PRINSIP-PRINSIP GOKIMIA
Oleh;
Ir. Yulius Marzani, M.Si
PRISIP-PRINSIP GEOKIMIA
Geokimia adalah suatu bidang sains yang menitik beratkan pada mempelajari
kimia Bumi
Tujuan mempelajari Geokimia :
1. Mempelajari penyebaran an pemindahan unsur−unsur individu
dibeberapa bagian bumi ini (atmosfer, hidrosfer, kerak bumi dll) dan
didalam mineral dan batuan, dengan tujuan memenuhi prinsip−prinsip
penyebaran dan pemindahan.
2. Menentukan banyaknya unsur dan species atom (isotop) secara
mutlak dan relatif di dalam bumi.
Sehingga ketahap tertentu, lingkup ilmu giokimia sudah dibuktikan oleh sejarah
perkembangan ilmu geologi terutama yang berhubungan dengan mineralogi dan
petrologi. Kajian geokimia sangat penting untuk mengetahui keberadaan dan
jumlah unsur−unsur dipermukaan bumi.
Bumi adalah merupakan bagian dalam tata surya yang terdiri dari
matahri,
planet−planet dan satelitnya, asteroid, komet, dan meteorit. Matahari itu
sendiri
11
merupakan satu unit bintang di dalam galaksi kita. Lebih dari 10 terdapat di
dalam galaksi yang berbentuk seperti kanta dengan garis pusat kurang 70 000
13
tahun cahara ( 1 tahun cahaya = 10 km). Diluar galaksi kita terdapat bayak lagi
sistem−sistem bintang yang kurang lebih sama ukurannya. Sistem−sistem ini,
nebula ekstragalaksi, tersebar secara seragam di seluruh angkasa. Galaksi yang
hampir dekat dengan kita adalah nebula Andromeda, dan jaraknya lebih kurang
6
1,75 x 10 tahun cahaya. Garis−garis di dalam spectrum nebula ekstragalaksi ini
menunjukkan perubahan kearah warna merah bagi spectrum. Perubahan kea
rah kemerahan ini lebih kurang sama dengan jaraknya. Perubahan ini dianggap
sejajar dengan jaraknya. Perubahan ini dianggap sebagai effek Doppler, ini
disebabkan oleh bergesernya nebula yang semakin besar. Sebagian besar dari
pada teori pembesaran jagat raya masih menjadi spekulasi, oleh sebab ini
kesimpulan yang berdasarkan teori juga masih spekulasi.
Teori alam jagat raya yang membesar dan dinamik menunjukkan bahwa jagat
raya telah dan masih menjalani evolusi. Jika kita tinjau ke belakang dari segi
masa, kita akan sampai pada tahap bahwa alam raya merupakan titik kecil,yang
umum dikatakan tahap primitive dan menentukan umur alam raya ini secara
astronomi dari masa tersebut. Dengan beberapa pengandaian bahwa umur jagat
9
raya secara astronomi dapat dikira−kira dalam kisaran 16 x 10 tahun.
Sistem tata surya dapat dianggap unit tersendiri, dan umur galaksi−galaksi
dapat diperkirakan. Sistem tata surya merupakan sistem yang tertutup dan
kandungan unsurnya sama dengan seperti semasa pembentukannya dahulu,
kecuali terjadi sedikit perubahan akibat penukaran hidrogen kepada helium dan
adanya unsur radioaktif pada unsure−unsur lain. Anggapan tersebut berasaskan
bahwa bahan−bahan didalam tata surya telah terasing pada suatu masa tertentu
(titik kosong bagi skala masa kini) dan kandungan unsur primitive berubah
karena aktifitas radioaktif. Umur unsure−unsur induk kemudian
diperkirakan sejak
peluluhan radioaktif sampai terbentuk unsure baru (anak). Peluluhan radioaktif
menjadi penting sebagai penentu umur.
Tabel 1. Beberapa peluluhan radioaktif untuk menentukan umur geologi
Kajian empiric dan teori, seperti yang akan dibicarakan dalam bab ini, bahwa
banyaknya unsure dan nuklida di dalam sistem tata surya dapat diramal.
Ramalan dibuat dengan menggunakan perbandingan nuklida radioaktif
238
dengan unsure− unsur yang ada disekelilingnya. Oleh sebab itu banyaknya U
9 235
dengan waktu setengah umur 4.5 x 10 tahun dan U dengan waktu setengah
8
umur 7.1 x 10 boleh diramal kurang lebih sama dengan unsure bismuth dan
merkuri. Unsur− unsur tersebut tidak mungkin terbentuk lebih dari pada puluh
237 247
ribu juta tahun yang lalu. Sebaliknya tidak adanya unsure Np dan Cm
4
yang masing−masing mempunyai masa setengah umur 2.25 X 10 tahun dan 4
7
x 10 tahun, menunjukkan pembentukan salah satu dari nuclei ini
sekurang−kurangnya menunjukkan waktu beberapa ratus juta tahun yang lalu.
Ini merupakan waktu yang relative lama bagi unsure−unsur tersebut.
Penyelesaian yang bebas dapat diberikan dengan mempertimbangkan
235 238
kelimpahan relative U dan U. Jika kedua isotop ini asalnya
terbentuknya sama banyak, nisbah masa kini diantara
235 238
U dengan U adalah 1 : 138, ini disebabkan oleh waktu setengah umur
235
U
238
lebih pendek dan ini menyebabkan peluluhan lebih cepat dari pada U.
Masa
yang diperlukan bagi menurunkan konsentrasi yang sama pada nisbah pada
9
masa kini ialah lebih kurang 6 x 10 tahun. Hal lain yang dapat menyokong bahwa
sistem tata surya berawal dari sejak beberapa juta tahun yang lalu, diantaranya
204 206 207 208 204
isotop−isotop plumbum ( Pb, Pb, Pb, Pb), Pb adalah tidak radioaktif,
dan jumlahnya pada masa sekarang sama dengan pembentukakannya dahulu.
Isotop−isotop lain sebagian asli dan sebagian terbentuk dari hasil peluluhan dari
238 235 232
unsure induk U, U dan Th. Di dalam bahan−bahan yang mengandung
uranium dan plumbum, kandungan isotop bagi plumbum mengalami perubahan
yang progresif sepanjang masa geologi; jumlah relative bagi isotop radioaktif
204
menjadi bertambah dibandingkan dengan Pb yang tidak radioaktif. Meteorit
memberikan gambaran yang jelas tentang fakta ini. Meteorit besi tidak
mengandung uranium yang mengandung sedikit plumbum di dalamnya nilai
204
relative tertinggi Pb dibandingkan dengan bahan−bahan yang lain. Meteorit
berbatu mengandung sejumlah uranium dan terdapat plumbum menunjukkan
kesan tambahan bahwa plumbum radioaktif yang berhubungan dengan nisbah
206 204 207 204
Pbƒ Pb dan Pbƒ Pb yang lebih tinggi disbanding dengan plumbum pada
meteorit besi. Dari analisis data secara matematik memberikan umur bagi
9
meteorit 4.6 x 10 tahun, yang telah ditentukan berdasarkan penentuan umur
rubidium−strontium terhadap meteorit berbatu. Sejak masa itu meteorit besi
dan meteorit berbatu ditentukan dan umur ini dipercayai sama dengan umur
pembentukan planet didalam sistem tata surya. Bukti−bukti tambahan yang
diperoleh dari hasil penelitian menunjukkan bahwa umur bulan dapat
9
diperkirakan 4.6 x 10 juta tahun.
Bumi terbentuk sebagai satu satuan dalam tata surya terbentuk lebih
9
kurang 4.6 x 10 tahun yang lalu. Dari kenyataan ini umur kerak bumi
data ditentukan dengan skema peluluhan radioaktif. Dengan cara ini umur
batuan yang berumur sekitar 2.700 juta tahun dapat diketahui.
Batuan tertua dari Afrika antara 3.000 dengan 3.600 juta tahun; Amerika
Utara 3.100 dengan 3.700 juta tahun yang lalu; Australia 3.000 juta tahun yang
lalu.
Table 1. Hukum Bode : jarak relative antara planet dan matahari sbb:
Utarid Kejora Bumi Marikh Kosong Musytari Zuhal Uranus Neptun Pluto
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
0 3 6 12 24 48 96 192 384
4 7 10 16 28 52 100 196 388
Jarak planet dari matahari dengan menetapkan jarak bumi sebagai 10
3.9 7.2 10 15.2 52 100 192 301 395
Hukum Bode member nilai yang memuaskan dengan jarak yang diukur,
kecuali Neptum; ruang di antara Marikh dengan Musytari dipenuhi oleh
asteroid, pada jarak min 29
Tabel 2. Data tentang sistem tata surya
Bumi =1 Jari−jari Berat Suhu Tekanan Gas mayor dan
(km) jenis permukan permukaan minor dlm
0 (dalam atmosfer
K
bar)
Matahari 332000 695000 1.41 5500 − H2, He
Utarid 0.055 2440 5.44 620 − −
Kejora 0.815 6050 5.27 741 93 CO2,N2,H2O,Ar,SO2
Bumi 1.00 6371 5.52 290 1 N2,O2,CO2,H2O
Marikh 0.11 3397 3.95 210−240 0.007 CO2,N2,Ar,O2
Musytari 318 71600 1.31 170 Tinggi H2,He,CH4,NH3
Zuhal 95.2 60000 0.70 140 Tinggi H2,He,CH4,NH3
Uranus 14.6 25900 1.21 80 Tinggi H2,He,CH4,NH3
Neptum 17.2 24750 1.66 80 Tinggi H2,He,CH4,NH3
Pluto 0.0017 1300 1? 80 − −
6
Unsur Nomor Atom Kelimpahan (atomƒ10 atom Si)
10
H 1 2.2 x 10
9
He 2 1.4 x 10
6
C 6 9.3 x 10
4
N 7 2.0 x 10
7
O 8 1.6 x 10
4
Na 11 4.3 x 10
5
Mg 12 8.9 x 10
4
Al 13 7.4 x 10
6
Si 14 1.0 x 10
5
S 16 3.2 x 10
3
K 19 3.2 x 10
4
Ca 20 5.0 x 10
1
Sc 21 2.5 x 10
3
Ti 22 2.5 x 10
2
V 23 2.3 x 10
4
Cr 24 1.1 x 10
3
Mn 25 5.9 x 10
5
Fe 26 7.1 x 10
3
Co 27 1.8 x 10
4
Ni 28 4.3 x 10
2
Cu 29 2.6 x 10
2
Zn 30 6.3 x 10
Sumber : Ross & Aller, 1976
KANDUNGAN PLANET-PLANET
Pemeriksaan dengan mata dan spektroskopi terhadap permukaan planet
dapat menerangkan kepada kita kandungan unsurnya . kandungan unsure
dipermukaan bumi dapat memberikan analogi untuk planet−planet yang lain.
Utarid tidak mempunyai atmosfera dan ketumpatannya sama dengan bumi.
Kejora mempunyai atmosfera dan memiliki keseluruhan karbondioksida
dan nitrogen
yang menutupi seluruh permukaan, ukuran hampir sama dengan bumi. Marikh
memiliki atmosfera yang diselimuti kabut awan dan debu, dan kutubnya
diselimuti salju dan memiliki musim sejuk dan musim panas. Selimut ini diduga
terdiri dari lapisan es H2O yang tipis dengan sedikit gas CO 2. Permukaan Marikh
keseluruhan berwarna sampai jingga kemerah−merahan kemungkinan adalah
selaput ferum oksisda, yang hampir sama dengan pasir gurun di bumi. Asteroid
belum dapat diambil contohnya tetapi dengan kajian spektrumnya bahwa
kandungannya sama dengan meteorit. Albedo Ceres dan banyak lagi Asteroid
mengandung bahan−bahan berkarbon sangat rendah.
Planet−planet utama yaitu Musytari, Zuhal, Neptum dan Uranus banyak
mempunyai ciri yang sama mempunyai ketumpatan yang rendah dan atmosfera
yang tebal oleh adanya hydrogen dan helium yang dapat dibandingkan dengan
yang terdapat dalam matahari. Ada banyak bukti adanya hydrogen yang ada
sebagai metana dan ammonia. Zuhal mungkin mengandung sarah−sarah es, dan
albedo dan ketumpatan beberapa satelit planet terdiri es juga.
KANDUNGAN METEORIT
Bukti−bukti spektroskopi tidak menerangkan tentang kandungan bagian dalam
planet−planet . Analogi terhadap bumi dan bukti yang terdapat dalam meteorit,
yang merupakan bagian sistem tata surya (mungkin juga merupakan pecahan
meledaknya asteroid dan akhirnya jatuh kebumi). Terdapat berjuta−juta meteorit
yang berada didalam sistem tata surya, kitika terjadi ledakan jatuh kebumi sudah
berupa debu yang sukar untuk ditentukan kecuali dengan alat−alat tertentu.
Meteorit diperkirakan meledak dan jatuh ke bumi 30 000 − 150 000 pertahun.
Pengetahuan kita tentang meteorit terpusat pada meteorit yang besar yang
jatuh ke bumi.
Sebagianbesar meteorit yang telah diselidiki mengandung paduan besi−nikel,
silica berhablur terutama olivine dan peroksin, mineral besi−sulfida troilit, atau
campuran semuanya. Belum pernah ditemukan meteorit yang menyerupai
batuan endapan atau batuan metamorf. Macam jenis meteorit yang di sudah
dikenal sbb:
Siderit atau meteorit besi, sebagian besar terdiri satu atau dua fasa logam
nickel− besi (Ni 4%−20% jarang lebih besar dari ini), lainnya mengandung troilit
(Fes), syreibersit (Fe,Ni,Co)3P dan grafit. Mineral tambahan, seperti daubrelit
(FeCr2S4), koherit (Fe3C) dan kromit (FeCr2O4) jarang didapati. Mineral−mineral
tambahan terdapat sebagai butiran−butiran bulat kecil atau berlamela yang
terdapat didalam logam. Logam−logam ini menunjukan struktur yang khas yang
disebut Widmanstatten, yang dapat diedentifikasi dengan mengkilapkan pada
permukaannya dengan larutan HNO3 beralkohol. Struktur ini terdiri daripada
lamella kamasit (aloi nikel−besi dengan 6% Ni), taenit (aloi nikel−besi dengan
nikel kira−kira 30%). Lamela ini sama dengan octahedron hablur nikel−besi yang
pada dasarnya homogeny. Meteorit yang menunjukkan struktur Widmanstatten
dikenali sebagai oktahedrit. Struktur ini adalah tipikal bagi ekssolusi subsolidus di
dalam aloi yang telah didinginkan perlahan−lahan dari suhu tinggi.
Heksahidrit adalah besi yang keseluruhannya terdiri dari pada kamasit, dan
ataksit adalah besi dengan Ni lebih adari 14% dan sebagian besar terdiri dari
pada taenit.
Sidorilit, atau meteorit besi berbatu, terdiri dari pada nikel−besi dan silikat yang
lebih kurang sama banyak; Dua jenis yang berbeda palasit dan
mesosiderit,
dengan kandungan kimia dan mineralogy yang berbeda telah dikenal dengan
pasti. Palasit terdiri dari gabungan nikel−besi yang mengelilingi butir olivine yang
menunjukkan bentuk hablur yang baik. Di dalam mesosiderit, fasa logam tidak
bergabung dengan logam lain dan terdapat silikat yang kebanyakan plagioklas
feldspar dan piroksin, dan kadang kala dengan olivine sebagai pelengkap.
Berdasarkan teksturnya, aerolit atau batu terdiri dari dua jenis , kondrit dan
akondrit. Kondrit dinamakan demikian karena mengandung kondrul atau kondri,
yaitu benda kecil bulat (garis pusat 1mm) terdiri dari utamanya olivine danƒatau
piroksin. Kondrul jarang ditemuai pada meteorit ini dan belum pernah ditemui di
dalam batuan bumi, dan oleh karena itu kondrul penting dalam menentukan asal
meteorit. Rata−rata kandungan kondrit kurang lebih 40 % olivine, 30% piroksin,
5− 20% nikel−besi, 10% plagioklas dan 6% troilit. Satu jenis kondrit yaitu kondrit
berkarbon agak berbeda dengan meteorit lain karena sebagian besar terdiri dari
silikat besi−magnesium terhidrat (serpentin atau mineral seperti klorit) dan
mengandung hingga 10% bahan organic yang komplek. Penyelidikan terbaru
terhadap Meteorit Murchison yang jatuh di Australia pada tahun 1969,
membuktilan bahwa kandungan bahan organiknya bukan dari biologi. Meteorit
Murchison mengandung campuran bahan oeganik komplek (hidrokarbon alifatik,
dan aromatic, asam karboksilat,asam amino dan lain−lain). Kesamaan diantara
bahan organic dengan dibuat secara sinteteti menegaskan bahwa bahan organic
yang dimiliki meteorit Murchison bukan dari biologi. Begitu juga asam amino,
yang tidak ditemui dalam protein dan tidak memeliki sifat optik.
Unsur % berat
Logam (besi) Logam Silikat Rata−rata
(kondrit) (kondrit) kondrit
O 43.7 33.24
Fe 90.78 90.72 9.88 27.24
Si 22.5 17.10
Mg 18.8 14.29
S 1.93
Ni 8.59 8.80 1.64
Ca 1.67 1.27
Al 1.60 1.22
Na 0.84 0.64
Cr 0.38 0.29
Mn 0.33 0.25
P 0.14 0.11
Co 0.63 0.48 0.09
K 0.11 0.08
Ti 0.08 0.06
Atom suatu unsure memiliki sejumlah proton (Z) dan Neotron (N) dan memiliki
berat atom (A). Di dalam inti atom proton bersekutu dengan netron dan
jumlahnya bisa berubah−ubah. Hasilnya suatu unsure boleh mempunyai
beberapa
isotop yang mengakibatkan jumlah berat atom berbeda−beda (A = N + Z ) ,
tetapi menunjukkan sifat kimia yang tidak berubah.Isobar adalah unsure yang
berlainan tetapi mempunyai berat atom (A) sama tetapi nilai proton (Z) dan
Neutron (N) berlainan dan Isoton adalah unsure yang berlainan dengan
mempunyai jumlah neutron (N) yang sama tetapi nilai berat atom (A) dan
Proton berbeda (table 7)
Inti atom yang stabil untuk sembarang unsur jumlahnya sedikit disbanding
dengan ribuan isotop yang telah diketahui, sehingga hanya sekitar 270 unsur
saja yang tidak radio aktip
BAB III.
Bumi merupakan salah satu dari sembilan planet yang terdapat dalam tata
surya. Apa bila dibandingkan dengan alam semesta yang tak terbatas luasnya,
Bumi sebenarnya hanyalah benda yang terlalu kecil sehingga dengan mudah
dapat hilang dari pengelihatan, dan hanya tampak sebagai titik yang tidak
kelihatan. Bumi disebut juga planet biru karena tampak berwarna biru apabila
dilihat dari luar angkasa. Planet ini sangat unik dalam tata surya karena terdapat
air dalam tiga fasa (padat, cair dan gas) sehingga bumi memiliki lautan dan kutub
es serta terjadinya siklus hidrologi (diantaranya hujan) yang berkesinambungan.
Di bumi juga berlangsung proses−proses secara aktif, yaitu terjadinya daur
(siklus) geologi yang menyebabkan permukaan Bumi terus mengalami
perubahan dan peremajaan (rejufenation) sepanjang waktu.
Bahwa bumi itu bulat dan berapa ukurannya, telah diketahi manusia sejak 250
tahun sebelum masihi. Pada waktu itu, Erastosthenes dari Yunani menggunakan
azas−azas geometri untuk memecahkan masalah seluruh matra Bumi. Dengan
menghitung arah matahari yang masuk ke dalam lubang sumur di Syene dan
membandingkannya dengan bayangan yang terjadi di Alexandria (berjarak 5000
stades atau 800 km), maka ia tentukan keliling Bumi 40300 km dan garis
tengahnya 12756,4 km). Setelah lebih dari satu millennium, barulah kemudian
teori Geosentris disanggah oleh Nicolaus Coprnicus (1473−1543) dan Johanes
Kepler (1571−1630) serta Galileo Galilei (1564−1642). Sejak saat ini orang baru
sadar Bumi hanyalah sebuah planet dari beberapa planet lainnya yang bergerak
bersama−sama mengitari Matahari (heliosentris). Bumi mengitari
(mengorbit)
Matahari dalam lintasan berbentuk elips dengan jarak rata−rata terhadap
Matahari 149.500.000 km. bentuk lintasan elips ini mengakibatkan jarak Bumi
terhadap matahari berubah−ubah. Perbedaan jarak bumi di titik terdekat
(perihelium) dan titik terjauh (aphelium) adalah 5 juta mil (3,3%).
Kedudukan equator Bumi tidak sebidang dengan bidang orbit Bumi, tetapi
0 ’
miring sekitar 23 27 sehingga menyebabkan empat musim pada tempat−tempat
yang letaknya jauh dari equator. Miringnya equator bumi diduga akibat
tertumbuk meteorit raksasa pada awal pembentukannya.
Bumi memiliki sebuah satelit namanya Bulan, berdiameter 3.456 km, sedang
jaraknya dari bumi 384.395 km. Bulan berotasi sambil mengelilingi Bumi.Waktu
yang dibutuhkan untuk sekali rotasi sama tepat untuk revolusinya, sehingga
permukaan Bulan yang tampak dari Bumi selalu sama.
Volume Bulan hanya 1ƒ82 dari volume Bumi dan gravitasi 1ƒ6 dari gravitasi Bumi.
Tak ada air dan udara, oleh sebab itu permukaan Bulan tetap abadi karena tidak
terjadi siklus geologi layaknya Bumi.
Sebagai anggota dari tata surya, Bumi dipengaruhi oleh Matahari dan planet−
planet serta benda−benda lainnya yang terdapat dalam tata surya. Walaupun
demikian pengaruh yang berdampak lansung untuk kehidupan di Bumi berasal
dari Matahari dan Bulan.
Secara teoritis pepatnya bol Bumi yang terjadi disebabkan adanya rotasi sejak
awal pembentukannya sebelum Bumi belum padat. Akibatnya, pada bagian yang
searah dengan sumbu rotasi akan terjadi kemampatan, sedangkan yang tegak
lurus, yaitu yang searah dengan equator akan mengalami pengembangan.
A. GRAVITASI BUMI
Bentuk yang unik menyebabkan permukaan Bumi memiliki gaya tarik yang
disebut gravitasi. Secara umum di wilayah kutub kekuatan gravitasi lebih besar
dari pada di khatulistiwa. Percepatan gravitasi dari arah kutub ke equator
perubahannya secara perlahan. Namun di beberapa tempat ada yang gaya
tariknya diatas normal (positive gravity anomaly) dan juga di bawah normal
(negative gravity anomaly).
Berat jenis lapisan kerak (permukaan) Bumi berdasarkan dari contoh bebatuan
3
dan tanah keras adalah berkisar 1,5−3,4 gramƒCm dengan rata−rata 2,7
3
gramƒCm . Sedangkan berat jenis Bumi secara keseluruhan, yaitu berat Bumi
3
dibagi dengan volume Bumi adalah 5,52gramƒCm .
Karena rata−rata berat jenis Bumi keseluruhan 5,52 sedangkan berat jenis kerak
Bumi hanya 1,5 − 3,4, maka diperkirakan pusat Bumi terdiri atas benda dengan
3
berat jenis tidak kurang dari 12 gramƒCm . Berat jenis seperti ini hampir
menyamai kepadatan logam keras.
C. SUHU BUMI
Kita tahu bahwa terdapat perubahan berat jenis dan tekanan di dalam bumi.
Perubahan tekanan di dalam bumi juga akan berpengaruh terhadap suhu bumi.
Suhu akan meningkat dengan kedalaman, peningkatan ini akibat sifat lapisan
kerak bumi dan peningkatan suhu berbeda −beda pada suatu tempat. Suhu
0 0
meningkat antara 10−50 C ƒkm, dengan rata−rata 30 C. Batuan dalam kerak
−6
bumi menyimpan panas dan dilepas kearah permukaan sebesar 1,5 x 10
2 2
kalƒ(cm )(saat) atau kurang lebih 50 kalƒcm setiap tahun, cukup untuk
mencairkan lapisan es setebal 6 mm (panas yang dibutuhkan untuk peleburan es
ialah 80 kalƒg). Ini menunjukkan bahwa panas dari dalam bumi sangat kecil
peranannya terhadap perubahan keadaan iklim.
Tabel 8. Pengeluaran panas oleh batuan beku
Panas Panas Panas Jumlah
dihasilkan dihasilkan dihasilkan pengeluaran
Jenis batuan oleh U, (ergƒg oleh Th, (ergƒg oleh K, (ergƒg panas (ergƒg
tahun tahun tahun) Tahun)
Granit 117 84 34 235
Asit 126 109 38 273
Pertengahan 43 36 29 108
Pertengahan 81 81 29 191
Basalt 25 41 6,4 72
Dunit 0,42 0,44 0,01 0,87
Data seismograf dapat ditafsirkan bahwa bumi dibagi tiga bagian utama yaitu
teras, mantel dan kerak. Bukti−bukti geofisik memberikan sifat−sifat fisik dari
ketiga bagian itu dan dapat ditentukan kandungan unsur didalam Bumi.
1. Siderit atau meteorit besi, terdiri dari campuran besi dan nickel
2. Siderolit, terdiri dari campuran besi−nikel dengan silikat−silikat berat
seperti
olivine dan piroksin
3. Aerolit atau meteorit batu, terdiri dari silikat−silikat berat (olivine,
piroksin)
dan mineral lainnya.
Sial
1. Kulit bumi mempunyai ketebalan 100 km, terdiri dari silica dan silikat
ringan, berat jenis 2,8−3,2
2. Kulit peridotit, mempunyaim ketebalan 1600 km terdiri dari silikat
berat (peridotit) dan berat jenis 3,3−3,35
3. Kulit palistik, mempunyai ketebalan 1400 km, terdiri campuran
nikel dan
besi serta siderolitik, berat jenis 6−8
4. Inti logam nikel−besi, ketebalan 3400 km dan berat jenis 10
sbb:
Masih mendasarkan pada sebaran kecepatan gelombang gempa dan berat jenis,
seperti yang sebelumnya dikemukakan oleh Feffreys & Guttenberg (1992),
Ringwood (1975) membuat simpulan bahwa bumi terdiri dari lapisan seri
konsentris suatu massa padat, cair−liat dan kerak yang merupakan bagian
terluar.
Kerakbumi, dari bagian permukaan hingga bidang diskontinyunitas Mohorovisic,
di bawah benua mempunyai kedalaman antara 20 dan 50 km, sedang dibawah
samodra kedalaman antara 10 dan 12 km. Kerakbumi tersebut disusun oleh
batuan beku, sedimen dan malihan. Di bawah kerakbumi, pada kedalaman 400
km, terdapat selubung atas (uppur mantle) yang tercirikan oleh sebaran
gelombang gempa rendah, terutama untuk gelombang S. Bagian selubung atas
bumi terutama terdiri dari eklogit atau peridotit yang kaya Fe, Mg, Ca, Na dan
21
silikat aluminium, dengan viskositas rata−rata 8 x 10 poise. Sebelumnya, Daly
(1940) menyebut kerakbumi dengan lithosfera dan selubung atas yang identik
dengan low velocity zone disebut astronefera. Zona peralihan (transition zone)
terletak antara kedalaman 400 dan 1000 km, ditandai oleh landaian kecepatan
gelombang gempa tinggi, dan tersusun dari silikat besi padat, Mg, Ca, Al, oksida
besi dan silikat.
Lapisan ini disusun oleh oksida besi padat, Mg dan SIO 2 dengan viskositas rata−
23
rata 10 poise. Sedang inti bumi (core) terbagi menjadi dua, yaitu inti bumi luar
(outer core) dan inti bumi dalam (inner core). Inti bumi luar terdapat pada
kedalaman 2900−5100 km dan inti bumi dalam antara 5100 hingga 6371 km.
Bagian luar inti terdiri dari besi dan sejumlah kecil silica, sulfur dan
oksigen;
sedang bagian dalam terutama terdiri dari besi padat (solid iron)
Tabel 9. Struktur dalam bumi menurut Ringwood
Kedalaman Nama bagian Susunan batuan Ketrangan
20−50 km
Di bawah kerak benua
Kenaikan kecepatan
Oksida besi padat, Mg, rambat gelombang gempa
Selubung bawah SiO2 selaras dengan
1000−2000 km
bertambahnya
kedalaman.
Viskositas rata−rata
23
10 poise
Dari sampel batuan beku, dari 5159 analisis didapakan komposisi utama tanpa
H2O dan unsure−unsur minor sebagai berikut:
SiO2 Al2O3 Fe2O3 MgO CaO Na2O K2O H2O TiO2 P2O5
FeO
59,12 15,82 6,99 3,30 3,07 2,05 3,93 3,02 0,79 0.22
Angka−angka ini sepadan atau sama yang diperkirakan oleh Clark dan
Washington terutama pada pelarutan dan penghidratan natrium dan kalsium.
Para ahli sains di Vernadsky Institut of Geochemistry, Moscow telah membuat
kajian sistematis tentang kandungan kerak bumi, dengan melakukan ribuan
contoh batuan dari daerah Rusia dan geosinklin Caucasia dan mengabungkan
data yang diperoleh dari kawasan lainnya. Ronov dan Yaroshevsky membuat
kajian yang ringkas, mereka mengenal betul jenis batuan tiga jenis kerak bumi;
kerak benua, kerak lautan dan kerak subbenua (terutama daerah antar benua
dan lerengnya).
Kerak bumi yang diperkirakan oleh mereka berdasarkan bebas air dan gas
karbondioksida sbb;
Tabel 14.
Kerak benua Komponen Kerak bumi
61,9 SiO2 59,3
0,8 TiO2 0,9
15,6 Al2SO3 15,8
2,6 Fe2O3 2,6
3,9 FeO 4,4
0,1 MnO 0,2
3,1 MgO 4,0
5,7 CaO 7,2
3,1 Na2O 3,0
2,9 K2O 2,4
0,3 P2O5 0,2
Tabel 15. Jumlah unsure−unsur di dakam kerak bumi dalam ppm
Nomor Atom Unsur Kerak bumi Granit (G1) Diabes (W1)
1 H 1400 400 600
3 Li 20 22 15
4 Be 2,8 3 0,8
5 B 10 1,7 15
6 C 200 200 100
7 N 20 59 52
8 O 466 000 485 000 449 000
9 F 625 700 250
11 Na 28 300 24 600 16 000
12 Mg 20 900 2 400 39 900
13 Al 81 300 74 300 79 400
14 Si 277 200 339 600 246 100
15 P 1 050 390 246 100
16 S 260 58 610
17 Cl 130 70 123
19 K 25 900 45 100 200
20 Ca 36 300 9 900 5 300
21 Sc 22 2,9 78 300
22 Ti 4 400 1 500 35
23 V 135 17 6400
24 Cr 100 20 114
25 Mn 950 195 1 280
26 Fe 50 000 13 700 77 600
27 Co 25 2,4 47
28 Ni 75 1 76
29 Cu 55 13 110
30 Zn 70 45 86
31 Ga 15 20 16
32 Ge 1.5 1,1 1,4
33 As 1.8 0,5 1,9
34 Se 0,05 0,007 0,3
35 Br 2,5 0,4 0,4
37 Rb 90 220 21
38 Sr 375 250 190
39 Y 33 13 25
40 Zr 165 210 105
41 Nb 20 24 9,5
42 Mo 1,5 6,5 0,57
44 Ru 0,01
45 Rh 0,005 <0,001
46 Pd 0,01 0,02 0,025
47 Ag 0,07 0,05 0,08
48 Cd 0,2 0,03 0,15
49 In 0,1 0,02 0,07
50 Sn 2 3,5 3,2
51 Sb 0,2 0,31 1,0
52 Te 0,01 <1 <1
53 I 0,5 < 0,03 < 0,03
55 Cs 3 1,5 0,9
56 Ba 425 1 220 160
57 La 30 101 9,8
58 Cc 60 170 23
59 Pr 8,2 19 3,4
60 Nd 28 55 15
62 Sm 6,0 8,3 3,6
63 Eu 1,2 1,3 1,1
64 Gd 5,4 5 4
65 Tb 0,9 0,54 0,65
66 Dy 3,0 2,4 4
67 Ho 1,2 0,35 069
68 Er 2,8 1,2 2,4
69 Tm 0,5 0,15 0,30
70 Yb 3,4 1,1 2,1
71 Lu 0,5 0,19 0,35
72 Hf 3 5,2 2,7
73 Ta 2 1,5 0,5
74 W 1,5 0,4 0,5
75 Re 0,001 <0,002 <0,002
76 Os 0,005 0,00007 0,0003
77 Ir 0,001 0,00001 0,003
78 Pt 0,01 0,0019 0,0012
79 Au 0,004 0,004 0,004
80 Hg 0,08 0,1 0,2
81 Tl 0,5 1,2 0,11
82 Pb 13 48 7,8
83 Bi 0,2 0,07 0,05
90 Th 7,2 50 2,4
92 U 1,8 3,4 0,58
Elemen % Elemen %
Oksigen (O) 46,71 Karbon (C) 0,094
Silikon (Si) 27,69 Mangan (Mn) 0,09
Alumunium (Al) 8,07 Belerang (S) 0,08
Besi (Fe) 5,05 Barium (Ba) 0,05
Calsium (Ca) 3,65 Chlor (Cl) 0,045
Natrium (Na) 2,75 Chrom (Cr) 0,035
Kaluim (K) 2,58 Fluor (Fr) 0,029
Magnesium (Mg) 2,08 Zirkon (Zr) 0,025
Titanium (Ti) 0,62 Nikel (Ni) 0,019
Hidrogen (H) 0,14 Unsur−unsur lain 0,063
Posphor (P) 0,13
BAB IV
TERMODINAMIKA DAN KIMIA
HABLUR
KEADAAN 1 KEADAAN 2
NONSPONTAN
PADATAN I PADATAN II
0
K
T1 T2 T3
Gambar 2. Vareasi nilai entropi absolut pada berbagai suhu yang berbeda
Perubahan entropi selama perubahan fasa yaitu dari padat ke cair, cair ke gas,
dan padatan II ke padatan I (padatan II dan I mempunyai bentuk Kristal yang
berbeda) seperti pada gambar 2. Dalam hal ini perubahan fasa berlangsung
revrsibelm, persamaan sbb;
6S I ke II = 6HI ke IIƒT1
6Speleburan = 6HpeleburanƒT2
6Spenguapan = 6HpenguapanƒT3
0
Perubahan enthalpy 6H 298 = − 2300 kalƒmol
0
Entropi 6S 298 = − 0,35
0 3
Perubahan 6V 298 = −4,0 cm ƒmol, sehingga energy bebas pada proses bolak
balik
dapat dihitung sbb; 6GT,P = −2300 + 0,35 T − 0,097 P; (6V selalu dibagi
dengan angka 41,3 untuk konversi menjadi kalƒmol).
Jelas bahwa suhu dan tekanan terhadap energy bebas pada proses bolak balik
0
sangat kecil. Perubahan suhu 500 C akan mengubah tenaga bebas sebanyak 175
kal, dan perubahan tekanan 1 000 atm akan merubah tenaga bebas kurang dari
100 kal.
Contoh lain reaksi bolak−balik;
½ NaAlSiO4 + SiO2 ½ NaAlSi3O8 (1)
Nafelin kuarsa albit
titik kisi
a
Gambar 3. Kisi satu dimensi, a = besaran vector
Kisi satu dimensi dapat dinyatakan dengan satu parameter kisi. Parameter kisi ini
merupakan suatu besaran vector, jadi mempunyai besar dan arah serta dapat
dinyatakan sebagai a.
Gambar 4. Memperlihatkan kisi dua dimensi yang merupakan pengembangan
dari kisi satu dimensi. Pada kisi dua dimensi, semua titik kisi dapat dihubungkan
dengan garis membentuk pola garis yang teratur. Selain itu kita dapat membagi
kisi tersebut ke dalam sel. Setiap unit sel dinyatakan oleh dua vector a’ dan b’
(unit sel dapat dianggap sebagai unit ulangan dari kisi).
titik kisi
X
b’
Gambar 4. Kisi dua dimensi, a’ dan b’ = besaran vector dan Þ = sudut antara a’
dan
b’
Kisi tiga dimensi atau kisi ruang dapat dilihat pada gambar 5. Kisi tiga dimensi
atau kisi ruang dinyatakan dengan 3 vektor, yaitu a”, b”, dan c”
a”
titik kisi
b”
c”
Gambar 5. Kisi tiga dimensi, a”, b” dan c”= besaran vector
þ = sudut antara a” dan c”
Þ = sudut antara b” dan c”
¾ = sudut antara a” dan b”
SISTEM KRISTAL
Dalam mempelajari Kristal, operasi simetri didefinisikan sebagai operasi
yang akan menstransformasikan Kristal ke bayangan, dimana antara Kristal dan
bayangan tidak dapat dibedakan. Operasi simetri diakibatkan adanya elemen
simetri. Gambar 6. Menunjukkan dua buah contoh elemen simetri. Bayangan
“tanda tanya” yang terbentuk pada cermin, tidak dapat dibedakan dengan
“tanda tanya” aslinya. Elemen simetri di atas disebut bidang kaca (atau bidang
simetri).
?
cermin
?
? 1800
(3,1,0)
b’
a’
KLASIFIKASI MAGMA
Untuk mengklasifikasikan magma menggunakan pendekatan hasil analisa
batuan beku. Klasifikasinya berdasarkan kelimpahan komonen kimia terutama
kandungan silikat (SiO2). Komponen kimia silikat mencapai < 35 − 80 % berat,
komponen penyusun sbb :
a. mengandung silica >63 % SiO2 disebut tipe silicic atau acidic (tipe
magma asam)
b. mengandung silica 52−63 % SiO2 disebut tipe menengah
c. silikat rendah mengandung 45−52 % SiO2 disebut tipe basic (tipe
magma
basa)
d. mengandung silka < 45 % disebut tipe ultrabasic (tipe ultra basa)
JENIS DAN KLASIFIKASI MAGMA
1. Berdasakan % berat oksida (unsur non volatile)
UNSUR NON MAGMA ASAM MAGMA BASA
VOLATILƒOKSIDA
SiO2 65−75 45−58
Al2O3 12−16 13−17
Fe2O3 4−8 9−14
FeO
MgO 4−6 5−8
CaO
Na2O 6−9 3−5
K2 O
P2O5 0,02 − 0,54 0,15 − 0,53
MnO Kecil − 0,19 0,12 − 0,19
TiO2 0,15− 1,2 1,3 − 3,1
2. Berdasarkan kandungan SiO2 atau derajad keasaman (acidiy)
JENIS MAGMA KANDUNGAN SiO2 (% berat)
Magma asam 66
Magma menengah 52− 66
Magma basa 45 − 52
Magma sangat basa 45
rhy
od
aci
te
da
cit
e
Latite trachyte
intermedite 57−63 andesite
phonolite 52−57 mugearite
tholeiitic basalt
hawaiite
basic 45−52 alkali basalt
basanite
ultrabasic < 45 nephelinite
leucite
Arfvedsonit : Na32+
Fe4 3+(Fe Si4O11)2(OH)2
MINERAL OLIVIN
Mineral−mineral olivin adalah terdiri dari silikat bivalen dan menghablur dalam
sistem ortorombik. Mineral olivine terdiri beberapa spesies sbb:
Forsterit : Mg2SiO4
Fayalit : Fe2SiO4
Olivin : (Mg,Fe)2SiO4
Tefroit : Mn2SiO4
Kirschsteinit : CaFeSiO4
Montiselit : CaMgSiO4
Glaukokroit : CaMnSiO4
GEOKIMIA TANAH
Pengendapan adalah proses geokimia yang sangat penting, karena dengan
proses ini menghasilkan tanah yang mempunyai nilai ekonomi. Batuan induk
mengalami proses geokimia menghasilkan tanah. Proses pembentukan tanah
yang dimulai dari bahan induk hingga menjadi tanah. Banyak factor yang
mempengaruhi proses pembentukan tanah, akan tetapi hanya ada lima (5)
factor
yang dianggap paling penting yakni iklim, organisme, bahan induk, topografi dan
waktu
ORGANISME IKLIM
Vegetasi & curah hujan & Suhu
hewan TANAH
Menurut Clarke bahwa batuan endapa Syal, batu pasir dan batu kapur dengan
menganalisis beberapa sampel, dengan menggunakan kandungan syal 80 % ,
batu pasir 15 % dan batu kapur 5 % dapat dilihat seperti pada tabel 21. Garrels
dan Mackenzie (1971) menganalisis batuan endapan dengan berdasarkan
keseimbangan geokimia antara batuan beku dan batuan endapan diperkirakan
bahwa kadar syal : batu pasir : batu kapur adalah 81: 11 : 8,
HASIL PENGENDAPAN
Kajian tentang proses pengendapan menunjukkan bahwa komponen
individu yang terdapat dalam batuan induk dapat mengalami perubahan
secara geokimia sbb:
1.Mineral−mineral terutama yang stabilƒtahan terhadap perubahan fisik
dan kimia akan terkumpul sebagai bahan yang berbutir. Seperti kuarsa
menghasilkan pasir kuarsa atau batu pasir yang kaya akan silikon
dibandingkan dengan batuan induknya
2.Pemecahan kimia aluminasilikat, menghasilkan lumpur yang sebagian
besar sebagai mineral lempung. Ini mengakibatkan terkumpulnya
aluminium dan kalium melalui penjerapan oleh hasil proses hidrolisis
3.Disamping pembentukan endapan lempung, terjadi perubahan kimia
pada rentang waktu dan ruang, terjadinya pengendapan besi dengan
proses hidrolisis dari ferro hidroksida menjadi ferri hidroksida
4.Kalsium diendapkan menjadi kalsium karbonat oleh proses kimia maupun
oleh proses organisme. Dan batuan dolomite diendapkan dari batuan induk
yang kaya akan magnesium.
5.Di dalam larutan sisa bahan yang tidak dapat terendapkan akan seperti
natrium sedikit kalium dan magnesium akan terkumpul di lautan
Skema pemecahan batuan sbb
Skema ini menunjukkan jalan yang dilalui oleh unsur−unsur utama semasa
pengendapan dan memberikan hasil endapan : resistat, hidrolisat, oksidat,
karbonat dan larutan.
Silika berada dalam endapan resistat, alumina di dalam hidrolisat, besi
didalam oksidat dan kalsium dan magnesium di karbonat. Sebagian dari
pada natrium tertinggal dalam larutan dan akhirnya mengumpul dilautan.
Resistat membentuk kumpulan pasir dan batu pasir yang penting. Kuarsa
paling banyak dijumpai dan batu pasirsilika banyak digunakan untuk industri
(kaca)
BAB VII. GEOKIMIA ISOTOP
Kajian tentang isotop dari beberapa unsur menjadi sangat penting dalam
geokimia, isotop unsur yang stabil dapat dipergunakan untuk mengkaji
perubahan−perubahan isotop dan kelimpahan isotop. Di samping itu isotop
suatu unsur dapat dipakai untuk menentukan umur batuan dan asal unsur.
Bagi beberapa unsur seperti unsur−unsur H, C, O dan S, perbedaan
isotopnya sangat bermanfaat untuk kepentingan geologi. Perbandingan
18 16
isotop seperti Oƒ O, menghasilkan factor 6 per mil (‰) atau bagian
perseribu,dengan: 6 = (R sampel ƒR standard −1) 1000 dan R adalah
perbandingan dua isotop terpilih dalam suatu sampel . Di dalam tabel 22
pasangan isotop terukur bagi unsur−unsur yang mudah diukur.
Variasai Isotop Per Mil.6 isotop
berat Mineral dan Batuan
Isotop yang Mineral dan Air pembanding
Sampel isotop
diukur batuan
yang dipakai
2 1
Hidrogen pada air Hƒ H (DƒH) −180 hingga + 20 −410 hingga + 50
laut (SMOW)
Karbon PDB− 13 12 −35 hingga + 5
Cƒ C
kalsit (belemnite)
Oksigen SMOW 18 16 −2 hingga + 36 −50 hingga + 15
Oƒ O
30 28
Silikon; Telerang kuarsa, Siƒ Si −22 hingga + 3,2
Mother Lode, California
1 + 6Bƒ1000
1000 ln Þ = 6A−6B; dan Þ =1 maka 6A−6Bƒ1000
Tabel 23. Letusan phreatik di komplek gunungapi Dieng selama lebih satu abad
Akibat
Letusan
(meninggal
Tahun Lokasi Letusan Fenomena letusan TandaƒPend
dunia)
ahuluan
Keterangan :
Analis kimia gas dengan menggunakan gas chromatografi dan air dengan
grafimetri dapat dilihat pada table 24
Tabel 24, Komposisi kimia Fumarola komplek gunungapi Dieng pada tanggal
14
dan 19 Juli 1979 (Allard. P, dkk, 1988).
0
SIGLUDUK (30 C dalam % vol)
0
PAKUWAJA (95 C dalam % vol)
Tabel 25. Komposisi isotop karbon dan sulfur gas Dieng (Allard. P, dkk, 1988).
SIGLUDUG
13 13 0
Kode sampel 6 C(CO2) 6 C (CH4) T C Isotopic Eq 34
6 S
‰ ‰ ‰
PAKUWAJA
13 13 0
Kode sampel 6 C(CO2) 6 C (CH4) T C Isotopic Eq 34
6 S
‰ ‰ ‰
PAGERKANDANG
13 13 0
Kode sampel 6 C(CO2) 6 C (CH4) T C Isotopic Eq 34
6 S
‰ ‰ ‰
M2 −6,0 − − −
SIKIDANG
13 13 0
Kode sampel 6 C(CO2) 6 C (CH4) T C Isotopic Eq 34
6 S
‰ ‰ ‰
SO2 0,19 − − − −
13
6 CO2 −4,1 −3,3 7,2 −4,3 −6,4
13
6 CH4 −28,4 48,3 −54,8 −40,6 −
PELULUHAN RADIOAKTIF
Perkiraan waktu setengah umur yang panjang dibandingkan dengan waktu (usia)
yang diukur dapat disederhanakan sehingga persamaan menjadi ;
NdƒN = ¾t
Tabel 29 . Komposisi gas alam yang berasal dari sumur yang akan di cairkan
menjadi produk gas cair
Komponen gas alam
Hidrokarbon (CnH2n+2)
Methan (CH4) 45−92 %
Ethan (C2H6) 4−21 %
Propan trace 1−15 %
Butan trace 0,5 −7 %
Pentan trace − 3%
Hexan trace −2 %
Heptan trace − 0,5 %
Tabel 30. Fraksi−fraksi hidrokarbon yang terdapat pada crude oil
o
Fraksi pada crude Titik nyala F Komposisi kimia Guna
Hidrokarbon Sampai 100 C1−C2 Bahan bakar gas
C3−C6 Pelarut, bahan
bakar gas dalam
tabung
Gasolin 100−350 C5−C10 Bahan bakar
motor , Pelarut
Kerosene 350−450 C11−C12 Bahan bakar jet,
Craking stock
Light gas oil 450−580 C13−C17 Bahan bakar
disel, tanur
Heavy gas oil 580−750 C18−C25 Bahan bakar
bunker,
pelumasan
Lubrican and 750−950 C26−C38 Pelumas, waxe,
waxes petroleum jelly
Residu 950 + (200+) C38+ Paving asphalts,
coke, pengawet
kayu, komponen
atap
Elemen dalam crude oils (minyak mentah)
carbon 84−87 %
Hidrogen 11−14%
Sulfur 0,06 −2,0%
Nitogen 0,1−2,0%
Oksigen 0,1−2,0%
Hidrokarbon
Alifhatik Aromatik