Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Stress adalah bentuk ketegangan dari fisik, psikis, emosi maupun mental. Bentuk
ketegangan ini mempengaruhi kinerja keseharian seseorang. Bahkan stress dapat membuat
produktivitas menurun, rasa sakit dan gangguan-gangguan mental. Pada dasarnya, stress
adalah sebuah bentuk ketegangan, baik fisik maupun mental. Sumber stress disebut dengan
stressor dan ketegangan yang di akibatkan karena stress, disebut strain.

Menurut Woolfolk dan Richardson (1979) menyatakan bahwa adanya system


kognitif, apresiasi stress menyebabkan segala peristiwa yang terjadi disekitar kita akan
dihayati sebagai suatu stress berdasarkan arti atau interprestasi yang kita berikan terhadap
peristiwa tersebut, dan bukan karena peristiwa itu sendiri.Karenanya dikatakan bahwa stress
adalah suatu persepsi dari ancaman atau dari suatu bayangan akan adanya ketidaksenangan
yang menggerakkan, menyiagakan atau mambuat aktif organisme.

Sedangkan menurut Handoko (1997), stress adalah suatu kondisi ketegangan yang
mempengaruhi emosi, proses berpikir dan kondisi seseorang. Stress yang terlalu besar dapat
mengancam kemampuan seseorang untuk menghadapi lingkungannya.

Sedangkan berdasarkan definisi kerja stress, stress dapat diartikan sebagai:

 Suatu tanggapan adaptif, ditengahi oleh perbedaan individual dan atau proses
psikologis, yaitu suatu konsekuensi dari setiap kegiatan (lingkungan), situasi atau
kejadian eksternal yang membebani tuntunan psikologis atau fisik yang berlebihan
terhadap seseorang.
 Sebagai suatu tanggapan penyesuaian, dipengaruhi oleh perbedaan individu dan atau
proses psikologis yang merupakan suatu konsekuensi dari setiap tindakan dari luar (
lingkungan ) situasi atau peristiwa yang menetapkan permintaan psikologis dan atau
fisik berlebihan pada seseorang.

Menurut Mason (1971 ) membantah konsep yang mengatakan bahwa stress hanyalah
merupakan badaniah saja. Ditunjukkkannya bahwa daya adaptasi seseoarang itu tergantung
pada faktor-faktor kejiwaan atau psikologiknya yang menyertai stresor. Stres bukanlah
konsep faal saja, lebih banyak dilihat sebagai konsep perilaku, setiap reaksi organisme
terhadap stresor memungkinkan sekali terlebih dahulu dimulai oleh kelainan perilaku dan
kemudian mungkin baru terjadi akibat faal, kemudian Mason (1976 ) menunjukkan bahwa
terdapat pola hormonal yang berbeda terhadap stresor fisik yang berbeda.
Pada penelitain Wolf dan Goodel ( 1968 ) bahwa individu-individu yang mengalami
kesukaran dengan suatu sistem organ, cenderung akan bereaksi etrhadap stresor dengan
gejala dan keluhan dalam sistem organ yang sama.Kondisi sosial, perasaan dan kemampuan
untuk menanggulangi masalah, ternyata mempengaruhi juga aspek yang berbeda-beda dari
reaksi terhadap stres.

Menurut Selye (Bell, 1996) stress diawali dengan reaksi waspada (alarm reaction)
terhadap adanya ancaman, yang ditandai oleh proses tubuh secara otomatis, seperti:
meningkatnya denyut jantung, yang kemudian diikuti dengan reaksi penolakan terhadap
stressor dan akan mencapai tahap kehabisan tenaga (exhaustion) jika individu merasa tidak
mampu untuk terus bertahan.

Lazarus (1984) menjelaskan bahwa stress juga dapat diartikan sebagai:

 Stimulus, yaitu stress merupakan kondisi atau kejadian tertentu yang menimbulkan
stress atau disebut juga dengan stressor.
 Respon, yaitu stress merupakan suatu respon atau reaksi individu yang muncul karena
adanya situasi tertentu yang menimbulkan stress. Respon yang muncul dapat secara
psikologis, seperti: takut, cemas, sulit berkonsentrasi dan mudah tersinggung.
 Proses, yaitu stress digambarkan sebagai suatu proses dimana individu secara aktif
dapat mempengaruhi dampak stress melalui strategi tingkah laku, kognisi maupun
afeksi.

Jadi, stress dapat mempengaruhi fisik, psikis mental dan emosi. Tetapi, stress dapat
mempunyai dua efek yang berbeda, bisa negatif ataupun positit, tergantung bagaimana
kuatnya individu tersebut menghadapi stress atau bagaimana individu tersebut
mempersepsikan stress yang sedang dihadapinya.

Stres tidak hanya menjengkelkan, jika dialami terus menerus dari waktu ke waktu
bahkan dapat mendatangkan malapetaka yang akan memperburuk emosi dan kesehatan fisik
Anda. "Respon perilaku dan biologis terhadap stres memiliki potensi untuk mempengaruhi
kesehatan Anda,” kata Sheldon Cohen, Ph.D, seorang psikolog di Carnegie Mellon
University.

Jika terlalu lama mengalami stres kronis bisa berefek buruk bagi kesehatan. Stres juga
bisa memicu seseorang untuk melakukan tindakan-tindakan tidak sehat seperti terganggunya
aktivitas tidur, malas berolahraga, lebih sering mengonsumsi makanan siap saji (junk food)
dan merokok.

Tubuh kita bereaksi terhadap stres dengan melepaskan hormon kortisol, serta
memerangi hormon epinefrin dan norepinefrin. Seiring waktu, hormon ini mengganggu
sistem kekebalan tubuh, jantung dan metabolisme, yang membuat kita lebih rentan terhadap
berbagai kondisi dan penyakit.

"Stres psikologis dapat dianggap sebagai polutan sosial yang dapat 'bernapas' di
dalam tubuh, mengganggu sejumlah jalur fisiologis mirip dengan polusi udara dan racun fisik
lainnya," kata Rosalind Wright, asisten profesor di Harvard School of Health Public.

Stress memiliki pengaruh yang sangat besar bagi kesehatan kita terlebih di zaman
modern seperti sekarang ini. Orang mudah terserang stress, depresi dan tekanan batin lainnya.
Hal ini tidak terlepas dari berbagai target dan beban yang secara statistik lebih banyak
dialami oleh manusia di zaman modern.

Berbagai tekanan biasanya didapat orang di tempat kerja mereka, atau bisa juga
karena beban ekonomoi yang kian hari kian berat dirasakan. Inilah yang memicu banyaknya
kejadian bunuh diri di kalangan masyarakat modern. Jika stress yang sudah dialami sudah
sangat akut, maka dapat menyebabkan gangguan emosi seseorang dan tentunya akan
berimbas langsung pada kesehatan tubuhnya.

Intinya stress menggangu dan merubah gelombang otak menjadi kacau sehingga
menggangu kerja otak, efeknya juga perintah dari otak ke seluruh jaringan dan organ tubuh
menjadi terganggu. Sehingga tidak heran kalau bisa timbul berbagai macam penyakit hanya
gara-gara stress.
B. Rumusan Masalah

Anda mungkin juga menyukai