Anda di halaman 1dari 15

RESUME RANGKAIAN LISTRIK II

PECAHAN PARSIAL DAN DERET FOURIER

Kelompok 6 :

Arief Rachman Rida A. (5115122623)


Cut Zarmayra Zahra (5115120353)
Fajar Muttaqin (5115122606)
Inggih Piany Syanita (5115122568)
Moh. Syamsul Nur (5115122604)
Reza Irhamsyah (5115122572)
Siti Mardiah (5115122581)
Yusup Fawzi Yahya (5115122591)

PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO REGULER 2012

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

JAKARTA

2013
Resume Rangkaian Listrik 2 2
Pecahan Parsial dan Deret Fourier

Tujuan

1. Mahasiswa dapat memahami teori persamaan parsial di dalam suatu rangkaian


listrik
2. Mahasiswa dapat memahami perhitungan fungsi dengani pecahan parsial
3. Mahasiswa dapat memahami perhitungan deret Fourier
Resume Rangkaian Listrik 2 3
Pecahan Parsial dan Deret Fourier

I. PENDAHULUAN

Pada pembahasan sebelumnya telah kita pelajari mengenai uraian


pecahan parsial untuk memudahkan kita mengubah persamaan menjadi anti
Laplace-nya. Pemecahannya adalah dengan memfaktorkan terlebih dahulu
penyebutnya atau dengan mendeferensialkan persamaan awalnya.

Pada resume kali ini akan dibahas mengenai pecahan parsial yang
persamaannya tidak dapat difaktorkan. serta perhitungan dengan deret Fourier.
Resume Rangkaian Listrik 2 4
Pecahan Parsial dan Deret Fourier

II. LANJUTAN URAIAN PARSIAL

Pada resume sebelumnya mengenai sudah dibahas bahwa Uraian Parsial


merupakan suatu metode atau cara penyederhanaan suatu fungsi dalam (s) agar mudah
untuk di anti-Laplace kan atau diubah ke fungsi (t).

Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan bahwa persamaan pada penyebut


dapat diuraikan dengan cara memfaktorkannya. Namun pada kenyataannya, ada
persamaan yang tidak bisa difaktorkan. Untuk menyelesaikan soal jenis seperti itu,
maka berikut cara menyederhanakannya dengan menggunakan metode pecahan parsial.

Contoh 1

Tentukan persamaan parsial dari persamaan berikut :


𝟏
𝑰(𝒔) =
𝒔𝟐 + 𝟐𝒔 + 𝟓

Jawab :

Langkah penyelesaian :

1. Sederhanakan dahulu penyebutnya, yaitu : 𝑠 2 + 2𝑠 + 5


Persamaan tersebut merupakan contoh persamaan yang tidak bisa difaktorkan dengan
mudah, maka cara untuk menyederhanakannya dengan memecahnya menjadi bagian
riil akar dan bagian yang imajiner.

𝒔𝟐 + 𝟐𝒔 + 𝟓

= (𝑠 2 + 2𝑠 + 1) + 4

= (𝒔 + 𝟏)𝟐 + 𝟐𝟐

BAGIAN RIIL BAGIAN


AKAR IMAJINER
Resume Rangkaian Listrik 2 5
Pecahan Parsial dan Deret Fourier

Dalam bentuk umum angka 1 diatas adalah angka rill, sedangkan angka 2 adalah
imajiner, sehingga faktorisasi penyebut dari persamaan di atas adalah :

𝑠 2 + 2𝑠 + 5 = (𝑠 + 1)2 + 22

(𝒔 + 𝟏 − 𝟐𝒋)(𝒔 + 𝟏 + 𝟐𝒋)

2. Setelah mendapat bentuk sederhana dari penyebutnya, maka persamaan awal dapat
kita ubah menjadi bentuk seperti ini :

1 𝑘1 𝑘2 ……(1)
= +
𝑠2 + 2𝑠 + 5 (𝑠 + 1 − 2𝑗) (𝑠 + 1 + 2𝑗)

3. Kemudian seperti pada contoh sebelumnya pada uraian pecahan parsial, untuk
mendapatkan nilai K1, kalikan persamaan 1 tersebut dengan (𝑠 + 1 − 2𝑗):

1(𝑠 + 1 − 2𝑗) 𝑘1 (𝑠 + 1 − 2𝑗) 𝑘2 (𝑠 + 1 − 2𝑗)


= +
𝑠 2 + 2𝑠 + 5 (𝑠 + 1 − 2𝑗) (𝑠 + 1 + 2𝑗)

1 𝑘2 (𝑠 + 1 − 2𝑗)
= 𝑘1 +
(𝑠 + 1 + 2𝑗) (𝑠 + 1 + 2𝑗)

 𝒔 + 𝟏 − 𝟐𝒋 = 𝟎, sehingga 𝒔 = −𝟏 + 𝟐𝒋

Masukkan nilai s ke dalam persamaan sehingga diperoleh:

1 𝑘2 . 0
= 𝑘1 +
4𝑗 4𝑗
Maka K1 dapat diperoleh :

1 𝑗2 1
𝑘1 = = − = − 𝑗
4𝑗 4𝑗 4
Resume Rangkaian Listrik 2 6
Pecahan Parsial dan Deret Fourier

4. Untuk mencari K2, maka kalikan persamaan 1 dengan (𝑠 + 1 + 2𝑗).

1(𝑠 + 1 + 2𝑗) 𝑘1 (𝑠 + 1 + 2𝑗) 𝑘2 (𝑠 + 1 + 2𝑗)


= +
𝑠 2 + 2𝑠 + 5 (𝑠 + 1 − 2𝑗) (𝑠 + 1 + 2𝑗)

1 𝑘1 (𝑠 + 1 + 2𝑗)
= + 𝑘2
(𝑠 + 1 − 2𝑗) (𝑠 + 1 − 2𝑗)

 𝒔 + 𝟏 + 𝟐𝒋 = 𝟎, sehingga 𝒔 = −𝟏 − 𝟐𝒋
Kemudian masukkan nilai s ke dalam persamaan sehingga diperoleh :
1 𝑘1 . 0
= 𝑘 + 𝑘2
−4𝑗 −4𝑗 1

Maka K2 dapat diperoleh :

1 −𝑗 2 1
𝑘2 = − =− = 𝑗
4𝑗 4𝑗 4

5. Maka pecahan parsialnya menjadi :


𝟏 𝟏
𝟏 −𝟒𝒋 𝒋
𝟒
= +
𝒔𝟐 + 𝟐𝒔 + 𝟓 (𝒔 + 𝟏 − 𝟐𝒋) (𝒔 + 𝟏 + 𝟐𝒋)
Resume Rangkaian Listrik 2 7
Pecahan Parsial dan Deret Fourier

III. DERET FOURIER

Deret Fourier adalah deret yang digunakan dalam bidang rekayasa. Deret ini
pertama kali ditemukan oleh seorang ilmuan Perancis Jean-Baptiste Joseph Fourier
(1768-1830). Derat Fourier ini merupakan deret dalam bentuk sinusoidal (sinus dan
cosinus) yang digunakan untuk merepresentasikan fungsi-fungsi periodik/berulang
dengan persamaan sederhana.

Contoh fungsi berulang yaitu :

1. Gelombang gigi gergaji

2. Gelombang segi empat


Resume Rangkaian Listrik 2 8
Pecahan Parsial dan Deret Fourier

3. Gelombang segi tiga

4. Gelombang sinusoida

Gelombang - gelombang periodik tersebut mempunyai arti yang penting dalam


bidang elektronika, dan umumnya tidak membentuk persamaan sederhana. Menurut
Fourier fungsi berulang dapat ditulis dalam bentuk deret sinusoida tak terhingga,
asalkan fungsi tersebut mempunyai syarat Dirichlet.

Syarat Dirichlet yaitu :

 Priodik, dan mempunyai perioda 2𝜋 atau T


 Bernilai tunggal
 Dalam periode mempunyai maksimal dan minimal tertentu
 Jika fungsi itu tidak continue, maka dalam 1 periode harus mempunyai
discontiunitas yang tertentu jumlahnya
 Dalam 1 periode mempunyai harga rata-rata tak terhingga

Jika satu fungsi (F(t)) memenuhi syarat Dirichlet, maka dapat ditulis dalam bentuk
deret Fourier yaitu:
Resume Rangkaian Listrik 2 9
Pecahan Parsial dan Deret Fourier

𝟏
𝒇(𝒕) = 𝒂 + 𝒂𝟏 𝐜𝐨𝐬 𝝎𝒕 + 𝒂𝟐 𝐜𝐨𝐬 𝟐𝝎𝒕 + 𝒂𝟐 𝐜𝐨𝐬 𝟑𝝎𝒕 + ⋯ + 𝒃𝟏 𝐬𝐢𝐧 𝝎𝒕 + 𝒃𝟐 𝐬𝐢𝐧 𝟐𝝎𝒕 + 𝒃𝟑 𝐬𝐢𝐧 𝟑𝝎𝒕
𝟐 𝟎

Bila diringkas, bentuk fungsi deret Fourier adalah:


1
𝑓(𝑡) = 𝑎0 + ∑(𝑎𝑛 cos(𝑛𝜔𝑡) + 𝑏𝑛 sin(𝑛𝜔𝑡))
2
𝑛=1

Deret ini disebut juga deret Fourier trigonometri yaitu f(t)


dimana :

a dan b = koefisien fourier


a0 = ordinat rata-rata atau komponen searah
2𝜋
𝜔= = koefisien sudut dasar
𝑇

an cos n ωt + bn sin n ωt = komponen harmonis ke n

Gambar dibawah ini adalah contoh kombinasi dua sinusoida yang mempunyai
frekuensi secara harmonic:

Garis putus- putus yang ditunjukkan pada gambar di atas adalah fungsi periodik
bukan sinusoida, karena fungsi tersebut tidak continue dan tidak mempunyai
discontinuitas dalan jumlah tertentu
Resume Rangkaian Listrik 2 10
Pecahan Parsial dan Deret Fourier

IV. INTEGRAL FUNGSI SINUSOIDA

Untuk menghitung koefisien pada deret Fourier, diperlukan acuan penyelesaian


dari integral fungsi-fungsi sinusoida/ perkalian dari fungsi-fungsi sinusoida.
Integral fungsi-fungsi sinusoida yang diperlukan antara lain adalah:

1. Fungsi sinusoida 1:
𝑇
𝑓(𝑡) = ∫ sin(𝑛𝜔𝑡) 𝑑𝑡
0

1
=− [cos(𝑛𝜔𝑡)]𝑇0
𝑛𝜔
1 2𝜋
=− (cos (𝑛 𝑇) − cos 0)
𝑛𝜔 𝑇
1
=− (1 − 1) = 0
𝑛𝜔
𝑻
𝒇(𝒕) = ∫ 𝐬𝐢𝐧(𝒏𝝎𝒕) 𝒅𝒕 = 𝟎
𝟎

2. Fungsi sinusoida 2:
𝑇
𝑓(𝑡) = ∫ cos(𝑛𝜔𝑡) 𝑑𝑡
0
1
= [sin(𝑛𝜔𝑡)]𝑇0
𝑛𝜔
1 2𝜋
= (sin (𝑛 𝑇) − sin 0)
𝑛𝜔 𝑇
1
= (0 − 0) = 0
𝑛𝜔
𝑻
𝒇(𝒕) = ∫ 𝐜𝐨𝐬(𝒏𝝎𝒕) 𝒅𝒕 = 𝟎
𝟎

3. Fungsi sinusoida 3 :
𝑇 INGAT RUMUS
2 (𝑛𝜔𝑡)
𝑓(𝑡) = ∫ sin 𝑑𝑡 TRIGONOMETRI
0
cos 2𝑥 = 1 − 𝑠𝑖𝑛2 𝑥

sehingga

𝑠𝑖𝑛2 𝑥 = 1 − 𝑐𝑜𝑠2𝑥
Resume Rangkaian Listrik 2 11
Pecahan Parsial dan Deret Fourier

1 𝑇
= ∫ (1 − cos(2𝑛𝜔𝑡))𝑑𝑡
2 0
1 𝑇 1 2𝜋
= ∫ 𝑑𝑡 − ∫ cos(2𝑛𝜔𝑡) 𝑑𝑡
2 0 2 0
1 𝑇 1 1
= [𝑡] − . [sin(2𝑛𝜔𝑡)]𝑇0
2 0 2 2𝑛𝜔
1 𝜋
= 𝑇=
2 𝜔

𝑻
𝒇(𝒕) = ∫ 𝐬𝐢𝐧𝟐 (𝒏𝝎𝒕) 𝒅𝒕 = 𝟎
𝟎

4. Fungsi sinusoida 4
𝑇
𝑓(𝑡) = ∫ 𝑐𝑜𝑠 2 (𝑛𝜔𝑡) 𝑑𝑡 INGAT RUMUS
0 TRIGONOMETRI
1 𝑇
= ∫ (cos(2𝑛𝜔𝑡) + 1) 𝑑𝑡 cos 2𝑥 = 𝑐𝑜𝑠 2 𝑥 − 1
2 0
sehingga
1 𝑇 1 2𝜋
= ∫ cos(2𝑛𝜔𝑡) 𝑑𝑡 + ∫ 𝑑𝑡
2 0 2 0 𝑐𝑜𝑠 2 𝑥 = 𝑐𝑜𝑠2𝑥 + 1
1 1 1
= . [𝑠𝑖𝑛(2𝑛𝜔𝑡)]𝑇0 + [𝑡]𝑇0
2 2𝑛𝜔 2
1 𝜋
= 𝑇=
2 𝜔

𝑻
𝝅
𝒇(𝒕) = ∫ 𝒄𝒐𝒔𝟐 (𝒏𝝎𝒕) 𝒅𝒕 =
𝟎 𝝎

5. Fungsi sinusoida 5
𝑇
𝑓(𝑡) = ∫0 sin2 (𝜔𝑡) cos2 (𝜔𝑡) 𝑑𝑡
INGAT RUMUS IDENTITAS
TRIGONOMETRI
𝑇
= ∫ (sin(𝜔𝑡) cos(𝜔𝑡))2 𝑑𝑡 sin 2𝑥 = 2 sin 𝑥 . cos 𝑥
0
𝑇 2 sehingga
1
= ∫ ( sin(2𝜔𝑡)) 𝑑𝑡
0 2 1
sin 𝑥 . cos 𝑥 = sin 2𝑥
2
Resume Rangkaian Listrik 2 12
Pecahan Parsial dan Deret Fourier

1 𝑇
= ∫ (sin(2𝜔𝑡))2 𝑑𝑡
4 0
1 𝑇
= ∫ ( 1 − cos 4 𝜔𝑡) 𝑑𝑡
8 0
1 𝑇 1 𝑇
= ∫ 𝑑𝑡 − ∫ cos 4 𝜔𝑡 𝑑𝑡
8 0 8 0
1 𝑇 1 2𝜋
= [𝑡]0 − (sin (4 𝑇) − sin 0)
8 32𝜔 𝑇
1 𝜋
= 𝑇=
8 4𝜔
𝑻
𝝅
𝒇(𝒕) = ∫ 𝐬𝐢𝐧𝟐 (𝝎𝒕) 𝐜𝐨𝐬𝟐 (𝝎𝒕) 𝒅𝒕 =
𝟎 𝟒𝝎

6. Fungsi sinusoida 6 terdapat pada soal dan pembahasan

7. Fungsi sinusoida 7
𝑇 INGAT RUMUS IDENTITAS
𝑓(𝑡) = ∫ sin(𝑚𝜔𝑡) cos(𝑛𝜔𝑡) 𝑑𝑡 TRIGONOMETRI
0
1 𝑇 2sin 𝑎. cos 𝑏 = sin(𝑎 + 𝑏) +cos(𝑎 − 𝑏)
= ∫ {sin(𝑚 + 𝑛)𝜔𝑡 + sin(𝑚 − 𝑛) 𝜔𝑡} 𝑑𝑡
2 0
1 𝑇 1 𝑇
= ∫ sin(𝑚 + 𝑛)𝜔𝑡 𝑑𝑡 + ∫ sin(𝑚 − 𝑛)𝜔𝑡 𝑑𝑡
2 0 2 0
1 1
=− [cos(𝑚 + 𝑛)𝜔𝑡]𝑇0 − [cos(𝑚 − 𝑛)𝜔𝑡]𝑇0
2(𝑚 + 𝑛)𝜔 2(𝑚 − 𝑛)𝜔
1 1
=− (1 − 1) − (1 − 1) = 0
2(𝑚 + 𝑛)𝜔 2(𝑚 − 𝑛)𝜔

𝑻
𝒇(𝒕) = ∫ 𝐬𝐢𝐧(𝒎𝝎𝒕) 𝐜𝐨𝐬(𝒏𝝎𝒕) 𝒅𝒕 = 𝟎
𝟎

8. Fungsi sinusoida 8 terdapat pada soal dan pembahasan


9. Fungsi sinusoida 9 terdapat pada soal dan pembahasan
Resume Rangkaian Listrik 2 13
Pecahan Parsial dan Deret Fourier

V. SOAL DAN JAWABAN

1. Berapa nilai dari fungsi sinusoida 6 berikut :


𝑇
𝑓(𝑡) = ∫ sin(𝑛𝜔𝑡) cos(𝑛𝜔𝑡) 𝑑𝑡
0

Jawab :

𝑇
𝑓(𝑡) = ∫ sin(𝑛𝜔𝑡) cos(𝑛𝜔𝑡) 𝑑𝑡
0
1 𝑇
= 2 ∫0 (sin(2𝑛𝜔𝑡) + sin 0)𝑑𝑡
INGAT RUMUS IDENTITAS
𝑇 TRIGONOMETRI
1
= ∫(sin(2𝑛𝜔𝑡))𝑑𝑡
2 2sin 𝑎. cos 𝑏 = sin(𝑎 + 𝑏) + cos(𝑎 − 𝑏)
0
1 1
= [− cos 2𝑛𝜔𝑡]𝑇0
2 2𝑛𝜔𝑡
1
= [0 − 0] = 0
2
𝑻
𝒇(𝒕) = ∫ 𝐬𝐢𝐧(𝒏𝝎𝒕) 𝐜𝐨𝐬(𝒏𝝎𝒕) 𝒅𝒕 = 𝟎
𝟎

2. Berapa nilai dari fungsi sinusoida 8 berikut :


𝑇
𝑓(𝑡) = ∫ sin(𝑚𝜔𝑡) sin(𝑛𝜔𝑡) 𝑑𝑡
0

Jawab :
𝑇 INGAT RUMUS IDENTITAS
𝑓(𝑡) = ∫ sin(𝑚𝜔𝑡) sin(𝑛𝜔𝑡) 𝑑𝑡 TRIGONOMETRI
0
𝑇 2sin 𝑎. sin 𝑏 = cos(𝑎 + 𝑏) − cos(𝑎 − 𝑏)
1
= − ∫ {cos(𝑚 + 𝑛)𝜔𝑡 − cos(𝑚 − 𝑛)𝜔𝑡} 𝑑𝑡
2 0
1 𝑇 1 𝑇
= − ∫ cos(𝑚 + 𝑛)𝜔𝑡 𝑑𝑡 + ∫ cos(𝑚 − 𝑛) 𝜔𝑡 𝑑𝑡
2 0 2 0
1 1
=− [sin(𝑚 + 𝑛)𝜔𝑡]𝑇0 + [sin(𝑚 − 𝑛)𝜔𝑡]𝑇0
2(𝑚 + 𝑛)𝜔 2(𝑚 − 𝑛)𝜔
1 1
=− (0 − 0) + (0 − 0) = 0
2(𝑚 + 𝑛)𝜔 2(𝑚 − 𝑛)𝜔
Resume Rangkaian Listrik 2 14
Pecahan Parsial dan Deret Fourier

𝑇
𝑓(𝑡) = ∫ sin(𝑚𝜔𝑡) sin(𝑛𝜔𝑡) 𝑑𝑡 = 0
0

3. Berapa nilai dari fungsi sinusoida 9 berikut :


𝑇
𝑓(𝑡) = ∫ cos(𝑚𝜔𝑡) cos(𝑛𝜔𝑡) 𝑑𝑡
0

Jawab:
𝑇
INGAT RUMUS IDENTITAS
𝑓(𝑡) = ∫ cos(𝑚𝜔𝑡) cos(𝑛𝜔𝑡) 𝑑𝑡
0
TRIGONOMETRI
𝑇
1 2cos 𝑎. cos 𝑏 = cos(𝑎 + 𝑏) + cos(𝑎 − 𝑏)
= ∫ {cos(𝑚 + 𝑛)𝜔𝑡 + cos(𝑚 − 𝑛)𝜔𝑡} 𝑑𝑡
2 0
1 𝑇 1 𝑇
= ∫ cos(𝑚 + 𝑛)𝜔𝑡 𝑑𝑡 + ∫ cos(𝑚 − 𝑛) 𝜔𝑡 𝑑𝑡
2 0 2 0
1 1
= [sin(𝑚 + 𝑛)𝜔𝑡]𝑇0 + [sin(𝑚 − 𝑛)𝜔𝑡]𝑇0
2(𝑚 + 𝑛)𝜔 2(𝑚 − 𝑛)𝜔
1 1
= (0 − 0) + (0 − 0) = 0
2(𝑚 + 𝑛)𝜔 2(𝑚 − 𝑛)𝜔

𝑻
𝒇(𝒕) = ∫ 𝐜𝐨𝐬(𝒎𝝎𝒕) 𝐜𝐨𝐬(𝒏𝝎𝒕) 𝒅𝒕 = 𝟎
𝟎

4. Tentukan nilai dari fungsi berikut :


2𝜋

𝑓(𝑡) = ∫ sin 5𝜔𝑡 𝑑𝑡


0

Jawab :
2𝜋

𝑓(𝑡) = ∫ sin 5𝜔𝑡 𝑑𝑡


0

1
= − [cos(5𝜔𝑡)]𝑇0
5𝜔
1 2𝜋
= − (cos(5 𝑇) − cos. 0)
5𝜔 𝑇
1
= − (cos 1440 − cos 0)
5𝜔
1
= − (1 − 1) = 0
5𝜔
Resume Rangkaian Listrik 2 15
Pecahan Parsial dan Deret Fourier

DAFTAR PUSTAKA

Kemmerly, Jack E.. Jr, William H. Hayt. 2005. Rangkaian Listrik. Jakarta:
Erlangga.
Guntoro, Nanang Arif. 2013. Fisika Terapan. Jakarta: Rosda

Anda mungkin juga menyukai