Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN TUTORIAL

SKENARIO 3 : SISTEM LIMFATIK

BLOK 3

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 4

TUTOR : drg. GITA DWI JIWANDA SOVIRA

KETUA : ASIH PUSPITA PUTRI

SEKRETARIS : CAHYANA FITRIA DAN DOKTA BELLA ZUHURINA

ADZKIA RAHMI AULIA 1511412013

ASIH PUSPITA PUTRI 1511412008

CAHYANA FITRIA 1511412014

DIMAS GUSRIZAL 1511412015

DOKTA BELLA ZUHURINA 1511412011

HAVINA YASE 1511412006

MUTIARA VERONIKA 1511412007

NADIA SYESTI 1511412012

SEVTY AGUSTIN 1511412009

SOFIE BOSOMA SYAMRA 1511412010

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan tutorial skenario3 di
Blok 3 ini dengan baik.
Laporan tutorial ini disusun dalam rangka memenuhi tugas Blok 3yang
merupakan bagian dari sistem pembelajaran SCL di Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Andalas Padang.
Saya mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan kemudahan dalam penyusunan laporan ini dan kepada pembimbing
kami, drg. Gita Dwi Jiwanda Sovira yang telah membimbing kami dalam proses
tutorial dan kepada teman-teman yang telah menyediakan waktu dan pikirannya
untuk menyelesaikan tugas tutorial ini dengan baik.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi proses pembelajaran
selanjutnya dan bagi yang membutuhkan.

Padang, Desember 2015

Penyusun
Cahyana Fitria

2
DAFTAR ISI

Kata pengantar ............................................................................................................................ 2


Daftar isi ............................................................................................................................... ..... 3
Skenario 3 blok 3 ......................................................................................................... .............. 4
Terminologi .................................................................................................................. .............. 4
Identifikasi masalah ..................................................................................................... .............. 5
Analisis masalah........................................................................................................... .............. 6
Skema ........................................................................................................................... .............. 8
Learning objectives
1. Mahasiswa mampu menjelaskan mengenai anatomi sistem limfatik
2. Mahasiswa mampu menjelaskan mengenai fungsi sistem limfatik
3. Mahsiswa mampu menjelaskan mekanisme kerja sistem limfatik
4. Mahasiswa mampu menjelaskan mengenai keseimbanagan cairan tubuh,
asam basa dan elektrolit serta hubungannya dengan sistem limfatik.
5. Mahasiswa mampu menjelaskan mengenai kelainan dan penyakit pada
sistem limfatik
Daftar pustaka ............................................................................................................................ 28

3
Skenario 3 “Sistem Limfatik ”

Nia(22 tahun) dating kedokter gigi dengan keluhan pipi kanan disekitar
rahang bawahnya mengalami pembengkakakn. Dari hasil ananmnesis didapatkan
informasi bahwa gigi geraham kanannya pernah sakit sejak 2 tahun yang lalu,
sakit hilang timbul sampai mengganggu tidur. Saat giginya sakit, Nina meminum
obat penghilang rasa sakit yang dibelinya ditoko obat tanpa memeriksakannya
terlebih dahulu ke dokter gigi. Sejak 4 bulan ini, giginya tidk pernah sakit lagi.
Sekarang ia juga merasakan demam

Pada pemeriksaan ekstra oral terdapat pembengkakakn pada mandibula


dekstra, dengan konsistensi kenyal, dan nyeri bila ditekan. Pada pemeriksaan
kelenjar limfe submandibula teraba dan sakit. Pada pemeriksaan intra oral
ditemukan gigi molar 1 kanan karies profunda, tes vitalitas (-), palpasi (+), dan
perkusi (+).

Dokter gigi menerangkan bahwa nia mengalami abses karena gigi


gerahamnya yang sudah nekrosis. Ha ini mengakibatan terjadinya respon imun
dari sistem limfatik untuk melawan bakteri yang terdapat pada gigi tersebut.
Selain itu juga terjadi ketidakseimbangan cairan tubuh, asam basa dan elektrolit.

Bagaimana saudara menjelaskan mengenai kasus diatas?

Langkah Seven Jumps

1. Mengklarifikasi terminology yang tidak diketahui dan mendefinisikan hal-hal


yang dapat menimbulkan kesalahan interpretasi
2. Menentukan masalah
3. Menganalisis masalah melalui brain storming dengan menggunakan prior
knowledge
4. Membuat skema atau diagram dari komponen-komponen permasalahan dan
mencari korelasi dan interaksi antar masing-masing komponen untuk membuat
solusi secara terintegrasi
5. Memformulasikan tujuan pembelajaran
6. Mengumpulkan informasi di perpustakaan.internet dan lain-lain
7. Sintesa dan uji informasi yang diperoleh

A. Terminologi

1. Sistem limfatik
Sistem limfatik adalah jaringan berbentuk tabung disepanjang tubuh yang
mengalirkan limfe dijaringan dan bermuara kembali ke aliran darah.

4
2. Ekstra oral
Ekstra oral adalah pemeriksaan bagian tubuh diluar rongga mulut.

3. Nekrosis
Nekrosis adalah matinya sel pada jaringan organ tubuh.

4. Abses
Pengumpulan nanah secara local pada suatu kavitas, akibat hancurnya jaringan
yang biasanya disebabkan oleh infeksi kuman – kuman.

5. Intraoral
Intra oral adalah pemeriksaan bagian tubuh didalam rongga mulut.

6. Karies profunda
Karies profunda yaitu proses demineralisasi gigi dan hancurnya jaringan keras
gigi oleh aktivitas mikroba, dimana karies profunda ini, kariesnya sudah
mengenai setengah dentin dan kadang sudah mengenai pulpa.

7. Palpasi
Palpasi yaitu untuk adanya inflamasi (peradangan) yang sudah sampai
keperiapikal (dengan perabaan).

8. Perkusi
Yaitu pemeriksaan yang dilakukan dengan ketukan ujung jari

9. Vitalitas
Yaitu tes yang member info bahwa masih ada jaringan saraf yang
menghantarkan impls sensorik.

B. Identifikasi Masalah
1. Bagaimana anatomi sistem limfatik?
2. Apa fisiologi sistem limfatik?
3. Apa saja kelainan dari sistem limfatik?
4. Bagaimana hubungan antara sistem limfatik dengan keseimbangan tubuh?
5. Apa saja factor yang mempengaruhi keseimbangan cairan dalam tubuh?
6. Apa fungsi cairan tubuh?
7. Apa fungsi cairan limfe?
8. Bagaimana sistem kerja limfe?

C. Analisis Masalah

5
1. Sistem limfatik terdiri dari :
a. Pembuluh limfa yang terdiri dari :
1) Kapiler limfa
2) Lakhteal villi
3) Duktus collectives yang terbagi menjadi :
a) Duktus limfaticus dekstra
b) Duktus thoracicus
4) Trunkus yang terbagi menjadi :
a) Trunkus jugularis
b) Trunkus subclavia
c) Trunkus bronchomediastinalis
d) Trunkus intestinal
e) Trunkus lumbalis
b. Organ limfatik yang terdiri dari
1) Organ limfatik primer yang terdiri dari :
a) Sumsum tulang merah
b) Kelenjar thymus
2) Organ limfatik sekunder yang terdiri dari :
a) Nodus limfe
b) Limpa
c) Nodulus limfatikus, yang terdapat didalamnya :
i. Korteks
ii. Medulla
iii. Vasa aferen dan vasa eferen.
c. Organ tambahan
1) Tonsil
2) Kelenjaer limfa

2. Fungsi sistem limfatik :


a. Mengembalikan cairan dan protein dijaringan kedalam aliran darah.
b. Mengangkut limfosit dari kelenjer limfatik ke sirkulasi darah
c. Membawa lemak yang sudah diemulsi dari usus ke sirkulasi darah.
d. Meningkatkan respon imun terhadap antigen
e. Sebagai sistem kekebalan tubuh
f. Pembentukan elemen limfosit dalam reaksi imun.
g. Mengalirkan kelebihan interstitial dari ruang antar sel
h. Menyaring dan menghancurkan mikroorganisme untuk menghindari
penyebaran.

3. Kelainan dan penyakit sistem limfatik


1. Lymphedema yaitu pembengkakan kronis pada tungkai karena
akumulasi cairan limfe

6
2. Tonsillitis / radang amandel
3. Obstruksi limfatik yaitu penyumbatan kelenjar limfe
4. Lymphangiosacroma yaitu tumor jaringan lunak ganas
5. Limfangitis
6. Filiaris limfatik (FL)
7. Penyakit castleman yaitu tumor jinak yang mempengaruhi kelenjar
limfe.
8. Bovine Leukosis : adalah suatu penyakit yang ditandai dengan
meningkatnya sel-sel leukosit dalam darah terutama sel leukosit berinti
1 (leukosit).

4. Hubungan antara sistem limfatik dengan keseimbangan tubuh?


Hubungannya dapat kita lihat didalam sistem imunitas tubuh. Beberapa
sistem tubuh membantu mempertahankan tubuh terhadap berbagai bahaya –
seperti sinar ultraviolet matahari, panas berlebihan, zat kimia beracun,
kerusakan fisik, dan ancaman mikroorganisme, seperti bakteri dan virus.
Namun demikian, sistem imunitas, bersama sistem limfatik, adalah cara
perlindungan tubuh yang utama dari serangan.
Sistem limfatik merupakan bagian pelengkap dari sistem imunitas dan
berperan penting dalam pertahanan tubuh terhadap penyakit. Bagian aktif
sistem ini adalah cairan limfa, yang awalnya berupa cairan intertisial yang
terkumpul dari sel-sel di seluruh tubuh.

5. Factor yang mempengaruhi keseimbangan cairan tubuh


1. Usia.
2. Jenis kelamin
3. Jumlah sel – sel lemak
4. Stress
5. Sakit
6. Temperatur lingkungan
7. Diet

6. Fungsi cairan tubuh


1. Untuk mencegah dehidrasi
2. Untuk mempertahankan keseimbangan asam basa tubuh
3. Untuk transportasi didalam tubuh

7. fungsi cairan limfe


1. Untuk penarikan lemak makanan dari usus
2. Untuk mengembalikan protein yang lolos dari kapiler ke jaringan
melalui imfe ke sirkulasi

7
3. Untuk mendeteksi partikel asing seperti bakteri dan virus dibawa ke
kelenjar limfe.

8. Mekanisme kerja sistem limfatik


Sistem limfatik (lymphatic system) atau sistem getah bening membawa
cairan dan protein yang hilang kembali ke darah .Cairan memasuki sistem ini
dengan caraberdifusi ke dalam kapiler limfa kecil yang terjalin di antara
kapiler-kapiler sistemkardiovaskuler. Apabila suda berada dalam sistem
limfatik, cairan itu disebut limfa(lymph) atau getah bening, komposisinya kira-
kira sama dengan komposisi cairan interstisial. Sistem limfatik mengalirkan
isinya ke dalam sistem sirkulasi di dekat persambungan vena cava dengan
atrium kanan.
Pembuluh limfa, seperti vena , mempunyai katup yang mencegah aliran
balik cairan menuju kapiler. Kontraksi ritmik (berirama) dinding pembuluh
tersebut membantu mengalirkan cairan ke dalam kapiler limfatik. Seperti
vena, pembuluh limfa juga sangat bergantung pada pergerakan otot rangka
untuk memeras cairan kearah jantung.
Di sepanjang pembuluh limfa terdapat organ yang disebut nodus (simpul)
limfa (lymph node) atau nodus getah bening yang menyaring limfa. Di dalam
noduslimfa terdapat jaringan ikat yang berbentuk seperti sarang lebah denagn
ruang-ruang yang penuh dengan sel darah putih. Sel-sel darah putih tersebut
berfungsi untuk menyerang virus dan bakteri.

D. Skema

Sistem limfatik

Anatomi Fungsi Mekanisme Keseimbangan kelainan


cairan
tubuh,asam,basa
dan elektrolit

E. Learning Objective

1. Mahasiswa mampu menjelaskan mengenai anatomi sistem limfatik

8
Sistem limfatik terdiri dari bagian – bagian berikut :
1.1. Pembuluh limfe
Pembuluh limfe dibagi menjadi 3, yaitu:
a. Kapiler Limfe
Merupakan pembuluh limfe yang terkecil, yang membentuk anyaman yang
luas dan berakhir buntu. Berfungi meampung cairan limfe yang berasal
dari interstitium. Kapiler limfe terdiri atas selapis endothelium. Sel
endothelial dapat membengkok ke dalam menyerupai katup. Filament
anchor (penambat/jangkar) yang mengikat sel jaringan dengan sel
endothelial.

b. Pembuluh Limfe yang lebih besar


Limfe yang mengalir dari kapiler-kapiler limfe akan bergabung di
pembuluh limfe pengumpul (collecting lymph vessel). Terdiri atas saluran
yang dindingnya lebih tebal dan memiliki katup di sepanjang pumbuluh
menuju ductus.

c. Pembuluh limfe besar


Merupakan gabungan dari pembuluh limfe, membentuk dua saluran
utama:

1) Ductus Thoracicus

Menerima cairan limfe dari bagian tubuh kiri & kanan saluran
pencernaan makanan. Dindingnya terdiri dari:

a) T. Intima: Endotel
b) Sabut Kollagen dan Elastis
c) T. Media: Beberapa lapis otot polos
d) T. Adventitia: Sabut Kollagen
e) Sabut Elastis dan otot polos
f) Pada T. Adventitia terdapat Vasa Vasorum

Pembuluh ini mengangkut limfe yang berasal dari bagian tubuh lain
dan bermuara ke pembuluh balik di bawah vena subclavia sinestra
(vena yang melewati tulang selangka kiri). Pembuluh limfe dada juga
merupakan tempat bermuaranya pembuluh kil atau pembuluh lemak,
yaitu pembuluh yang mengumpulkan asam lemak yang diserap dari
usus. Lemak inilah yang menyebabkan cairan limfe berwarna kuning
keputih-putihan.
Limfe berasal dari cairan seluruh bagian tubuh. Hal ini memungkinkan
di dalam limfe terdapat kuman-kuman penyakit. Kuman-kuman
penyakit ini perlu difilter oleh pembuluh limfe. Proses ini dilakukan

9
oleh kelenjar limfe. Jadi, bila terdapat kuman pada suatu luka, maka
kuman tersebut akan dibinasakan sebelum masuk ke dalam sirkulasi
darah.

2) Ductus Limfatikus kanan

Menerima limfe dari extreminitas atas bagian kiri, thorax kiri, kepala
dan leher bagian kiri. Bermuara ke pertemuan vena jugular interna kiri
dan vena subclavia kiri.

d. Trunkus Limfe

Trunkus limfatik terdiri atas 5 saluran, yakni :

a) Trunkus Yugularis, menerima limfe dari kepala dan leher

b) Trunkus Subclavia, menerima limfa dari extreminitas atas, permukaan


thorax superficialis

c) Trunkus bronchomediastinalis, menerima limfa dari struktur dalam


thorax

d) Trunkus intestinalis, menerima limfe dari struktur abdomen

e) Trunkus lumbalis, menerima limfe dari extremitas bawah, dinding


abdominopelvic, dan rogga pelvic

1.2. Organ limfatikus primer


Organ yang terlibat dalam sintesis/ produksi sel imun, yaitu kelenjar
timus dan susmsum tulang.Jaringan limfoid primer berfungsi sebagai tempat
diferensiasi limfosit yang berasal dari jaringan myeloid. Terdapat dua
jaringan limfoid primer , yaitu kelenjarthymus yang merupakan diferensiasi
limfosit T dan sumsum tulang yang merupakan diferensiasi limfosit B. Pada
aves, limfosit B berdiferensiasi dalam bursa fabricius. Jaringan limfoid
primer mengandung banyak sel-sel limfoid diantara sedikit sel makrofag
dalam anyaman sel stelat yang berfungsi sebagai stroma dan jarang
ditemukan serabut retikuler.
a. Thymus
Thymus merupakan organ yang terletak dalam mediastinum di
depan pembuluh-pembuluh darah besar yang meninggalkan jantung, yang
termasuk dalam organ limfoid primer. Thymus merupakan satu-satunya
organ limfoid primer pada mamalia yang tampak dan merupakan jaringan
limfoid pertama pada embrio sesudah mendapat sel induk dari saccus
vitellinus. Limfosit yang terbentuk mengalami proliferasi tetapi sebagian

10
akan mengalami kematian, yang hidup akan masuk ke dalam peredaran
darah sampai ke organ limfoid sekunder dan mengalami diferensiasi
menjadi limfosit T. Limfosit ini akan mampu mengadakan reaksi
imunologis humoral. Thymus mengalami involusi secara fisiologis dengan
perlahan-lahan. Cortex menipis, produksi limfosit menurun sedang
parenkim mengkerut diganti oleh jaringan lemak yang berasal dari
jaringan pengikat interlobuler.

b. Sumsum Tulang
Terdapat pada sternum, vertebra, tulang iliaka, dan tulang iga. Sel stem
hematopoetik akan membentuk sel-sel darah. Proliferasi dan diferensiasi
dirangsang sitokin. Terdapat juga sel lemak, fibroblas dan sel plasma. Sel
stem hematopoetik akan menjadi progenitor limfoid yang kemudian
mejadi prolimfosit B dan menjadi prelimfosit B yang selanjutnyamenjadi
limfosit B dengan imunoglobulin D dan imunoglobulin M (B Cell
Receptor) yang kemudian mengalami seleksi negatif sehingga menjadi sel
B naive yang kemudiankeluar dan mengikuti aliran darah menuju ke organ
limfoid sekunder. Sel stemhematopoetik menjadi progenitor limfoid juga
berubah menjadi prolimfosit T danselanjutnya menjadi prelimfosit T yang
akhirnya menuju timus

1.3.Organ limfatikus sekunder

Organ yang berfungsi sebagai tempat berlangsungnya proses-proses


reaksi imun. Misalnya : , MALT (Mucosa Assosiated Lymphoid Tissue).
Jaringan limfoid sekunder berfungsi sebagai tempat menampung sel-sel
limfosit yang telah mengalami diferensiasi dalam jaringan sentral menjadi
sel-sel yang imunokompeten yang berfungsi sebagai komponen imunitas
tubuh. Dalam jaringan limfoid sekunder, sebagai stroma terdapat sel
retikuler yang berasal dari mesenkim dengan banyak serabut-serabut
retikuler. Jaringan limfoid yang terdapat dalam tubuh sebagian besar
tergolong dalam jaringan ini, contohnya limfa,tonsil, limfonodus.
Berikut adalah organ limfatikus sekunder :

a. Nodus Limfe : berbentuk kecil lonjong atau seperti kacang dan terdapat di
sepanjang pembuluh limfe. Nodus limfa terbagi menjadi ruangan yang lebih
kecil yang disebut nodulus. Nodulus terbagi menjadi ruangan yang lebih
kecil lagi yang disebut sinus. Di dalam sinus terdapat limfosit dan makrofag.
Fungsi nodus limfa adalah untuk menyaring mikroorganisme yang ada di
dalam limfa. Kelompok-kelompok utama terdapat di dalam leher, axial,
thorax, abdomen, dan lipatan paha.

11
Nodus-nodus limfa berlokasi diseluruh tubuh. Beberapa ada langsung
dibawah kulit dimana yang lain-lain berada didalam tubuh. Bahkan nodus-
nodus limfa yang paling superficial (dekat pada kulit) adalah biasanya tidak
terlihat atau gamblang (dirasakan dengan menyentuh), kecuali mereka
membengkak atau membesar untuk beberapa sebab-sebab.
Mereka dihubungkan satu sama lainnya oleh pembuluh-pembuluh limfatik
yang terikat secara lepas. Nodus-nodus limfa biasanya bergabung pada
daerah-daerah yang berbeda didalam tubuh dimana mereka bertanggung
jawab untuk penyaringan darah dan melaksanakan fungsi imunologi mereka
untuk area tertentu itu dari tubuh. Cairan dari pembuluh-pembuluh limfatik
akhirnya masuk kedalam sistim vena (vena-vena) dalam tubuh.

Penyebab Pembengkakan Nodus Limfa


Ada banyak penyebab-penyebab untuk nodus-nodus limfa yang
membengkak, adakalanya dirujuk sebagai "kelenjar-kelenjar yang
membengkak" atau "swollen glands" (lymphadenopathy atau
lymphadenitis). Pada umumnya, nodus-nodus limfa membengkak ketika
mereka aktif yang disebabkan oleh suatu infeksi, peradangan, atau kanker.

b. Limpa
Limpa merupakan organ limfoid yang paling besar. Kelenjar yang
dihasilkan dari limpa berwarna ungu tua. Fungsi limpa antara
lain: membunuh kuman penyakit; membentuk sel darah putih (leukosit)
dan antibodi; menghancurkan sel darah merah yang sudah tua. Limpa
adalah kelenjar tanpa saluran (ductless) yang berhubungan erat dengan
sistem sirkulasi dan berfungsi menghancurkan sel darah merah tua. Limpa
termasuk salah satu organ sistem limfoid, selain timus, tonsil, dan kelenjar
limfe.
Limpa terletak di bagian depan dan dekat punggung rongga perut
di antara diafragma dan lambung.
Secara anatomis, tepi limpa yang normal berbentuk pipih. Fungsi
limpa yaitu mengakumulasi limfosit dan makrofaga, degradasi eritrosit,
tempat cadangan darah, dan sebagai organ pertahanan terhadap infeksi
partikel asing yang masuk ke dalam darah.
Limpa dibungkus oleh kapsula, yang terdiri atas dua lapisan, yaitu
satu lapisan jaringan penyokong yang tebal dan satu lapisan otot halus.
Perpanjangan kapsula ke dalam parenkim limpa disebut trabekula.
Trabekula mengandung arteri, vena, saraf, dan pembuluh limfe. Parenkim
limpa disebut pulpa yang terdiri atas pulpa merah dan pulpa putih. Pulpa
merah berwarna merah gelap pada potongan limpa segar. Pulpa merah
terdiri atas sinusoid limpa. Pulpa putih tersebar dalam pulpa merah,
berbentuk oval dan berwarna putih kelabu.

12
c. Nodulus Limfatikus
Merupakan sekumpulan jaringan limfatik yang tersebar di sepanjang
jaringan ikat yang terdapat pada membran mukus yang membatasi dinding
saluran pencernaan, saluran reproduksi, saluran urin, dan saluran respirasi.
Beberapa bentuk nodulus limfatikus yaitu tonsil dan folikel limfatik. Tonsil
terdapat di tenggorokan. Folikel limfatik terdapat di permukaan dinding
usus halus. Letak nodulus limfatikus sangat strategis untuk berperan dalam
respon imun melawan zat asing yang masuk dalam tubuh melalui
pencernaan atau pernafasan.

d. Jaringan Limfoid Mukosal (MALT)

Terletak di tunika mukosa terutama lamina propria, traktus digestivus,


respiratorius dangenitourinarius. Terdiri dari sel T terutama CD8, sel B dan
APC. Pada traktus digestivusterdiri dari limfosit difus, limfonoduli soliter
dan berkelompok (tonsila, plaque Peyeri). Sedangkan pada traktus
respiratorius dan genitourinarius terdiri dari limfosit difus,limfonoduli
soliter. Sistem imun mukosa pada jaringan limfoid mukosa
merupakankomponen terbesar sistem limfoid melebihi lien dan limfonodus

e. Tonsil
Tonsil atau amandel terdiri atas jaringan limfe terletak di antara
dua tiang fause (lengkung langit-langit) dan banyak terdapat persediaan
limfosit.Tonsil atau amandel adalah bagian dari sistem kelenjar getah
bening yang berada pada sisi kiri dan kanan bagian belakang rongga
mulut. Disebut amandel karena bentuknya mirip buah amandel. Seperti
kelenjar getah bening lainnya, amandel adalah bagian dari sistem
kekebalan yang menjaga tubuh manusia dari infeksi, khususnya infeksi
saluran nafas atas dan faring.

Fungsinya membantu pertahanan tubuh bagi anak-anak di bawah


usia 6 tahun melawan penyakit. Mulai anak usia 6 tahun ke atas fungsi
amandel akan digantikan oleh pertahanan tubuh yang lain.Tonsil berfungsi
mencegah agar infeksi tidak menyebar ke seluruh tubuh dengan cara
menahan kuman memasuki tubuh melalui mulut, hidung, dan
kerongkongan. Amandel merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh,
yang didesain untuk melindungi kita dengan menjebak bakteri atau virus
yang berusaha masuk ke tubuh kita melalui mulut.Dengan bertambahnya
usia seharusnya amandel tersebut akan mengecil dengan sendirinya,
kecuali apabila sering terjadi infeksi/peradangan seperti batuk pilek dan
adanya faktor alergi pada badan, amandel akan bertambah besar.

13
Patologi Amandel meradang dan membengkak, terdapat bercak
abu-abu atau kekuningan pada permukaannya, dan jika berkumpul maka
terbentuklah membran. Bercak-bercak tersebut sesungguhnya adalah
penumpukan leukosit, sel epitel yang mati, juga kuman-kuman baik yang
hidup maupun yang sudah mati.

Macam- macam Tonsil


1. Tonsilla Lingualis, pada Radix Linguae;
a) Epitel : berlapis pipih melapisi kripta (cekungan)
b) Keliling mukus (weber) bermuara pada dasar
c) Lumen kripta bersih à jarang beradang
2. Tonsilla Palatina, diantara arcus glossopalatinus dan
arcuspharingopalatinus;
a) Epitel: berlapis pipih
b) Kripta dalam, bercabang – cabang
c) Lumen kripta kotor à sering beradang
3. Tonsilla Pharingica, pada dinding belakang nasopharynx
a) Epitel: berderet silindris bersilia dengan sel-sel goblet
b) Tak ada kripta

2. Mahasiswa mampu menjelaskan mengenai fisiologi atau fungsi sistem


limfatikus
1. Mengembalikan cairan dan protein dari jaringan ke dalam sirkulasi
darah.
2. Mengangkut limfosit dari kelenjar limfe ke sirkulasi darah.
3. Untuk membawa lemak yang sudah dibuat emulsi dari usus ke sirkulasi
darah. Saluran limfe yang melaksanakan fungsi ini ialah saluran lakteal.
4. Kelenjar limfe menyaring dan menghancurkan mikroorganisme untuk
menghindarkan penyebaran organism itu dari tempat masuknya ke dalam
jaringan, ke bagian lain tubuh.
5. Apabila ada infeksi, kelenjar limfe menghasilkan zat anti (antibodi)
untuk melindungi tubuh terhadap kelanjutan infeksi.

fungsi cairan limfe


1. Untuk penarikan lemak makanan dari usus
2. Untuk mengembalikan protein yang lolos dari kapiler ke jaringan
melalui imfe ke sirkulasi
3. Untuk mendeteksi partikel asing seperti bakteri dan virus dibawa ke
kelenjar limfe.

14
3. Mahasiswa mampu menjelaskan mekanisme sistem limfatik

Skema Aliran Getah Bening


Pembuluh darah Ruang interstitial Kapiler limfa
(darah) (cairan interstitial) (getah bening)

Pertemuan antara vena jugular Pembuluh limfa


dan subclavian (getah bening)
(darah)

Lymphatic duct
(getah bening)

13

Proses jalan limfe dimulai dari keluarnya cairan, yang disebut cairan
interstisiil yang mengandung zat-zat makanan didalamnya, keluar dari kapiler
darah. Setelah keluar dari kapiler darah, kemudian masuk ke dalam jaringan-
jaringan disekelilingnya. Kemudian cairan interstisiil ini akan memberikan zat-zat
makanan dari jaringan. Kemudian setelah itu cairan tersebut akan berkumpul di
lekak-lekak jaringan yang kecil sekali. Dari lekak-lekak tersebut limfe mengalir
melalui jalan-jalan limfe. Proses masuknya seperti pada susunan jalan darah,
pertama limfe itu masuk kedalam kapiler. Antara kapiler yang satu dengan yang
lain bertemu dan akhirnya menjadi besar, yaitu pembuluh limfe. Pada akhirnya
jalan-jalan limfe akhirnya menjadi dua buah, yaitu ductus thoracicus dan ductus
lymphaticus dexter. Ductus thoracicus ini dimulai dari sebuah perluasan yang
dinamakan systerna cycli.

Pada ductus thoracicus ini menerima limfe dari isi badan dari seluruh
pasangan belakang dari dinding dada, dinding perut, daerah bahu sebelah kiri,
leher sebelah kiri dan kepala sebelah kiri. Sedangkan untuk truncus lymphaticus
dexter, pangkalnya menereima limfe dari sebagian besar dinding dada sebelah
kanan, kepala sebelah kanan, leher sebelah kanan dan bahu sebelah kanan,
kelenjar limfe yang ada ditempat semuanya itu berkumpul di kelenjar limfe
sebelah kanan, yang terletak di dekat dada. Dari perkumpulan tersebut terdiri dari
3-4 pangkal, dan akhirnya menjadi satu yaitu ductus lymphaticus dexter.

Pembuluh limfe ini lebih kecil dan dindingnya lebih tipis dari pembuluh
darah. Sebelum limfe dialirkan kedalam darah limfe ini akan disaring di nodus-
nodus limfatikus. Karena limfe saat di lekak-lekak jaringan dapat terdapat kuman
penyakit dan benda-benda debu seperti zat arang, sebelum dialirkan ke dalam

15
pembuluh darah limfe-limfe tersebut disaring terlebih dahulu. Pembersihan
tersebut terjadi di nodus limfatikus atau di kelenjar-kelenjar limfe. Dan kuman-
kuman tersebut yang tertahan disana akan dimusnahkan oleh limfosit yang
terdapat di kelenjar-kelenjar limfe. Terkadang terdapat kuman yang lebih kuat, hal
demikian dapat terjadi, bila terdapat kuman-kuman nanah, dan akibatnya kelenjar
tersebut akan bernanah. Dan kelenjar-kelanjar limfe juga bisa berwarna hitam bila
terdapat seperti zat arang. Setelah masuk ke vasa darah, limfe tersebut pertama
akan dibawa ke ginjal, di ginjal tersebut zat-zat yang ada di dalam cairan tersebut
akan dikeluarakan. Di dalam pembuluh limfe juga terdapat klep-klep sehingga
cairan limfe tidak bisa kembali.

Terjadinya gerakan limfe disebabkan oleh :

1. Kontraksi otot lurik sekitar

2. Gerakan bagian-bagian tubuh

3. Denyut arteri dekat limfatik

4. Penekanan jaringan dan objek di luar badan

5. Kontraksi otot polos pembuluh limfa terhadap pengisian limfa di


dalamnya menyebabkan limfe bergerak searah katup.

Aliran limfe dapat ditingkatkan oleh :

1. Peningkatan tekanan hidrostatik kapiler

2. Penurunan tekanan osmotic koloid plasma

3. Peningkatan tekanan osmotic koloid interstitium

4. Peningkatan permeabilitas kapiler

Peran sistem limfatik dalam mengatur konsentrasi protein cairan interstisial,


volume cairan interstisial, dan tekanan cairan interstisial.

a. Pertama, ingatlah bahwa sejumlah kecil protein harus keluar dari


kapiler darah masuk ke dalam interstitium. Hanya sejumlah kecil
protein yang bocor. Oleh karena itu, protein-protein ini cenderung
berakumulasi di cairan interstisial, dan hal ini kemudian akan
meningkatkan tekanan osmotic koloid cairan interstisial

16
b. Kedua, peningkatan tekanan osmotic koloid dalam cairan interstisial
akan menggeser keseimbngan daya pada membrane kapiler darah
dalam membantu filtrasi cairan ke dalam interstisium. Oleh karena itu,
cairan bertukar tempat secara osmosis keluar melalui dinding kapiler
masuk ke dalam interstisium akibat protein, sehingga meningkatkan
cairan interstisial dan tekanan cairan interstisial.
c. Ketiga, peningkatan tekanan cairan interstisial akan sangat
meningkatkan kecepata aliran limfa. Hal tersebut kemudian membawa
keluar kelebihan volume cairan interstisial dan kelebihan protein yang
telah terakumulasi dalam ruang interstisial.

4. Mahasiswa mampu menjelaskan mengenai keseimbangan cairan dan


elektrolit didalam tubuh
Kebutuhan cairan dan elektrolit adalah suatu proses dinamik karena
metabolisme tubuh membutuhkan perubahan yang tetap untuk melakukan
respons terhadap keadaan fisiologis dan lingkungan. Keseimbangan cairan
adalah essensial bagi kesehatan. Dengan kemampuannya yang sangat besar
untuk menyesuaikan diri, tubuh mempertahankan keseimbangan, biasanya
dengan proses-proses faal (fisiologis) yang terintegrasi yang mengakibatkan
adanya lingkungan sel yang relatif konstan tapi dinamis. Kemampuan tubuh
untuk mempertahankan keseimbangan cairan ini dinamakan “homeostasis”.

4.1.Komposisi Cairan Tubuh


Cairan tubuh terdiri dari air (pelarut) dan substansi terlarut (zat terlarut)
1. Air
Air adalah senyawa utama dari tubuh manusia. Jumlah air sekitar
73% dari bagian tubuh seseorang tanpa jaringan lemak (lean body
mass).
2. Solut (substansi terlarut)
Selain air, cairan tubuh mengandung dua jenis substansi terlarut
(zat terlarut) yaitu berupa elektrolit dan non-elektrolit.
a. Elektrolit : Substansi yang berdisosiasi (terpisah) di dalam
larutan dan akan menghantarkan arus listrik. Elektrolit
berdisosiasi menjadi ion positif dan negatif dan diukur
dengan kapasitasnya untuk saling berikatan satu sama lain
(mEq/L) atau dengan berat molekul dalam garam
(mmol/L). Jumlah kation dan anion, yang diukur dalam
miliekuivalen, dalam larutan selalu sama. Bila garam larut
dalam air, misalnya garam Nacl, akan terjadi disosiasi
sehingga terbentuk ion-ion bermuatan positif dan negatif.
Ion positif dinamakan kation, sedangkan ion negatif

17
dinamakan anion. Ion mengandung muatan listrik
dinamakan elektrolit. Cairan tubuh yang mengandung air
dan garam dalam keadaan disosiasi dinamakan larutan
elektrolit. Dalam semua larutan elektrolit, ada
keseimbangan antara konsentrasi anion dan kation.
1) Kation : ion-ion yang mambentuk muatan positif
dalam larutan. Kation ekstraselular utama adalah
natrium (Na+), sedangkan kation intraselular utama
adalah kalium (K+). Sistem pompa terdapat di
dinding sel tubuh yang memompa natrium ke luar
dan kalium ke dalam.
2) Anion : ion-ion yang membentuk muatan negatif
dalam larutan. Anion ekstraselular utama adalah
klorida (Clˉ), sedangkan anion intraselular utama
adalah ion fosfat (PO43-).

Tubuh menggunakan elektrolit untuk mengatur


keseimbangan cairan tubuh. Sel-sel tubuh memilih
elektrolit untuk ditempatkan diluar (terutama natrium dan
klorida) dan didalam sel (terutama kalium, magnesium,
fosfat, dan sulfat). Molekul air, karena bersifat polar,
menarik elektrolit. Walaupun molekul air bermuatan nol,
sisi oksigennya sedikit bermuatan negatif, sedangkan
hidrogennya sedikit bermuatan positif. Oleh sebab itu,
dalam suatu larutan elektrolit, baik ion positif maupun ion
negatif menarik molekul air disekitarnya.

b. Non-elektrolit : Substansi seperti glokusa dan urea yang


tidak berdisosiasi dalam larutan dan diukur berdasarkan
berat (miligram per 100 ml-mg/dl). Non-elektrolit lainnya
yang secara klinis penting mencakup kreatinin dan
bilirubin.

4.2 Kompartemen Cairan


Seluruh cairan tubuh didistribusikan diantara dua kompartemen utama,
yaitu : cairan intraselular (CIS) dan cairan ekstra selular (CES). Pada
orang normal dengan berat 70 kg, Total cairan tubuh (TBF) rata-ratanya
sekitar 60% berat badan atau sekitar 42 L. persentase ini dapat berubah,
bergantung pada umur, jenis kelamin dan derajat obesitas (Guyton & Hall,
1997)
1. Cairan Intraselular (CIS) = 40% dari BB total.
Adalah cairan yang terkandung di dalam sel. Pada orang dewasa
kira-kira 2/3 dari cairan tubuh adalah intraselular, sama kira-kira

18
25 L pada rata-rata pria dewasa (70 kg). Sebaliknya, hanya ½ dari
cairan tubuh bayi adalah cairan intraselular.
2. Cairan Ekstraselular (CES) = 20% dari BB total
Adalah cairan diluar sel. Ukuran relatif dari (CES)menurun dengan
peningkatan usia. Pada bayi baru lahir, kira-kira ½ cairan tubuh
terkandung didalam CES. Setelah 1 tahun, volume relatif dari CES
menurun sampai kira-kira 1/3 dari volume total. Ini hampir
sebanding dengan 15 L dalam rata-rata pria dewasa (70 kg).Cairan
Ekstraseluler terdiri dari :
a. Cairan interstisial (CIT) : Cairan disekitar sel, sama dengan
kira-kira 8 L pada orang dewasa. Cairan limfe termasuk
dalam volume interstisial. Relatif terhadap ukuran tubuh,
volume CIT kira-kira sebesar 2 kali lebih besar pada bayi
baru lahir dibanding orang dewasa.
b. Cairan intravaskular (CIV) : Cairan yang terkandung di
dalam pembuluh darah. Volume relatif dari CIV sama pada
orang dewasa dan anak-anak. Rata-rata volume darah orang
dewasa kira-kira 5-6 L (8% dari BB), 3 L (60%) dari
jumlah tersebut adalah PLASMA. Sisanya 2-3 L (40%)
terdiri dari sel darah merah (SDM, atau eritrosit) yang
mentransfor oksigen dan bekerja sebagai bufer tubuh yang
penting; sel darah putih (leukosit); dan trombosit. Tapi nilai
tersebut diatas dapat bervariasi pada orang yang berbeda-
beda, bergantung pada jenis kelamin, berat badan dan
faktor-faktor lain. Adapun fungsi dari darah adalah
mencakup :
1) Pengiriman nutrien (misal ; glokusa dan oksigen) ke
jaringan
2) Transpor produk sisa ke ginjal dan paru-paru
3) Pengiriman antibodi dan SDP ke tempat infeksi
4) Transpor hormon ke tempat aksinya
5) Sirkulasi panas tubuh
c. Cairan Transelular (CTS)
Adalah cairan yang terkandung di dalam rongga khusus
dari tubuh. Contoh CTS meliputi cairan serebrospinal,
perikardial, pleural, sinovial, dan cairan intraokular serta
sekresi lambung. Pada waktu tertentu CTS mendekati
jumlah 1 L. Namun, sejumlah besar cairan dapat saja
bergerak kedalam dan keluar ruang transelular setiap
harinya. Sebagai contoh, saluran gastro-intestinal (GI)
secara normal mensekresi dan mereabsorbsi sampai 6-8 L
per-hari.

19
4.3. Fungsi dan Kebutuhan Cairan Tubuh
Air merupakan sebagian besar zat pembentuk tubuh manusia.
Jumlah air sekitar 73% dari bagian tubuh seseorang tanpa jaringan lemak
(lean body mass). Tergantung jumlah lemak yang terdapat dalam tubuh,
proporsi air ini berbeda antar orang.
Bagi manusia, air berfungsi sebagai bahan pembangunan disetiap
sel tubuh. Cairan manusia memiliki fungsi yang sangat vital, yaitu untuk
mengontrol suhu tubuh dan menyediakan lingkungan yang baik bagi
metabolisme. Cairan tubuh bersifat elektrolit (mengandung atom
bermuatan listrik) dan alkalin (basa). Dengan demikian air digunakan
dalam tubuh sebagai pelarut, bagian dari pelumas, pereaksi kimia,
mengatur suhu tubuh, sebagai sumber mineral, serta membantu
memelihara bentuk dan susunan tubuh. Air yang dibutuhkan manusia
berasal dari makanan dan minuman serta pertukaran zat dalam tubuh.Air
mempunyai berbagai fungsi dalam proses vital tubuh, yaitu :
1. Pelarut dan alat angkut. Air dalam tubuh berfungsi sebagai pelarut
zat-zat gizi berupa monosakarida, asam amino, lemak, vitamin dan
mineral serta bahan-bahan lain yang diperlukan tubuh seperti
oksigen, dan hormon-hormon.
2. Katalisator. Air berperan sebagai katalisator dalam berbagai reaksi
biologik dalam sel, termasuk didalam saluran cerna. Air diperlukan
pula untuk memecah atau menghidrolisis zat gizi kompleks
menjadi bentuk-bentuk lebih sederhana.
3. Pelumas. Air berperan sebagai pelumas dalam cairan sendi-sendi
tubuh.
4. Fasilitator pertumbuhan. Air sebagai bagian jaringan tubuh
diperlukan untuk pertumbuhan. Dalam hal ini air berperan sebagai
zat pembangun.
5. Pengatur suhu. Karena kemampuan air untuk menyalurkan panas,
air memegang peranan dalam mendistribusikan panas didalam
tubuh.
6. Peredam benturan. Air dalam mata, jaringan syaraf tulang
belakang, dan dalam kantung ketuban melindungi organ-organ
tubuh dari benturan-benturan.

Kebutuhan air sehari dikatakan sebagai proporsi terhadap jumlah


energi yang dikeluarkan tubuh dalam keadaan lingkungan rata-rata.
Untuk orang dewasa dibutuhkan sebanyak 1.0-1.5 ml/kkal, sedangkan
untuk bayi 1.5 ml/kkal.

4.4. Distribusi dan Keseimbangan Cairan Tubuh


Cairan tubuh merupakan media semua reaksi kimia di dalam sel.
Tiap sel mengandung cairan intraseluler (cairan di dalam sel) yang

20
komposisinya paling cocok untuk sel tersebut dan berada di dalam cairan
ekstraseluler (cairan di luar sel) yang cocok pula. Cairan ekstraseluler
terdiri atas cairan interstisial atau intraseluler (sebagian besar) yang
terdapat disel-sel dan cairan intravaskular berupa plasma darah. Semua
cairan tubuh setiap waktu kehilangan dan mengalami penggantian bagian-
bagiannya, namun komposisi cairan dalam tiap kompartemen
dipertahankan agar selalu berada dalam keadaan homeostatik / tetap.
Keseimbangan cairan di tiap komportemen menentukan volume dan
tekanan darah.
Tubuh harus mampu memelihara konsentrasi semua elektrolit yang
sesuai didalam cairan tubuh, sehingga tercapai keseimbangan cairan dan
elektrolit. Pengaturan ini penting bagi kehidupan sel, karena sel harus
secara terus menerus berada didalam cairan dengan komposisi yang benar,
baik cairan didalam maupun diluar sel. Mineral makro terdapat dalam
bentuk ikatan garam yang larut dalam cairan tubuh. Sel-sel tubuh
mengatur kemana garam harus bergerak dengan demikian menetapkan
kemana cairan tubuh harus mengalir, karena cairan mengikuti garam.
Kecenderungan air mengikuti garam dinamakan osmosis.
Keseimbangan cairan tubuh adalah keseimbangan antara jumlah
cairan yang masuk dan keluar. Melalui mekanisme keseimbangan, tubuh
berusaha agar cairan didalam tubuh setiap waktu berada dalam jumlah
yang tetap/konstan. Ketidakseimbangan terjadi pada dehidrasi (kehilangan
air secara berlebihan) dan intoksikasi air (kelebihan air). Konsumsi air
terdiri atas air yang diminum dan yang diperoleh dari makanan, serta air
yang diperoleh sebagai hasil metabolisme. Air yang keluar dari tubuh
termasuk yang dikeluarkan sebagai urin, air didalam feses, dan air yang
dikeluarkan melalui kulit dan paru-paru. Keseimbangan air rata-rata
berupa masukan dan ekskresi dapat dilihat pada tabel berikut :

Masukan Air Jumlah (ml) Ekskresi /Keluaran Jumlah (ml)


Air
Cairan 550-1500 Ginjal 500-1400
Makanan 700-1000 Kulit 450-900
Air metabolik 200-300 Paru-paru 350
Feses 150
Jumlah 1450-2800 1450-2800
Sumber : Almatsier (2001) disitasi dari Whitney et al. (1993)
Understanding Nutrition

Air dibuang dari tubuh melalui air seni, keringat, dan penguapan
air melalui alat pernapasan yaitu sebagai sarana transportasi zat gizi dan
oksigen ke seluruh tubuh. Aktivitas tubuh akan selalu mengeluarkan cairan

21
dalam bentuk keringat, urin, feses dan nafas. Tubuh akan kehilangan
cairan sekitar 2.5 liter setiap hari. Untuk menjaga agar kondisi dan fungsi
cairan tubuh tidak terganggu, kehilangan tersebut harus diganti. Jika tubuh
tidak cukup mendapatkan air atau kehilangan air maka akan menimbulkan
dehidrasi.Dehidrasi adalah suatu keadaan kehilangan cairan sehingga
mengganggu fungsi normal organ-organ tubuh. Tubuh kita dapat
mengalami dehidrasi disebabkan oleh masukan air kurang atau keluaran
air berlebihan. Dehidrasi karena keluaran air berlebihan disebabkan oleh
diare atau peningkatan aktivitas fisik.

Pada aktivitas fisik biasa, tubuh kehilangan air sebanyak 2,5 liter
per hari, sebagian besar (60%) dikeluarkan melalui air seni. Pada
peningkatan aktivitas fisik, misalnya berolahraga, kehilangan air mencapai
1-2 liter per jam, sebagian besar (95%) dikeluarkan melalui keringat.
Banyaknya air yang hilang tergantung pada intensitas aktivitas fisik, dan
suhu dan kelembaban. Makin besar intensitas latihan, suhu dan
kelembaban, akan semakin besar kehilangan air.

Rasa haus merupakan gejala awal terjadinya dehidrasi. Kehilangan


air sebanyak 2% dari berat badan dapat menyebabkan peningkatan laju
jatung dan suhu tubuh. Kematian dapat terjadi bila kehilangan air
mencapai 9-12% berat badan. Pada dehidrasi, tubuh tidak hanya
kehilangan air tetapi juga kehilangan elektrolit dan glukosa. Disamping
air, dehidrasi menyebabkan kehilangan elektrolit. Kehilangan natrium dan
klorida dapat mencapai 40-60 mEq/liter, sedangkan kalium dan
magnesium 1,5-6 mEq/liter. Kehilangan elektrolit akan mempercepat
timbulnya gejala dan gangguan fungsi organ-organ.

Dehidrasi akan mengakibatkan menurunnya volume plasma


sehingga menimbulkan gangguan termoregulasi dan kerja jantung.
Selanjutnya akan mempengaruhi kinerja tubuh secara keseluruhan.
Dehidrasi juga menurunkan kemampuan sistem kardiovaskuler dan
pengaturan suhu tubuh. Dehidrasi berat menyebabkan kerja otak terganggu
sehingga cenderung mengalami halusinasi.

Rehidrasi dengan memberikan air minum biasa justru akan sangat


berbahaya pada kehilangan elektrolit. Air minum biasa menyebabkan CES
menjadi hipoosmolar sehingga air masuk ke CIS. Minum air biasa terus
menerus semakin meningkatkan hipoosmolaritas CES dan menambah
volume air yang masuk ke CIS sehingga mengakibatkan pembengkakan
sel yang dapat mengakibatkan kematian. Oleh sebab itu komposisi cairan
rehidrasi harus mengandung elektrolit dan glukosa dalam jumlah yang
cukup untuk mengganti yang hilang.

22
4.5. Pengaturan keseimbangan cairan tubuh dan elektrolit
Jumlah berbagi jenis garam di dalam tubuh hendaknya dijaga
dalam keadaan konstan. Bila terjadi kehilangan garam dari tubuh, maka
harus diganti dari sumber diluar tubuh, yaitu dari makanan dan minuman.
Tubuh mempunyai suatu mekanisme yang mengatur agar konsentrasi
semua mineral berada dalam batas-batas normal.
Pengaturan air dari tubuh diatur oleh ginjal dan otak. Hipotalamus
mengatur konsentrasi garam di dalam darah, merangsang kelenjar pituitari
mengeluarkan hormon antidiuretika (ADH), Ginjal mengontrol volume
cairan ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan garam dan
mengontrol osmolaritas cairan ekstrasel dengan mempertahankan
keseimbangan cairan. Ginjal mempertahankan keseimbangan ini dengan
mengatur keluaran garam dan air dalam urine sesuai kebutuhan untuk
mengkompensasi asupan dan kehilangan abnormal dari air dan garam
tersebut.
Pengaturan keseimbangan air oleh ginjal dan otak terjadi saat :
ADH dikeluarkan bilamana konsentrasi garam tubuh terlalu tinggi,
atau bila volume darah atau tekanan darah terlalu rendah. ADH
merangsang ginjal untuk menahan atau menyerap air kembali dan
mengedarkannya kembali kedalam tubuh. Jadi, semakin banyak air
dibutuhkan tubuh, semakin sedikit yang dikeluarkan. Bila terlalu banyak
air keluar dari tubuh, volume darah dan tekanan darah akan turun. Sel-sel
ginjal akan mengeluarkan enzim renin. Renin mengaktifkan protein di
dalam darah yang dinamakan angiotensin kedalam bentuk aktifnya
angiotensin. Angiotensin akan mengecilkan diameter pembuluh darah
sehingga tekanan darah akan naik. Disamping itu angiotensin mengatur
pengeluaran hormon aldosteron dari kelenjar adrenalin. Aldosteron akan
mempengaruhi ginjal untuk menahan natrium dan air. Akibatnya bila
dibutuhkan lebih banyak air, akan lebih sedikit air dikeluarkan tubuh.

4.6. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhan Cairan Dan


Elektrolit
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kebutuhan cairan dan
elektrolit diantaranya adalah :
1. Usia.
Variasi usia berkaitan dengan luas permukaan tubuh, metabolisme
yang diperlukan dan berat badan. selain itu sesuai aturan, air tubuh
menurun dengan peningkatan usia. Berikut akan disajikan dalam
tabel perubahan pada air tubuh total sesuai usia.
2. Jenis kelamin

23
Wanita mempunyai air tubuh yang kurang secara proporsional,
karena lebih banyak mengandung lemak tubuh
3. Sel-sel lemak
Mengandung sedikit air, sehingga air tubuh menurun dengan
peningkatan lemak tubuh
4. Stres
Stres dapat menimbulkan peningkatan metabolisme sel,
konsentrasi darah dan glikolisis otot, mekanisme ini dapat
menimbulkan retensi sodium dan air. Proses ini dapat
meningkatkan produksi ADH dan menurunkan produksi urine
5. Sakit
Keadaan pembedahan, trauma jaringan, kelainan ginjal dan
jantung, gangguan hormon akan mengganggu keseimbangan cairan
6. Temperatur lingkungan
Panas yang berlebihan menyebabkan berkeringat. Seseorang dapat
kehilangan NaCl melalui keringat sebanyak 15-30 g/hari
7. Diet
Pada saat tubuh kekurangan nutrisi, tubuh akan memecah cadangan
energi, proses ini akan menimbulkan pergerakan cairan dari
interstisial ke intraselular.

5. Mahasiswa mampu menjelaskan Kelainan sistem limfatik


1. Limfangitis
Limfangitis akut mempengaruhi anggota penting dari sistem kekebalan
tubuh-sistem limfatik. Limbah bahan-bahan dari hampir setiap organ dalam
tubuh mengalir ke pembuluh limfatik dan akan disaring dalam organ kecil
yang disebut kelenjar getah bening. Benda asing, seperti bakteri atau virus,
diproses dalam kelenjar getah bening untuk menghasilkan respon imun
untuk melawan infeksi.Limfangitis akut, bakteri memasuki tubuh lewat
luka, goresan, gigitan serangga, luka bedah, atau kulit lainnya cedera.
Setelah bakteri masuk ke sistem limfatik, mereka berkembang biak dengan
cepat dan mengikuti pembuluh limfatik seperti jalan raya. Pembuluh
limfatik yang terinfeksi menjadi meradang, menyebabkan garis-garis merah
yang tampak di bawah permukaan kulit. Pertumbuhan bakteri terjadi begitu
cepat sehingga sistem kekebalan tubuh tidak merespon cukup cepat untuk
menghentikan infeksi.
Jika tidak diobati, bakteri dapat menyebabkan kerusakan jaringan di
daerah infeksi. Sebuah penuh nanah, menyakitkan benjolan disebut abses
juga bisa terbentuk di daerah yang terinfeksi. Selulitis, sebuah infeksi
umum lapisan kulit yang lebih rendah, dapat juga terjadi.Limfangitis akut
paling sering disebabkan oleh bakteri Streptococcus pyogenes. Bakteri
berbahaya ini juga menyebabkan radang tenggorokan, infeksi jantung, saraf

24
tulang belakang, dan paru-paru, dan pada 1990-an telah disebut sebagai
"bakteri pemakan daging." Staphylococci bakteri juga dapat menyebabkan
limfangitis.
Gejala : Gejala karakteristik limfangitis akut adalah lebar, garis-garis
merah memanjang dari tempat infeksi ke ketiak atau pangkal paha. Daerah
yang terkena merah, bengkak, dan nyeri. Blistering kulit yang terkena
bencana dapat terjadi. Infeksi bakteri menyebabkan demam 100-104° F
(38°-40° C). Di samping itu muncul rasa, sakit umum, nyeri otot, sakit
kepala, menggigil, dan hilangnya nafsu makan dapat dirasakan.
Perawatan : Karena sifat serius infeksi ini, pengobatan akan dimulai
segera, bahkan sebelum hasil kultur bakteri yang tersedia. Satu-satunya
pengobatan untuk limfangitis akut adalah memberikan dosis sangat besar
antibiotik, biasanya penisilin, melalui pembuluh darah. Tumbuh bakteri
streptokokus biasanya dihilangkan dengan cepat dan mudah dengan
penisilin. Antibiotik klindamisin dapat dimasukkan dalam pengobatan
untuk membunuh streptokokus yang tidak tumbuh dan berada dalam
keadaan istirahat. Atau, sebuah "spektrum luas" dapat digunakan antibiotik
yang akan membunuh banyak jenis bakteri.

2. Obstruksi limfatik
Penyumbatan kelenjar getah bening, pembuluh yang mengalirkan cairan
dari jaringan ke seluruh tubuh. Obstruksi limfatik juga disebut
lymphedema, yang berarti pembengkakan pada bagian kelenjar getah.
Ada banyak penyebab obstruksi limfatik, termasuk: infeksi kulit seperti
selulitis (lebih umum pada pasien obesitas), infeksi parasit seperti
filariasis, cedera, tumor, bedah, terapi radiasi.

3. LEUKIMIA
Leukeumia dianggap sebagai keadaan arsinogenik (seperti karsinoma)
ditandai dengan produksi leukosit yang terlampau banyak. Hal ini
diklasifikasikan sesuai dengan jenis leukosit yang terkena, sebagai
leukeumia limfatik atau leukeumia mieloid. Penyakit ini dapat terjadi
pada semua umur dan paling banyak pada masa kanak-kanak. Keadaan
ini dapat akut atau khronik sesuai dengan kecepatan bertambahnya.
Prognosanya tidak memberi harapan pada leukeumia akut, kematian
dapat terjadi dalam beberapa minggu,tetapi pasien dengan leukeumia
kronik dapat hidup beberapa tahun.

4. Filariasis limfatik (FL)


Merupakan salah satu penyakit yang paling melemahkan dan merusak
penampilan seseorang. Infeksinya disebabkan oleh tiga cacing
helmintik – Wucheraria bancrofti, Brugia malayi dan Brugia timori,

25
dan ditularkan oleh nyamuk yang termasuk dalam 4 kelompok vector –
Culex, Anopheles, Aedine dan Mansonia. Cacing – cacing tersebut
menghuni saluran limfatik (getah bening) dan menyebabkan terjadinya
penyumbatan rongga limfatik, yang pada fase selanjutnya
menyebabkan pembengkakan (lymphoedema) dan elephantiasis.

5. TONSILITIS (PERADANGAN PADA AMANDEL)


Peradangan pada amandel disebut sebagai tonsilitis. Infeksi parah pada
amandel dapat mengakibatkan amandel membengkak hingga harus
dioperasi untuk diambil, namun diambilnya amandel dapat
mengakibatkan melemahnya sistem kekebalan tubuh. Radang amandel
(bahasa Inggris: tonsillitis) adalah infeksi pada amandel yang
terkadang mengakibatkan sakit tenggorokan dan demam.
Gejala Keluhan :
a. Sulit atau sakit saat menelan
b. Sakit kepala
c. Demam dan kedinginan
d. Pembesaran, pembengkakan kelenjar (kelenjar getah
bening) disekitar rahang dan leher.
e. Kehilangan atau berubahnya suara
f. Sakit pada kerongkongan dan mudah berubah menjadi
parah.
g. Membengkaknya amandel.
h. Amandel berubah menjadi merah.
i. Titik putih pada amandel

6. Bovine Leukosis
Suatu penyakit yang ditandai dengan meningkatnya sel-sel leukosit
dalam darah terutama sel leukosit berinti 1 (leukosit). Hal ini terjadi
karena adanya rangsangan oleh agen penyakit ini pada jaringan
sehingga sel-sel jaringan tersebut mengalami hipertropi
(pembengkakan). Penyebab bovine leukosis enzootik (BLE) adalah
jenis virus onkogenik yang mempunyai inti RNA (disingkat onkorna).
Partikel-partikel yang dimilikinya bertipe C. Partikel inilah yang
menyebabkan leukimia.
7. lymphedema yaitu pembengkakan kronis pada tungkai karena
akumulasi cairan limfe
8. limfoma Hodgkin yaitu jenis kanker yang biasanya terjadi pada
leukosit dalam tubuh sehingga menjadi rusak.
9. penyakit castleman yaitu penyakit yang disebabkan oleh tumor jinak
yang mempengaruhi kelenjar limfe dan penyakit ini biasanya
terlokalisasi dibagian perut dan dada.

26
10. lymphangiomastosis yaitu penyakit yang melibatkan beberapa Krista
clesi dalam pembuluh limfatik.
11. lymphangioleiomatosis yaitu tumor jinak otot polos jaringan limfatik
di paru –paru.

27
Daftar Pustaka

1. http://staff.ui.ac.id/system/files/users/kuntarti/publication/fluidbalance.
pdf
2. buku histologi difiore edisis 11
3. buku fisiologi guyton and hall
4. http://repository.usu.ac.id

28

Anda mungkin juga menyukai