A. Definisi memanjat
Memanjat berasal dari kata panjat (KBBI, 2012). Memanjat mempunyai arti
yaitu menaiki pohon, tembok, tebing ataupun yang lainnya dengan menggunakan
kaki dan tangan ataupun dengan bantuan alat (MRPK, 2018).
1. Tali caramentel
Biasanya yang digunakan adalah tali yang memiliki tingkat kelenturan atau
yang sering disebut dynamic rope. Secara umun tali dibagi menjadi 2 macam yaitu:
– Static adalah tali yang mempunyai daya lentur hingga 6% – 9%, digunakan
untuk tali fixed rope yang digunakan untuk ascending ataupun descending.
Standar yang digunakan adalah 10,5 mm.
– Dynamic adalah tali yang mempunyai daya lentur bisa mencapai 25%,
digunakan sebagai tali utama yang menghubungkan pemanjat dengan
pengaman pada titik yang tertinggi.
– Full body harnest, biasa digunakan di dunia kerja, rescue, dan flying fox
– Karabiner Skrup
– Karabiner Snap
4. Helmet adalah pelindung kepala yangg melindungi kepala dari benturan dari
benda-benda yang terjatuh dari atas.
5. Webbing adalah peralatan panjat yang berbentuk pipih tidak terlalu kaku
dan lentur, biasa digunakan sebagai harnest.
6. Chock bag atau Calk bag, yang berfungsi supaya tangan tidak licin karena
berkeringat sehingga akan membantu dalam pemanjatan dikarenakan mengandung
MgCO3 (Magnesium Karbonat)
8. Ascender adalah suatu peralatan yang digunakan untuk meniti tali ke atas
dan akan secara otomatis mengunci bila dibebani. Jenis yang sering digunakan oleh
pemanjat yaitu jumar dan croll.
9. Pulley adalah serupa katrol, kecil dan ringan tapi memiliki kemampuan
dalam beban yg berat. Biasa digunakan untuk perlengkapan evakuasi (Wanapal,
2012).
4. Simpul jangkar, yang mempunyai fungsi untuk mengikat tali pada penambat
yang fungsinya sebagai pengaman utama pada anchor alami seperti dahan kayu, dll.
Toleransi terhadap kekuatan tali akan berkurang hingga sebesar 45%.
5. Simpul kambing atau bowline knot, untuk pengaman utama dalam
penambatan yang dihubungkan dengan penambat atau harnest. Toleransinya
mencapai 52%.
6. Simpul kupu – kupu atau butterfly knot, yang mempunyai fungsi untuk
membuat di antara lintasan horizon ataupun di tengah. Bisa juga digunakan untuk
menghindari tali yang sudah tidak stabil atau friksi. Toleransi terhadap kekuatan
tali mencapai hingga 50%.
7. Fisherman knot, untuk menyambung dua tali yang sama besarnya dan
bersifat licin. Toleransi hingga 41% – 50%.
8. Simpul frusik, simpul yang biasa digunakan dalam teknik Frusiking SRT.
9. Simpul pita, yang mempunyai fungsi untuk menyambung tali yang sejenis
atau serupa, yang sifatnya licin dan berbentuk pipih (pada umumnya digunakan
untuk menyambung Webbing)
10. Simpul Italy, untuk repeling jika tidak ada figure of eight ataupun grigri.
Toleransi terhadap kekuatan tali akan berkurang sebesar 45% (Wanapal, 2012).
DAFTAR PUSTAKA