Anda di halaman 1dari 11

IMPLEMENTASI E-TAX INVOICE: SEBUAH STUDI KOMPARATIF

Dhian Adhetiya Safitra


Politeknik Keuangan Negara STAN
dhian.safitra@pknstan.ac.id

INFORMASI ARTIKEL ABSTRACT

Diterima Pertama The fact of the dominance of tax revenue, especially VAT as a
19 Agustus 2019 source of state revenue, encourages tax authorities in the world
to make improvements continuously. One of the milestones in
Dinyatakan Diterima tax administration changes in the world is the development of
23 September 2019 electronic data-based tax administration. One significant
change is the development of an electronic tax invoice
mechanism, known as e-tax invoices. South Korea and Chile are
KATA KUNCI:
the countries that first implemented. For Southeast Asia, there
Taxation
are Thailand and Indonesia which implement it, although with a
slightly different scheme. This study compares the
KLASIFIKASI JEL: implementation of e-tax invoices in the four countries and
H200 concludes that the application of e-tax invoices in Indonesia
resembles the application of e-tax invoices in South Korea.
However, the application of e-Tax Invoice in South Korea has
the Automatic Response System (ARS) call service channel or
comes to the nearest tax office to issue a Tax Invoice that is not
implemented in Indonesia.

ABSTRAK
Fakta atas dominasi penerimaan pajak khususnya PPN sebagai
sumber penerimaan negara mendorong otoritas pajak di dunia
melakukan perbaikan terus menerus. Salah satu milestones
perubahan administrasi perpajakan di dunia adalah
pengembangan administrasi perpajakan berbasis data
elektronik. Salah satu perubahan yang cukup signifikan adalah
berkembangnya mekanisme penerbitan Faktur Pajak secara
elektronik, dikenal dengan e-tax invoice. Korea Selatan serta
Chili merupakan negara yang terlebih dahulu
mengimplementasikan. Untuk Asia Tenggara, ada Thailand dan
Indonesia yang mengimplementasikan walaupun dengan skema
yang sedikit berbeda. Penelitian ini membandingkan
implementasi e-tax invoice di empat negara tersebut dan
menarik kesimpulan bahwa penerapan e-tax invoice di
Indonesia menyerupai penerapan e-Tax Inovice di Korea
Selatan. Namun, penerapan e-Tax Invoice di Korea Selatan
memiliki kanal The Automatic Response System (ARS) call
service atau datang ke kantor pajak terdekat untuk
menerbitkan Faktur Pajak yang tidak diimplementasikan di
Indonesia.

Halaman 95
IMPLEMENTASI E-TAX INVOICE: SEBUAH STUDI Jurnal Pajak Indonesia Vol.2, No.1, (2018), Hal. 95-105
KOMPARATIF
Dhian Adhetiya Safitra Halaman 96

1. PENDAHULUAN dalam administrasi PPN (di Indonesia dikenal


sebagai Pengusaha Kena Pajak atau PKP)
Pentingnya PPN (Waseem, 2019). PPN mendorong pelaku
ekonomi selektif memilih lawan transaksinya,
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) merupakan
sehingga PPN yang dia bayarkan ke penyedia
salah satu jenis pajak yang belum berumur tua
bahan baku atau lawan transaksi bisa menjadi
namun sangat populer. Pentingnya peran PPN
kredit pajaknya. Secara tidak langsung kredit
dapat dilihat dari kontribusi PPN terhadap
pajak ini merupakan indikasi awal pendapatan
penerimaan pemerintah di negara-negara OECD
penyedia jasa atau lawan transaksi penanggung
dari 9% menjadi 20% di tahun 1975 hingga 2017
pajak tadi bagi otoritas pajak (Rosen & Gayer,
(Keen & Lockwood, 2007; OECD, 2017). Hampir
2008; Hilman, 2009).
seluruh negara di dunia menggunakan PPN
Namun demikian permasalahan utama pada
sebagai salah satu sumber penerimaan negara
administrasi perpajakan adalah asymetry
yang dominan (ITD, 2013) dan menjadi salah satu
information antara pembayar pajak dan otoritas
jenis pajak yang efektif, karena tidak dipengaruhi
perpajakan. Pemerintah melalui otoritas
skala pemerintahan atau siklus politik (Keen &
pajaknya, berusaha menutup gap informasi yang
Lockwood, 2006). Sama halnya di Indonesia, di
dimiliki dengan mendorong pelaporan pajak
mana hal ini didorong oleh dominasi penerimaan
secepatnya baik dilakukan secara mandiri melalui
pajak sebagai sumber penerimaan negara telah
pelaporan atau pihak ketiga (Lederman, 2010).
menggeser kontribusi penerimaan negara dari
Kemajuan teknologi informasi mendorong
sumber daya alam di era 80-an (Kusumanto,
otoritas pajak di dunia untuk beradaptasi untuk
1989).
melibatkan internet dan teknologi pada sistem
administrasinya (Shim & Song, 2016). Sebagai
Tantangan Administrasi PPN
salah satu upaya untuk menciptakan budaya
Keunggulan-keunggulan PPN sebagai salah kepatuhan, otoritas penerimaan negara atau
satu sumber penerimaan negara bukanlah tanpa otoritas pajak di berbagai negara berlomba-lomba
celah, tiap negara yang mengimplementasi- melibatkan teknologi informasi pada administrasi
kannya memiliki tantangannya tersendiri. Pajak perpajakannya agar lebih efektif. Beberapa
tidak langsung berbasis konsumsi seperti PPN teknologi yang digunakan antara lain certified
selalu berhadapan dengan masalah administrasi cash register, online bookkeeping, e-filing, dan e-
dan kepatuhan (Rosen & Gayer, 2008). invoicing (Waseem, 2019).
Kepatuhan pajak menjadi penting karena hal ini e-Tax Invoice sendiri dapat dipandang
merupakan cerminan rendahnya kontribusi
sebagai salah satu instrumen yang menjadi salah
masyarakat sebagai pembayar pajak. Penelitian-
satu icon di revolusi indostri yang ketiga di mana
penelitian terkait kepatuhan terus berkembang kebijakan pengembangan teknologi berdasarkan
dan menjadi objek penelitian klasik yang terus pada data (Schawb, 2016). Indonesia tidak
menjadi perdebatan terkait metode yang tepat ketinggalan, setelah sebelumnya
meningkatkan kepatuhan (Andreoni, Erard, & mengembangkan e-SPT untuk pelaporan SPT
Feinstein, 1998). Hal ini disebabkan juga karena Masa maupun tahunan, sejak 2015,
berkaitan dengan pembiayaan barang dan dikembangkan aplikasi e-Faktur Pajak. Aplikasi ini
layanan publik (Witte & Woodbury, 1985). mewajibkan Wajib Pajak mentransmisikan data
PPN merupakan pajak yang dikenai di setiap Faktur Pajaknya terlebih dahulu ke sistem e-
rantai produksi, di mana suatu perusahaan Faktur Pajak agar dianggap sebagai Faktur Pajak
memungut PPN atas penjualan dan memperoleh yang sah.
pengurangan atas PPN yang dibayar saat Implementasi e-Faktur Pajak atau e-Tax
pembelian bahan baku. Selisih antara PPN yang Invoice ini tidak hanya dilakukan di Indonesia saja.
dipungut dari pembeli dengan PPN yang Beberapa negara telah mengimplementasikan
dibayarkan ke penyedia bahan baku merupakan dengan konsepnya masing-masing. Penelitian ini
hak negara (Sukardji, 2015; Waseem, 2019). bertujuan untuk membandingkan implementasi
Mekanisme perhitungan selisih antara pajak yang e-Tax Invoice di beberapa negara dengan di
dipungut dari pembeli dan yang dibayar ke Indonesia, mengidentifikasi tantangan
penyedia bahan baku ini dikenal dengan istilah implementasi e-Faktur Pajak di Indonesia, serta
the credit-invoice mechanism yang menjadikan memberikan masukan terhadap implementasi e-
Faktur Pajak sebagai alat administrasi. Konsep Faktur Pajak yang diterapkan di Indonesia
dasarnya, mekanisme ini mendorong self berdasarkan implementasi di negara lain.
enforcment antar pelaku usaha yang terdaftar
IMPLEMENTASI E-TAX INVOICE: SEBUAH STUDI Jurnal Pajak Indonesia Vol.2, No.1, (2018), Hal. 95-105
KOMPARATIF
Dhian Adhetiya Safitra Halaman 97

2. METODE PENELITIAN menerbitkan e-tax invoice dengan


menyeragamkan konten yang ada di dalam Faktur
Penelitian ini adalah penelitian studi
Pajak yang diterbitkan. Untuk pembayar pajak
literatur yang menelaah sumber tertulis terkait
skala kecil atau yang tidak memiliki kemampuan
implementasi e-Tax Invoice di dunia baik
pengadaan Teknologi Informasi yang memadai
jurnal maupun laporan. Hasil dari berbagai
dapat menggunakan aplikasi berbasis web secara
sumber literatur tersebut digunakan untuk
gratis dengan mengakses www.esero.go.kr.
mengidentifikasikan implementasi e-Tax
Layanan e- tax invoice yang berbasis web ini
Invoice di berbagai negara dan
dapaty diakses selama 24 jam difasilitasi layanan
membandingkan dengan implementasi e-
konsultasi (Awasthi, et al., 2019). Sedangkan bagi
Faktur Pajak di Indonesia sekaligus
mereka yang tidak memiliki akses internet, dapat
mengidentifikasikan tantangan implementasi
menggunakan The Automatic Response System
e-Faktur Pajak di Indonesia.
(ARS) call service atau datang ke kantor pajak
3. IMPLEMENTASI E-TAX INVOICE terdekat untuk menerbitkan Faktur Pajak.
DI BEBERAPA NEGARA National Tax Service (NTS) atau otoritas pajak di
Korea memberikan beberapa kanal penerbitan
3.1. Uni Eropa
Faktur Pajak untuk memberikan kemudahan bagi
Di Eropa, Uni Eropa berusaha melakukan pembayar pajak untuk patuh terhadap kewajiban
harmonisasi aturan terkait PPN. Faktur Pajak yang menerbitkan Faktur Pajak secara elektronik (Shim
diterbitkan di negara-negara anggota Uni Eropa & Song, 2016).
memiliki konten yang sama dan memperbolehkan Penerbitan pada seluruh kanal mewajibkan
Faktur Pajak berbentuk elektronik. Hal ini mulai pembayar pajak untuk mengirimkan Faktur Pajak
berlaku sejak tahun 2001. Namun tidak semua yang diterbitkan secara online ke NTS. Bagi
negara menerapkan kewajiban penggunaan e-tax pengguna esero, data terkirim otomatis ke NTS
invoice, sehingga Faktur Pajak kertas dan e-Tax sesaat setelah Faktur Pajak diterbitkan.
Invoice memiliki kedudukan yang sama di daratan Sedangkan bagi perusahaan yang menggunakan
Eropa (EU, 2001). ERP/ASP, mereka harus mentransmisi data
mereka ke NTS paling lambat tanggal 10 bulan
3.2. Korea Selatan
berikutnya. Hal ini dilakukan karena pada
Salah satu negara yang sukses menerapkan umumnya penerbitan Faktur Pajak masal pada
e-Tax Invoice adalah Korea Selatan. Penerapan e- periode tertentu. Dengan adanya kewajiban
Tax Invoice memberikan keunggulan bagi otoritas penerbitan Faktur Pajak secara elektronik, NTS
pajak Korea (National Tax Service) untuk dapat dengan mudah mengetahui detail transaksi
mengawasi dan memastikan kepatuhan Wajib yang terjadi di lapangan sesaat setelah
Pajak di Korea. Di sisi pembayar pajak, e-Tax penerbitan Faktur Pajak dengan ekspektasi
Invoice memberikan kepastian hukum dalam penurunan tingkat penggelapan PPN dan biaya
proses pengkreditan PPN yang secara tidak kepatuhan pembayar pajak. Korea membutuhkan
langsung meningkatkan kepatuahan (Lee, 2016). waktu 3 tahun untuk menerapkan kewajiban
E-Tax Invoice di Korea muncul pertama kali pada penerbitan Faktur Pajak secara elektronik, dan
tahun 2001. Kala itu, implementasinya masih proses transisi ini menjadi salah satu faktor
bersifat suka rela. Namun sejak 2011 di Korea kesuksesan Korea menerapkan e-Tax Invioice
penerbitan e-Tax Invoice diwajibkan kepada (Shim & Song, 2016). Format Faktur Pajak yang
seluruh perusahaan yang terdaftar dalam dihasilkan kanal ERP, ASP, dan esero berupa data
administrasi PPN (PWC, 2012; Awasthi, et al., berformat Extensible Markup Language1 (XML)
2019) dan pada tahun 2012 orang pribadi dengan (Barreix, et al., 2018)
omzet di atas KRW 1 miliar atau sekitar Rp 12 Tantangan dari admnistrasi PPN di Korea
miliar diwajibkan menggunakan e-tax invoice adalah pengkreditan pajak atas transaksi fiktif
(Shim & Song, 2016) dan di bulan Juli 2014, orang atau pedagang fiktif. Proses validasi faktur
pribadi dengan omzet KRW 300 Juta atau sekitar sebelum diimplementasikan e-tax invoice menjadi
Rp 3.6 miliar diwajibkan mengimplementasikan e- tantangan terbesar, karena membutuhkan waktu
Tax Invoice (Awasthi, et al., 2019). yang cukup lama. Dengan terkirimnya secara real
Kanal penerbitan e-Tax Invoice di Korea time transaksi yang dilakukan pembayar pajak
dibedakan atas kemampuan Teknologi Informasi maka NTS dapat dengan cepat melakukan validasi
pembayar pajak. Untuk perusahaan besar yang faktur dengan penyandingan secara otomatis dan
telah menerapkan ERP system pada real time (Krever, 2014).
perusahaannya atau menggunakan ASP
(Application System Provider) dapat 1
Format dokumen elektronik yang dapat dibaca oleh
menggunakan sistem yang mereka punya untuk manusia atau mesin
IMPLEMENTASI E-TAX INVOICE: SEBUAH STUDI Jurnal Pajak Indonesia Vol.2, No.1, (2018), Hal. 95-105
KOMPARATIF
Dhian Adhetiya Safitra Halaman 98

3.3. Chili 3. Setiap faktur yang ditolak oleh pembeli


E-Tax Invoice di Chili pertama kali dicetuskan mengharuskan penjual membatalkan faktur
pada tahun 2000 yang diinisiasi otoritas pajak yang telah diterbitkan;
Chili, Servicio de Impuestos Internos (SII). Pada 4. Id invoice hanya bisa digunakan untuk satu
tahun 2002, 8 perusahaan ditunjuk dalam rangka jenis faktur;
piloting implementasi e-Tax Invoice dan pada 24 5. Tidak dapat membatalkan faktur yang tidak
April 2003, e-tax invoice yang diterbitkan oleh 8 pernah diterbitkan;
perusahaan ini telah secara legal dianggap 6. Proses penerbitan faktur dianggap selesai
sebagai Faktur Pajak yang sah. Pada 2 September jika telah diterima oleh pembeli atau
2003, e-Tax Invoice dibuka untuk perusahaan lain dibatalkan oleh SII.
yang ingin mengimplementasikan e-Tax Invoice Bentuk dari e-Tax Invoice adalah dokumen
(Barros & Madelain, 2004). Pada tahun 2014 elektronik berformat XML yang memerlukan
seluruh perusahaan besar di Chili telah digital certificate dari pembayar pajaknya. Digital
mengadopsi e-Tax Invoice dalam proses Certificate disediakan oleh otoritas pajak di Chili
penerbitan Faktur Pajaknya (Barreix, et al., 2018). (ISS) ata dapat disediakan oleh pihak ketiga.
Berbeda dengan implementasi di Korea, SII Selain itu, digital certificate ini melekat pada
hanya memberikan spesifikasi dari komponen perusahaan atau perorangan. Validasi yang
aplikasi yang akan digunakan pembayar pajak. dilakukan secara real time. Pendistribusian e-tax
Regulasi di Chili mengharuskan transaksi yang invoice sebagai dokumen dapat dilakukan dengan
terjadi di Chili didukung dengan sebuah dokumen surat elektronik, tanpa harus mencetak. Sistem ini
yang sebelumnya diotorisasi SII. Jenis dokumen juga menjaga terjadinya invoice ganda yang dapat
tergantung dari transaksi, seperti invoice untuk disalahgunakan sebagai kredit pajak (Barreix, et
transaksi jual beli atau form khusus untuk al., 2018).
transportasi. Pada setiap dokumen, terdapat id 3.4. Thailand
unik yang diberi SII sebagai pertanda dokumen Pemerintah Thailand sedang berupaya untuk
tersebut diotorisasi SII. Otorisasi ini diperoleh mendorong pelaku bisnis di Thailand, baik
melalui website. individu maupun perusahaan untuk beralih dari
Setiap dokumen dari transaksi yang terjadi transaksi tunai ke transaksi elektronik. Hal ini
harus dikirim ke SII sebelum diserahkan ke dipercaya oleh mereka akan meningkatkan
pembeli. Dokumen harus memiliki digital seal efisiensi (PwC, 2017). Revenue Departement of
yang digenerate sistem milik pembayar pajak Thailand (RD) atau otoritas penerimaan di
serta authorization stamp yang diperoleh dari SII. Thailand memiliki beberapa layanan elektronik
SII memberikan kemudahan bagi pembeli untuk yang salah satunya adalah e-Tax Invoice
melakukan pengecekan atas Faktur yang (Suwisuthikasem & Tangsripairoj, 2008) yang
diberikan pembeli, apakah sudah terotorisasi atau merupakan salah satu proyek yang didorong
belum, saat pembeli menerima konfirmasi dari untuk berkembang berkenaan dengan upaya
web site SII, maka dia akan menerima Faktur dari mengelektronikkan transaksi di Thailand. Konsep
penjual yang dapat digunakan sebagai kredit e-Tax Invoice dikenalkan pada tahun 2012 di
pajak. Electronic invoice dianggap sah jika mana pada tahun tersebut implementasi hanya
memenuhi kriteria yang diberikan oleh SII. Jika diperuntukkan untuk perusahaan terbuka, namun
pembeli tidak mendapati faktur terverifikasi oleh sejak tahun 2017 aturan tersebut diperluas ke
website SII, pembeli dapat menolak Faktur yang seluruh pelaku bisnis di Thailand.
diberikan penjual (Barros & Madelain, 2004; Kanal yang disediakan beragam, disesuaikan
Barreix, et al., 2018). Untuk pengusaha berskala dengan besarnya perusahaan, kapasitas dan
kecil, pada tahun 2005 SII meluncurkan e-invoice kesiapan teknologi merupakan faktor dibukanya
portal yang memungkinkan 200 ribu pengusaha beberapa kanal. Ada 2 kategori sistem elektronik
kecil dapat menerbitkan dan menerima e-tax yang ditawarkan. Pertama yaitu e-Tax Invoice/e-
invoice dari lawan transaksinya (Lee, 2016). Receipts berbentuk dokumen berbentuk XML
Beberapa kriteria yang diprasyaratkan oleh (Extensible Markup Language) dengan sertifikat
SII dalam penerbitan Faktur Pajak antara lain: digital. Metode ini membutuhkan penyesuaian
1. Pembayar pajak dilarang menerbitkan pada sistem yang dimiliki WP sesuai dengan
Faktur jika tidak mendapatkan stamp dari aturan dan pengaturan sistem yang ditentukan
SII; sesuai aturan yang berlaku. Sertifikat Digital
2. SII memberikan otorisasi atas Faktur yang diterbitkan oleh service provider tunggal yang
diajukan oleh pembayar pajak; ditunjuk RD. Kedua adalah e-Tax Invoice yang
berbentuk email yang didesain untuk UMKM yang
memiliki peredaran bruto tidak lebih dari THB 30
IMPLEMENTASI E-TAX INVOICE: SEBUAH STUDI Jurnal Pajak Indonesia Vol.2, No.1, (2018), Hal. 95-105
KOMPARATIF
Dhian Adhetiya Safitra Halaman 99

juta atau sekitar Rp. 13,7 Miliar per tahun dari sambungan internet saat mengesahkan Faktur
tahun 2015. Dengan metode ini, Wajib Pajak akan Pajak.
mengirim dokumen elektronik berformat PDF, Kedua, aplikasi e-Faktur Web Based. Aplikasi
Word, atau Excel ke portal yang disediakan RD. ini berbasis web yang harus dioperasikan dengan
Sistem akan memberikan stempel waktu dan sambungan internet. Kanal ini diperuntukkan
tanggal sebagai bukti pengesahan. untuk PKP yang tidak terlalu banyak menerbitkan
Implementasinya bersifat wajib yang berdampak Faktur Pajak seperti PKP dengan skala usaha
meningkatnya biaya kepatuhan untuk Wajib Pajak UMKM. Kelemahan dari kanal ini adalah Wajib
berskala kecil atau yang memiliki keterbatasan Pajak harus terkoneksi dengan internet,
sumber daya("Thailand 4.0 – Implementation of walaupun tidak perlu memiliki perangkat khusus.
e-Tax Invoice and e-Receipt," 2018). Ketiga, Aplikasi e-Faktur Pajak Host to Host
(H2H). Kanal diperuntukkan untuk perusahaan
3.5. Indonesia dengan kapasitas penerbitan Faktur Pajak Besar
Nomor Seri Faktur Pajak dan memiliki dukungan sumber daya Teknologi
Untuk menerbitkan Faktur Pajak, Wajib Informasi yang mapan. Untuk kanal H2H, PKP
Pajak yang terdaftar di administrasi PPN atau dapat melakukannya secara mandiri atau melalui
Pengusaha Kena Pajak (PKP) harus menggunakan Penyelenggara e-Faktur Pajak H2H atau Penyedia
Nomor Seri Faktur Pajak yang telah ditentukan Jasa Aplikasi Perpajakan. Penyedia Jasa Aplikasi
oleh otoritas pajak di Indonesia dalam hal ini Perpajakan yang diperkenankan untuk
Direktorat Jenderal Pajak (DJP). Prosedur ini memberikan layanan ini hanyalah Penyedia yang
berlaku sejak 1 April 2013. Nomor Seri Faktur telah ditetapkan oleh DJP setelah memenuhi
Pajak ini diperoleh dengan terlebih dahulu persyaratan administratif dan persyaratan teknis.
melakukan permintaan Kode Aktivasi dan
password elektronik Nomor Faktur (e-NOFA) Keadaan Tertentu
sebagaimana diatur pada Peraturan Direktur Implementasi e-Tax Invoice di Indonesia
Jenderal Pajak Nomor PER-24/PJ/2012 tentang sangat bergantung dengan sambungan internet,
Bentuk, Ukuran, Tata Cara Pengisian Keterangan, saat PKP tidak dapat mengakses internet, dia
Prosedur Pemberitahuan dalam Rangka tidak dapat menerbitkan Faktur Pajak. Untuk
Pembuatan, Tata Cara Pembetulan atau memitigasi masalah ini, terdapat klausul pada
Penggantian, dan Tata Cara Pembatalan Faktur pasal 9 PER-16/PJ/2014 yang memungkinkan PKP
Pajak sebagaimana telah diubah terakhir dengan menerbitkan Faktur Pajak berbentuk kertas.
PER-17/PJ/2014. Keadaan khusus ini merupakan keadaan di luar
Sebelum 1 April 2013, penomoran Faktur kekuasaan PKP seperti terjadi peperangan,
Pajak dilakukan mandiri oleh PKP dengan kerusuhan, revolusi, bencana alam, pemogokan,
mengikuti ketentuan yang ada pada Peraturan kebakaran, dan sebab lainya. Namun keadaan
Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-13/PJ/2010 tertentu ini harus ditetapkan terlebih dahulu oleh
tentang Bentuk, Ukuran, Prosedur Pemberitahuan Direktur Jenderal Pajak. Setelah Direktur Jenderal
dalam Rangka Pembuatan, Tata Cara Pengisian Pajak menetapkan bahwa keadaan tersebut
Keterangan, tata Cara Pembetulan atau berakhir, maka Wajib Pajak harus kembali
Penggantian, dan Tata Cara Pembatalan Faktur menerbitkan Faktur Pajak dalam bentuk
Pajak yang diubah dengan Peraturan Direktur elektronik, dan Faktur Pajak Kertas yang sudah
Jenderal Pajak Nomor PER-65/PJ/2010. Kode diterbitkan diunggah ke sistem DJP melalui
Aktivasi dan password e-NOFA ini pada tahun aplikasi atau
2014 digunakan sebagai alat otentifikasi
pemberian sertifikat digital yang berfungsi 3.6. Tantangan Implementasi e-Faktur di
sebagai tandatangan elektronik pengganti Indonesia
tandatangan basah pada Faktur Pajak Kertas.
Ada beberapa tantangan yang teridentifikasi
Kanal Penerbitan e-Tax Invoice dapat menjadi tantangan implementasi e-Faktur
Di Indonesia, terdapat beberapa kanal Pajak di Indonesia sehingga menjadi hambatan
penerbitan e-Tax Invoice (DJP, 2014). Pertama, bagi otoritas pajak untuk mencapai outcome
melalui client desktop. Kanal ini merupakan kanal yang diharapkan. Pertama, saat ini, penetrasi
yang pertama kali dikenalkan dimana PKP pengguna internet di Indonesia belum optimal,
menerbitkan e-Faktur Pajak dengan aplikasi tercatat penetrasi internet di Indonesia pada
berbasis desktop. Aplikasi ini dapat dioperasikan tahun 2017 sebesar 54,68% atau sebesar 143,26
secara offline, dan hanya memerlukan juta penduduk dari 262 juta penduduk (APJI,
2018). Walaupun belum optimal, angka ini
IMPLEMENTASI E-TAX INVOICE: SEBUAH STUDI Jurnal Pajak Indonesia Vol.2, No.1, (2018), Hal. 95-105
KOMPARATIF
Dhian Adhetiya Safitra Halaman 100

merupakan ke empat tertinggi di bawah India, di Chili hanya dapat menerbitkan Faktur sejumlah
China, dan Amerika Serikat (We Are Social, id invoice yang diberikan otoritas pajak Chili (SII).
2019). Namun, penetrasi tersebut tidak Pada tahun 2015, dibuka kanal baru
diimbangi dengan penetrasi penggunaan permintaan NSFP secara online melalui aplikasi e-
gadget. Penetrasi penggunaan gadget penduduk NOFA (e-Nomor Faktur). Wajib Pajak dapat
di Indonesia relatif kecil, tercatat penduduk yang meminta NSFP kapan pun di mana pun melalui
memiliki Laptop atau komputer sebesar 25,72% jaringan internet selama telah melaporkan SPT
dan kepemilikan telepon pintar atau komputer Masa PPN. Untuk alasan keamanan, setiap 2
tablet sebesar 50.08% (APJI, 2018). tahun sekali, Wajib Pajak harus membaharui
Kedua, dari pengguna internet yang ada, Sertifikat Elektronik yang diperoleh yang harus
aplikasi yang dibuka oleh masyarakat Indonesia diajukan oleh Wajib Pajak sendiri atau pengurus
mayoritas aplikasi hiburan atau sosial media perusahaan yang namanya tercatat sebagai
seperti aplikasi chatting sekitar 89.35% dan pengurus pada Akta Pendirian Perusahaan
untuk akses ekonomi seperti transaksi penjualan beserta perubahannya dan SPT Tahunan PPh
barang hanya 8.12% (APJI, 2018). Aplikasi e- (DJP, 2015).
Faktur merupakan aplikasi yang cukup spesifik, Penerapan NSFP berlaku sejak 2012 di mana
di mana pengguna harus memiliki pengetahuan Faktur Pajak masih diterbitkan dengan bentuk
dasar mengenai tata cara penerbitan e-Faktur kertas. Prosedur ini tetap diberlakukan hingga kini
sehingga pengoperasiaanya tidak sesederhana saat seluruh Pengusaha Kena Pajak telah
aplikasi chatting. diwajibkan menerbitkan Faktur Pajak dengan
Ketiga, dari pengguna internet tersebut, menggunakan aplikasi e-Faktur Pajak pada Juli
tingkat pengguna internet yang mengakses situs 2016. Sebelum e-Faktur Pajak diterapkan secara
atau aplikasi layanan publik tidak lebih dari 16% nasional, Aplikasi e-NOFA juga dapat digunakan
(informasi UU, informasi administrasi, pembeli untuk memvalidasi Faktur Pajak yang
pendaftaran SIM/KTP/Paspor, Lapor Pajak, dan diperoleh dari Pembeli dengan melakukan
Lapor pengaduan yang berbalikan dengan pengecekan jatah NSFP. Konsep pengecekan ini
tingkat pemanfaatan di bidang hiburan yang menyerupai konsep validasi yang diterapkan di
tidak kurang dari 54.13% seperti sosial media, Chili. Namun konsep id invoice di Chili hanya
unduh musik/film, berita online, game (APJI, diperuntukkan untuk pengusaha yang
2018). menggunakan dokumen lain yang kedudukannya
sama dengan Faktur Pajak seperti form khusus
4. HASIL PENELITIAN untuk transformasi.
4.1. Komparasi Implementasi eTax Invoice di Di Indonesia, dokumen-dokumen yang
dipersamakan dengan Faktur Pajak tidak memiliki
Indonesia dengan Negara Lain
id invoice. Dokumen-dokumen ini dapat menjadi
Sejak 2016, secara mandatori seluruh Wajib kredit pajak tanpa melalui mekanisme validasi.
Pajak yang terdaftar pada administrasi PPN Validasi dilakukan oleh DJP dengan melakukan
Indonesia atau Pengusaha Kena Pajak diwajibkan penyandingan data setelah WP melaporkan SPT
menerbitkan Faktur Pajak Berbentuk Elektronik Masa PPN. Sehingga risiko pengkreditan
melalui aplikasi yang dikeluarkan oleh Direktorat dokumen yang dipersamakan dengan Faktur
Jenderal Pajak. Prosedur secara umum Pajak yang tidak sah secara formal masih mungkin
menyerupai konsep yang diterapkan di Chili dan terjadi, sama seperti saat Faktur Pajak masih
Korea Selatan. Berikut beberapa kesamaan berbentuk kertas.
konsep implementasi e-Faktur Pajak di Indonesia Memperhatikan praktik yang dilakukan di
dengan implementasi di beberapa negara lainnya: negara lain, maka ada beberapa opsi yang dapat
Nomor Seri Faktur Pajak dilakukan terkai penggunaan Nomor Seri Faktur
Pajak di Indonesia, pertama, meniadakan Nomor
Untuk menerbitkan Faktur Pajak, Wajib
Seri Faktur Pajak untuk transaksi yang harus
Pajak harus melakukan permintaan Nomor Seri
menggunakan e-Faktur Pajak. Mengingat, tujuan
Faktur Pajak (NSFP) ke Direktorat Jenderal Pajak
awal diberlakukan konsep Nomor Seri Faktur
dengan syarat telah melakukan pelaporan SPT
Pajak adalah menjembatani masa transisi di
Masa PPN 3 masa terakhir dan memiliki Sertifikat
mana, terdapat Wajib Pajak yang masih
Elektronik sebagai pengganti tanda tangan
menggunakan Faktur Pajak kertas dan ada yang
basah/manual. Hal ini bertujuan untuk
sudah diwajibkan menggunakan e-Faktur Pajak di
meningkatkan kepatuhan pelaporan atau
awal implementasi. Kedua, masih
kepatuhan formal. Prosedur ini menyerupai
dimungkinkannya penerbitan Faktur Pajak kertas
konsep id invoice di Chili, di mana pembayar pajak
saat terjadi skenario keadaan tertentu atau masih
IMPLEMENTASI E-TAX INVOICE: SEBUAH STUDI Jurnal Pajak Indonesia Vol.2, No.1, (2018), Hal. 95-105
KOMPARATIF
Dhian Adhetiya Safitra Halaman 101

adanya dokumen-dokumen yang dipersamakan baik proses bisnis Wajib Pajak atau proses bisnis
dengan Faktur Pajak, menyebabkan masih terkait regulasi yang menyaratkan dokumen
terdapatnya validasi kredit pajak yang tidak real dicetak. Sebagai contoh dalam proses pembelian
time. Untuk menjembatani hal ini, konsep id barang oleh pemungut pajak, salah satu dokumen
invoice di Chili dapat menjadi alternatif opsi, yang harus dilampirkan adalah e-Faktur Pajak.
sehingga terdapat mekanisme pengendalian Memperhatikan praktik di negara lain,
pengkreditan pajak masukan atas dokumen yang format berbentuk XML lebih dominan digunakan
dipersamakan dengan Faktur Pajak. seperti yang diimplementasikan di Korea Selatan,
Bagaimana dengan e-Faktur Pajak? Di Chili, maupun Thailand, namun perlu penelitian
Indonesia, dokumen yang telah dilaporkan ke lebih dalam, apakah penerapan format ini di
Sisten e-Faktur Pajak akan diberi date/time stamp Indonesia memberikan outcome lebih besar
yang berbentuk approval code. Secara fisik, dibandingkan masa transisi perubahan format.
approval code berbentuk QR code pada keluaran
aplikasi e-Faktur Pajak. QR Code ini merupaka Kanal Penerbitan Faktur Pajak
kode unik yang dimiliki setiap e-Faktur Pajak. Faktur Pajak berbentuk elektronik (e-Faktur
Mengingat Nomor Seri Faktur Pajak tidak dapat Pajak) adalah Faktur Pajak yang diterbitkan
digunakan pada lebih dari sau e-Faktur Pajak, melalui sistem elektronik atau aplikasi yang
maka terdapat dua kode unik di e-Faktur Pajak, disediakan dan/atau ditentukan oleh Direktorat
yaitu, approval code dan Nomor Seri Faktur Pajak. Jenderal Pajak (DJP, 2014). Dalam
Jika approval code dapat dianggap Nomor Seri implementasinya, penerapan di Indonesia tidak
Faktur Pajak, terdapat efisiensi prosedur yang berbeda jauh dengan penerapan di Korea Selatan,
dapat mengurangi compliance cost Wajib Pajak di mana otoritas pajak di Indonesia menyediakan
maupun beban administrasi DJP dalam beberapa kanal penerbitan e-Faktur Pajak, antara
memproses pemberian maupun pengembalian lain [1] Aplikasi e-Faktur Pajak Client Desktop, [2]
Nomor Seri Faktur Pajak. Aplikasi e-Faktur Pajak Web Based, dan [3]
Aplikasi e-Faktur Pajak Host to Host (H2H). Untuk
Format Data e-Tax Invoice aplikasi e-Faktur Pajak H2H Wajib Pajak dapat
Secara umum, Faktur Pajak di Indonesia memilih mengadakan sendiri aplikasinya atau
dikelompokkan menjadi Faktur Pajak berbentuk menggunakan jasa penyelenggara e-Faktur Pajak.
Elektronik dan Faktur Pajak berbentuk lainnya. Perbedaan kanal antara Indonesia dan Korea
Faktur Pajak kertas memungkinkan diterbitkan Selatan antara lain di Indonesia menyediakan
oleh PKP dengan beberapa keadaan di mana aplikasi client desktop sedangkan Korea Selatan
Direktur Jenderal Pajak menetapkan keadaan menyediakan The Automatic Response System
tertentu. Selain itu, terdapat beberapa Wajib (ARS) call service atau datang ke kantor pajak
Pajak yang memenuhi kriteria sebagai [1] terdekat untuk menerbitkan Faktur Pajak.
pedagang eceran, [2] Toko Retail terdaftar yang Implementasi e-Faktur Pajak di Indonesia
bertransaksi dengan orang pribadi asing sangat bergantung sekali dengan sambungan
pemegang paspor luar negeri, atau [3] wajib pajak internet. Walaupun e-Faktur berbasis desktop
yang menggunakan dokumen tertentu yang application dapat dioperasikan tanpa sambungan
kedudukannya dipersamakan dengan Faktur internet, namun data yang ada pada aplikasi
Pajak dikecualikan menerbitkan e-Faktur Pajak. dapat dianggap Faktur Pajak saat data tersebut
E-Faktur Pajak sendiri merupakan dokumen dilaporkan ke sistem e-Faktur Pajak dan
elektronik berformat .pdf yang telah diberi mendapatkan approval code. Bagaimana untuk
approval code oleh DJP berbentuk QR code. daerah-daerah atau Wajib Pajak yang memiliki
Konsep dokumen berbentuk .pdf ini serupa yang keterbatasan sumber daya? Korea Selatan yang
diimplementasikan di Thailand namun berbeda memiliki infrastruktur lebih mapan dibanding
prosedur. Jika di Indonesia dokumen elektronik Indonesia masih membuka kanal Automatic
berbentuk .pdf dihasilkan sebagai output aplikasi Response System (ARS) call service atau datang ke
e-Faktur Pajak (semua kalan), sedangkan di kantor pajak terdekat. Hal ini dapat menjadi opsi
Thailand, dokumen elektronik berbentuk .pdf implementasi e-Faktur Pajak di Indonesia. Kanal
merupakan dokumen yang dihasilkan oleh Wajib ini dapat diarahkan untuk PKP baru atau PKP yang
Pajak yang kemudian dimintakan time and date memiliki keterbatasan sumber daya yang masih
stamp yang diberikan otoritas pajak di Thailand membutuhkan bimbingan atau bantuan sumber
dengan cara mengirimkan dokumen elektronik daya terutama koneksi internet.
tersebut. Berikut perbandingan implementasi e-tax
Penggunaan dokumen elektronik berbentuk invoice di beberapa negara:
.pdf ini mengakomodasi beberapa proses bisnis
IMPLEMENTASI E-TAX INVOICE: SEBUAH STUDI Jurnal Pajak Indonesia Vol.2, No.1, (2018), Hal. 95-105
KOMPARATIF
Dhian Adhetiya Safitra Halaman 102

Tabel 1. Komparasi Implementasi e-Tax Invoice di beberapa negara

No Perbandingan Uni Eropa Chili Korea Selatan Thailand Indonesia

1. Nomor Faktur - Ide invoice hanya - - Diwajibkan


bisa digunakan pada melakukan
satu Faktur Pajak permintaan ke DJP
dalam bentuk
Nomor Seri Faktur
Pajak. Dapat
diminta secara
langsung ke KPP
atau secara online
melalui laman
efaktur.pajak.go.id

No Perbandingan Uni Eropa Chili Korea Selatan Thailand Indonesia

2. Implementasi Mulai berlaku 2003: 8 perusahaan 2001: bersifat suka 2012: hanya Secara bertahap:
sejak 2001 (tidak yang ditunjuk rela untuk 2014: PKP yang
semua negara 2014: seluruh 2011: diwajibkan ke perusahaan ditunjuk
mengimplemen- perusahaan besar seluruh pembayar terbuka 2015: Seluruh PKP
tasikan mengimplemen- pajak berbentuk 2017: seluruh di Pulau Jawa dan
tasikan E-Tax Invoice badan yang terdaftar pelaku bisnis di Bali
2018: seluruh dalam administrasi Thailand 2016: Seluruh PKP
perusahaan PPN terdaftar
mengimplemen- 2012: orang pribadi
tasikan e-Tax Invoice dengan omzet lebih
dari KRW 1 miliar
diwajibkan
2014: orang pribadi
dengan omzet di atas
KRW 300 juta
diwajibkan
3. Bentuk Faktur E-tax invoice dan • Elektronik • Elektronik Berbentuk e-Faktur Pajak
Pajak Faktur Pajak berformat berformat XML; dokumen XML (Elektronik dalam
kertas (memiliki XML; • Untuk dengan Sertifikat format .pdf) dan
kedudukan yang • Dokumen perusahaan digital dan file Faktur Pajak Kertas
sama) tradisional retail .pdf/word/excel (Saat terjadi
(form fisik) menggunakan yang diberi keadaan tertentu)
yang diberikan cahs register stempel waktu
id invoice dan tanggal bukti
pengesahan
4. Pengesahan - Real time validation Membutuhakan Time and date Approval Code
dalam bentuk authenticated digital stamp yang yang diperoleh
authorization stamp sertificate untuk diberikan saat saat faktur
layanan berbasis web, diuopload ke dilaporkan ke
ASP, dan ERP sistem RD sistem e-Faktur
Pajak
5. Kanal - • H2H dengan • ERP/ASP; • Sistem • Desktop
menyeragamka • Website melalui berbasis Application;
n komponen www.esero.go. XML • Web Base;
aplikasi yang kr • Email • Host to host
digunakan • ARS Call Service dalam (dilaksanakan
• E-tax invoice • Datang ke local bentuk .pdf, sendiri atau
portal tax office .xls, atau menggunakan
.doc bantuan jasa
penyelenggar
a aplikasi);
6. Target - • H2H untuk • ERP/ASP: Kanal email • Desktop
Pengguna perusahaan perusahaan diperuntukkan Application :
yang memiliki besar dengan untuk pelaku seluruh PKP
divisi IT yang memiliki bisnis yang • Web Base:
• E-tax invoice divisi IT masuk kategori untuk WP kecil
portal untuk • Website: untuk kecil atau atau tidak
perusahaan perusahan beromset THB 30 banyak
yang masuk berskala kecil juta atau sekitar menerbitkan
kategori UMKM • ARS Call Service: Rp 13,7 miliar per Faktur Pajak;
untuk tahun sejak • H2H: PKP
IMPLEMENTASI E-TAX INVOICE: SEBUAH STUDI Jurnal Pajak Indonesia Vol.2, No.1, (2018), Hal. 95-105
KOMPARATIF
Dhian Adhetiya Safitra Halaman 103

perusahaan tahun 2015. dengan


atau perorangan kemampuan
yang tidak teknologi
memiliki akses informasi
internet mapan
7. Penyedia - Penyedia Layanan Otoritas Pajak Korea - Khusus untuk kanal
Layanan/Pihak Aplikasi menentukan format H2H
ke-3 yang mengembangkan data yang harus
terlibat aplikasi untuk disesuaikan oleh
perusahaan dengan ASP/penyedia
memperhatikan layanan aplikasi
komponen aplikasi
yang dipersyaratkan
yang dipersyaratkan
SII
Sumber: Dari berbagai sumber
Response System (ARS) call service atau datang ke
4.2. Mitigasi atas Tantangan Implementasi e- kantor pajak terdekat sepeti di Korea Selatan.
Faktur Pajak di Indonesia Konsep e-Faktur Pajak di Indonesia sangat
Memperhatikan prosedur penerbitan Faktur bergantung dengan koneksi internet. Dari
Pajak di Indonesia sangat bergantung dengan ketergantungan tersebut terdapat tantangan
internet dan tidak ada prosedur alternatif bagi bahwa penetrasi internet di Indonesia belum
yang tidak memiliki akses atau sumber daya, optimal. Selain itu, dari data APJI (2018) diketahui
maka perlu upaya lebih untuk meningkatkan bahwa, dominasi penggunaan internet yang
penetrasi internet dan/atau memfasilitasi Wajib belum optimal masih didominasi penggunaan
Pajak dengan sumber daya yang terbatas. Hal ini internet untuk keperluan hiburan bukan untuk
dibutuhkan agar transaksi yang memerlukan mengakses portal online layanan publik.
akses ke Aplikasi e-Faktur Pajak tidak terhambat
5.2. Saran
sehingga secara kumulatif tidak mempengaruhi
perekonomian Indonesia, mengingat penerbitan Dari hasil komparasi implementasi e-Tax
e-Faktur Pajak selalu bergandengan dengan Invoice di beberapa negara dan hasil identifikasi
transaksi ekonomi. Konsep ARS di Korea Selatan tantangan implementasi e-Faktur Pajak di
dapat menjadi salah satu alternatif dengan Indonesia, ada beberapa saran yang dapat
memperluas fungsi Kantor Layanan Informasi dan menjadi opsi kebijakan implementasi e-Faktur
Pengaduan atau penyediaan sumber daya Pajak, antara lain:
(komputer dan sambungan internet) di daerah- 1. Penyesuaian prosedur dan regulasi terkait
daerah remote, Help Desk di Kantor Pelayanan Nomor Seri Faktur Pajak, di mana Nomor
Pajak (KPP) atau Kantor Pelayanan, Penyuluhan, Seri Faktur Pajak diberikan sebagai media
dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP). Namun validasi untuk dokumen yang dipersamakan
alternatif ini perlu diukur kembali cost and benefit dengan Faktur Pajak. Sedangkan untuk e-
dari penyediaannya yang tidak dibahas pada Faktur Pajak, aproval code dapat dianggap
penelitian ini. sebagai kode unik yang dipersamakan
dengan Nomor Seri Faktur Pajak;
2. Penyediaan kanal Automatic Response
5. KESIMPULAN DAN SARAN
System (ARS) call service atau datang ke
5.1 Simpulan kantor pajak terdekat sepeti di Korea Selatan
Dari hasil studi literatur, diketahui bahwa untuk mengakomodir Wajib Pajak baru
implementasi e-Faktur Pajak di Indonesia memiliki dan/atau yang tidak memiliki sumber daya.
kesamaan dengan implementasi e-Tax Invoice di
Korea, Chili, maupun Thailand. Kesamaan ditemui 6. IMPLIKASI DAN
baik dari sisi bentuk maupun kanal penerbitan. KETERBATASAN
Namun, terdapat beberapa perbedaan yang
mendasar penerapan e-Faktur Pajak di Indonesia, Implikasi dari penelitian ini adalah terbukanya
antara lain: [1] penggunaan id invoice untuk opsi baru dalam implementasi e-Faktur Pajak di
dokumen yang dipersamakan dengan Faktur Pajak Indonesia untuk mengakomodir efisiensi prosedur
sebagaimana diterapkan di Chili, [2] format atau peningkatan pelayanan ke Wajib Pajak baru
dokumen elektronik berbentuk XML seperti yang atau yang tidak memiliki sumber daya. Untuk
diterapkan di Korea Selatan, Chili, maupun mengakomodir opsi tersebut, perlunya perubahan
Thailand, serta [3] adanya kanal Automatic prosedur dan regulasi, khususnya regulasi tentang
IMPLEMENTASI E-TAX INVOICE: SEBUAH STUDI Jurnal Pajak Indonesia Vol.2, No.1, (2018), Hal. 95-105
KOMPARATIF
Dhian Adhetiya Safitra Halaman 104

e-Faktur Pajak sebagaimana tertuang pada Elektronik. Jakarta: Direktorat Jenderal


Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER- Pajak.
16/PJ/2014 tentang Tata Cara Pembuatan dan DJP. (2017). Peraturan Direktur Jenderal Pajak
Pelaporan Faktur Pajak Berbentuk Elektronik Nomor PER-31/PJ/2017 tentang
s.t.d.t.d Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor Perubahan Kedua Peraturan Direktur
PER-31/PJ/2017. Jenderal Pajak Nomor PER-16/PJ/2014
Keterbatasan penelitian ini adalah belum tentang Tata Cara Pembuatan dan
mengidentifikasi tantangan dan hambatan Pelaporan Faktur Pajak Berbentuk
implementasi e-Faktur Pajak dari stakeholder e- Elektronik. Jakarta: Direktorat Jenderal
Faktur Pajak seperti Wajib Pajak sebagai Pajak.
pengguna, Kantor Pusat DJP sebagai penyusun EU. (2001). Directive 2001/115/EC Section 5 Article
regulasi dan prosedur, KPP sebagai unit pembina 232. European Union (EU).
Wajib Pajak, Konsultan Pajak, maupun Penyedia Hilman, A. L. (2009). Public Finance and Public
Jasa Layanan Perpajakan yang dapat memperkaya Policy: Responsibilities and Limitations of
hasil dari identifikasi hambatan dan tantangan Governments (2nd ed.). New York:
implementasi e-Faktur di Indonesia. Cambridge University Press.
ITD. (2013). Key Issues and debates in VAT, SME
REFERENSI taxation and the tax treatment of the
Andreoni, J., Erard, B., & Feinstein, J. (1998). Tax financial sector. (A. Carter, Penyunt.)
Compliance. Journal of Economics International Tax Dialogue.
Literature, 36(2), 818-860. Keen, M., & Lockwood, B. (2006, December). Is the
APJI. (2018). Infografis Penetrasi dan Perilaku VAT a Money Machine? National Tax
Pengguna Internet Indonesia 2017. Journal, LIX(4), 905-928.
Assosiasi Penyedia Jasa Internet Keen, M., & Lockwood, B. (2007). IMF Working
Indonesia. Papes: The Value Added Tax-its causes
Awasthi, R., Lee, H. C., Poulin, P., Choi, J. G., Kim, and consequences. Fiscal Affair
W. C., Lee, O. J., . . . Chang, S. Y. (2019). Depertement: IMF.
The Benefits of Electronic Tax Krever, R. (2014). Combating VAT Fraud: Lessons
Administration in Developing Economies: from Korea? BTR, 303-314.
A Korean Case Study and Discussion of Kusumanto, B. (1989). Dissertation: Incidence of
Key Challenges. World Bank. value added tax in Indonesia: a general
Barreix, A. D., Zambrano, R., Costa, M. P., da Silva equilibrium analysis. Illinois: University of
Bahia, Á. A., Almeida de Jesus, E., Illinois.
Pimentel de Freitas, V., . . . Rasteletti, A. Lederman, L. (2010). Reducing Information Gaps to
(2018). Electronic Invoicing in Latin Reduce the Tax Gap: When is Information
America. Reporting Warranted? Fordham Law
Barros, T., & Madelain, E. (2004). Electronic Review.
Invoice as Formalisation and Verification Lee, H. C. (2016). Can Electronic Tax Invoicing
of the Chilean Tax system. Institute de Improve Tax Compliance? A Case Study of
Recherche en Informatique et en the Republic of Korea’s Electronic Tax
Automatique. Invoicing for Value-Added Tax. Equitable
DJP. (2012). Peraturan Direktur Jenderal Pajak Growth, Finance and Institutions Global
Nomor PER-24/PJ/2012 tentang Bentuk, Practice Group. Diambil kembali dari
Ukuran, Tata Cara Pengisian Keterangan, http://econ.worldbank.org
Prosedur Pemberitahuan dalam Rangka OECD. (2017). Revenue Statistics, Organization for
Pembuatan, Tata Cara Pembetulan atau Economic Cooperation and Development.
Penggantian, dan Tata Cara Pembatalan Diambil kembali dari
Faktur Pajak. Jakarta: Direktorat Jenderal https://goo.gl/WC1M1L.
Pajak. PWC. (2012). A Summary of Korean Corporate and
DJP. (2014). Peraturan Direktur Jenderal Pajak Individual Income taxes 2013. PKF (UK)
Nomor PER-16/PJ/2014 tentang Tata Cara LLP.
Pembuatan dan Pelaporan Faktur Pajak PwC. (2017). E- Tax Invoice and E- Reciept. PwC.
Berbentuk Elektronik s.t.d.d PER- Rodl & Partner. (2018, April 24). Thailand 4.0 –
31/PJ/2017. Jakarta: Direktorat Jenderal Implementation of e-Tax Invoice and e-
Pajak. Receipt. Dipetik Agustus 1, 2019, dari
DJP. (2015). Peraturan Direktur Jenderal Pajak www.roedl.com:
Nomor PER-28/PJ/2015 tentang Tata Cara https://www.roedl.com/insights/thailand-
Pemberian dan Pencabutan Sertifikat
IMPLEMENTASI E-TAX INVOICE: SEBUAH STUDI Jurnal Pajak Indonesia Vol.2, No.1, (2018), Hal. 95-105
KOMPARATIF
Dhian Adhetiya Safitra Halaman 105

4-0-digital-economy-implementation-e- Networking, and Parallel/Distributed


tax-invoice-e-receipt Computing (hal. 937-943). IEEE.
Rosen, H. S., & Gayer, T. (2008). Public Finance (8th Waseem, M. (2019). Information, Asymmetric
ed.). Tata McGraw-Hill. Incentives, Or Withholding?
Schawb, K. (2016). The Fourth Industrial Revolutio. Understanding the Self-Enforcement of
World Economic Forum. Value-Added Tax.
Shim, T. S., & Song, I. K. (2016). Critical Success doi:http://dx.doi.org/10.2139/ssrn.33558
Factors of the Web-based Tax Invoice 65
System in Korea. KSII Transaction on We Are Social. (2019). Global Digital Report 2019.
Internet and Information System, 10(9), Dipetik Agustus 14, 2019, dari
4487-4508. https://wearesocial.com:
Sukardji, U. (2015). Pajak Pertambahan Nilai Edisi https://wearesocial.com/global-digital-
Revisi 2015. Depok: Rajawali Pers. report-2019
Suwisuthikasem, S., & Tangsripairoj, S. (2008). E- Witte, A. D., & Woodbury, D. F. (1985). Tax Effect
Tax Invoice System Using Web Services of Tax Laws and Tax Administration on
Technology: A Case Study of The Revenue Tax Compliance The Case of The U.S.
Department of Thailand . Ninth ACIS Individual Income. National Tax Journal,
International Conference on Software 1-11.
Engineering, Artificial Intelligence,

Anda mungkin juga menyukai