Anda di halaman 1dari 11

Kamis, 23 September 2010

DETERMINAN KESEHATAN

7 LANGKAH (SEVEN JUMP)

1. Klarifikasi Terminologi yang kurang dimengerti


1. 20 Indikator PHBS
2. Definisi perilaku merokok
3. Penyakit Degeneratif
4. Promkes
5. Kardiovaskuler
6. Indikator
7. FaktorResiko
8. Penyakit Kronis
9. Aktivitas Fisik
10. Penyakit tidak menular

Dari 10 terminologi yang kurang dimengerti diatas, pendapat dari anggota kelompok… (Boleh
tidak urut)

1. 20 Indikator PHBS

Yang diketahui baru 10 yaitu :

1. Pertolongan persalinan yang ditolong oleh Nakes


2. Bayi diberi ASI Eksklusif
3. Bayi dan Balita ditimbang tiap bulan
4. Mencuci tangan dengan sabun
5. Menggunakan air bersih dalam cuci tangan
6. Menggunakan air bersih dalam rumah tangga
7. Jamban Sehat
8. Konsumsi sayur dan buah
9. Tidak merokok dalam rumah
10. Melakukan aktivitas fisik

Lihat Pedoman depkes, untuk PHBS di sekolah, Tempat umum dan sarana
Kesehatan

………………..L O

2. Definisi perilaku merokok

 Adalah seseorang yang mengkonsumsi rokok baik satu atau lebih dari 1
batang.
 Gaya Hidup yang telah menjadi bagian dari hidupnya
1. Penyakit Degeneratif

 Adalah penyakit yang disebabkan oleh gaya hidup / live stile yang kurang
baik, dimana munculnya jangka panjang, misalnya stroke dan penyakit
tersebut sebenarnya dimanage dengan hidup sehat
 Pola yang disebabkan oleh perilaku pada saat sehat, dampaknya yang akan
dirasakan kemudian
 Identik dengan penyakit orang tua, semakin tua semakin beresiko

Selengkapnya……. L O

1. Promkes

 Adalah ilmu dan seni yang mempelajari kesehatan masyarakat dengan


menyampaikan pesan secara langsung baik media cetak dan elektronik,
bertujuan masyarakat berperilaku sehat.
 Bagaimana sebagai seorang public Health memberikan informasi kepada
masyarakat sehingga dimengerti sehingga dapat merubah perilaku masyarakat
yang tadinya kurang sehat menjadi sehat.
 Modal dasar : Komunikasi, punya jiwa seni sehingga sesuatu yang
disampaikan menjadi menarik sehinggga bias merubah perilaku.
 Upaya memberikan pengetahuan kepada masyarakat agar masyarakat tau dan
punya kemauan dan kemampuan untuk melakukan kegiatan-kegiatan
kesehatan.

Selengkapnya……L O

1. Kardiovaskuler

Berkaitan dengan system peredaran darah, seperti jantung dsb

2. Indikator
3. FaktorResiko

 Penyebab utama
 Faktor penunjang/pemicu, ketika dia ada belum tentu menyebabkan
sesuatu
 Factor yang mendukung suatu kejadian
 Factor yang mempengaruhi suatu obyek

Selengkapnya…….. L O

1. Penyakit Kronis
2. Aktivitas Fisik
3. Penyakit tidak menular

1. Mendefinisikan Masalah
1. Bagaimana cara mengidenfifikasi masalah?
2. Apa yang disebut PHBS, indikatornya apa saja?
3. Apa yang harus dilakukan dr. Pratista?
4. Penyakit degeneratif
1. Apakah definisinya?
2. Apa sama dengan penyakit kronis?
3. Contohnya apa saja?
5. Apa yang dimaksud Faktor resiko?

1. Curah pendapat kemungkinan Hipotesis / Mendiskusikan Masalah

Data yang diperlukan untuk menanggulangi penyakit degenerative :

 Pada saat rapat dengan kepala puskesmas diminta data penyakit degenerative,
misalnya jumlah kunjungan puskesmas.
 Data PHBS
 Jumlah penduduk
 Jumlah Posyandu Lansia
 Data Geografis
 Data social ekonomi
 Data program yang terkait dengan lansia
 Survai kepada masyarakat untuk mengetahui apa yang mereka butuhkan
Data diperoleh dari mana?

 Rekap data dipuskesmas


 Masyarakat yang beresiko tinggi, missal lansia
 Dsb

1. Analisis Masalah /Mind Maping

Prinsipnya selalu ingat : 5W1H

1. Mendefinisikan Tujuan Belajar


1. Promosi Kesehatan
1. Definisi
2. Kegiatan2 promkes
3. PHBS (Tatanan dan indicator)
2. Penyakit degenerative
1. Definisi
2. Macam-macam
3. Apa sama dengan penyakit kronis
3. Faktor resiko

2. Mencari Sumber dan Belajar Mandiri


3. Melaporkan/ berbagi hasil pencarian informasi

Hasil Diskusi :

Promkes :

Definisi
1. Proses memberdayakan masy utk memelihara, meningkatkan dan melindungi
kesehtannya melalui peningkatan kesadaran dan kemampuan serta pengembangan lingk
sehat.

www.dinkesjatengprov.co.id

2. Supaya yg dilakukan scr terus menerus melalui berbagai sector dalam rangka untuk capai
7 an perubahan perilaku (jurnal internasional)
3. Pada promosi kesehatan, peran kemitraan lebih ditekankan lagi, yang dilandasi oleh
kesamaan (equity), keterbukaan (transparancy) dan saling memberi manfaat (mutual
benefit). Kemitraan ini dikembangkan antara pemerintah dengan masyarakat termasuk
swasta dan Lembaga Swadaya Masyarakat, juga secara lintas program dan lintas sektor.
4. Pusat promkes : Kebijakan Nasional tahun 2006

Adalah upaya membantu masy untuk membantu ber PHBS dan menolong dirinya sendiri
dalam menilindungi kesehatannya melalui pembelajaran dari dan oleh masy didukung
oleh pemerintah (Buku Kebijakan Nasional, 2006)

Kemauan dan mampu untuk merubah diri sendiri dalam berperilaku hidup bersih dan
sehat (Buku Kebijakan nasional)

5. ABG

Advokasi, Bina Suasana dan Gerakan/ pemberdayaan massy

Kesimpulan :

Definisi Promosi Kesehatan : Upaya yang dilakukan secara terus menerus yang dilakukan
oleh pemerintah dll dlm memberdayakan masy untuk memelihara, meningkatkan dan
melindungi kesehatannya dalam rangka meningkatkan kesehatan masyarakat.

Kegiatan Promkes :

1. Identik dengan strategi spt ABG (Advokasi, Bina Suasana dan Gerakan/ pemberdayaan
massy), kegiatannya bermuara kemasyarakat spt Penyuluhan, KIE, dan penggalangan
dari berbagai dukungan masyarakat yang bertujuan untuk berpelilaku hidup bersih dan
sehat.
2. Setelah advokasi ke policy maker, kegiatan yang dibentuk bersama dengan tokoh
masyarakat dalam kegiatan2
3. Pendekatan, penyuluhan, pengkajian berkaitan dengan PHBS, tenaganya harus detraining
dengan masalah yang bersangkutan
4. Penyuluhan : memepersiapkan metode penyuluhan,menyiapkan bahan2 seperti Brosur
CD
5. OTAWA Charter (Mediasi, Advokasi dan …)
6. Mengembangkan metode penyuluhan
7. Mengembangkan media penyuluhan, seperi membuat Film
8. Kegiatan untuk pemberdayaan yang sifatnya memfasilitasi masyarakat
9. Mengadakan pelatihan
10. Kegiatan ada 2
1. Pemberian informasi : Seperti Penyuluhan.
2. Penggalangan dari berbagai dukungan masy

PHBS

www.promosikesehatan.com

10 INDIKATOR PHBS TATANAN RUMAH TANGGA

Untuk mencapai visi Indonesia Sehat 2010, Pusat Promosi Kesehatan, Departemen Kesehatan,
telah melakukan upaya pemberdayaan masyarakat dengan melakukan sosialisasi mengenai
pentingnya PHBS pada tingkatan rumah tangga. Apa dan bagaimana upaya PHBS tersebut,
berikut rangkuman sumber pustaka dari Pusat Promosi Kesehatan (Promkes), Depkes RI.

Apa itu Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ( PHBS ) ?

 PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota
keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan dapat
berperan aktif dalam kegiatan – kegiatan kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan–
kegiatan kesehatan di masyarakat
 PHBS itu jumlahnya banyak sekali, bisa ratusan. Misalnya tentang Gizi: makan beraneka
ragam makanan, minum Tablet Tambah Darah, mengkonsumsi garam beryodium,
member bayi dan balita Kapsul Vitamin A. Tentang kesehatan lingkungan seperti
membuang samapah pada tempatnya, membersihkan lingkungan.
 Setiap rumah tangga dianjurkan untuk melaksanakan semua perilaku kesehatan.

Apa itu PHBS di Rumah Tangga?

 PHBS di Rumah Tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar
tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif
dalam gerakan kesehatan di masyarakat.
 PHBS di Rumah Tangga dilakukan untuk mencapai Rumah Tangga Sehat.
 Rumah Tangga Sehat adalah rumah tangga yang melakukan 10 (sepuluh) PHBS di
Rumah Tangga yaitu :

1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan


2. Memberi ASI ekslusif
3. Menimbang bayi dan balita
4. Menggunakan air bersih
5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
6. Menggunakan jamban sehat
7. Memberantas jentik di rumah
8. Makan buah dan sayur setiap hari
9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari
10. Tidak merokok di dalam rumah

(Sumber referensi : Buku Saku Rumah Tangga Sehat dengan PHBS, Pusat Promosi Kesehatan,
Depkes RI, Jakarta, 2007, hal.2)

Perilaku Hidup bersih dan Sehat (PHBS) di Sekolah

PHBS di Sekolah adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan oleh peserta didik, guru dan
masyarakat lingkungan sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, sehingga secara
mandiri mampu mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif dalam
mewujudkan lingkungan sehat.

Ada beberapa indikator yang dipakai sebagai ukuran untuk menilai PHBS di sekolah yaitu :

1. Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan menggunakan sabun

2. Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah

3. Menggunakan jamban yang bersih dan sehat

4. Olahraga yang teratur dan terukur

5. Memberantas jentik nyamuk

6. Tidak merokok di sekolah

7. Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap 6 bulan

8. Membuang sampah pada tempatnya

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Tempat - tempat Umum


PHBS di Tempat - tempat Umum adalah upaya untuk memberdayakan masyarakat pengunjung
dan pengelola tempat - tempat umum agar tahu, mau dan mampu untuk mempraktikkan PHBS
dan berperan aktif dalam mewujudkan tempat - tempat Umum Sehat.

Tempat - tempat Umum adalah sarana yang diselenggarakan oleh pemerintah/swasta, atau
perorangan yang digunakan untuk kegiatan bagi masyarakat seperti sarana pariwisata,
transportasi, sarana ibadah, sarana perdagangan dan olahraga, rekreasi dan sarana sosial lainnya.

Ada beberapa indikator yang dipakai sebagai ukuran untuk menilai PHBS di Tempat - Tempat
Umum yaitu :

1. Menggunakan air bersih

2. Menggunakan jamban

3. Membuang sampah pada tempatnya

4. Tidak merokok di tempat umum

5. Tidak meludah sembarangan

6. Memberantas jentik nyamuk

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Institusi Kesehatan

PHBS di Institusi Kesehatan adalah upaya untuk memberdayakan pasien, masyarakat


pengunjung dan petugas agar tahu, mau dan mampu untuk mempraktikkan Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat dan berperan aktif dalam mewujudkan Institusi Kesehatan Sehat dan mencegah
penularan penyakit di institusi kesehatan.

Ada beberapa indikator yang dipakai sebagai ukuran untuk menilai PHBS di Institusi Kesehatan
yaitu :

1. Menggunakan air bersih

2. Menggunakan Jamban

3. Membuang sampah pada tempatnya

4. Tidak merokok di institusi kesehatan

5. Tidak meludah sembarangan

6. Memberantas jentik nyamuk


Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Tempat Kerja

PHBS di Tempat kerja adalah upaya untuk memberdayakan para pekerja agar tahu, mau dan
mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam mewujudkan
Tempat Kerja Sehat.

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Tempat kerja antara lain :
1. Tidak merokok di tempat kerja2. Membeli dan mengkonsumsi makanan dari tempat kerja
2. Melakukan olahraga secara teratur/aktifitas fisik
3. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun sebelum makan dan sesudah buang air besar dan
buang air kecil
4. Memberantas jentik nyamuk di tempat kerja
5. Menggunakan air bersih
6. Menggunakan jamban saat buang air kecil dan besar
7. Membuang sampah pada tempatnya
8. Mempergunakan Alat Pelindung Diri (APD) sesuai jenis pekerjaan

2. Penyakit Degeneratif

Down load : www.who.int

Definisi :

1. Dimana fungsi atau struktur dari jaringan atau organ yang terkena akan semakin
memburuk dari waktu ke waktu, baik akrena tubuh normal atau pilihan gaya hidup seperti
latihan dan kebiasaan makan. (Wikipedia)
2. Penyakit yang disebabkan oleh fungsi strukrur dan jaringan
3. Kemunduran fungsi tubuh
4. Salah satu factor resikonya adalah perilakunya, untuk menentukan program
mengatasinya.

FaktorResiko

Faktor resiko adalah karakteristik, tanda atau kumpulan gejala pada penyakit yang diderita
induvidu yang mana secara statistic berhubungan dengan peningkatan kejadian kasus baru
berikutnya (beberapa induvidu lain pada suatu kelompok masyarakat), seperti yang dijelaskan
oleh oleh Simbong SW dalam epidemiologi penyakit tidak menular, yang di tulis
kembali oleh MN Bustam, 2000. MN. Bustam adalah dosen penulis ketika kuliah di FKM-
UNHAS)

Karakteristik, tanda atau kumpulan gejala pada penyakit yang diderita induvidu dan ditemukan
juga pada induvidu-induvidu yang lain, bisa dirubah, ada juga yang tidak dapat bisa dirubah atau
tepatnya :

1. Factor resiko yang tidak dapat dirubah misalnya umur dan genetic
2. Factor resiko yang dapat di rubah misalnya kebiasaan merokok atau latihan olah raga

Ada juga karakteristik, tanda atau kumpulan gejala pada penyakit yang diderita pada induvidu
dan ditemukan juga secara tidak stabil pada individu-induvidu yang lain dalam suatu kelompok
masyarakat yaitu

1. Factor resiko yang dicurigai yaitu factor-faktor yang belum mendapatkan dukungan
sepenuhnya dari hasil-hasil penelitian sebagai factor resiko misalnya merokok sebagai
penyebab kangker rahim
2. Factor resiko yang telah ditegakkan yaitu factor resiko yang telah mantap mendapat
dukungan ilmiah/penelitian dalam peranannya sebagai factor yang berperan dalam
kejadian sutau penyakit. Misalnya merokok sebagai factor resiko terjandinya kangker
paru

Faktor resiko juga dapat dilihat dari Karakteristik, tanda atau kumpulan gejala pada penyakit
yang diderita pada induvidu dan induvidu-induvidu lainnya sebagai factor resiko dalam
keadaan angka frekwensi yang kuat dan lemah. Atau dapat didokumentasikan dengan baik dan
didokumentasikan dengan kurang baik.

Kegunaannya daripada factor resiko ini, pada dasarnya untuk mengetahui proses terjadinya
penyakit dalam hal ini penyakit tidak menular. Misalnya :

1. Untuk memprediksi, meramalkan kejadian penyakit, misalnya perokok berat mempunyai


kemungkinan 10 kali untuk kanker paru daripada bukan perokok.
2. Untuk memperjelas penyebab artinya kejelasan atau beratnya factor resiko dapat
menjadikannya sebagai factor penyebab, tentunya setelah menghilangkan pengaruh dan
factor pengganggu sehingga factor resiko itu adalah factor penyebab.
3. Untuk mendiagnosa artinya membantu proses diagnose

Kapan suatu factor resiko dapat ditegakkan sebagai factor resiko? Dalam epidemiologi dapat
atau biasa dilakukan dengan memakai konsep kausalitas sebab musebab (hubungan kausa),
menurut para ahli kausalitas ada 8 kriteria (Hill 1965) yaitu

1. Kekuatan yang dapat dilihat dari adanya resiko relative yang tinggi
2. Temporal atau menurut urutan waktu, selalunya sebab-musebab mendahului akibat.
3. Respon terhadap dosis paparan yang dapat menyebabkan penyakit
4. Reversibilitas dimana paparan yang menurun akan diikuti penurunan kejadian penyakit
5. Konsistensi yang diartikan kejadian yang sama akan berulang pada waktu, tempat dan
penelitian yang lain
6. Biologis atau yang berhubungan dengan fisiologis tubuh
7. Spesifitas yang dilihat dari satu penyebab menyebabkan satu akibat
8. Analogi yang diartikan adanya kesamaan untuk penyebab dan akibat yang serupa.

Menentukan besar factor resiko dapat dilakukan dengan menghitung besarnya resiko relative
atau odds rasio. Perhitungan ini berdasarkan perbedaan rate antara inciden populasi yang
terpapar (Exposure) dengan yang tidak terpapar (Non Exposure) pada kelompok yang sakit
(kasus) dan tidak sakit (kontrol).

Perlu juga diketahui pengertian factor resiko dan prognosis. Secara umum dapat dikatakan
bahwa prognosis menujukkan berapa besar kemungkinan mati akibat dari keadaan sakit.
Sedangkan factor resiko adalah berapa besar kemungkinan sakit dari seorang yang sehat.

FAKTOR RESIKO yaitu karakteristik, tanda atau kumpulan gejala pada penyakit yang diderita
induvidu yang mana secara statistic berhubungan dengan peningkatan kejadian kasus baru
berikutnya (beberapa induvidu lain pada suatu kelompok masyarakat). Dari factor resiko inilah
dapat ditentukan tindakan pencegahan dan penanggulangan.

Anda mungkin juga menyukai