Anda di halaman 1dari 5

1.

Klasifikasi Tekanan Darah Tinggi Menurut JNC VII

Kategori Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)

Normal ≤ 120 ≤ 80

Pre-Hypertesion 120 - 139 80 - 84

Hypertension

Grade 1 140 - 159 90 - 99

Grade 2 ≥ 160 – 179 ≥ 100

Isolated systolic hypertension ≥ 140 < 90

2. Diagnosa banding pada katarak matur


a). Degenerasi makula senilis
b). Glaukoma Kronis
c). Ablasio retina
d). Retinopati Hipertensi
e). Kekeruhan Vitreous
f). Katarak Komplikata
g). Katarak Traumatik
h). Fibroplasti Retrolensa

3. Macam-macam operasi Katarak:

a). a. EKIK (Ekstraksi Katarak Intrakapsular)

Ekstraksi katarak intrakapsular, yaitu mengeluarkan lensa bersama dengan kapsul lensa..
ICCE masih sangat bermanfaat pada kasus-kasus yang tidak stabil, katarak intumesen,
hipermatur dan katarak luksasi. ICCE juga masih lebih dipilih pada kasus dimana zonula
zini tidak cukup kuat sehingga tidak memungkinkan menggunakan ECCE. Kontraindikasi
absolut ICCE adalah katarak pada anak-anak dan dewasa muda dan ruptur kapsul akibat
trauma. Kontraindikasi relatif adalah miopia tinggi, sindrom Marfan dan katarak morgagni.
Keuntungan pembedahan ICCE ini adalah: tidak akan terjadi katarak sekunder, karena lensa
seluruhnya sudah diangkat. Kerugian ICCE dibanding ECCE sangat signifikan. Insisi ICCE
yang lebih luas yaitu 160-180o (12-14 mm), berhubungan dengan beberapa resiko, seperti:
penyembuhan yang lama, cenderung menimbulkan astigmatisme, kebocoran luka pos
operasi, inkarserasi iris dan vitreus. Komplikasi selama operasi dapat terjadi trauma pada
endotel kornea. Komplikasi pasca operaasi adalah cystoid macular edema (CME), edema
kornea, vitreus prolaps dan endoftalmitis.

b. Ekstraksi Katarak Ekstra Kapsular (EKEK)

Ekstraksi katarak ekstrakapsular, yaitu mengeluarkan isi lensa (korteks dan nukleus)
melalui kapsul anterior yang dirobek (kapsulotomi anterior) dengan meninggalkan kapsul
posterior. Operasi katarak ini adalah merupakan tehnik operasi untuk katarak Imatur/matur
yang nukleus atau intinya keras sehingga tidak memungkinkan dioperasi dengan tehnik
fakoemulsifikasi. Insisi kornea lebih kecil daripada ICCE (kira-kira 5-6mm) sehingga
proses penyembuhan lebih cepat sekitar seminggu. Karena kapsul posterior yang utuh,
sehingga dapat dilakukan penanaman lensa intraokular (IOL). Mengurangi resiko CME dan
edema kornea. Kerugiannya berupa membutuhkan alat yang lebih sukar dibandingkan
ICCE. Penyulit pada teknik ini berupa adanya ruptur kapsul posterior, prolaps badan kaca,
hifema, peningkatan tekanan intraokular, endofthalmitis, katarak sekunder.

c. Fakoemulsifikasi

Ekstraksi lensa dengan fakoemulsifikasi, yaitu teknik operasi katarak modern menggunakan
gel, suara berfrekuensi tinggi, dengan sayatan 3 mm pada sisi kornea. Fakoemulsifikasi
adalah tehnik operasi katarak terkini. Pada teknik ini diperlukan irisan yang sangat kecil
(sekitar 2-3 mm) di kornea. Getaran ultrasonik akan digunakan untuk menghancurkan
katarak, selanjutnya mesin phaco akan menyedot massa katarak yang telah hancur tersebut
sampai bersih. Sebuah lensa Intra Ocular (IOL) yang dapat dilipat dimasukkan melalui
irisan tersebut. Untuk lensa lipat (foldable lens) membutuhkan insisi sekitar 2.8 mm,
sedangkan untuk lensa tidak lipat insisi sekitar 6 mm. Karena insisi yang kecil untuk
foldable lens, maka tidak diperlukan jahitan, akan pulih dengan sendirinya, yang
memungkinkan dengan cepat kembali melakukan aktivitas sehari-hari.

Indikasi teknik fakoemulsifikasi berupa calon terbaik pasien muda dibawah 40-50 tahun,
tidak mempunyai penyakit endotel, bilik mata dalam, pupil dapat dilebarkan hingga 7 mm.
Kontraindikasinya berupa tidak terdapat hal – hal salah satu diatas, luksasi atau subluksasi
lensa. Prosedurnya dengan getaran yang terkendali sehingga insiden prolaps menurun. Insisi
yang dilakukan kecil sehingga insiden terjadinya astigmat berkurang dan edema dapat
terlokalisasi, rehabilitasi pasca bedahnya cepat, waktu operasi yang relatif labih cepat,
mudah dilakukan pada katarak hipermatur. Tekanan intraokuler yang terkontrol sehingga
prolaps iris, perdarahan ekspulsif jarang. Kerugiannya berupa dapat terjadinya katarak
sekunder sama seperti pada teknik EKEK, sukar dipelajari oleh pemula, alat yang mahal,
pupil harus terus dipertahankan lebar, endotel ’loss’ yang besar. Penyulit berat saat melatih
keterampilan berupa trauma kornea, trauma iris, dislokasi lensa kebelakang, prolaps badan
kaca. Penyulit pasca bedah berupa edema kornea, katarak sekunder, sinekia posterior,
ablasio retina.

Operasi katarak sering dilakukan dan biasanya aman. Setelah pembedahan jarang sekali
terjadi infeksi atau perdarahan pada mata yang bisa menyebabkan gangguan penglihatan
yang serius. Untuk mencegah infeksi, mengurangi peradangan dan mempercepat
penyembuhan, selama beberapa minggu setelah pembedahan diberikan tetes mata atau
salep. Untuk melindungi mata dari cedera, penderita sebaiknya menggunakan pelindung
mata sampai luka pembedahan sembuh.

4. Kontra Indikasi Tonometri


a) Pasien dengan erosi kornea
b) Pasien dengan ulkus kornea
c) Pasien yang terdapat peradangan di mata
d) Pasien yang sensitif terhadap anastesi lokal
e) Pasien dengan abrasio kornea
f) Pasien yang tidak bisa menahan kelopak mata untuk berkedip
5. Macam-macam tingkat kesadaran :

Kompos mentis.
Definisi : Keadaan pasien sadar penuh, baik terhadap lingkungan maupun terhadap dirinya
sendiri.
Gcs : 15-14.
Apatis.
Definisi : Keadaan pasien dimana tampak acuh-tak acuh dan segan terhadap lingkungannya.
Gcs : 13-12.
Delirium.
Definisi : Keadaan pasien mengalami penurunan kesadaran disertai kekacauan motorik serta
siklus tidur bangun yang terganggu.
Gcs : 11-10.
Somnolen.
Definisi : Keadaan pasien mengantuk yang dapat pulih jika dirangsang, tapi jika rangsangan
itu berhenti pasien akan tidur kembali.
Gcs : 9-7.
Sopor (stupor).
Definisi : Keadaan pasien mengantuk yang dalam.
Gcs : 6-5.
Semi-koma (koma ringan).
Definisi : keadaan pasien mengalami penurunan kesadaran yang tidak memberikan respons
rangsang terhadap rangsang verbal, serta tidak mampu untuk di bangunkan sama sekali, tapi
respons terhadap nyeri tidak adekuat serta reflek (pupil & kornea) masih baik.
Gcs : 4.
Koma.
Definisi : keadaan pasien mengalami penurunan kesadaran yang sangat dalam, tidak terdapat
respons pada rangsang nyeri serta tidak ada gerakan spontan.
Gcs : 3.

6. Memakai kacamata baca setelah 2-3 bulan operasi katarak, karena setelah dilakukan
operasi katarak biasanya ukuran mata yang dioperasi akan stabil lebih dari 1 bulan
sekitar lebih dari 2 bulan dan saat itulah itu pasien dapat mengukur kembali ukuran
kacamata yang akan digunakan.
7. Setelah operasi katarak tidak boleh mengangkat barang berat, karena dengan
mengangkat beban berat lebih dari 5 kg akan terjadi peningkatan tekanan bola mata
sehingga dikhawatirkan akan merubah posisi lensa tanamnya yang belum sempurna.

8. Setelah operasi katarak tidak boleh terpapar sinar matahari langsung dan dianjurkan
menggunakan kacamata hitam, dengan cara menggunakan kacamata hitam untuk
mengurangi radiasi atau pancaran bebas dari sinar ultraviolet di siang hari.

9. Iris Shadow
Pemeriksaan iris shadow untuk mengetahui derajat kekeruhan lensa mata. Teknik
pemeriksaan ini menggunakan pen light dengan disinarkan pada pupil membuat sudut
45 derajat dengan dataran iris. Semakin sedikit lensa keruh pada bagian posterior
maka makin besar bayangan iris pada lensa yang keruh. Sedang makin tebal
kekeruhan lensa makin kecil bayangan iris pada lensa yang keruh. Penilaian
pemeriksaan iris shadow :
1. (shadow test +), bila bayangan iris pada lensa terlihat besar dan letaknya jauh
terhadap pupil berarti lensa belum keruh seluruhnya, ini terjadi pada katarak imatur.
2. (shadow test -), bayangan iris pada lensa kecil dan dekat terhadap pupil berarti
lensa sudah keruh seluruhnya, ini terjadi pada katarak matur.

Anda mungkin juga menyukai