Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Akuntansi dan Bisnis

Vol. 17 No. 2, Agustus 2017: 100-109


www.jab.fe.uns.ac.id

wahyudinnor@unlam.ac.id

Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Lambung Mangkurat, Indonesia

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendapatan asli daerah, bel-
anja daerah, jumlah anggota legislatif, dan jumlah penduduk terhadap
pemerintah daerah; dan pengaruh
pemerintah daerah terhadap akuntabilitas laporan keuangan daerah. Data
penelitian ini terdiri dari 96 observasi dari 32 pemerintah provinsi di Indonesia
selama tahun 2012-2014. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi logistik dan
regresi logistik ordinal. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengeluaran dae-
rah berpengaruh terhadap pemerintah daerah, se-
dangkan pendapatan daerah, jumlah anggota legislatif, dan populasi tidak ber-
pengaruh terhadap pemerintah daerah. Terlebih lagi,
pemerintah daerah tidak berpengaruh terhadap laporan
keuangan daerah.
Kata kunci: Pelaporan Keuangan Internet, Pemerintah Daerah, Akuntabilitas,
Laporan Keuangan Lokal

Informasi Publik yang menyatakan bahwa


Memanfaatkan dan mengembangkan badan publik harus bersifat terbuka dan
kemajuan teknologi informasi dalam bertanggungjawab atas setiap informasi
menyalurkan informasi keuangan melalui publik.
situs resmi telah menjadi kewajiban Seiring dengan dikeluarkannya un-
pemerintah daerah. Hal ini termuat dalam dang-undang dan peraturan pemerintah,
Pasal 13 Peraturan Pemerintah No. 65 terkait penyampaian informasi kepada
tahun 2010 tentang Sistem Informasi publik, pemerintah daerah seharusnya te-
Keuangan Daerah yang merupakan lah menggunakan internet sebagai media
perubahan Peraturan Pemerintah No. 56 untuk menyampaikan laporan keuangan
tahun 2005 tentang Sistem Informasi ( ) kepada
Keuangan Daerah. Kewajiban pemerintah masyarakat. Akan tetapi hasil penelitian
daerah untuk menyampaikan informasi Verawaty (2015) menunjukkan bahwa pada
turut ditegaskan melalui Undang-Undang tahun 2012 hanya 37,93% dari 87,9%
No. 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan pemerintah provinsi di Indonesia yang ak-

100
Vol. 17, No. 2, Agustus 2017: 100-109

tif menggunakan dan dalam melakukan pengawasan dan evaluasi


melakukan terhadap kinerja pemda. Semakin besar
Pelaporan keuangan di internet jumlah anggota DPRD diharapkan berband-
( ) sebenarnya ing lurus dengan kualitas laporan keu-
merupakan cara pemda agar terlegitimasi. angan yang dilaporkan oleh pemda, sehing-
Legitimasi merupakan sebuah persepsi ga dapat mendorong keinginan pemda un-
atau asumsi pihak eksternal bahwa suatu tuk mempublikasikan laporan keuangan
organisasi telah berjalan sesuai norma, tersebut di internet.
aturan dan keyakinan yang berlaku di Mengawasi kinerja pemda bukan han-
masyarakat (Suchman, 1995). Artinya, ya tugas dari legislatif, penduduk yang
dengan adanya pelaporan keuangan di in- tinggal di daerah tersebut turut berperan
ternet pemda dapat meyakinkan masyara- dalam melakukan pengawasan terhadap
kat dan bahwa penyeleng- kinerja pemda. Jumlah penduduk yang be-
garaan pemerintahan berjalan sesuai sar mengharuskan pemda menyediakan
aturan yang berlaku. Selain itu, pelaporan dana yang besar agar dapat menyampaikan
merupakan salah satu tahap penting dalam informasi kepada publik. Penelitian Hilmi
akuntabilitas publik (Mahmudi, 2011). dan Martani (2012) menunjukkan bahwa
Walaupun pemerintah daerah telah jumlah penduduk berpengaruh terhadap
diwajibkan untuk menyampaikan informasi pengungkapan laporan keuangan. Se-
keuangan pada situs resmi, setiap baliknya, penelitian Afryansyah dan Har-
pemerintah daerah memiliki alasan dan yanto (2013) menunjukkan bahwa jumlah
pertimbangan untuk melakukan publikasi penduduk tidak berpengaruh.
atau tidak melakukan publikasi laporan Ketidakkonsitenan hasil penelitian
keuangan melalui internet (Trisnawati & sebelumnya dan sepengetahuan penulis
Achmad, 2014). Ada beberapa faktor yang penelitian tentang
diduga dapat memengaruhi pemda masih terbatas. Hal ini memotivasi
melakukan pelaporan keuangan di internet. penulis untuk meneliti faktor-faktor apa
Pendapatan daerah harus diper- saja yang mempengaruhi
tangungjawabkan oleh pemda dalam pemda. Selain itu, penulis turut
laporan keuangannya sebagai bukti bahwa termotivasi untuk mengetahui bagaimana
pendapatan daerah telah dikelola dengan implikasi dari
baik sehingga pemda terlegitimasi. Artinya, pemda terhadap akuntabilitas Laporan
semakin tinggi pendapatan suatu daerah Keuangan Daerah (LKD).
seharusnya semakin mendorong keinginan Berdasarkan penjelasan tersebut,
pemda untuk mempublikasikan laporan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
keuangannya. pengaruh pendapatan daerah, belanja dae-
Penelitian Pratama, Sriwerastuti, dan rah, jumlah anggota DPRD, dan jumlah
Sujana (2015) menunjukkan bahwa belanja penduduk terhadap
daerah berpengaruh terhadap pelaporan pemda serta untuk mengetahui
keuangan. Belanja daerah dapat menjadi pengaruh pem-
faktor pendorong pemda untuk melakukan da terhadap akuntabilitas Laporan Keu-
pelaporan keuangan di internet karena se- angan Daerah (LKD).
makin besar belanja daerah menunjukkan Penelitian ini diharapkan dapat
bahwa pemda memberikan pelayanan yang menambah wawasan dan referensi dalam
baik dan fasilitas yang berkualitas kepada upaya pengembangan ilmu akuntansi
masyarakat (Pratama, Sriwerastuti, & Suja- sektor publik serta dapat menjadi referensi
na, 2015). bagi akademisi yang ingin melakukan
Penelitian Setyaningrum dan Syafitri kajian terhadap
(2012) menunjukkan bahwa jumlah ang- pemda. Selain itu, penelitian ini diharapkan
gota DPRD berpengaruh terhadap dapat memotivasi dan menjadi bahan ma-
pengungkapan laporan keuangan. DPRD sukan pemda untuk menerapkan
merupakan salah satu pengguna informasi .
sektor publik dan memiliki peran penting

101
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemerintah Daerah dan Implikasinya Terhadap
Akuntabilitas Laporan Keuangan Daerah (Alhajjriana, Nor, dan Wijaya)
Mahsun, Sulistiyowati, dan Purwanugraha,
2012). Salah satu proses atau tahap penting
dalam akuntabilitas adalah proses
Legitimasi merupakan sebuah persepsi akuntansi dan pelaporan karena akuntansi
atau asumsi sosial yang menunjukkan dan pelaporan merupakan dasar serta
bahwa suatu organisasi atau entitas telah kekuatan utama yang memiliki pengaruh
beroperasi sesuai dengan norma, nilai, atau dalam pengambilan keputusan (Mahmudi,
keyakinan yang berlaku di masyarakat 2011).
(Suchman, 1995). Legitimasi diperlukan
bagi suatu organisasi dalam hal
pengungkapan sosial dan lingkungan serta Kekayaan daerah merupakan indikator
merupakan kerangka dasar dalam yang menentukan kesuksesan suatu
akuntabilitas pelaporan (Damaso & daerah. Menurut Undang-Undang No. 17
Lourenco, 2001). tahun 2003, pendapatan daerah menambah
kekayaan bersih daerah dan terdiri dari
Pendapatan Asli Daerah (PAD), dana
perimbangan, dan lain-lain pendapatan
atau Pelaporan daerah yang sah. Semakin tinggi
keuangan di Internet merupakan suatu pendapatan daerah yang diperoleh oleh
bentuk pertanggung-jawaban pemerintah pemda artinya semakin besar pula
atas anggaran yang telah dikelolanya tanggung jawab pemda untuk
melalui internet (Verawaty, 2015). menyampaikan informasi kepada publik.
Pelaporan keuangan pemerintah daerah Penelitian Pratama, Sriwerastuti, dan Suja-
merupakan media yang paling memenuhi na (2015) menunjukkan bahwa PAD yang
aspek 3E (Efisiensi, Efektivitas, dan menjadi proksi kekayaan daerah pada
Ekonomi) untuk menyediakan dan penelitiannya berpengaruh terhadap
menginformasikan mengenai laporan pelaporan keuangan pemerintah daerah.
keuangan kepada semua publik Demikian halnya dengan penelitian Jaya
antara lain pemerintah pusat, pemerintah dan Sisdyani (2014) yang menunjukkan
daerah lain, DPRD, BPK, analis ekonomi, bahwa PAD berpengaruh terhadap
investor, kreditor, donatur, dan rakyat kelengkapan pengungkapan informasi
(Verawaty, 2015). Menurut keuangan daerah melalui situs resmi
(2009) ada be- pemerintah provinsi. Selain itu, dana
berapa manfaat dari mempublikasikan perimbangan khususnya dana alokasi
informasi keuangan di situs resmi pemda umum berpengaruh terhadap
seperti; Meningkatkan kepedulian pemda pengungkapan informasi keuangan daerah
terhadap para pengguna informasi melalui situs resmi pemerintah provinsi
keuangan; Keteraksesan universal bagi (Jaya dan Sisdyani, 2014).
seluruh pengguna informasi keuangan; H1: Pendapatan daerah berpengaruh
Meningkatkan interaksi dengan pengguna terhadap
informasi keuangan; Meningkatkan pemda
efisiensi dan menghemat biaya; dan Berbagai bentuk belanja daerah baik
Mengurangi penggunaan kertas yang belanja langsung maupun tidak langsung
berkelanjutan. serta belanja untuk urusan wajib
pemerintahan dan urusan pilihan memiliki
tujuan yang sama yakni untuk
Akuntabilitas laporan keuangan daerah meningkatkan kualitas kehidupan
merupakan kewajiban pemerintah daerah masyarakat, memberikan pelayanan yang
untuk mempertanggungjawabkan dan baik kepada masyarakat serta memberikan
melaporkan hasil proses akuntansi fasilitas yang layak kepada publik. Semakin
keuangan daerah yang berupa laporan tinggi belanja daerah seharusnya
keuangan atas pengelolaan sumber daya menunjukkan bahwa pemerintah daerah
yang telah diberikan (Mahmudi, 2011; telah menggunakan anggaran untuk

102
Vol. 17, No. 2, Agustus 2017: 100-109

kepentingan publik artinya semakin tinggi tahap penting dalam akuntabilitas


pula keinginan pemerintah untuk (Mahmudi, 2011). Laporan keuangan
menyampaikan laporan keuangannya daerah merupakan bagian dari pelaporan
kepada publik (Pratama, Sriwerastuti, & keuangan (Bastian, 2006). Menurut
Sujana, 2015). Penelitian Pratama, Peraturan Pemerintah No. 71 tentang
Sriwerastut i, dan Sujana (2015 ) Standar Aku nt ansi Pemerint ahan,
menunjukkan bahwa belanja daerah akuntabilitas merupakan kepentingan
berpengaruh terhadap pelaporan keuangan pertama pemda dalam melakukan
melalui internet. Sehingga, hipotesis pelaporan keuangan. Artinya, dengan
penelitian ini adalah: adanya tuntutan dari perundang-undangan
H2 : Belanja Daerah berpengaruh terhadap dan peraturan pemerintah untuk
Pemda melaporkan secara terbuka (terlaksananya
Undang-Undang No. 15 Tahun 2004 tranparansi) pemda semakin terdorong
dalam Pasal 21 menyatakan bahwa legis- untuk meningkatkan akuntabilitas laporan
latif memiliki hak untuk meminta keuangan yang dilaporkan. Fontanella dan
pemerintah daerah menindaklanjuti hasil Rossieta (2014), mengukur akuntabilitas
pemeriksaan BPK. Semakin besar jumlah dari opini laporan keuangan dan opini
anggota legislatif diharapkan berbanding wajar tanpa pengecualian merupakan opini
lurus dengan kualitas laporan keuangan yang menunjukkan tingkat akuntabilitas
yang dilaporkan oleh pemda dan semakin pelaporan keuangan yang tinggi.
mendorong keinginan pemda untuk Penelitian Do, Davey, dan Coy (2014)
melakukan pelaporan keuangan pemda me- menunjukkan bahwa dengan adanya
lalui internet. Penelitian Setyaningrum dan pelaporan melalui internet dapat
Syafitri (2012) menunjukkan bahwa ukuran mendorong pemerintah daerah untuk
legislatif yang diukur dengan jumlah ang- melalukan berbagai usaha untuk
gota DPRD berpengaruh terhadap meningkatkan akuntabilitasnya karena
pengungkapan laporan keuangan. pemerintah harus mempersiapkan laporan
H3 : Jumlah Anggota DPRD berpengaruh keuangan beberapa bulan sebelum tanggal
terhadap pelaporan dan melakukan audit atas
Pemda laporan keuangan yang akan dilaporkan
Menurut Trisnawaty dan Achmad kepada publik. Berdasarkan uraian
(2014) pemda yang berukuran besar tersebut, rumusan hipotesis penelitian ini
memerlukan pengawasan dan kebutuhan adalah:
pelaporan yang lebih besar serta harus H5 : Pemda
menanggung biaya pengawasan dan biaya berpengaruh terhadap akuntabilitas
pelaporan yang lebih tinggi. Semakin besar laporan keuangan daerah
jumlah penduduk maka semakin besar
pula biaya yang harus dikeluarkan untuk
menyampaikan informasi secara merata
dengan tujuan menghindari terjadinya Populasi pada penelitian ini adalah seluruh
asimetri informasi. Pemerintah Provinsi di Indonesia. Sampel
Dengan adanya internet diharapkan dalam penelitian sebanyak 96 observasi
informasi dapat disampaikan secara dari 32 provinsi dari tahun 2012-2014.
merata kepada seluruh penduduk. Kalimantan Utara dan Maluku Utara diha-
Penelitian Hilmi dan Martani (2012), serta pus dalam pemilihan sampel. Hal ini
penelitian Pratama, Sriwerastuti, dan dikarenakan Kalimantan Utara merupakan
Sujana (2015) menunjukkan bahwa jumlah provinsi yang baru terbentuk di tahun
pe n d u du k be r pe n g a ru h terhadap 2014, sedangkan situs resmi provinsi
pengungkapan laporan keuangan. Maluku Utara tidak dapat diakses karena
H4 : Jumlah Penduduk berpengaruh sedang dalam tahap pengembangan.
terhadap
Pemda
Akuntansi dan pelaporan merupakan Data pada penelitian ini merupakan data

103
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemerintah Daerah dan Implikasinya Terhadap
Akuntabilitas Laporan Keuangan Daerah (Alhajjriana, Nor, dan Wijaya)
sekunder. Variabel logistik adalah sebagai berikut:
pemda diperoleh dengan p
mengakses situs resmi atau pemda. Ln  b0  b1X 1  b2 X 2  b3 X 3  b4 X 4 ..(1)
1 p
Data terkait pendapatan daerah dan p
Ln
belanja daerah diperoleh dari situs resmi Adalah
1 p
Direktorat Jenderal Keuangan Daerah (Y). b0 adalah konstanta. X1
untuk data tahun 2013 dan 2014 dan situs adalah pendapatan daerah. X2 adalah bel-
resmi Direktorat Jenderal Perimbangan anja daerah. X3 adalah jumlah anggota
Keuangan untuk data tahun 2012. Data DPRD. X4 adalah jumlah penduduk.
terkait opini audit diperoleh dari Indeks b1,b2,b3 dan b4 adalah koefisien regresi.
Hasil Pemeriksaan Semester 1 tahun 2015 Selain itu, persamaan regresi logistik
oleh BPK. Jumlah Penduduk diperoleh ordinal adalah sebagai berikut:
melalui situs resmi Badan Pusat Statistik
Logit (p1) = α1 + β
(BPS). Untuk data jumlah penduduk tahun
Logit (p1 + p2) = α1 + β
2012, berdasar pada data terakhir yakni
Logit (p1 + p2 + p3) = α1 + β
data jumlah penduduk pada tahun 2010.
Logit (p1 + p2 + p3 + p4) = α1 + β
Selain itu, situs resmi DPRD setiap provinsi
Logit (p1 + p2 + p3 + p4 +p5) = α1 + β (2)
dan situs resmi komisi pemilihan umum
merupakan sumber data jumlah anggota Logit (p1+… +p5) adalah akuntabili-
DPRD setiap provinsi. Pengukuran variabel tas laporan keuangan daerah. P1 adalah
penelitian dapat dilihat pada Tabel 1. probabilitas tidak memberikan pendapat.
P2 adalah probabilitas tidak wajar. P3 ada-
lah probabilitas wajar dengan pengecua-
Teknik analisis yang digunakan adalah lian. P4 adalah probabilitas wajar tanpa
regresi logistik karena variabel dependen pengecualian dengan paragraf penjelas. P5
merupakan variabel dikotomik. Implikasi adalah robabilitas wajar tanpa pengecua-
pada lian β’ adalah koefisien regresi. Y adalah
akuntabilitas laporan keuangan daerah pemda
menggunakan teknik analisis regresi Pengujian yang dilakukan dalam
logistik ordinal ( model regresi logistik adalah meliputi uji
).
Secara umum, persamaan regresi dan

Pengukuran Variabel Penelitian

Internet Financial Jika pemda melaporkan laporan keuangan di internet


Reporting pemda maka diberi angka “1”, apabila tidak melaporkan maka Nominal
(Y) diberi angka “0”
Pendapatan Dae- Ln Total Pendapatan Daerah
Rasio
rah (X1)
Belanja Daerah Ln Total Belanja Daerah
Rasio
(X2)
Jumlah Anggota Jumlah Anggota DPRD terpilih pada tahun 2012-2014
Rasio
DPRD (X3)
Jumlah Kepadatan Penduduk per km dikalikan dengan luas wila-
2

Rasio
Penduduk (X4) yah daerah
Akuntabilitas Opini audit, yaitu
Laporan Keu- (1) Tidak Memberikan Pendapat (TMP)
angan Daerah (Z) (2) Tidak Wajar (TW), (3) Wajar Dengan Pengecualian (WDP)
(4) Wajar Tanpa Pengecualian dengan Paragraf Penjelas Ordinal
(WTP-DPP)
(5) Wajar Tanpa Pengecualian (WTP)

104
Vol. 17, No. 2, Agustus 2017: 100-109

. Selain itu, pengujian yang ( 0.86351. Nilai


dilakukan model regresi logistik ordinal minimum adalah 27,49 (Sulawesi Barat)
adalah meliputi uji nilai sedangkan nilai maksimum adalah 31.30
( (DKI Jakarta). Variabel jumlah anggota
berdasarkan nilai signifikansi pearson, DPRD Pemerintah Provinsi di Indonesia
dan . tahun 2012-2014 memiliki nilai rata-rata
61,99 dan nilai simpangan baku
( 19,739. Nilai minimum
adalah 44 (Papua) sedangkan nilai
Berdasarkan data yang telah diperoleh, maksimum adalah 106 (DKI Jakarta).
pemda yang melakukan Variabel jumlah penduduk memiliki nilai
mengalami peningkatan dari ta- rata-rata 15,2830 dan simpangan
hun ke tahun. baku ( 1,08601. Nilai
pemda pada tahun 2014 sebesar 68.8% minimum adalah 13,09 (Jawa Timur),
dan merupakan perentase tertinggi sedangkan nilai maksimum adalah 17,87
dibandingkan dua tahun sebelumnya. Ta- (Gorontalo).
hun 2012 merupakan persentase terendah
karena hanya 37,5 % Pemerintah Provinsi di
Indonesia yang melakukan
Akuntabilitas laporan keu- Langkah pertama yang dilakukan dalam
angan daerah yang diukur dengan opini analisis regresi logistik dan regresi logistik
menunjukkan bahwa opini wajar tanpa ordinal adalah menilai kelayakan model
pengecualian memiliki persentase tertinggi regresi. Tabel 3 menunjukkan bahwa nilai
yakni 35,4% sedangkan opini dengan per- signifikansi
sentase terendah adalah opini tidak mem- adalah 0,879, lebih dari 5% artinya, model
berikan pendapat dengan persentase 6,3%. regresi layak atau dapat diterima. Tabel 4
Hasil statistik deskriptif ditunjukkan menunjukkan adanya penurunan nilai -2
pada tabel 2. variabel Log Likelihood, pada = 0
pemda memiliki nilai rata-rata adalah 132,041 sedangkan nilai -2 Log
sebesar 0,55 dan nilai simpangan Likelihood pada = 1 adalah
baku sebesar 0,500. 120,234. Tabel 5 menunjukkan hasil
Nilai terendah adalah 0, sedangkan nilai , tingkat signifikansi
tertinggi adalah 1. Variabel pendapatan berada dibawah 5% atau 0,05 yang
daerah Pemerintah Provinsi di Indonesia menunjukkan bahwa variabel bebas yang
tahun anggaran 2012-2014 memiliki nilai
rata-rata ( ) 29,0658 dan nilai Hosmer and Lemeshow Test
simpangan baku (
0.86908. Nilai minimum adalah 27.56 1 3,748 8 0,879
(Gorontalo) sedangkan nilai maksimum
adalah 31.40 (DKI Jakarta). Variabel belanja
daerah memiliki nilai rata-rata
28,9999 dan nilai simpangan baku

Hasil Statistik Deskriptif Step 0 132,041


Step 1 120,234
Y 96 0 1 0,55 0,500
LnX1 96 27,56 31,40 29,07 0,869
LnX2 96 27,49 31,30 28,99 0,864
X3 96 44 106 61,99 19,739
Step 1 Step 12,018 4 0,17
LnX4 96 18.09 17,87 15,28 1,086
Z 96 1 5 3,83 1,111
Block 12,018 4 0,17
Valid N
96 Model 12,018 4 0,17
(listwise)

105
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemerintah Daerah dan Implikasinya Terhadap
Akuntabilitas Laporan Keuangan Daerah (Alhajjriana, Nor, dan Wijaya)
digunakan secara bersama-sama 5%. Dengan demikian, dapat disimpulkan
berpengaruh terhadap bahwa model regresi fit. Tabel 9
pemda atau minimal salah satu menunjukkan nilai signifikansi
variabel yang digunakan dalam penelitian yakni sebesar 0,557. Artinya,
berpengaruh terhadap nilai signifikansi lebih dari 5% atau 0.05.
pemda. Tabel 6 menunjukkan Dengan demikian, yang dipilih
nilai yakni sebesar sudah tepat yakni cauchit. Tabel 10
0,157 artinya 15,7% variabel menunjukkan nilai
pemda dipengaruhi oleh sebesar 0,004 yang artinya 0,4% variabel
variabel independen yaitu pendapatan akuntabilitas laporan keuangan daerah
daerah, belanja daerah, jumlah anggota dipengaruhi oleh variabel independen yaitu
DPRD dan jumlah penduduk. Tabel 7 pemda.
menunjukkan nilai -2 Log Likelihood
regresi logistik ordinal yang mengalami
penurunan sebesar 0,326 atau dari 23,175 Berdasarkan hasil uji regresi logistik yang
menjadi 22,849. Akan tetapi penurunan ini ditunjukkan oleh tabel 11 maka dapat
tidak begitu signifikan sehingga untuk disusun persamaan regresi logistik sebagai
menilai kelayakan model regresi dapat berikut:
diketahui pula melalui tabel 8 p
Ln  11,271  LN 5,727 X 1  LN 5,985 X 2
regresi logistik ordinal. Nilai 1 p
 0,031X 3  LN0,413X 4 ……....…..(3)
signifikansi dan lebih p
Ln
dari 0,05 atau 5%. Nilai signifikansi adalah i
1 p
adalah 0,557. Artinya, nilai pemda. LNX1 adalah LN pendapa-
signifikansi tersebut lebih dari 0,05 atau tan daerah. LNX2 adalah LN belanja daerah.
X3 adalah jumlah anggota DPRD. LNX4 ada-
lah jumlah penduduk.
dan Koefisien regresi variabel pendapatan
Regresi Logistik
daerah adalah -5.727 dan tingkat signif-
0.118
ikansi variabel pendapatan daerah adalah
0.157 0,006, lebih kecil dari 5% atau 0,05.

Intercept Only 23.175


Null
22,849
Final 22.849 Hypothesis
General 21,680 1.169 2 0,557

Regresi Logistik Ordinal


dan
Regresi Logistik Ordinal
Pearson 1.153 2 .562 0.003
Deviance 1.169 2 .557 0.004

Hasil Uji Regresi Logistik

LnX1 -5,727 2,091 7,504 1 0,006 0,003


LnX2 5,985 2,080 8,281 1 0,004 379,603
Step 1 a
X3 -0,031 0,022 2,021 1 0,155 0,969
LnX4 0,413 0,346 1,422 1 0,233 1,511
Constant -11,271 11,063 1,038 1 0,308 0,000

106
Vol. 17, No. 2, Agustus 2017: 100-109

Artinya, variabel pendapatan daerah yang gota DPRD adalah -0,031 dan nilai signif-
di ukur dengan LN pendapatan daerah ber- ikansi variabel jumlah anggota DPRD ada-
pengaruh negatif terhadap lah 0,155, lebih besar dari 5% atau 0,05.
pemda. Hasil penelitian ini Artinya, variabel jumlah anggota DPRD tid-
menunjukkan bahwa kenaikan pendapatan ak berpengaruh terhadap
daerah tidak mendorong keinginan pemda pemda. Hal ini menunjukkan
untuk melakukan pelaporan keuangan di bahwa semakin besar jumlah anggota
internet. Hasil statistik deskriptif menun- DPRD tidak mendorong keinginan pemda
jukkan nilai rata-rata ( dari variabel untuk meakukan
pendapatan daerah adalah 29,0658 dan . Hasil analisis statistik deskriptif
standar deviasinya adalah 0,86908. Hal ini menunjukkan nilai rata-rata dari variabel
menunjukkan bahwa data pendapatan dae- jumlah anggota DPRD adalah 61,99 dan
rah sangat bervariasi. Selain itu, standar deviasinya 19,739. Artinya dengan
yang dilakukan oleh standar deviasi jumlah anggota DPRD ter-
pemda tidak bergantung pada kenaikan sebut, jumlah anggota DPRD setiap daerah
pendapatan daerah melainkan pada rasa sangat bervariasi.. Faktor tersebut adalah
tanggung jawab pemda untuk melakukan anggota DPRD belum mampu melakukan
transparansi informasi keuangan serta me- pengawasan yang optimal terhadap penye-
matuhi peraturan perundang-undangan lenggaraan pemerintahan (Hanapiah, 2011).
maupun peraturan pemerintah. Koefisien regresi variabel jumlah
Koefisien regresi belanja daerah sebe- penduduk adalah 0,413 dan nilai signif-
sar 5,985 dan nilai signifikansi variabel bel- ikansi variabel jumlah penduduk yang
anja daerah adalah 0,004, lebih kecil dari diukur dengan LN jumlah penduduk adalah
5% atau 0,05. Artinya, variabel belanja dae- 0,233, lebih besar dari 5% atau 0,05.
rah yang di ukur dengan LN belanja daerah Artinya, variabel jumlah penduduk tidak
berpengaruh positif terhadap berpengaruh terhadap
pemda. Pemda yang pemda atau semakin besarnya
melakukan jumlah penduduk di suatu daerah tidak
menunjukkan bahwa anggaran belanja dae- mendorong keinginan pemda untuk
rah telah digunakan sesuai dengan aturan melakukan
yang berlaku. Selain itu, menurut teori le- Hasil analisis statistik deskriptif menunjuk-
gitimasi pemda yang melakukan kan bahwa nilai rata-rata variabel jumlah
dapat membangun per- penduduk yang diukur dengan LN jumlah
sepsi pihak eksternal bahwa anggaran bel- penduduk adalah 15,2830 dan standar de-
anja telah digunakan untuk memenuhi viasinya adalah 1,08601. Nilai kenaikan ra-
kebutuhan pemda untuk menyelenggara- ta-rata jumlah penduduk dapat dikatakan
kan pemerintahan dan memenuhi kebu- besar dan seharusnya berbanding lurus
tuhan masyarakat dalam rangka mening- dengan keinginan pemda untuk melakukan
katkan kualitas kehidupan masyarakat dae- Akan tetapi,
rah tersebut. besarnya variasi data jumlah penduduk
Koefisien regresi variabel jumlah ang- menyebabkan jumlah penduduk tidak

Hasil Uji Regresi Logistik Ordinal

Threshold [OPINI=1] -0,5064 2,017 6,305 1 0,012 -9,017 -1,111


[OPINI=3] -0,419 0,232 3,265 1 0,071 -0,873 0,035
[OPINI=4] 0,420 0,232 3,258 1 0,071 -0,036 0,875
Location [IFR_PEMDA=0] -0,184 0,320 0,328 1 0,567 -0,812 0,445
[IFR_PEMDA=1] 0a . . 0 . . .

107
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemerintah Daerah dan Implikasinya Terhadap
Akuntabilitas Laporan Keuangan Daerah (Alhajjriana, Nor, dan Wijaya)
dapat mendorong keinginan pemda untuk net financial reporting pemda. Selain itu,
melakukan . penelitian ini turut memberikan referensi
Berdasarkan hasil uji regresi logistik tambahan mengenai implikasi internet fi-
ordinal pada tabel 12 diperoleh persamaan nancial reporting pemda terhadap akunta-
regresi sebagai berikut: bilitas laporan keuangan daerah. Penelitian
ini memberikan gambaran kepada pemda
Cauchit (p1) = -5,064 - 0,184Y ………...…(4)
bahwa internet financial reporting merupa-
Cauchit (p1+p3) = -5,419- 0,184Y………..(5) kan salah satu cara pemda untuk
melakukan transparansi atas informasi
Cauchit (p1+p3+p4) = 0,420 - 0,184Y…...(6) keuangan serta menunjukkan pemda telah
Cauchit (p1+p3+p4) adalah akuntabil- menjalankan pemerintahan sesuai dengan
itas laporan keuangan daerah. P1 adalah aturan yang berlaku.
probabilitas tidak memberikan pendapat.
P3 adalah probabilitas wajar dengan pen-
gecualian. P4 adalah probabilitas wajar
tanpa pengecualian dengan paragraf pen- Penelitian ini masih memiliki beberapa
jelas. Y adalah i keterbatasan. Penelitian ini hanya
pemda menggunakan pemerintah provinsi di Indo-
Adapun koefisien regresi adalah - nesia dengan periode pelaporan 2012-2014
0,184 dan nilai signifikansi variabel karena adanya kendala untuk memperoleh
yang diukur dengan data yang diinginkan peneliti. Selain itu,
opini adalah 0,567, lebih besar dari 5% atau masih banyak faktor yang dapat digunakan
0,05. Artinya, hipotesis 5 ditolak dan varia- untuk menjelaskan faktor-faktor yang ber-
bel pemda tidak pengaruh terhadap
berpengaruh terhadap Akuntabilitas pemda dan kaitannya dengan
Laporan Keuangan Daerah. Hasil penelitian akuntabilitas laporan keuangan.
ini menunjukkan, walaupun pemda telah
melakukan dan
telah diwajibkan untuk menyampaikan in- Penelitian selanjutnya sebaiknya menam-
formasi keuangan secara terbuka serta bah pemerintah kabupaten/kota sebagai
akuntabel, belum mampu mendorong sampel penelitian dan menambah variabel
keinginan pemda untuk meningkatkan lain seperti dari sisi informasi yang
akuntabilitas laporan keuangan daerahnya. disajikan di neraca dan laporan perubahan
ekuitas, latar belakang pendidikan anggota
DPRD dan penduduk, tekanan media massa
Berdasarkan hasil pengujian pada beberapa dan jumlah pengguna internet disetiap dae-
hipotesis pada penelitian ini maka dapat rah. Bagi pemda yang tidak melakukan in-
disimpulkan bahwa Variabel pendapatan ternet financial reporting sebaiknya diberi-
daerah yang diukur dengan LN pendapatan kan teguran, peringatan, atau sanksi yang
daerah, jumlah anggota DPRD, dan jumlah tegas karena telah melanggar peraturan
penduduk yang diukur dengan LN jumlah perundang-undangan yakni Undang-
penduduk tidak berpengaruh terhadap in- Undang No.14 Tahun 2008 tentang
ternet financial reporting pemda. Se- Keterbukaan Informasi Publik dan Pera-
dangkan, variabel belanja daerah yang turan Pemerintah No.65 Tahun 2010 ten-
diukur dengan LN belanja daerah ber- tang Sistem Informasi Keuangan Daerah.
pengaruh terhadap internet financial re- Sanksi tersebut dapat berupa pengurangan
porting pemda. Selain itu, variabel internet anggaran yang diberikan kepada pemda.
financial reporting pemda tidak ber- Kedepannya, opini wajar tanpa pengecua-
pengaruh terhadap akuntabilitas laporan lian menjadi syarat pemda untuk
keuangan daerah. melakukan internet financial reporting.
Hasil penelitian ini memberikan bukti
empiris tambahan dan referensi dalam bi-
dang akuntansi sektor publik terkait inter- Afryansyah, R.D., & Haryanto. (2013).

108
Vol. 17, No. 2, Agustus 2017: 100-109

Faktor-faktor yang mempengaruhi pemerintah daerah, kekayaan daerah,


pengungkapan informasi akuntansi dan belanja daerah terhadap
di internet oleh pemerintah daerah. pelaporan keuangan pemerintah
, 2 daerah.
(3), 1-11. , 3(1).
Bastian, I. (2006). Peraturan Pemerintah Nomor 56 tahun
Jakarta: Penerbit Erlangga. 2005.
Damaso, M.G., & Lourenco, I.C. (2001). . 12 September 2005. Lem-
Legitimacy theory and internet baran Negara Republik Indonesia
financial reporting. Santarem, Nomor 4576. Jakarta.
Portugal. , ESGTS Peraturan Pemerintah Nomor 65 tahun
School of Management and Technolo- 2010.
gy.
Do, S. J., Davey, H., & Coy, D. (2014).
Assessing a c c o u n t a bi l i t y of . 30 Agustus 2010 Lembaran
organizations using the internet to Negara Republik Indonesia Nomor
report: Sout h Korean local 5155. Jakarta.
government. Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun
, 12(1), 2010.
1-26. 22 Oktober 2010.
Fontanella, A. & Rossieta, H. (2014). Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5165. Jakarta.
Setyaningrum, D., & Syafitri, F. (2012).
Analisis pengaruh karakteristik
. Paper pemerintah daerah terhadap tingkat
dipresentasikan pada acara pengungkapan laporan keuangan.
Simposium Nasional Akuntansi XVII,
Lombok. 9(2), 154-170.
Government Finance Officers Association. Suchman, M.C. (1995). Managing legitimacy:
(2009). Strategic and institutional
approaches.
. GFOA. Chicago. , 20(3), 571-610.
Hanapiah, A. (2011). Optimalisasi Trisnawati, M. D., & Achmad, K. (2014).
pelaksanaan fungsi pengawasan
dewan perwakilan rakyat daerah
dalam penyelenggaraan . Paper dipresentasikan pada
pemerintahan. acara Simposium Nasional Akuntansi
1-16. XVII, Manado.
Hilmi, A.Z., & Martani, D. (2012). Undang-undang Republik Indonesia Nomor
17 Tahun 2003. . 5
April 2003. Lembaran Negara Repub-
. Paper lik Indonesia Tahun 2003 Nomor
dipresentasikan pada acara 4286. Jakarta.
Simposium Nasional Akuntansi XV, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
Banjarmasin. 15 Tahun 2004.
Jaya, J. D., & Sisdyani, E. A. (2014).
Pengaruh pendapatan asli daerah, 19 Juli 2004. Lem-
dana alokasi umum, dan belanja baran Negara Republik Indonesia Ta-
modal pada kelengkapan hun 2004 Nomor 4400. Jakarta.
pengungkapan informasi keuangan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
daerah melalui situs resmi 14 tahun 2008.
pemerintah provinsi. 30 April 2008. Lem-
, 9(1), 162-179. baran Negara Republik Indonesia Ta-
Mahmudi. (2011). hun 2008 Nomor 4846. Jakarta.
Yogyakarta: UII Press. Verawaty, V. (2015).
Mahsun, Sulistiyowati, F., & Purwanugraha,
H.A. (2012).
(Edisi ketiga) Yogyakarta: BPFE. .
Pratama, K.A., Sriwerastuti, D.N., & Sujana, Paper dipresentasikan pada acara
E. (2015). Pengaruh kompleksitas Simposium Nasional Akuntansi XVIII,
pemerintah daerah, ukuran Medan.
109

Anda mungkin juga menyukai