.618 memenuhi syarat
mungkin
CMINDF ≤2 ##### 1.339 0.027 10.29 1.135 memenuhi syarat
memenuhi syarat, kecuali
P value ≥ 0,05 0 0.108 0.665 0.001 0.326
PEP
GFI ≥ 0,90 0.958 0.977 0.995 0.98 0.99 memenuhi syarat
memenuhi syarat, kecuali
AGFI ≥ 0,90 0.75 0.955 0.979 0.877 0.969
KO dan PEP
memenuhi syarat, kecuali
TLI ≥ 0,95 0.73 0.957 1.008 0.764 0.993
KO dan PEP
memenuhi syarat kecuali
CFI ≥ 0,95 0.423 0.973 1 0.921 0.997
KO

Para ekonom lebih menekankan rele­ ernance terhadap kepatuhan wajib pajak.
vansi variabel eksternal seperti tarif pajak, Hasil penelitian ini agak mengejutkan kare-
pendapatan dan audit dan tingginya den- na berbeda dengan penelitian sejenis lainnya
da, namun demikianpenelitian psikologis yang menemukan bahwa adanya hubungan
menunjukkan bahwa variabel internal juga antara etika dan kepatuhan wajib pajak di-
sama pentingnya (Hofmann et al. 2008). mana tax professional yang memiliki kewa-
Variabel internal tersebut meliputi pengeta- jiban moral yang tinggi, niat ketidakpatuhan
huan warga negara tentang hukum pajak, si- pajaknya rendah atau sebaliknya (Musti-
kap mereka terhadap pemerintah dan perpa- kasari 2007). Penelitian tentang etika dalam
jakan, norma-norma pribadi, norma-norma kepatuhan wajib pajak telah lama dilakukan
sosial dan keadilan, serta kecenderungan dan banyak mengalami perkembangan (Alm
motivasi untuk mematuhi, dan mendiskusi- dan Torgler 2012). Penelitian selama ini yang
kan kemungkinan intervensi strategis untuk banyak berlandaskan ada teori ekonomi
meningkatkan pajak. Berdasarkan tabel di neo klasik yang menganggap bahwa indi-
atas, koefisien jalur pengaruh etika (PEP) vidu lebih mementingkan diri sendiri (Alm
terhadap kepatuhan wajib pajak (KWP) sebe- dan Torgler 2012). Terdapat motivasi dalam
sar 0,790, lebih besar dari cut off 0,05. Dari pengambilan keputusan etikal perpajakan
data tersebut, diperoleh kesimpulan bahwa mereka, antara lain bahwa keramahan petu-
pemahaman etika perpajakan tidak terbukti gas pajakpun dan kemudahan administrasi
memoderasi variabel komitmen organisasi, perpajakan mampu meningkatkan kesada-
budaya organisasi dan Good Corporate Gov- ran wajib pajak dalam memenuhi kewajiban

Tabel 7. Hasil Uji Persamaan Struktural

Goodness of Fit Hasil Perhitungan Hasil Perhitungan Setelah


Cut Off
Index Model Awal Model Dimodifikasi

Chi Square Sekecil mungkin 1008,854 453,332

CMINDF ≤2 1,986 1,021

P value ≥ 0,05 0,000 0,369

GFI ≥ 0,90 0,848 0,927

AGFI ≥ 0,90 0,822 0,902

TLI ≥ 0,95 0,829 0,996

CFI ≥ 0,95 0,845 0,997

RMSEA ≤ 0, 08 0,55 0,008


Yuhertiana, Setyaningrum, Hastuti, Sundari, Etika, Organisasi, dan Kepatuhan Wajib Pajak ... 137

Tabel 8. Koefisien Jalur

Estimate S.E. C.R. P Kesimpulan


PEP <--- KO ,590 ,254 2,325 ,020 signifikan
PEP <--- BO -,085 ,102 -,830 ,407 Non signifikan
PEP <--- GCG ,420 ,202 2,081 ,037 Signifikan
KWP <--- PEP -,380 1,427 -,267 ,790 Non signifikan
Keterangan:
PEP : Pemahaman Etika Perpajakan
KO : Komitmen Organisasi
BO : Budaya Organisasi
GCG : Good Corporate Governance
KWP : Kepatuhan Wajib Pajak

mereka. Riset yang secara spesifik menguji ran perusahaan (memiliki hubungan positif)
etika untuk memprediksi kepatuhan pajak dan lokasi yang diidentifikasi oleh IRS yang
dilakukan dengan menginvestigasi efek dari masuk dalam Poor Compliance Regional.
orientasi etika dan evaluasi etika membuk- Di sisi lain, penelitian ini menemukan
tikan bahwa orientasi etika mempengaruhi kuatnya komitmen organisasi dan imple-
etika evaluasi dan selanjutnya secara positif mentasi good corporate governance yang baik.
mempengaruhi kepatuhan pajak (Henderson Kedua variabel ini menjadi variable kunci me-
dan Kaplan 2005). ningkatnya etika perpajakan. Data yang di-
Skala perusahaan (responden yang peroleh dari responden menunjukkan pema-
mayoritas berasal dari wajib pajak badan haman terhadap etika dapat disimpulkan
skala kecil dan menengah) tidak mampu rata-rata responden memiliki pemahaman
menjelaskan dugaan yang diajukan. Obyek yang cukup bagus namun demikian pemah-
penelitian yang berbeda dengan pene- an yang dimiliki bukan merupakan variabel
litian sebelumnya menjelaskan berbedanya penghubung bagi variabel independen yang
temuan dengan penelitian sebelumnya. ada didalam penelitian terhadap kepatuhan
Obyek dalam penelitian ini adalah mayoritas wajib pajak karena meskipun etika sering-
adalah wajib pajak perusahaan kecil dengan kali dihubungkan dengan moral seseorang
jenis usaha dagang serta jasa dan bentuk namun demikian etika tidak langsung mem-
usaha perorangan. Perusahaan kecil sering buat manusia menjadi lebih baik, melainkan
tertinggal dalam melakukan perubahan or- etika merupakan sarana untuk memperoleh
ganisasi karena masih disibukkan melaku- orientasi kritis berhadapan dengan berbagai
kan penataan internal. The General Account- moralitas yang membingungkan.
ing Office dalam Siahaan (2005) menemukan Pengaruh Komitmen Organisasi terh-
bahwa perusahaan manufaktur memiliki adap Pemahaman Etika Perpajakan. Dalam
tingkat kepatuhan terhadap peraturan per- hidup berorganisasi, komitmen adalah kata
pajakan yang relatif lebih tinggi bila diband- kunci (Rose 2005). Komitmen penting untuk
ingkan dengan perusahaan jasa (service) dan menjaga hubungan terutama untuk pen-
dagang eceran (retail). Rice dalam Siahaan capaian tujuan bersama, demi kesuksesan
(2005) telah melakukan penelitian terhadap dalam organisasi. Lemahnya komitmen
tingkat kepatuhan perusahaan perusahaan tentunya akan mengganggu pencapaian tu-
kecil terhadap peraturan perpajakan. Rice juan yang diinginkan. Beberapa jenis arah
menemukan bahwa 2/3 dari perusahaan hubungan bisa terjadi antara komitmen or-
kecil yang diteliti tidak mematuhi peraturan ganisasi dan etika. Secara umum, peneliti
perpajakan. Faktor faktor yang siginifikan menguji pengaruh komitmen organisasi ter-
yang ditemukan dalam hubungannya dengan hadap etika. Lingkungan kerja yang baik
tingkat kepatuhan perusahaan-perusahaan dapat menyebabkan menurunnya rasa tidak
kecil terhadap peraturan perpajakan adalah menyenangkan dan memperbaiki kondisi
pengungkapan laporan keuangan kepada psikologi diatara teman sekerja. Lebih jauh
publik (memiliki hubungan positif), Marginal lagi, mayoritas orang akan memperhatikan
Tax Rate (memiliki hubungan negatif), uku- masalah etika ketika mereka akan memu-
138 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 7, Nomor 1, April 2016, Hlm. 131-141

tuskan hal yang penting. Komitmen menjadi tinyu yang kuat dikarenakan mereka harus
bagian etika utama dalam masyarakat. Ini- tinggal bersama organisasi (because they
lah mengapa orang yang memiliki komitmen have to). Karyawan yang memiliki kekua-
tinggi lebih efisien dalam bekerja dibanding- tan komitmen normatif disebabkan mereka
kan mereka yang berkomitmen rendah. merasa harus tinggal bersama (because they
Berdasarkan hasil analisis SEM, komit- fell that they have to). Hasil penelitian ini
men organisasi berpengaruh signifikan ter- menunjukkan wajib pajak di Jawa Timur
hadap pemahaman etika perpajakan wajib yang mempunyai komitmen organisasi yang
pajak di Jawa Timur dengan P-value 0,020 cukup tinggi akan mempengaruhi pemaha-
lebih kecil dari 0,05. Hal ini menunjukkan se- mannya tentang etika perpajakan. Hal ini
makin tinggi komitmen organisasi wajib pa- didukung dengan hasil jawaban responden
jak, maka pemahaman etika perpajakannya tentang pemahaman etika perpajakan. Para
juga semakin meningkat. Hasil penelitian ini wajib pajak di Jawa Timur mempersepsikan
didasari oleh jawaban responden wajib pajak bahwa mereka telah melaporkan aktivitas
di Jawa Timur tentang komitmen organisasi perusahaannya dan membayar pajak sesuai
yang menunjukkan hasil mereka memiliki dengan jumlah yang seharusnya dan tepat
komitmen organisasi yang cukup tinggi. waktu. Wajib pajak cenderung setuju untuk
Ini berarti mereka berupaya dengan segala melampirkan laporan keuangannya, ini be-
cara untuk memajukan perusahaan, bangga rarti transparansi laporan keuangan bukan
terhadap perusahaannya, berusaha agar merupakan hal yang menyulitkan mereka,
tetap dapat bekerja di perusahaan tersebut, meskipun masih terdapat 9,4% responden
karena merasa prinsip-prinsip hidupnya yang kurang setuju. Dalam konteks etika,
sesuai dengan yang diterapkan dalam peru- komponen sanksi atas pelanggaran per-
sahaan. Mereka merasa yakin atas pilihan aturan atau norma menjadi sangat penting.
bekerja pada perusahaannya saat ini adalah Penegakan disiplin atas kasus-kasus etika
tepat. Oleh karena itu, mereka memiliki sangatlah diperlukan agar timbul efek jera,
kepedulian yang sangat besar akan masa sehingga diharapkan tidak terjadi pelangga-
depan perusahaannya. Hasil ini sejalan de­ ran lagi. Wajib pajak di Jawa Timur selaku
ngan pendapat Allen dan Meyer (1993) yang responden merasa adanya sanksi terhadap
mengemukakan bahwa komitmen organ- pelanggaran pajak sangat penting, karena
isasional sebagai sebuah keadaan psikologi perpajakan merupakan kewajiban bagi wajib
yang mengkarakteristikkan hubungan kar­ pajak. Hasil penelitian ini mendukung pene-
yawan dengan organisasi atau implikasinya litian yang dilakukan oleh beberapa peneliti
yang mempengaruhi apakah karyawan akan sebelumnya.
tetap bertahan dalam organi­sasi atau tidak, Pengaruh Budaya Organisasi terha-
yang teridentifikasi dalam tiga komponen dap Pemahaman Etika Perpajakan. Ikatan
yaitu: a) Komitmen afektif (affective commit- budaya tercipta oleh masyarakat baik dalam
ment), merupakan keterlibatan emosional keluarga, organisasi maupun bangsa. Buda-
seseorang pada organisasinya berupa pe­ ya mengikat anggota kelompok menjadi satu
rasan cinta pada organisasi, b) Komitmen kesatuan pandangan yang menciptakan
kontinyu (continuance commitment), yaitu kera­gaman perilaku dan tindakan. Budaya
persepsi seseorang atas biaya dan resiko organisasi mewakili sebuah persepsi yang
dengan meninggalkan organisasi saat ini. sama dari para anggotanya. Budaya organ-
Artinya, terdapat dua aspek pada komitmen isasi ini sebagai sistem nilai organisasi dan
kontinyu, yaitu: melibatkan pengorbanan akan memengaruhi bagaimana suatu pe-
pribadi apabila meninggalkan organisasi kerjaan dilakukan dan perilaku karyawan.
dan ketiadaan alternatif yang tersedia bagi Terkait budaya organisasi dan perpajakan,
orang tersebut, c) Komitmen normatif (nor- dalam penelitian Cullis et al. 2012) menemu-
mative commitment), merupakan sebuah di- kan bahwa kepatuhan wajib pajak juga di-
mensi moral yang didasarkan pada perasaan tentukan oleh perbedaan budaya antarnega-
wajib dan tanggung jawab pada organisasi ra. Budaya dalam kaitannya dengan kepatu-
yang mempekerjakannya. han perpajakan ditentukan oleh perilaku
Secara umum, seorang karyawan yang dan nilai yang disepakati bersama. Hasil
memiliki komitmen afektif yang kuat akan dari penelitian ini menunjukkan bahwa bu-
tetap tinggal bersama organisasi dikarena- daya organisasi tidak berpengaruh terhadap
kan mereka ingin tinggal (because they want pemahaman etika wajib pajak. Hasil ini ti-
to). Karyawan yang memiliki komitmen kon- dak mendukung penelitian sebelumnya yang
Yuhertiana, Setyaningrum, Hastuti, Sundari, Etika, Organisasi, dan Kepatuhan Wajib Pajak ... 139

dilakukan oleh Hunt dan Vitelli dalam Falah melaksanakannya, seluruh elemen perusa-
(2007), bahwa lingkungan budaya dan pe­ haan harus berpegang pada etika bisnis dan
ngalaman pribadi diasumsikan membentuk pedoman perilaku yang telah disepakati.
orientasi etika. Seementara itu, jawaban dari Selanjutnya, dilihat dari prinsip responsi-
responden menunjukkan terdapat kecen­ bilitas, perusahaan berpegang pada prinsip
derungan terhadap nilai budaya organisasi kehati-hatian dan patuh terhadap peraturan
dalam perusahaan. Namun beberapa dian- perundang-undangan, anggaran dasar, per-
taranya kurang mendukung bahwa budaya aturan perusahaan, serta melaksanakan
organisasi harus dipatuhi. Misalnya mereka tanggung jawab sosial yang meliputi kepedu-
menganggap bahwa daftar hadir tidak terlalu lian terhadap masyarakat dan kelestarian
penting. Begitu pula dengan seragam kerja. lingkungan. Perusahaan juga telah mener-
Sejumlah 26% dari responden kurang setuju apkan prinsip-prinsip independensi dengan
dengan adanya budaya seragam kerja. Hal cukup baik. Hal ini dibuktikan dengan peng-
ini tidak sesuai dengan penelitian yang di- hindaran dominasi oleh pihak manapun, ti-
lakukan oleh Chursway dan Ledge (1993). dak terpengaruh oleh kepentingan tertentu,
Dalam penelitian ini, tingkat pemaha- bebas dari benturan kepentingan, pengaruh
man responden atas etika perpajakan cen- atau tekanan, sehingga pengambilan kepu-
derung tinggi. Hal ini disebabkan oleh skala tusan dapat dilakukan secara obyektif.
perusahaan yang cenderung kecil, jumlah Hasil penelitian juga menunjukkan
karyawan tidak terlalu banyak, serta jarang bahwa prinsip kewajaran telah diterapkan
membentuk standar kerja dan etika yang dengan cukup baik. Good Corporate Gover-
baku. Hasil ini senada dengan penelitian nance dapat didefinisikan sebagai proses
yang dilakukan oleh Longenecker (1989) dan struktur yang diterapkan dalam men-
yang melihat adanya perbedaan perilaku jalankan perusahaan dengan tujuan utama
etika di antara bisnis besar dan bisnis kecil. meningkatkan nilai pemegang saham dalam
Perusahaan kecil cenderung lebih ketat me- jangka panjang dengan tetap memperhatikan
nyangkut etika, kepentingan stakeholders yang lain (peme-
Pengaruh Good Coorporate Gover- gang saham, kreditor, pemasok, pelanggan,
nance terhadap Pemahaman Etika Perpa- pegawai perusahaan, pemerintah dan ma-
jakan. Berdasarkan hasil analisis SEM, Good syarakat yang berinteraksi dengan perusa-
corporate governance berpengaruh signifikan haan). Penerapan Good corporate governance
terhadap pemahaman etika perpajakan wa- yang baik ini tentunya akan memengaruhi
jib pajak di Jawa Timur dengan P-value 0,037 pemahaman etika perpajakan wajib pajak.
lebih kecil dari 0,05. Hal ini menunjukkan Berikutnya, penelitian ini juga menguji
semakin baik penerapan Good Corporate peran pemahaman etika perpajakan yang
Governance pada perusahaan akan mening- memediasi variabel komitmen organisasi,
katkatn pemahaman etika perpajakan. Hasil budaya organisasi dan Good Corporate Gover-
penelitian ini didukung dengan jawaban re- nance terhadap kepatuhan wajib pajak. Ha-
sponden yang menunjukkan perusahaan di sil analisis menunjukkan bahwa pemahamn
Jawa Timur telah menerapkan Good corpo- etika pajak berpengaruh tidak signifikan ter-
rate governance dengan cukup baik. Artinya, hadap kepatuhan wajib perpajakan. Adapun
dilihat dari prinsip transparansi menunjuk- indikator yang digunakan dalam mengukur
kan perusahaan telah menyediakan infor- etika perpajakan meliputi melaporkan jum-
masi secara tepat waktu, memadai, jelas, lah yang sesuai dengan yang dibayarkan,
akurat, dapat dibandingkan, serta mudah ketepatan waktu pelaporan, melampirkan
diakses oleh pemangku kepentingan sesuai bukti laporan keuangan, sanksi terhadap
dengan haknya. Selain itu, perusahaan telah pelanggaran, kemudahan dalam menghi-
melakukan kewajiban untuk memenuhi ke- tung pajak sendiri. Sistem self assessment
tentuan kerahasiaan perusahaan sesuai yang diterapkan dalam perhitungan pajak
dengan peraturan perundang-undangan, individu maupun badan memungkinkan
termasuk rahasia jabatan, dan hak-hak terjadinya pelanggaran pajak. Wajib pajak
pribadi. akan melaporkan pendapatan kena pajak
Disamping itu, ditinjau dari penerap­ cenderung lebih rendah atau bahkan tidak
an akuntabilitas, perusahaan telah mene- melaporkannya.
tapkan rincian tugas dan tanggung jawab Beberapa riset telah dilakukan dalam
yang selaras dengan visi, misi, nilai-nilai upaya menguji peran etika dalam kepatuhan
perusahaan dan strategi perusahaan. Dalam pajak yang berfokus pada aspek komitmen
140 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 7, Nomor 1, April 2016, Hlm. 131-141

sosial (Schwartz dan Orleans 1967, Jackson penelitian untuk mengetahui dampak pe-
dan Milliron 1986). Orientasi etika men- rubahan organisasi untuk membangun
garah pada pengertian etika secara umum penerapan prinsip etika dalam perusa-
atau lebih dikaitkan dengan teori-teori haan. Hal ini dikarenakan adanya kesulitan
psikologi tentang konsistensi antara tindak­ mendekati wajib pajak badan yang berskala
an dan kepercayaan yang dimiliki. Semen- besar. Penelitian ini masih sangat memung-
tara pengertian evaluasi etika lebih berfokus kinkan untuk dikembangkan, terutama
pada pengertian etika secara kontekstual, pada pembahasan tentang tax compliance
yaitu menghubungkan sikap individu dan meliputi tax evasion (penggelapan pajak) dan
kepercayaan yang bisa saja berbeda ter- tax avoidance (penghindaran pajak) yang
gantung dari situasi yang dihadapi. Hasil disesuaikan dengan berbagai kasus pelang-
riset mereka menunjukkan bahwa terdapat garan etika di Indonesia.
hubungan positif antara etika dan kepatuh­
an pajak. Hasil ini bertentangan dengan be- DAFTAR RUJUKAN
berapa penelitian yang telah dilakukan oleh Alm, J. dan B. Torgler. 2011. “Do Ethics
Henderson dan Kaplan (2005). Matter? Tax Compliance dan Morality.”
Seperti yang telah disampaikan sebe- Journal of Business Ethics Vol.101, No
lumnya, bahwa objek penelitian ini adalah 4, hlm. 635-651.
perusahaan kecil dengan jenis usaha da- Alm, J. dan B. Torgler. 2012. “Do Ethics Mat-
gang dan jasa dengan bentuk perorangan. ter? Tax Compliance dan Morality.” Tu-
Rice dalam (Siahaan 2005) telah melakukan lane Economics Working Paper Series.
penelitian terhadap tingkat kepatuhan pe- Aprianto, A., A. Wijaya, dan K. Budi. 2016.
rusahaan perusahaan kecil terhadap per- Sukanto Tanoto Tersangka Penggela-
aturan perpajakan. Rice menemukan bahwa pan Pajak. Koran Tempo 2007 [diun-
2/3 dari perusahaan kecil yang diteliti tidak duh 5 Pebruari 2016]. <http://www.
mematuhi peraturan perpajakan. Faktor antikorupsi.org/id/content/sukanto-
yang paling siginifikan memengaruhi tingkat tanoto-tersangka-penggelapan-pajak>
kepatuhan perusahaan-perusahaan kecil Ardichvili, A., J.A Mitchell, dan D. Jondle.
terhadap peraturan perpajakan adalah pe­ 2009. “Characteristics of Ethical Busi-
ngungkapan laporan keuangan kepada pu­ ness Cultures.” Journal of business eth-
blik (berhubungan positif), marginal tax rate ics Vo. 85, No. 4, hlm. 445-451.
(berhubungan negatif), ukuran perusahaan Arieftiara, D., S. Utama, R. Wardhani, dan
(berhubungan positif), dan lokasi yang di- N. Rahayu. 2015. “Analisis Pengaruh
identifikasi oleh IRS yang masuk dalam Poor Strategi Bisnis Terhadap Penghinda-
Compliance Regional. Data yang diperoleh ran Pajak, Bukti Empiris Di Indone-
dari responden menunjukkan pemahaman sia.” Simposium Nasional Akuntansi 18
terhadap etika yang cukup bagus. Namun Medan.
demikian, pemahan yang dimiliki bukan Awang, N. dan A. Amran. 2014. “Ethics dan
merupakan variabel penghubung bagi varia- Tax Compliance.” In Ethics, Governance
bel independen yang ada didalam penelitian dan Corporate Crime: Challenges dan
terhadap kepatuhan wajib pajak. Consequences, hlm. 105-113. Emerald
Group Publishing Limited.
SIMPULAN Basri, Y. M. 2014. “Efek Moderasi Religuisi-
Dari hasil penelitian ini dapat disim- tas Dan Gender Terhadap Hubungan
pulkan bahwa pemahaman etika perpajakan Etika Uang (Money Ethics) dan Ke-
tidak terbukti memoderasi variable komit- curangan Pajak (Tax Evasion).” Simpo-
men organisasi, budaya organisasi dan Good sium Nasioanal Akuntansi 17 Mataram.
Corporate Governance terhadap kepatuhan Bobek, D.D., A.M. Hageman, dan C. F. Kel-
wajib pajak. Dari tiga variabel yang digunak- liher. 2011. “The Social Norms of Tax
an, hanya komitmen organisasi yang terbuk- Compliance: Scale Development, Social
ti tidak memiliki pengaruh terhadap etika Desirability, dan Presentation Effects.”
wajib pajak. Sementara budaya orga­ nisasi In Advances in Accounting Behavioral
dan implementasi good corporate governance Research, hlm. 37-66. Emerald Group
terbukti berpengaruh terhadap etika wajib Publishing Limited.
pajak. Cullis, J., P. Jones, dan A. Lewis. 2007. Tax
Salah satu keterbatasan dalam pene- Compliance: Social Norms, Culture dan
litian ini adalah belum tercapainya tujuan Endogeneity, International Studies Pro-
Yuhertiana, Setyaningrum, Hastuti, Sundari, Etika, Organisasi, dan Kepatuhan Wajib Pajak ... 141

gram Working Paper 07-22, Andrew Meyer, J.P, N.J Allen, dan C.A Smith. 1993.
Young School of Policy Studies, Atlanta. “Commitment to Organizations dan
Cullis, J., P. Jones, dan A. Savoia. 2012. “So- Occupations: Extension dan Test of a
cial Norms dan Tax Compliance: Fram- Three-Component Conceptualization.”
ing the Decision to Pay Tax.” The Jour- Journal of applied psychology Vol. 78,
nal of Socio-Economics, Vol. 41, No. 2, No. 4, hlm. 538.
hlm. 159-168. Mustikasari, E. 2007. Kajian Empiris Ten-
Feld, L.P., dan B.S. Frey. 2007. “Tax Com- tang Kepatuhan Wajib Pajak Badan
pliance as the Result of a Psychologi- Di Perusahaan Industri Pengolahan Di
cal Tax Contract: The Role of Incentives Surabaya, Simposium Nasional Akun-
dan Responsive Regulation.” Law & Pol- tansi X, Makasar.
icy, Vol. 29, No, 1, hlm. 102-120. Nikmatuniayah. 2015. “Kinerja Dan Etika
Ferdinand, A. 2002. “Structural Equation Pelayanan Sektor Publik Dalam Upaya
Modeling Dalam Penelitian Manaje- Meningkatkan Kepercayaan Masyara-
men.” Badan Penerbit Universitas Dipo- kat.” Jurnal Akuntansi dan Multipara-
negoro. Semarang. digma. Vol. 6. No. 3.
Fidiana. 2014. “Eman Dan Iman: Dualisme Prawirodirdjo, A.S. 2007. Analisis Pengaruh
Kesadaran Dan Kepatuhan.” Simpo- Perubahan Organisasi Dan Budaya Or-
sium Nasional Akuntansi 17 Mataram. ganisasi Terhadap Kepuasan Dan Kin-
Gangl, K., E. Hofmann, dan E. Kirchler. erja Pegawai Direktorat Jenderal Pajak
2015. “Tax Authorities’ Interaction with (Penelitian Pada Kantor Pelayanan Pa-
Taxpayers: A Conception of Compli- jak Berbasis Administrasi Modern Di
ance in Social Dilemmas by Power dan Lingkungan Kantor Wilayah Jakarta
Trust.” New ideas in psychology No. 37 Khusus) Manajemen, Universitas Dipo-
hlm. 13-23. negoro Semarang.
Hair, J.F, W.C Black, B.J. Babin, R.E Ander- Rahayu, D.P. 2015. “Penyebab Wajib Pajak
son, dan R.L Tatham. 2006. Multivari- Tidak Patuh Melaporkan Pajak.” Simpo-
ate Data Analysis. Vol. 6: Pearson Pren- sium Nasional Akuntansi 18 Medan.
tice Hall Upper Saddle River, NJ. Rahayu, S., dan I.S Lingga. 2011. “Penga-
Henderson, B.C, dan S.E. Kaplan. 2005. “Ex- ruh Modernisasi Sistem Administrasi
amination of the Role of Ethics in Tax Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib
Compliance Decisions.” The Journal Pajak (Survei Atas Wajib Pajak Badan
of the American Taxation Association: Pada Kpp Pratama Bandung” X”).” Ju-
Spring, Vol 27, No. 1, hlm. 39-72. rnal Akuntansi Vol. 1 No. 2, hlm. 119-
Hofmann, E., E.Hoelzl, dan E.Kirchler. 2008. 138.
“Preconditions of Voluntary Tax Com- Rose, M. 2005. “Do Rising Levels of Quali-
pliance: Knowledge dan Evaluation of fication Alter Work Ethic, Work Orien-
Taxation, Norms, Fairness, dan Mo- tation dan Organizational Commitment
tivation to Cooperate.” Zeitschrift für for the Worse? Evidence from the Uk,
Psychologie/Journal of Psychology, Vol. 1985-2001.” Journal of Education dan
216, No, 4, hlm. 209-217. Work, Vol 18, No. 2, hlm. 131-164.
Jackson, B.R., dan C.V. Milliron. 1986. “Tax Ryan, R.M., Veronika Huta, dan Edward L.
Compliance Research: Findings, Prob- Deci. 2008. “Living Well: A Self-Deter-
lems dan Prospects.” Journal of Account- mination Theory Perspective on Eudai-
ing Literature, No. 5, hlm. 125-165. monia.” Journal of Happiness Studies,
Kariyoto, B.Subroto, Sutrisno, dan Rosi- Vol 9 No 1, hlm. 139-170.
di. 2012. “Pengaruh Kesadaran Dan Schwartz, R. D., dan S. Orleans. 1967. “On
Kepatuhan Wajib Pajak Terhadap Kin- Legal Sanctions.” University of Chigago
erja Perpajakan.” Jurnal Akuntansi Mul- law review. No. 34 hlm. 274-300.
tiparadigma, Vol. 3 No, 1, hlm. 62-76. Yuhertiana, I. 2005. “Kajian Etika Budget-
Lewis, A., S. Carrera, J. Cullis, dan P. Jones. ary Slack Di Organisasi Sektor Publik
2009. “Individual, Cognitive dan Cul- Menurut Perspektif Gender.” Simpo-
tural Differences in Tax Compliance: sium Riset Ekonomi II
Uk dan Italy Compared.” Journal of
Economic Psychology, No. 30, hlm. 431-
445.

Anda mungkin juga menyukai