Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN TUTORIAL

BLOK 16
MODUL 1
Dasar-dasar Gigi Tiruan Penuh (GTP)

Oleh :
Insisivus 3
Tutor : drg. Aria fransiska, MDSc
Anggota :
Dimas Gusrizal 1511412015
Shavira Syarifatul Erdin 1511412018
Angely Karlita 1511411025
Tri Wahyuni Fajriah 1511411013
Pratiwi Hapsari Ningsih 1511411001
Mutiara Veronika 1511412007
Salsabilla Septia Irsyadi 1511411019
Syifa Nisrina Harvi 1511412003
M Ryan Maulana Jusuf 1511411002
Andhini Ardi 1511412025

Fakultas Kedokteran Gigi


Universitas Andalas
2018
Modul 1
A. SKENARIO
Copot Gak Ya?

Pak Bono (62 tahun) datang ke praktek drg. Prostoro untuk membuat gigi palsu.
Sebenarnya Pak Bono sudah pernah menggunakan gigi tiruan penuh rahang atas dan gigi
tiruan sebagian lepasan rahang bawah, tetapi gigi tiruan tersebut tidak dapat digunakan lagi
karena gigi rahang bawah yang tersisa sudah dicabut karena goyang dan memanjang terus
menerus. Pak Bono heran mengapa sekarang makin maju ke depan, selain itu juga
mengeluhkan sering merasa telinganya berdenging. Tapi Pak Bono masih terlihat ragu karena
beliau takut gigi palsunya akan copot pada saat berbicara karena sudah tidak mempunyai gigi
sama sekali.
Dari pemerikasaan klinis, diketahui terdapatnya resorbsi linggir menyeluruh pada
mandibula dan posterior maksila serta linggir flabby pada anterior maksila. Drg. Prostoro
kemudian menjelaskan diagnosis, rencana perawatan yang akan dilakukan serta
prognosisnya.
Bagaimana anda membantu drg. Prostoro membuat desain gigi tiruan yang tepat
dengan memanfaatkan anatomi jaringan pendukung GTP untuk meningkatkan retensi dan
stabilisasi gigi tiruan?
B. TERMINOLOGI
- Linggir flabby : kondisi jaringan lunak yang berlebih di atas alveolar ridge dan
sering terdapat pada anterior mandibula karena masih adanya gigi anterior
pada mandibula
- Stabilisasi : ketahanan gigi tiruan yang dapat diketahui pada saat gigi
tiruan berfungsi atau terhadap gaya horizontal, kualitas gigi tiruan agar tetap
pada tempatnya

C. MENENTUKAN MASALAH
1. Apa yang menyebabkan mandibula Pak Bono menjadi maju?
2. Mengapa telinga Pak Bono berdenging?
3. Apa yang menyebabkan terjadinya resorbsi linggir menyeluruh pada mandibula
dan posterior maksila?
4. Apa tujuan dibuat GTP?
5. Apa saja indikasi dan kontraindikasi GTP?
6. Bagaimana syarat GTP yang baik?
7. Seperti apakah struktur anatomi yang adekuat untuk pembuatan GTP?
8. Faktor apa saja yang mempengaruhi retensi GTP?
9. Faktor apa saja yang mempengaruhi stabilisasi GTP?
10. Mengapa dapat terbentuk flabby?

D. IDENTIFIKASI MASALAH
1. Penyebab mandibula Pak Bono maju
kehilangan gigi bawah pak bono menyebabkan dimensi vertikal berubah, dimana otot pipi
menjadi turun dan tidak berpenyangga padahal gigi pak bono tetap digunakan untuk
mengunyah sehingga saat mengunyah rahang bawah berusaha berkontak akan tetapi
karena dimensi vertikal berubah menyebabkan posisi sentrik salah
Mandibula Pak Bono maju semenjak tidak memakai GTSL RB menyebabkan terjadinya
resorbsi pada tulang alveolar rahang atas dan rahang bawah , pada rahang atas
2. Penyebab telinga Pak Bono berdenging
Jarak dimensi vertikal berubah yang disebabkan meningkatnya resorbsi rahang
atas dan rahang bawah dapat menyebabkan gangguan pada TMJ sehingga terjadi
telinga berdenging.
Karena oklusi yang disebabkan GTP atas dan GTSL bawah tadi salah sehingga
menyebabkan pak bono terbiasa dengan oklusi yng salah akibatnya TMJ menjadi
tidak sesuai dan posisinya tidak di tempatnya. Karena itu terjadlah gesekan yang
menyebabkan telinga berdenging
3. Penyebab resorbsi linggir menyeluruh pada mandibula dan posterior maksi
Karena adanya tekanan berlebih dan traumatic oklusi dari gigi tiruan yang lama
4. Tujuan pembuatan GTP
a. Mengganti seluruh gigi yang hilang
b. Membantu fungi pengunyahan
c. Membantu fungsi bicara
d. Membantu fungsi estetik
e. Mempertahankan kesehatan jaringan yang tinggal
f. Mencegah berubahnya dimensi vertikal
5. Indikasi dan kontraindikasi GTP
Indikasi
a. Seluruh gigi sudah tanggal
b. Usia masih memungkinkan
c. Kondisi umum pasien baik
d. Kemauan pasien
e. Prognosis saat pembuatan GTSL buruk
Kontraindikasi
a. pasien tidak setuju dibuatkan GTP
b. masih ada gigi yang bisa dipertahankan
c. memiliki penyakit sistemik seperti diabetes,dll
6. syarat GTP yang baik
a. material tidak berbau, halus, bersih
b. stabilisasi dan retensi baik
c. tidak toksis
d. estetik baik
e. untuk mendapatkan stabilitas yang baik dengan pencetakan yang sesuai
dengan mukosa jaringan pendukung
f. plat/ basis pas dan tidak terlalu menekan
g. tidak mudah terpengaruh zat lain seperti makanan
h. tidak berubah warna
i. awet/ tahan lama
7. Struktur anatomi yang adekuat untuk pembuatan GTP
a. Alveolar ridge cukup
b. Tidak ada tulang yang tajam pasca pencabutan
c. Palatum yang berbentuk u lebih kuat dari pada yang sempit
d. Ketebalan dan keratinisasi mukosa yang sehat
e. Tidak ada jaringan hiperplastik diatas tulang alveolar yang telah
mengalami resorbsi
8. Faktor yang mempengaruhi retensi GTP
a. Periheral seal tyaitu kontak antara mukosa dengan jaringan luna yang baik,
terdapat disekeliling tepi Gigi tiruan pada anterior posterior dan lateral
b. Adaptasi yang baik dengan gigi tiruan
c.
9. Faktor yang mempengaruhi stabilisasi GTP
a. Kohesi dan adhesi
b. Tekanan yang merata
c. Kontak oklusi
d. Stabilisasi yang diperoleh dari otot-otot sekitar

10. Mengapa dapat terbentuk flabby?

a. Karena pemakaian GTP yang sebelmnya dipakai, dimana disebabkan karena


design yang kurang tepat.
b. Trauma
c. Kurang menjaga kebersihan GTP
d. Berkurangnya soket
E. SKEMA

Pak Bono (62 tahun)

Cc PI Pemeriksaan klinis (IO)

Tidak bisa menggunakan Mandibula maju dan telinga Resorbsi menyeluruh RB dan
GTSL RB yang lama berdenging posterior RA

Gigi goyang dan memanjang Linggir flabby anterior RA

Pembuatan GTP

GTP RA dan GTP RB


Diagnosis

Full Edentulous

Dasar-dasar GTP Retensi dan stabilisasi Akibat edentulous


GTP
Tujuan

Komponen

Indikasi dan kontraindikasi

Pemeriksaan sujektif dan objektif


F. LEARNING OBJECTIVE

1. Mahasiswa mampu menjelaskan dan memahami tentang akibat edentulous


2. Mahasiswa mampu menjelaskan dan memahami tentang dasar-dasar GTP (
Tujuan, komponen, indikasi dan kontra indikasi, syarat, pemeriksaan objektif
subjektif )
3. Mahasiswa mampu menjelaskan dan memahami tentang retensi dan stabilisasi
GTP
1. Mahasiswa mampu menjelaskan dan memahami tentang akibat edentulous

Edentulus penuh merupakan kondisi kesehatan gigi yang biasa terjadi pada usia
lanjut, walaupun banyak survey yang menyatakan bahwa prevalensi kejadian ini
mengalami penurunan.20,21 Di Amerika terjadi penurunan edentulus penuh
sebesar 10% setiap dekade dalam 30 tahun terakhir namun diperkirakan akan
terdapat kenaikan kejadian edentulus penuh karena kedepannya diduga jumlah
lansia juga bertambah.21 Perawatan terhadap edentulus penuh ini tidak dapat
diabaikan karena berdampak pada kemampuan pengunyahan, estetik dan fungsi
fungsional mulut lainnya.21

Dampak Edentulus Penuh Edentulus penuh memberikan dampak sebagai berikut:

a. Dampak Fisik Jumlah gigi telah dipilih sebagai kunci dalam menentukan
fungsi mulut dan status kesehatan mulut.Beberapa penelitian menunjukkan
bahwa indikator yang penting untuk efisiensi pengunyahan adalah jumlah
gigi.Riadiani dkk (2014) menyatakan bahwa penurunan kemampuan
pengunyahan paling signifikan terdapat pada populasi lansia dengan keadaan
edentulus penuh.
b. . Dampak Mental Kehilangan tulang merupakan proses yang terjadi terus
menerus karena edentulus.7Pada edentulus penuh ditemukan efek yang
signifikan pada resorpsi tulang alveolar, yang mengacu pada pengurangan
tinggi tulang alveolar dan ukuran dari denture bearing area.7Pengurangan ini
memberikan efek pada tinggi wajah dan tampilan fasial yang berubah karena
edentulus, sehingga dapat dikatakan bahwa edentulus memberikan efek yang
kurang baik terhadap tampilan estetik seseorang.Hal ini tentunya akan
berpengaruh terhadap mental penderita edentulus penuh.
c. Kehilangan gigi dapat menurunkan fungsi bicara karena gigi memiliki
peranan yang penting dalam proses berbicara. Beberapa huruf dihasilkan
melalui bantuan bibir dan lidah yang berkontak dengan gigi-geligi. Huruf-
huruf yang dibentuk melalui kontak antara lidah dan gigi-geligi adalah huruf
konsonan seperti s, z, x, d, n, l, j, t, th, ch dan sh.Sedangkan huruf yang
dibentuk melalui kontak antara bibir dan gigi-geligi yaitu f dan v.Individu
yang mengalami kehilangan gigi akan
sulit menghasilkan huruf-huruf tersebut terutama pada gigi di
bagiananterior.Hal tersebut akan mengganggu proses bicara dan
berkomunikasi. Menurut Palmer (1974), pada individu yang masih memiliki
gigi-geligi yang lengkap maka gigi posterior berperan dalam membantu
pergerakan lidah saat berbicara.
d. Sistem pengunyahan merupakan suatu unit fungsional yang terdiri dari gigi,
jaringan pendukung gigi, sendi temporomandibula, otot-otot termasuk bibir,
pipi, lidah, palatum, sekresi saliva dan peredaran darah serta
persarafan.Kehilangan gigi juga merupakan penyebab paling sering pada
gangguan fungsi pengunyahan.Jumlah gigi yang sedikit akan menurunkan
efisiensi pengunyahan makanan sehingga akan memengaruhi
status makan dan status nutrisi. Kida dkk (2008) melaporkan bahwa pada
individu yang kehilangan gigi posterior akan memiliki empat kali lebih banyak
masalah dalam pengunyahan.
e. Sendi temporomandibula adalah sendi engsel yang menghubungkan
mandibula dengan tulang temporalyang berada tepatdi depan teling. Sendi
temporomandibula terdiri atas ligamen dan tendon. Ligamen
merupakanjaringan ikat yang berbentuk seperti pita. Ligamen, tendon dan otot
mendukung persendian serta bertanggung jawab atas pergerakan kondilus.
Sendi temporomandibula memiliki tanda-tanda struktural yang membuatnya
sebagai diartrosis yang unik. Keadaan ini dikarenakan sendi
temporomandibula memiliki aktivitas fungsional yang rumit namun dapat
melakukannya dengan sangat baik.Sendi temporomandibula merupakan sendi
yang kompleks yang dapat melakukan gerakan meluncur dan rotasi pada saat
mandibula berfungsi. Mekanismenya unik karena sendi kiri dan kanan harus
bergerak secara sinkron pada saat berfungsi.Artikulasi temporomandibula
berbeda dengan artikulasi sendi pada umumnya, karena sendi ini melakukan
gerakan engsel yang disebut dengan gerakan ginglymoiddan gerakan meluncur
yang disebut dengan gerakan
arthrodial pada waktu yang bersamaan sehingga gerakan ini disebut gerakan
gingylmoarthrodial. Artikulasi ini diliputi oleh jaringan fibrous yang avaskuler
sedangkan pada artikulasi yang lain diliputi oleh tulang rawan hialin.

2. Mahasiswa mampu menjelaskan dan memahami tentang dasar-dasar GTP (


Tujuan, komponen, indikasi dan kontra indikasi, pemeriksaan objektif
subjektif )
a. Tujuan
a. Mengganti seluruh gigi yang hilang
b. Membantu fungi pengunyahan
c. Membantu fungsi bicara
d. Membantu fungsi estetik
e. Mempertahankan kesehatan jaringan yang tinggal
f. Mencegah berubahnya dimensi vertikal

b. Komponen

Basis Merupakan bagian gigi yang menggantikan tulang alveolaryang sudah


hilang, dan berfungsi mendukung (elemen) gigi tiruan. Di desain sesuai diatas
sisa alveolar ridge dan disekitar gingiva.
Flange Bagian dari basis yang membentang diatas mukosa, melekat dari margin
servikal gigi hingga batas gigi tiruan
Post Dam Retensi dari gigi tiruan rahang atas yang tergantung dari suction seal
Gigi tiruan Elemen atau gigi tiruan merupakan bagian geligi tiruan sebagian
lepasan yang berfungsi menggantikan gigi asli yang hilang. Dalam seleksi
elemen ada metode pemilihan gigi anterior dan posterior serta faktor-faktor yang
harus diperhatikan, yaitu ukura, bentuk, tekstur permukaan, warna, dan bahan
elemen.
c. Indikasi dan kontra indikasi
Indikasi dari pemakaian gigitiruan penuh adalah:
1. Pasien dengan edentulus penuh
2. Pasien yang masih memiliki beberapa gigi yang harus dicabut karena
kerusakan yang tidak mungkin diperbaiki dan apabila dibuatkan
gigitiruan sebagian lepasan, gigi yang masih ada akan mengganggu
keberhasilan gigitiruan.
3. Keadaan umum dan kondisi rongga mulut pasien baik.
4. Ada persetujuan mengenai waktu, biaya dan prognosis yang diperoleh
dari pasien.
Beberapa kontraindikasi pemakaian gigitiruan penuh adalah:
1. Kondisi morfologi yang parah pada area pendukung gigitiruan yang
secara signifikan mengurangi retensi gigitiruan penuh.
2. Koordinasi otot muskular yang buruk.
3. Toleransi jaringan mukosa yang buruk.
4. Kebiasaan parafungsional yang mengacu pada rasa sakit rekuren dan
ketidakstabilan gigitiruan penuh.
5. Harapan yang tidak realistis terhadap fungsi gigitiruan penuh.
6. Ketidakmampuan psikologi untuk menggunakan gigitiruan penuh.

d. Pemeriksan objektifdan subjektif


Pemeriksaan Pasien Diagnosis dan rencana perawatan merupakan
parameter yang sangat penting dalam keberhasilan perawatan pasien.
Diagnosis dan rencana perawatan yang inadekuat merupakan penyebab
utama dalam kegagalan perawatan gigitiruan penuh. Salah satu faktor yang
harus dievaluasi untuk sampai pada diagnosis dan rencana perawatan yang
tepat adalah pemeriksaan subjektif dan pemeriksaan objektif.9

Pemeriksaan Subjektif
Dalam pemeriksaan subjektif beberapa hal yang dievaluasi adalah:
1. Usia
Usia adalah umur seseorang yang penentunya dihitung menurut ulang
tahun terakhir. Usia pasien penting diketahui untuk dijadikan pedoman
dalam pemilihan dan penyusunan gigi serta memprediksi prognosis
perawatan.10 Kondisi jaringan pada pasien dengan usia tua kurang
resilien serta keadaan mukosa dan submukosa yang tipis. Selain itu
terdapat beberapa penyakit yang terbatas pada usia tertentu.
2. Jenis kelamin
Jenis kelamin pasien penting diketahui untuk dijadikan pedoman dalam
pemilihan dan penyusunan gigi selain itu dalam perawatan yang akan
diterima, pasien laki-laki umumnya lebih mementingkan kenyamanan
sedangkan perempuan lebih mementingkan aspek estetis. Perempuan pada
tahap menopause lebih sulit untuk dirawat karena masalah psikologis,
mulut kering, sensasi rasa terbakar dalam mulut dan kondisi lain yang
dipengaruhi oleh masa menopause Selain itu terdapat beberapa penyakit
pada jenis kelamin tertentu yang dapat memberi pengaruh pada perawatan
gigitiruan penuh seperti hemofilia, osteomalasia dan anemia defisiensi
besi.
3. Lama edentulus Lama edentulus adalah data mengenai durasi antara
pencabutan gigi terakhir sampai dilakukannya perawatan pada pasien.
Data ini akan memberikan informasi mengenai bentuk resorpsi tulang
alveolar.

Pemeriksaan Objektif
Pemeriksaan Ekstra Oral

Wajah Penampilan wajah dapat memberikan petunjuk berharga mengenai


dimensi vertikal oklusal dari gigitiruan yang ada.Beberapa hal yang
diperiksa dari wajah meliputi:
1. Ciri-ciri wajah berdasarkan ciri perioral seperti dukungan bibir yang
terlihat, philtrum, lipatan nasolabial, sulkus mentolabial atau lekukan
labiomental, komisura labial, tebal vermillion border, ukuran mulut saat
terbuka, tekstur kulit, kesimetrian wajah apakah simetris bilateral atau
tidak serta warna kulit.
2. Bentuk wajah yang berguna untuk memilih gigi. House dan Loop,
Williams mengklasifikasikan wajah manusia berdasarkan tiga tipe yaitu
square, tapering, dan ovoid.
3. Profil wajah yang dicatat berdasarkan klasifikasi Angle yaitu straight
profile, prognathic profile dan retrognathic profile. Pemeriksaan ini
berguna karena dapat menentukan relasi rahang dan oklusi.9

Tonus Otot Pemeriksaan ini dilakukan karena memberikan efek kepada


stabilitas gigitiruan penuh. House membagi atas tiga yaitu tegangan
normal, fungsi otot yang normal namun terdapat sedikit penurunan
ketegangan otot dan penurunan fungsi sertatonus otot.9 Pada mulut dalam
kondisi normal dengan jumlah gigi geligi asli yang lengkap maka
kelompok otot elevator, depresor, protuder, retraktor dan serat-serat otot
seimbang satu dengan yang lain serta didapati presisi yang baik pada
gravitasi dan kontrol pergerakan rahang bawah.26

Bibir Restorasi dari dukungan bibir dan lebar vermillion border harus
dipertimbangkan pada saat penyusunan gigi anterior.8,10 Beberapa hal
yang diperiksa dari bibir adalah8-10: 1. Ketebalan bibir yang dibedakan
atas tiga yaitu tebal, sedang dan tipis. 2. Panjang bibir diperiksa karena
berperan dalam faktor estetik dan diklasifikasikan atas tiga yaitu panjang,
sedang (normal) dan pendek. 3. Dukungan bibir yang dibedakan atas
dukungan adekuat dan tidak ada dukungan.

Sendi Temporo Mandibula Sendi temporo mandibula dan otot


pengunyahan diperiksa karena hal ini dibutuhkan ketika diduga terdapat
gangguan STM ataupun pasien yang mengalami salah satu gejala seperti
rasa sakit dan kelemahan pada otot mastikasi dan STM, suara sendi selama
pergerakan kondilar dan keterbatasan pergerakan rahang bawah.27

Pemeriksaan ini dapat dilihat dari letak kondilus yang normal. Dalam
posisi oklusi sentrik aspek anterosuperior dari kepala kondilus akan
berartikulasi melewati perantara meniskus dengan bagian dari fossa
dibentuk oleh tulang squamus temporal.26 Ketika mulut terbuka kemudian
bergerak protrusi dan lateral maka kondilus akan bergerak ke bawah
articular eminence.
Neuromuskular Pasien diobservasi mulai dari waktu masuk klinik. Gaya
berjalan pasien, koordinasi pergerakan, bagaimana kenyamanan pasien
bergerak dan kestabilannya adalah poin yang penting untuk
dipertimbangkan.9 Koordinasi neuromuskular dapat diklasifikasikan atas
tiga kelas yaitu kelas I (baik sekali), kelas II (sedang) dan kelas III
(buruk).9

Pemeriksaan Intra Oral


Kualitas dan kontur permukaan dari jaringan keras dan jaringan lunak
merupakan bagian dalam mulut yang harus diperiksa secara visual dengan
hati-hati. Pencahayaan yang adekuat dari segi kualitas dan kuantitas
merupakan faktor yang penting untuk menghasilkan observasi visual yang
benar

Mukosa Terdapat beberapa hal penting yang perlu dicatat dari mukosa
yaitu:
1. Warna mukosa Warna membran mukosa yang normal adalah merah
muda.Jika terdapat variasi warna lain hal ini perlu untuk dilakukan
pemeriksaan. Variasi yang umumnya ditemui adalah peningkatan warna
merah yang berkaitan dengan adanya inflamasi yang disebabkan oleh
iritasi baik iritasi mekanik, kimia maupun bakteri.
2. Kondisi mukosa Diklasifikasikan berdasarkan House yaitu kelas
Imenunjukkan kondisi yang baik, kelas II yang menunjukkan adanya iritasi
dan kelas III terdapat keadaan patologi.
3. Ketebalan mukosa Kualitas mukoperiosteum mungkin berbeda-beda
pada tiap bagian dari lengkung rahang.Mukosa dengan ketebalan sedang
disertai dengan resilien yang sama akan memberikan prognosis yang
baik.10 Ketebalan mukosa diklasifikasikan berdasarkan House yaitu kelas
I untuk normal/sama, kelas II untuk dua kali ukuran normal dan kelas III
untuk ketebalan yang berlebih.
Linggir Alveolus Kontur linggir dapat diklasifikasikan atas linggir yang
tinggi, linggir yang rendah dan linggir seperti mata pisau.9 Bentuk linggir
ada 3 macam yaitu28: 1. Bentuk “U”, bila permukaan labial/bukal sejajar
permukaan lingual/palatal. 2. Bentuk “V”, berpuncak sempit, kadang-
kadang sempit seperti pisau. 3. Bentuk “jamur”/”bulbous”, bentuknya
membesar atau melebar di puncaknya. Bentuk jamur berleher dan
menimbulkan gerong.

Saliva Kualitas dan kuantitas saliva merupakan faktor yang penting


sekali terhadap kemampuan pasien untuk menoleransi gigitiruan penuh
karena baik aliran maupun kekentalan saliva sangat berpengaruh terhadap
keberhasilan gigitiruan penuh.Kondisi saliva dibedakan atas:
1. Kelas I : Jumlah dan konsistensi saliva normal.
2. Kelas II : Terdapat banyaknya jumlah saliva yang encer. Saliva yang
terlalu banyak kemungkinan menyebabkan penyumbatan dan pada
umumnya meyulitkan pembuatan cetakan.
3. Kelas III : Jumlah saliva yang sedikit mengurangi kualitas retensi dari
gigitiruan penuh dan dapat menyebabkan kekeringan pada mukosa.

Lidah Lidah terdiri atas otot-otot intrinsik yang berada dalam lidah itu
sendiri dan otot-otot ekstrinsik yang memasuki lidah seperti otot
stiloglosus, palatoglosus, hyoglosus dan genioglosus berfungsi untuk
menggerakkan lidah pada posisi yang bervariasi.Lidah memiliki banyak
fungsi, tidak hanya sebagai indra pengecapan lidah juga berguna untuk
mengontrol makanan selama pengunyahan dan penelanan.30 Lidah dengan
bantuan bibir, gigi dan palatum juga berperan dalam mengontrol dan
mengatur getaran aliran udara dari laring untuk pembentukan suara dalam
artikulasi berbicara.

Ukuran Lidah Ukuran lidah merupakan hal yang penting untuk


diperiksa karena sangat berpengaruh terhadap prosedur pembuatan
gigitiruan penuh. Pada lidah dengan ukuran yang besar akan menyulitkan
prosedur pencetakan, penyusunan gigi dan berkontribusi terhadap
ketidakstabilan gigitiruan penuh.Sementara itu ukuran lidah yang kecil
akan memudahkan proses pencetakan namun akan membahayakan lingual
seal.Ukuran lidah diklasifikasikan berdasarkan House yaitu:
1. Kelas I : Ukuran, perkembangan, dan fungsinya normal. Terdapat gigi
yang cukup untuk mempertahankan bentuk dan fungsi yang normal.
2. Kelas II : Gigi geligi telah hilang dalam waktu yang cukup lama dan
memberikan perubahan bentuk dan fungsi lidah.
3. Kelas III : Lidah dengan ukuran yang terlalu besar, hal ini
disebabkanedentulus penuh dalam waktu yang lama.
Posisi Lidah Posisi lidah didefenisikan sebagai posisi lidah secara
fisiologi dalam kondisi istirahat dengan bibir terpisah dan dalam beberapa
kasus rahang bawah sedikit terbuka dari posisi istirahatnya Posisi lidah
sangat dipengaruhi oleh keadaan dasar mulut karena dasar mulut dibentuk
oleh dorsum lidah pada bagian posterior dan ujung lidah ditambah mukosa
yang menutupi ruang kosong di bawah anterior lidah pada bagian
anteriornya. Posisi lidah menurut klasifikasi Wright dibedakan dalam tiga
kelas yaitu
a. Kelas I : Lidah berada dalam dasar mulut dengan ujung lidah berada di
depan dan sedikit di bawah permukaan insisal gigi anterior rahang bawah.

b. Kelas II : Lidah mendatar dan melebar tetapi ujungnya dalam posisi


yang normal.
c. Kelas III : Lidah dalam kondisi retracted dan terdepresi ke dalam dasar
mulut dengan ujungnya melengkung ke atas, ke bawah atau terasimilasi ke
badan lidah. Posisi lidah sangat dipengaruhi oleh jumlah gigi di dalam
mulut. Kotsiomiti dkk (2000) menyatakan bahwa posisi lidah kelas III atau
posisi lidah retractedpaling banyak ditemui pada penderita edentulus
penuh.14 Saito (2012) menyatakan bahwa rongga orofaringeal membesar
pada pasien edentulus penuh dan posisi lidah yang retracted merupakan
upaya untuk menutup bagian faringeal tersebut.

3. Mahasiswa mampu menjelaskan dan memahami tentang retensi dan


stabilisasi GTP

Bagi pasien edentulus penuh, kesuksesan perawatan gigitiruan penuh dipengaruhi


oleh fenomena biomekanikal terhadap dukungan, stabilitas dan retensi. Masalah
utama dalam konstruksi gigitiruan penuh adalah berkurangnya tulang alveolar
rahang bawah yang mengakibatkan kurangnya retensi dan stabilisasi.
Definisi
Retensi didefinisikan sebagai ketahan gigitiruan untuk tidak terlepas dalam
arah vertikal atau daya tahan gigitiruan terhadap gaya yang menyebabkan
pergerakan ke arah yang berlawanan dengan arah pemasangannya.Retensi pada
gigitiruan penuh rahang atas jarang memperlihatkan masalah yang begitu serius
disebabkan lokasi area seal yang cukup konstan dan tidak bergerak selama
rongga mulut berfungsi.Sedangkan pada rahang bawah, retensi bergantung pada
sea ldalam gaya yang sama dengan gigitiruan penuh rahang atas, namun area
sealtidak langsung siap untuk ditempati dan juga memiliki pergerakan yang
cukup besar selama dilakukannya fungsi umum dari mulut. Stabilitas adalah
ketahanan gigitiruan terhadap perubahan yang disebabkan oleh kekuatan ketika
gigitiruan berfungsi.Stabilitas merupakan kemampuan gigitiruan untuk bertahan
terhadap gaya horizontal. Stabilitas akan semakin besar ketika kekuatan untuk
menjaga gigitiruan tetap pada tempatnya lebih besar daripada kekuatan untuk
melepaskannya. Kurangnya stabilitas digambarkan pasien dengan gigitiruan
penuh yang terasa longgar.

Faktor yang Mempengaruhi Retensi dan Stabilisasi


Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap retensi gigitiruan penuh adalah:
1. Faktor anatomi, yang meliputi
a. Ukuran denture bearing area
b. Kualitas denture bearing area
2. Faktor fisiologis Viskositas saliva menentukan retensi gigitiruan penuh. Saliva
yang kental yang terakumulasi diantara permukaan jaringan gigitiruan penuh dan
palatum menyebabkan kehilangan retensi. Sementara saliva yang encer akan
mempengaruhi retensi gigitiruan penuh.
3. Faktor fisis, yang meliputi:
a. Adhesi Adhesi merupakan daya tarik fisik pada molekul yang berbeda antara
yang satu dengan lainnya Pada gigitiruan penuh didapati antara saliva dengan
permukaan gigitiruan penuh dan mukosa.
b. Kohesi Kohesi adalah daya tarik fisik pada molekul yang sama antara satu
dengan lainnya. Gaya kohesif ini terdapat pada lapisan tipis saliva, dimana
viskositas saliva memainkan peranan penting terhadap kohesi tersebut.
c. Tegangan permukaan interfasial. Tegangan permukaan interfasial merupakan
daya tahan terhadap pemisahan yang dipengaruhi oleh lapisan cairan antara dua
permukaan yang beradaptasi dengan baik.
d. Daya tarik kapiler Daya tarik kapiler adalah gaya yang dihasilkan dari tekanan
permukaan yang dapat menyebabkan naik turunnya permukaan cairan saat
berkontak dengan benda padat.
e. Tekanan atmosfer Tekanan atmosfer berperan dalam melawan gaya yang
melepas gigitiruan penuh jika memiliki seal yang efektif disekeliling batas
gigitiruan penuh. Retensi oleh tekanan atmosfer secara langsung sebanding
dengan area yang ditutupi oleh basis gigitiruan penuh.
4. Faktor mekanis, yang meliputi:
a. Undercut /gerong
. Pegas retentif
c. Gaya magnetik
d. Gigitiruan adesif
e. Suction chambers dan suction disc
5. Faktor otot Faktor otot dapat digunakan untuk meningkatkan retensi pada
gigitiruan penuh. Otot buksinator, orbikularis oris, otot instrinsik dan ekstrinsik
dari lidah merupakan otot yang dimanfaatkan dokter gigi untuk mencapai tujuan
ini dengan bantuan teknik mencetak.Terdapat keseimbangan antara aksi gaya dari
otot-otot bukal dan lidah yang disebut dengan neutral zone. Neutral zone
merupakan ruangan antara lidah, bibir dan pipi dalam rahang yang edentulus.
Beresin dan Schisser menganjurkan agar gigitiruan penuh sebaiknya disusun
dalam neutral zone untuk mencapai retensi yang baik. Dengan memanfaatkan
konsep neutral zone, daya melepaskan dari otot akan dengan mudah menjadi gaya
retensi pada gigitiruan penuh.Selama aktifitas fungsional mulut, tekanan dari lidah
dinetralkan menggunakan tekanan pipi dan bibir dalam neutral zone
ini.Sebaliknyaposisi lidah yang menyentuh permukaan lingual dari gigi
merupakan aksi lidah untuk menetralkan tekanan yang berasal dari pipi maupun
bibir. Lidah memiliki beberapa bentuk dan posisi selama berbicara, mengunyah
serta menelan dan seluruh fungsi ini konstan terhadap kontak dengan permukaan
lingual gigi, prosesus alveolar dan palatum.Oleh karena kontak inilah lidah
menjadi faktor yang dominan dalam menetapkan neutral zone.Lidah yang
berkontak dengan sayap lingual anterior pada gigitiruan penuh rahang bawah
merupakan hal yang sangat penting terhadap retensi gigitiruan penuh.Selain itu
ketika posisi lidah rendah dihubungkan dengan puncak linggir rahang bawah atau
posisi yang retracteddihubungkan dengan linggiranterior maka retensi dari
gigitiruan penuh rahang bawah akan buruk.Ukuran dan posisi gigi geligi
gigitiruan penuh serta kontur permukaan poles memberikan pengaruh terhadap
stabilitas gigitiruan penuh rahang bawah apabila dihadapkan pada gaya tidak
stabil yang dihasilkan lidah, bibir dan pipi.

Faktor yang berpengaruh terhadap stabilisasi gigitiruan penuh


1. Hubungan dari permukaan eksternal dan batas luar gigitiruan terhadap otot
orofasial sekitar.
2. Hubungan basis gigitiruan terhadap jaringan-jaringan dibawahnya.
3. Hubungan antara permukaan oklusal yang berlawanan.

Anda mungkin juga menyukai