Anda di halaman 1dari 12

PERKEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSI DI DUNIA

MAKALAH

Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Pendidikan Inklusi

Diasuh Oleh : Dr. H. Karyono Ibnu Ahmad

Oleh:

Dody Wahyu Dwi Cahya (A1C115205) Pendidikan Matematika


Hafizah Fikriah Waskan (A1C115050) Pendidikan Matematika
Noor Annisah Sholehah (A1C115057) Pendidikan Matematika
Nuka Hanif Naufal (A1C115058) Pendidikan Matematika
Nur Rofi’ah (A1C115217) Pendidikan Matematika
Siti Norhafiza (A1C115223) Pendidikan Matematika
Yusuf Mustaqim (1610118210022) Pendidikan Matematika

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
OKTOBER 2017
COVER

PERKEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSI DI DUNIA

MAKALAH

Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Pendidikan Inklusi

Diasuh Oleh : Dr. H. Karyono Ibnu Ahmad

Oleh:

Dody Wahyu Dwi Cahya (A1C115205) Pendidikan Matematika


Hafizah Fikriah Waskan (A1C115050) Pendidikan Matematika
Noor Annisah Sholehah (A1C115057) Pendidikan Matematika
Nuka Hanif Naufal (A1C115058) Pendidikan Matematika
Nur Rofi’ah (A1C115217) Pendidikan Matematika
Siti Norhafiza (A1C115223) Pendidikan Matematika
Yusuf Mustaqim (1610118210022) Pendidikan Matematika

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
OKTOBER 2017

i
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
Perkembangan Pendidikan Inklusi di Dunia untuk memenuhi tugas matakuliah Pendidikan
Inklusi.

Makalah ini telah kami susun dengan sedemikian rupa sehingga makalah ini dapat
terselesaikan. Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi
susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami tidak melakukan kesalahan yang
sama di kemudian hari.

Akhir kata kami berharap semoga makalah Perkembangan Pendidikan Inklusi di


Dunia ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Banjarmasin, Oktober 2017

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................................ii

DAFTAR ISI .............................................................................................................................iii

BAB I.......................................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN ...................................................................................................................... 1

A. LATAR BELAKANG ..................................................................................................... 1

B. RUMUSAN MASALAH ................................................................................................ 1

C. TUJUAN PENULISAN .................................................................................................. 1

D. MANFAAT PENULISAN .............................................................................................. 2

BAB II ........................................................................................................................................ 3

ISI ............................................................................................................................................... 3

A. SEJARAH PENDIDIKAN INKLUSI ............................................................................. 3

B. PERKEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSI DI DUNIA .......................................... 4

BAB III ....................................................................................................................................... 7

PENUTUP .................................................................................................................................. 7

A. KESIMPULAN ............................................................................................................... 7

B. SARAN............................................................................................................................ 7

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................. 8

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pendidikan inklusi adalah sistem penyelenggaraan pendidikan yang
memberikan kesempatan kepada semua peserta didik yang memiliki kelainan dan
memiliki potensi kecerdasan dan atau bakat istimewa untuk mengikuti pendidikan atau
pembelajaran dalam satu lingkungan pendidikan secara bersama-sama dengan peserta
didik pada umumnya.
Pada Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 32 ayat (1) yang menegaskan “setiap
warga berhak mendapatkan pendidikan”; Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 32 ayat
(2) yang menegaskan “setiap warga anak wajib mengikuti pendidikan dasar dan
pemerintah wajib membiayainya”. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 5 ayat (1) yang menegaskan “setiap warga negara
mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu”. Undang-
undang inilah yang menjadi bukti kuat hadirnya pendidikan inklusi ditengah
masyarakat. Dan untuk mengetahui perkembangan pendidikan inklusi tersebut kami
menjelaskan tentang perkembangan pendidikan inklusi di dunia melalui makalah ini.

B. RUMUSAN MASALAH
Secara umum makalah ini membahas tentang Perkembangan Pendidikan
Inklusi di Dunia, yang kemudian kami rumuskan dalam beberapa pertanyaan sebagai
berikut:
1. Bagaimana sejarah Pendidikan Inklusi ?
2. Bagaimana perkembangan Pendidikan Inklusi di Dunia ?

C. TUJUAN PENULISAN
Tujuan penulisan makalah ini yaitu untuk mengetahui lebih lanjut tentang
Perkembangan Pendidikan Inklusi di Dunia, selain itu ada beberapa tujuan lain sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui sejarah Pendidikan Inklusi,
2. Untuk memahami bagaimana perkembangan Pendidikan Inklusi di Dunia,

1
2

D. MANFAAT PENULISAN
Manfaat penulisan ini adalah sebagai pemenuhan tugas matakuliah Pendidikan
Inklusi, selain itu ada beberapa manfaat lain sebagai berikut:
1. Sebagai sarana pembelajaran dan menambah wawasan tentang Perkembangan
Pendidikan Inklusi di Dunia.
2. Sebagai sarana pembelajaran dan menambah wawasan untuk calon tenaga
pendidik.
BAB II

ISI

A. SEJARAH PENDIDIKAN INKLUSI

Sejarah perkembangan pendidikan inklusi di dunia pada mulanya diprakarsai


dan diawali dari negara-negara Scandinavia (Denmark, Norwegia, Swedia). Di Amerika
Serikat pada tahun 1960-an oleh Presiden Kennedy mengirimkan pakar-pakar
Pendidikan Luar Biasa ke Scandinavia untuk mempelajari mainstreaming dan Least
restrictive environment, yang ternyata cocok untuk diterapkan di Amerika Serikat.
Selanjutnya di Inggris dalam Ed.Act. 1991 mulai memperkenalkan adanya konsep
pendidikan inklusi dengan ditandai adanya-pergeseran model pendidikan untuk anak
berkebutuhan khusus dari segregatif ke integratif.

Tuntutan penyelenggaraan pendidikan inklusi di dunia semakin nyata terutama


sejak diadakannya konvensi dunia tentang hak anak pada tahun 1989 dan konferensi
dunia tentang pendidikan tahun 1991 di Bangkok yang menghasilkan deklarasi
“education for all”. Implikasi dari pernyataan ini mengikat bagi semua anggota
konferensi agar semua anak tanpa kecuali (termasuk anak berkebutuhan khusus)
mendapatkan layanan pendidikan secara memadai.

Sebagai tindak lanjut deklarasi Bangkok, pada tahun 1994 diselenggarakan


konvensi pendidikan di Salamanca Spanyol yang mencetuskan perlunya pendidikan
inklusi yang selanjutnya dikenal dengan “the Salamanca statement on inclusive
education”.

Sejalan dengan kecenderungan tuntutan perkembangan dunia tentang pendidikan


inklusi, Indonesia pada tahun 2004 menyelenggarakan konvensi nasional dengan
menghasilkan Deklarasi Bandung dengan komitmen Indonesia menuju pendidikan
inklusi.

Untuk memperjuangkan hak-hak anak dengan hambatan belajar, pada tahun


2005 diadakan simposium internasional di Bukittinggi dengan menghasilkan
Rekomendasi Bukittinggi yang isinya antara lain menekankan perlunya terus
dikembangkan program pendidikan inklusi sebagai salah satu cara menjamin bahwa

3
4

semua anak benar-benar memperoleh pendidikan dan pemeliharaan yang berkualitas


dan layak.

Berdasarkan perkembangan sejarah pendidikan inklusi dunia tersebut, maka


Pemerintah Republik Indonesia sejak awal tahun 2000 mengembangkan program
pendidikan inklusi. Program ini merupakan kelanjutan program pendidikan terpadu
yang sesungguhnya pernah diluncurkan di Indonesia pada tahun l980-an, tetapi
kemudian kurang berkembang, dan baru mulai tahun 2000 dimunculkan kembali
dengan mengikuti kecenderungan dunia, menggunakan konsep pendidikan inklusi.

B. PERKEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSI DI DUNIA

Sebelum munculnya pemikiran tentang pendidikan inklusif, setidaknya


dilatarbelakangi adanya sejumlah orang yang terpinggirkan atau ditolak sehingga tidak
dapat berpartisipasi dalam kehidupan sosial, ekonomi, politik, budaya, dan pendidikan.
Faktor utama yang menyebabkan mereka terpinggirkan/tertolak adalah faktor
pendidikan (UNESCO, 1990) sehingga pendidikan menjadi isu utama, untuk mengatasi
masalah ini. Jika kita mengacu pada data International Consultative Forum on
Education for All (2000) di dunia ini terdapat 113 juta orang anak-anak usia pendidikan
dasar yang tidak sekolah. 90% dari jumlah itu berada di negara yang penghasilannya
rendah hingga menengah serta lebih dari 8O juta orang anak-anak seperti itu tinggal di
negara-negara Afrika. Kalaupun ada yang mampu sekolah, sebagian dari mereka putus
sekolah padahal pendidikannya belum selesai.

Selain data tersebut di atas, ada pula data yang menyebutkan bahwa ada
sekelompok orang karena perbedaan jenis kelamin menyebabkan orang itu tidak dapat
sekolah, misalnya di Afghanistan, ada budaya yang melarang kaum perempuan untuk
bersekolah dan keluar rumah, kalaupun bisa sekolah dan keluar rumah sangatlah
terbatas. Masih banyak data lain yang menyebutkan persoalan mengapa seseorang atau
sejumlah orang-tidak dapat menikmati haknya untuk memperoleh pendidikan,
diantaranya karena masalah geografis, kondisi peperangan, bencana alam, dan lain-lain.
Kondisi itu tentunya sangat memprihatinkan karena mereka akan menjadi orang yang
termarginalkan dan tertolak oleh masyarakat.

Itu semua ternyata menjadi permasalahan disetiap negara, bahkan di negara yang
dikatakan sebagai negara maju sekalipun, hanya saja di negara maju jumlahnya lebih
5

sedikit dibandingkan negara "miskin" dan berkembang. Jadi hampir di seluruh dunia
memiliki persoalan yang sama, bagairnana semua warganya dapat mengakses atau
memperoleh pendidikan, ternyata pendidikan itu adalah hak setiap warga negara,
sehingga tidak ada lagi sejumlah orang yang terpinggirkan (kaum marginal) dan tertolak
dalam kehidupan sosial, politik, ekonomi, budaya serta pendidikan. Semua negara
memprihatinkan itu semua.

Berdasarkan itu maka negara-negara yang tergabung dalam Perserikatan


Bangsa-Bangsa (PBB) mencoba mencari solusinya. Mereka, melalui lembaga di bawah
naungan PBB, yaitu UNESCO, mengusulkan untuk mengadakan suatu konferensi
internasional. Usulan itu diterima oleh PBB karena tidak bertentangan dengan Deklarasi
tentang Hak Asasi Manusia (1948) dan konvensi Hak Anak (1989). Konferensi pun
terlaksana pada tahun 1990 di Thailand dengan nama The Jomitien World Conference
on Education for All, diikuti oleh hampir seluruh negara anggota PBB, beberapa
organisasi di bawah naungan PBB (UNESCO, UNICEF, WHO, dll) serta Lembaga
Swadaya Masyarakta (LSM) nasional dan internasional. Di dalam konferensi itu,
mereka berupaya serius mencari solusi. Dalam konferensi ini lah munculnya konsep
pendidikan untuk semua.

Sebagaimana dinyatakan di atas bahwa konferensi tersebut dilandasi oleh


Deklarasi tentang Hak Asasi Manusia (PBB, 1948) (yang menyatakan tentang hak
pendidikan dan partisipasi penuh bagi semua orang) dan Konvensi Hak Anak (1989),
itulah dokumen internasional pertama yang menjadi rujukan hukum munculnya
pemikiran pendidikan inklusif dikemudian hari. Selanjutnya, UU dan dokumen hasil
konferensi tersebut terus digunakan untuk menjadi landasan dalam memecahkan
masalah marginalisasi itu.

Hasil dari konferensi diantaranya menyatakan bahwa: (1) memberi kesempatan


kepada semua anak untuk sekolah, dan (2) memberikan pendidikan yang sesuai bagi
semua anak. Dalam kenyataannya hasil konferensi belum termasuk di dalamnya anak-
anak berkebutuhan khusus.

Mengingat hasil konferensi itu, memunculkan pemikiran kritis dari organisasi


penyandang cacat dan anak berkebutuhan khusus serta didukung oleh beberapa negara.
Kemudian mereka membuat suatu konferensi dengan landasan konferensi sebelumnya
6

ditambah dengan Peraturan Standar tentang Kesamaan Kesempatan untuk anak-anak


berkebutuhan khusus (PBB, 1993). Konferensi ini dinamai The Salamanca World
Conference on Special Needs Education (UNESCO, 1994). Dari konferensi inilah
muncul prinsip-prinsip dan konsep dasar dari pendidikan inklusif, yang selanjutnya
dikenal dengan pernyataan Salamanca tentang pendidikan inklusif.

Untuk mengukuhkan pernyataan dan konsep pendidikan inklusif yang dihasilkan


di Salamanca dan diharapkan menjadi konsep milik bersama maka PBB melalui
UNESCO menyelenggarakan konferensi pendidikan untuk semua (PUS) kedua di Dakar
tahun 2000. Dari Konferensi PUS kedua ini lah mulai muncul kerangka aksi
pelaksanaan pendidikan inklusif yang dibagi berdasarkan wilayah/region. Contohnya,
pada bulan oktober 2002 kelompok kerja Asia Pasifik meluncurkan Aksi Biwako
Millenium Framework (BMF) sebagai kerangka kerja regional untuk panduan negara-
negara di Asia Timur dan Pasiflk yang dalam pelaksanaannya diperluas menjadi Asia
Pasifik untuk sepuluh tahun yang akan datang.

 l960-an: Pendidikan integrasi (terutama bagi tunanetra mulai dipraktekkan di


beberapa negara).
 l980-an: Istilah “inclusive education” diperkenalkan dan dipraktekkan di Canada
dan berkembang ke AS dan negara-negara lain.
 1994: Istilah pendidikan inklusif pertama kali muncul dalam dokumen kebijakan
intemasional: The Salamanca Statement, The World Conference on Special Needs
Education.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pendidikan Inklusi harus dikembangkan di seluruh dunia agar seluruh anak
dapat merasakan pendidikan dengan layak tanpa adanya perbedaan yang menghambat
mereka .

B. SARAN
Sebagai calon tenaga pendidik sekaligus warga negara Indonesia sebaiknya
kita harus lebih mengerti dan memahami tentang pendidikan inklusi dan
perkembangannya. Untuk menambah wawasan dan agar kita lebih memahami
bagaimana cara pengajaran yang tepat untuk siswa yang berkebutuhan khusus.

Akhir kata semoga makalah ini berguna dan bisa memberikan inspirasi serta
dapat dijadikan bahan rujukan bagi pihak yang membutuhkan.

7
DAFTAR PUSTAKA

YUWONO IMAM,M.Pd , UTOMO,M.Pd. PENDIDIKAN INKLUSIF PARADIGMA


PENDIDIKAN RAMAH ANAK. Banjarmasin: PENERBIT PUSTAKA BANUA, 2016

Anda mungkin juga menyukai