Irdas 1

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 3

Nama : Haikal Akmam Bazaz

NIM : 165040200111117

Kelas : L

1. Siklus air dan kaitannya dengan irigasi

Siklus hidrologi adalah suatu rangkaian proses yang terjadi dengan air yang terdiri dari
penguapan, presipitasi, infiltrasi dan pengaliran keluar (out flow). Penguapan terdiri dari
evaporasi dan transpirasi. Uap yang dihasilkan mengalami kondensasi dan membentuk
awan yang nantinya kembali menjadi air dan turun sebagai presipitasi. Sebelum tiba di
permukaan bumi presipitasi tersebut sebagian langsung menguap ke udara, sebagian
tertahan oleh tumbuh-tumbuhan (intersepsi) dan sebagian mencapai permukaan tanah. Air
yang sampai ke permukaan tanah sebagian akan berinfiltrasi dan sebagian lagi mengisi
cekungan-cekungan di permukaan tanah kemudian mengalir ke tempat yang lebih rendah
(runoff), masuk ke sungai-sungai dan akhirnya ke laut. Dalam perjalanannya, sebagian air
akan mengalami penguapan. Air yang masuk ke dalam tanah sebagian akan keluar lagi
menuju sungai, sebagian akan turun dan masuk ke dalam air tanah yang sedikit demi sedikit
dan masuk ke dalam sungai sebagai aliran bawah tanah (ground water flow). Secara
gravitasi (alami) air mengalir dari daerah yang tinggi ke daerah yang rendah, dari gunung-
gunung, pegunungan ke lembah, lalu ke daerah lebih rendah, sampai ke daerah pantai dan
akhirnya akan bermuara ke laut. Aliran air ini disebut aliran permukaan tanah karena
bergerak di atas muka tanah. Aliran ini biasanya akan memasuki daerah tangkapan atau
daerah aliran menuju ke sistem jaringan sungai, sistem danau ataupun waduk.

Sebagian air hujan yang jatuh di permukaan bumi akan menjadi aliran permukaan
(surface run off). Aliran permukaan sebagian akan meresap ke dalam tanah menjadi aliran
bawah permukaan melalui proses infiltrasi (infiltration), dan perkolasi (percolation),
selebihnya terkumpul di dalam jaringan alur sungai (river flow). Apabila kondisi tanah
memungkinkan sebagian air infiltrasi akan mengalir kembali ke dalam sungai (river), atau
genangan lainya seperti waduk, danau sebagai interflow. Sebagian dari air dalam tanah
dapat muncul lagi ke permukaan tanah sebagai air eksfiltrasi (exfiltration) dan dapat
terkumpul lagi dalam alur sungai atau langsung menuju ke laut/lautan. Dengan adanya
hujan, irigasi pada tanaman akan membaik tetapi jika hujannya terlalu lebat dan
mengakibatkan tanah tergenang maka perlu dilakukannya drainase untuk membuang air
yang terlalu banyak

2. Hubungan iklim, tanaman, dan tanah Etc

Iklim, tanaman, dan tanah sangat mempengaruhi etc. Iklim yang berpengaruh
terhadap Etc adalah suhu, sinar matahari, dan kelembaban yang dapat mempengaruhi
penguapan. Tanaman juga berpengaruh terhadap Etc, karena setiap tanaman memiliki
kebutuhan air yang berbeda-beda, ada tanaman yang suka air dan tanaman yang tidak suka
air. Selain iklim dan tanaman, tanah juga dapat mempegaruhi Etc. Ketersediaan air di dalam
tanah dapat mempengaruhi Etc, jika ketersediaan air di dalam tanah sedikit maka Etc akan
meningkat.

3. Konsep energi

 Kapasitas Lapang: adalah keadaan tanah yang cukup lembab yang menunjukkan
jumlah air terbanyak yang dapat ditahan oleh tanah terhadap gaya tarik gravitasi.
Air yang dapat ditahan oleh tanah tersebut terus menerus diserap oleh akar-akar
tanaman atau menguap sehingga tanah makin lama semakin kering. Pada suatu saat
akar tanaman tidak mampu lagi menyerap air tersebut sehingga tanaman menjadi
layu (titik layu permanen).
 Titik Layu Permanen: adalah kandungan air tanah dimana akar-akar tanaman mulai
tidak mampu lagi menyerap air dari tanah, sehingga tanaman menjadi layu.
Tanaman akan tetap layu baik pada siang ataupun malam hari.
 Air Tersedia: adalah banyaknya air yang tersedia bagi tanaman, yaitu selisih antara
kadar air pada kapasitas lapang dikurangi dengan kadar air pada titik layu
permanen.
 Jenuh adalah kondisi dimana tanah sudah tidak mampu lagi menampung air
didalam porinya.
 Gaya adesi adalah gaya tarik menarik partikel-partikel yang tidak sejenis.
Daftar pustaka

Badan Standardisasi Nasional. 2002. Penyusunan neraca sumber daya Bagian 1: Sumber daya
air spasial .Standar Nasional Indonesia, SNI 19-6728.1-2002

Direktorat Pengairan dan Irigasi Bappenas. 2006. Prakarsa Strategis Pengelolaan Sumber
Daya
Air untuk Mengatasi Banjir dan Kekeringan di Pulau Jawa. Laporan Akhir: Jakarta

Soewarno, 2000,”Hidrologi Operasional Jilid Kesatu”, Penerbit PT. Aditya Bakti, Bandung

Anda mungkin juga menyukai