Anda di halaman 1dari 7

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS SRIWIJAYA

“STUDENT CENTER LEARNING – INQUIRY AND DISCOVERY”

NAMA : DIAN AYU LESTARI ALIFA PUTRI


NIM : 03071281621068
KELAS : INDRALAYA

Mata Kuliah/Kode : Geomorfologi


Pertemuan ke- :4
Tanggal : 06 Februaru 2018
Pokok Bahasan : Pelapukan
Pengajar : Dr. Budhi Kuswan Susilo/Harnani S.T,M.T
Jenis Tugas/Praktek : Tugas Individu
Revisi :-

PEKERJAAN DAN PENYELESAIAN

Soal
1. “Pelapukan merupaka proses atau bagian penting dari proses denudasional”,
Berikan penjelasan dan ilustrasi mengenai :
a. Pelapukan Fisik atau Mekanik
b. Pelapukan Kimiawi atau Dekomposisi
Gunakan Referensi dari buku “Fundamentals of Geomorphology”!
Jawab
Geomorfologi adalah salah satu ilmu yang memepelajari bentuk permukaan
bumi secara fisiknya. Pada dasarnya, di bumi ini terdapat suatu proses yang mana
mempengaruhi bagaimana kondisi muka bumi kedepannya. Proses-proses
geomorfik yang terjadi juga sangat banyak dan masing-masing memberikan
berbagai dampak dan karakteristik yang berbeda-beda dari permukaan bumi. Salah
satu proses geomorfik yang sangat mempengaruhi morfologi muka bumi adalah
pelapukan. Pelapukan sangat berhubungan dengan salah satu aspek geomorfologi
yang penting, yaitu morfogenesa. Setiap bentukan lahan yang ada dipermukaan
bumi ini, merupakan kombinasi antar pelapukan dan juga struktur-struktur
geologinya. Pelapukan sendiri berarti hancurnya suatu batuan karena adanya
disintegrasi antara kegiatan mekanik dan juga pengaruh secara kimiawi atau
dekomposisi. Adapun efek dari pelapukan ialah:
1. Permulaan penyebab terjadinya gerak massa batuan dan erosi’
2. Faktor pengrendahan permukaan lahan secara umum
3. Pengaruh terbentuknya berbagai bentuklahan
“STUDENT CENTER LEARNING – INQUIRY AND DISCOVERY ”

4. Proses utama dalam pembentukan regolit dan tanah.


Dipermukaan bumi, sangat banyak sekali batuan yang terbentuk pada
temperatur tinggi dan tekanan besar dibawah permukaan. Batuan ini kemudian akan
tersingkap dan mengalami perubahan temperatur dan tekanan dari tinggi kerendah
dan tidak menutup kemungkinan batuan ini kemudian akan mengalami kontak
dengan udara, angin dan juga air serta organisme-organisme yang ada. Selain itu
adanya hal-hal diatas akan memberikan pula bagaimana suatu batuan akan
terlapukkan, apakah secara fisik atau kimiawi. Berikut penjelasannya :
a. Pelapukan Fisik atau Mekanis
Pelapukan fisik adalah pelapukan yang terjadi pada batuan yang tersingkap
dimuka bumi, baik oleh angin, udara, glasial, cuaca bahkan struktur geologi. Batuan
yang tersingkap dipermukaan bumi sebagian besar telah mengalami perubahan dari
batuan beku/ metamorf menjadi batuan sedimen. Hal ini menunjukkan bahwa ternyata
telah terjadi pelapukan besar-besaran pada permukaan bumi. Pelapukan fisik sangat
bergantung pada keberadaan air. Pelapukan mekanis akan membuat batuan terpecah
menjadi bagian-bagian yang lebih kecil lagi. Dari proses inilah tanah dan sedimen
terbentuk. Menurut Richard Jhon Hudgget (2007), Proses utama dari pelapukan
mekanis atau fisik ialah unloading,frost actoin, thermal stress causing by heating and
cooling, swelling and shrinking due to wetting and drying, and pressures exerted by
salt-crystal growth. Selain itu, faktor yang paling signifikan dalam proses pelapukan
mekanik adalah tingkat kejenuhan, yang mana mengulang perkembangan dari tekanan
pada batuan yang terlapukkan. Berikut penjelasannya :

a.1. Unloading (Penghancuran/Pembongkaran)


Proses unloading sangat bergantung pada bagaimana suatu batuan dapat tererosi
dan kemudian terpecah-pecah menjadi material dengan ukuran butir yang berbeda
beda. Sewaktu erosi terjadi pada permukaan, tekanan yang membatasi pada batuan
dasar akan berkurang. Tekanan yang rendah ini kemudian memungkinkan butiran
mineral untuk bergerak lebih jauh, menciptakan rongga dan bahkan mengalami
persebaran yang lebih luas lagi.

a.2. Frost Action


Air atau jenis lapukan apapun yang tersimpan didalam pori batuan dan atau pada
tekahan batuan akan meningkatkan volume batuannya ketika membeku. Hal ini
tentusaja akan menyebabkan tekanan yang cukup kuat untuk memecahkan batuan yang
ditempati oleh air tersebut. Proses Frost action ini akan sangat bergantung pada 1)
keberadaan pori dan retakan dalam batuan, 2) keberadaan air dalam pori atau rekahan,
3) temperatur yang naik dan turun dalam jangka waktu tertentu.

a.3. Heating And Cooling


Batu memiliki konduktivitas termal rendah, yang berarti bahwa mereka tidak baik
dalam melakukan panas jauh dari permukaan mereka Saat dipanaskan, bagian luarnya
sedikit milimeter menjadi jauh lebih panas dari bagian dalam dan bagian luarnya
meluas lebih banyak dari pada bagian dalamnya.Selain itu, pada batuan terdiri dari
kristal yang berbeda warna, kristal yang lebih gelap menghangat lebih cepat dan
mendingin lebih lambat dari pada kristal yang lebih ringan. Semua tekanan dapat
menyebabkan disintegrasi dan pembentukan batuan serpihan batu, kerang, dan
lembaran besar. Pemanasan berulang dan pendinginan menghasilkan efek kelelahan,
yang meningkatkan pelapukan termal.

a.4. Wetting and Drying


Beberapa mineral pada bataun dapat mengembang dan menyusut, diatanatarnya
adalah mineral lempung seperti smektit. Ketika tersingkap di permukaan, tidak
menutup kemungkinan batuan ini akan terkena kontak dengan air dan kemudian
menampung air. Ketika cuaca panas kembali, air yang terdapat pada batuan akan
menguap dan kemudian batuan akan menyusut kembali. Setelah pengeringan,air yang
diserap dari tanah liat yang diperluas menguap,maka terbentuk retak susut. Alternatif
pembengkakan dan penyusutan terkait dengan siklus pengeringan-pengeringan,
bersamaan dengan efek kelelahan, menyebabkan pelapukan basah kering, atau
mengaduk, yang secara fisik menghancurkan bebatuan.

a.5. Salt-Crystal Growth


Salt crystal growth adalah pertumbuhan kristal garam pada batuan yang pada
umumnya berada pada daerah evaporasi. Pertumbuhan kristal pada pori-pori batuan ini
kemudian akan menimbulkan tekanan yang tinggi dan menyebabkan kerusakan atau
pecah pada batuan tersebut.

Berikut gambaran Pelapukan secara Fisik


“STUDENT CENTER LEARNING – INQUIRY AND DISCOVERY ”
b. Pelapukan Kimiawi atau Dekomposisi

Pelapukan pada batuan yang tersingkap maupun tidak tersingkap, tidak hanya
berpaku pada bagian batuan saja, akan tetapi bagian dalam batuan juga dapat
terlapukkan, yaitu secara kimiawi. Pelapukan kimia juga berhubungan dengan
perubahan iklim. Ada 6 proses utama yang menjadi dasar pelapukan kimiawi,
diantaranya :

a. Solution, adalah proses masuknya airr yang membawa garam. Kandungan


garam yang tinggi akan sangat merusak bagian batuan sehingga kemudian
batuan akan terlapukkan dan kemudian hamcur atau pecah.
b. Hydration, adalah proses transisi antara pelapukan kimiawi dan mekanis.
Pelapukan ini terjadi ketika mineral terabsorpsi kedalam tubuh batuan
membawa molekul air dan kristal garam akan tetapi tanpa mengubah material
organik dari tubuh batuan yang dimasuki. Dengan kata lain proses hidrrasi
merupakan penambahan unsru pada kristal itu sendiri.
c. Oksidasi dan reduksi, proses ini sangat banyak terjadi pada batuan yang
tersingkap. Kebanyakan batuan yang mengalamai kontak langsung dengan air
dan udara serta panas, akan mengalami reaksi dan mengubah ketiga unsru tadi
menjadi oksida besi pada batua, yang umum dikenal sebagai “karat” pada
batuan yang berwarna merah kecoklatan. Pada tubuh batuan bagian dalam
sendiri dapat terjadi apabila batuan mengalami kontak dengan larutan
hidrotermal.
d. Carbonation, adalah proses penambahan usur karbonat pada batuan. Karbonasi
dapat terbentuk karena adanya penambahan unsur itu sendiri ataupun karena
ada pergantian senyawa akibat interaksi dengan larutan hidrotermal.
e. Hidrolisis, adalah proses utama dari pelapukan kimiawi karena dapat
mengubah total semua mineral utama yang dikandung oleh batuan. Sehingga
pada kondisi tertentu batuan dapat terubahkan secara kesesluruhan dan
kemudian terlapukkan atau mengalami penambahan mineral dengan mengganti
slaah satu mineral yang terkandung dalam batuan tersebut.
f. Chelation, adalah penghilangan ion-ion logam pada batuan seperti Al,Fe, dan
Mg. Pelapukan terjadi karena batuan tidak lagi memiliki kandungan yang
cukup kuat untuk menahan paparan dari luar, sehingga proses chelation ini
sesungguhnya dapat meleburkan batuan sehingga hancur menjadi ‘soil’ atau
tanah.

Maka, anatar pelapukan kimiawi dengan mekanis ada suatu keterkaitan yang sama-
sama mempengaruhi pelapukan dan kondisi batuan.Untuk lebih jelasnya, berikyt
diagram hubungan antara pelapukan dan betukan lahan yang dapat terbentuk dari
proses tersebut.
“STUDENT CENTER LEARNING – INQUIRY AND DISCOVERY ”

Referensi
Hudgget, Richard John. 2007. Fundamentals of Geomorphology 2nd Ed. Routledge : 2
Park Square, Milton Park, Abingdon, Oxon, OX14 4RN. Page 67,153-155.
PENILAIAN DOSEN PENGAMPU

Tanda Tangan
Penilai
Dr. Budhi Kuswan Susilo

KOMENTAR DAN CATATAN PENILAI

Tanda Tangan
Penilai
Dr. Budhi Kuswan Susilo

Anda mungkin juga menyukai