PENDAHULUAN
1
menjadi suatu rangakaian teori. Dan manajemen dapat berarti pencapaian tujuan
melalui pelaksanaan fungsi-fungsi tertentu, tetapi dalam hal ini belum ada persamaan
pendapat dari para ahli manajemen tentang fungsi-fungsi itu.
1.3 Tujuan
Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Administrasi Rumah Sakit II dalam menambah wawasan serta pengetahuan mengenai
hal-hal yang terkait dengan Fungsi Manajemen menurut teori Luther Gulick.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Manajemen
Istilah “manajemen” yang digunakan ini berasal dari istilah bahasa Inggris
“management”. Di Indonesia hingga kini belum ada keseragaman dalam
menterjemahkan istilah management kedalam bahasa Indonesia.
Hubungan tersebut adalah praktek -> menimbulkan suatu teori -> menghasilkan
prinsip-prinsip -> yang akan menjadi kaidah-kaidah -> dasar pengembangan kegiatan
manajemen dalam praktek.
Manajemen bukan hanya merupakan ilmu atau seni, tetapi kombinasi dari
keduannya. Kombinasi ini tidak dalam proporsi tetap akan tetapi dalam proporsi yang
bermacam-macam. Pada umumnya para manajer efektif mempergunakan pendekatan
ilmiah dalam pembuatan keputusan, apabila dengan berkembangnya peralatan
komputer. Di lain pihak dalam banyak aspek perencanaan, kepemimpinan, komunikasi,
dan segala sesuatu yang menyangkut unsur manusia, dan bagaimanapun seorang
manajer harus juga menggunakan pendekatan artistik (seni).
Manajeman dikatakan baik apabila memiliki tujuan dan sasaran yang jelas dan
diketahui oleh semua orang yang terlibat dalam kegiatan. Selanjutnya, menyusun
3
langkah-langkah untuk mencapai tujuan dengan memanfaatkan segala sumber daya
(manusia, dana, sarana, kesempatan, sumber alam dan lainnya) secara optimal, efektif
dan efesien. Tiap elemen-elemen ditata agar tidak tumpang tindih.
Dan Luther Gulick memperkenalkan istilah yang terkenal dalam dunia proses
manajemen yaitu POSDCORB singkatan dari: Planning, Organising, Staffing,
Directing, Coordinating, Reporting, dan Budgeting. POSDCORB adalah akronim
banyak digunakan dalam bidang Manajemen dan Administrasi Publik yang
mencerminkan pandangan klasik manajemen administrasi. Sebagian besar diambil dari
karya industrialis Perancis Henri Fayol, pertama kali muncul dalam sebuah kertas 1937
staf dengan Luther Gulick dan Lyndall Urwick ditulis untuk Komite Brownlow. Selain
itu istilah POSDCORB ada yang mengatakannya sebagai Planning, Organizing,
Motivating, dan Controlling, namun klasifikasi Gulick lebih dikenal.
1. Planning (Perencanaan)
Perencanaan yang kata dasarnya “rencana” pada dasarnya merupakan tindakan
memilih dan menetapkan segala aktifitas dan sumber daya yang akan dilaksanakan dan
digunakan di masa yang akan datang untuk mencapai tujuan tertentu. Perencanaan
mengacu pada pemikiran dan penentuan apa yang akan dilakukan di masa depan,
bagaimana melakukannya, dan apa yang harus disediakan untuk melaksanakan aktivitas
tersebut untuk mencapai tujuan secara maksimal.
Fungsi dari perencanaan tersebut adalah sebagai berikut :
a) Menjelaskan berbagai masalah.
b) Menentukan prioritas masalah.
c) Menentukan tujuan dan indikator keberhasilan.
d) Mengkaji hambatan dan kendala.
e) Menyusun rencana kerja operasioanal.
4
Sedangkan manfaat perencanaan tersebut adalah sebagai berikut:
a) Mengurangi ketidakpastian serta perubahan pada waktu mendatang.
b) Dimungkinkan melakukan pilihan dari berbagai alternatif tindakan.
c) Mengarahkan perhatian pada tujuan.
d) Merupakan sarana untuk mengadakan pengawasan.
e) Memudahkan melakukan koordinasi diantara berbagai organisasi
f) Meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti, sehingga menghemat waktu dan usaha.
5
g. Merumuskan rencana turunan, pada titik dimana suatu keputusan diambil,
perencanaannya jarang lengkap dan langkah lain diusulkan. Biasanya selalu
diperlukan rencana turunan (derivatif) untuk mendukung rencana pokok.
h. Menurutkan rencana berdasarkan anggaran, setelah keputusan diambil dan rencana
telah ditentukan, langkah terakhir untuk memberikan arti kepada rencana itu,
sebagaimana telah digambarkan dalam pembicaraan di atas mengenai jenis-jenis
rencana, ialah memberi nomor kepada rencana-rencana itu dengan merubah rencana
itu menjadi anggaran.
2. Organizing (Pengorganisasian)
Pengoganisasian diartikan sebagai kegiatan pembagi tugas-tugas pada orang
yang terlibat dalam kerja sama di suatu institusi. Kegiatan pengorganisasian
menentukan siapa yang akan melaksanakan tugas sesuai prinsip pengorganisasian.
Sehingga pengorganisasian dapat disebut sebagai keseluruhan proses memilih orang-
orang serta mengalokasikannya sarana dan prasarana untuk memunjang tugas orang-
orang itu dalam organisasi dan mengatur mekanisme kerjanya sehingga dapat
menjamin pencapaian tujuan.
6
Dengan memandang pengorganisasian sebagai suatu proses, jelaskan bahwa
banyak input dasar harus diperhatikan. Pertama-tama, struktur itu harus
mencerminkan tujuan-tujuan dan rencana-rencana karena aktivitas suatu institusi
diturunkan dari situ. Kedua, struktur itu harus mencerminkan otoritas yang tersedia
bagi manajer-manajer institusi. Jadi, otoritas dalam organisasi tertentu adalah hal
yang ditentukan secara sosial untuk menjalankan kebijakan; dengan demikian,
organisasi demikian itu dapat diubah. Ketiga, struktur organisasi seperti setiap
rencana mana pun, harus mencerminkan lingkungannya. Keempat, organisasi itu
harus diisi dengan staf yang terdiri dari orang-orang.
7
Penyediaan staf merupakan pengarahan dan latihan sekelompok orang yang
mengerjakan sesuatu tugas, dan memelihara kondisi kerja yang menyenangkan. Dalam
upaya mengembangkan staf metode yang dapat dipergunakan, antara lain: latihan
jabatan, penugasan khusus, simulasi, permainan peranan, satuan tugas penelitian,
pengembangan diri dan seterusnya. Sementara itu ada tiga tipe program pengembangan
staf yang terdiri dari: presupervisory programs, middle management programs dan
executive development programs.
4. Directing (Pengarahan)
Pengarahan adalah penjelasan, petunjuk, serta pertimbangan dan bimbingan
terdapat para petugas yang terlibat, baik secara struktural maupun fungsional agar
pelaksanaan tugas dapat berjalan dengan lancar, dengan pengarahan staff yang telah
diangkat dan dipercayakan melaksanakan tugas di bidangnya masing-masing tidak
menyimpang dari garis program yang telah ditentukan.
Pengarahan (orientasi) meliputi mengenalkan pegawai baru kepada perusahaan,
fungsinya, tugasnya, dan orang-orangnya. Perusahaan besar biasanya mempunyai
program pengarahan yang formal yang menerangkan hal-hal ini: sejarah, produk dan
jasa, kebijaksanaan umum, organisasi (divisi, departemen, dan lokasi), tunjangan
(asuransi, pension, cuti), persyaratan kerahasiaan dalam kontrak pertahanan, dan
peraturan keamanan ,dan lain-lain.
Dalam pelaksanaannya pengarahan ini seringkali dilakukan bersamaan dengan
controlling sambil mengawasi, manajer sering kali memberi petunjuk atau bimbingan
bagaimana seharusnya pekerjaan dikerjakan. Jika pengarahan yang disampaikan
manajer sesuai dengan kemauan dan kemampuan dari staf, maka staf pun akan
termotivasi untuk memberdayakan potensinya dalam melaksanakan kegiatannya.
Pengarahan pada hakikatnya adalah keputusan-keputusan pimpinan yang
direncanakan dapat berjalan dengan baik. Dengan pengarahan (directing) diharapkan :
1. Adanya kesatuan perintah (unity of command), artinya dengan pengarahan ini
akan diperoleh kesamaan bahasa yang harus dilaksanakan oleh para pelaksana.
Sehingga tidak terjadi kesimpangsiuran yang dapat membingungkan para pelasana.
8
2. Adanya hubungan langsung antara pimpinan dengan bawahan, artinya dengan
pengarahan yang berupa petunjuk atau perintah oleh atasan yang langsung kepada
bawahan, tidak akan terjadi mis komunikasi. Di samping itu pengarahan yang langsung
ini dapat mempercepat hubungan antara atasan dan bawahan.
3. Adanya umpan balik yang langsung, artinya pimpinan dengan cepat
memperoleh umpan balik terhadap kegiatan yang dilaksanakan. Selanjutnya umpan
balik ini dapat segera digunakan untuk perbaikan.
5. Coordinating (Koordinasi)
Coordinating atau pengkoordinasian merupakan satu dari beberapa fungsi
manajemen untuk melakukan berbagai kegiatan agar tidak terjadi kekacauan,
percekcokan, kekosongan kegiatan dengan jalan menghubungkan, menyatukan dan
menyelaraskan pekerjaan bawahan sehingga terdapat kerja sama yang terarah dalam
upaya mencapai tujuan organisasi. Koordinasi adalah mengimbangi dan menggerakkan
tim dengan memberikan lokasi kegiatan pekerjaan yang cocok dengan masing-masing
dan menjaga agar kegiatan itu dilaksanakan dengan keselarasan yang semestinya di
antara para anggota itu sendiri.
Pengkoordinating merupakan suatu aktivitas manajer membawa orang-orang
yang terlibat organisasi ke dalam suasana kerja sama yang harmonis. Dengan adanya
pengoordinasian dapat dihindari kemungkinan terjadinya persaingan yang tidak sehat
dan kesimpangsiuran di dalam bertindak antara orang-orang yang terlibat dalam
mencapai tujuan organisasi.
Koordinasi ini mengajak semua sumber daya manusia yang tersedia untuk
bekerjasama menuju ke satu arah yang telah ditentukan. Koordinasi diperlukan untuk
mengatasi kemunginan terjadinya duplikasi dalam tugas, perebutan hak dan wewenang
atau saling merasa lebih penting di antara bagian dengan bagian yang ada dalam
organisasi. Pengorganisasian dalam suatu organisasi , termasuk organisasi pendidikan,
dapat dilakukan melalui berbagai cara seperti :
a) Melaksanakan penjelasan singkat
b) Mengadapat rapat kerja
c) Memberikan balikan tentang hasil suatu kegiatan
9
6. Budgetting (Pembuatan Anggaran)
Luther Gullick mengemukakan bahwa penganggaran termasuk salah satu fungsi
manajemen. Penganggaran adalah fungsi yang berkenaan dengan pengendalian
organisasi melalui perencanaan fiskal dan akuntansi. Sesuatu anggaran, baik APBN
maupun APBD, menunjukkan dua hal: pertama sebagai satu pernyataan fiskal dan
kedua sebagai suatu mekanisme. APBN merupakan kependekan dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara. APBN adalah anggaran pendapatan dan belanja negara
Republik Indonesia setiap tahun yang telah disetujui oleh anggota DPR (Dewan
perwakilan Rakyat).
APBD merupakan kependekan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.
APBD adalah anggaran pendapatan dan belanja daerah setiap tahun yang telah disetujui
oleh anggota DPRD (Dewan perwakilan Rakyat Daerah). Dalam penyusunan anggaran
dipertimbangkan faktor-faktor sebagai berikut :
a) Pengetahuan tentang tujuan dan kebijakan umum perusahaan.
b) Data masa lalu.
c) Kemungkinan perkembangan kondisi ekonomi.
d) Pengetahuan tentang taktik, strategi pesaing, dan gerak-gerik pesaing.
e) Kemungkinan adanya perubahan kebijakan pemerintah.
f) Penelitian untuk pengembangan perusahan.
7. Evaluating (Penilaian)
Evaluasi adalah suatu proses bersistem dan objektif menganalisis sifat dan ciri
pekerjaan di dalam suatu organisasi atau pekerjaan. Levey (1973) mengatakan : “To
evaluate is to make a value judgment, it involves comparing something with another
and then making either choise or decision”.
a) Menetapkan atau memformulasikan tujuan evaluasi, yakni tentang apa yang akan
dievaluasi terhadap program yang dievaluasi.
10
b) Menetapkan kriteria yang akan digunakan dalam menentukan keberhasilan program
yang akan dievaluasi.
c) Menetapkan cara atau metode evaluasi yang akan digunakan.
d) Melaksanakan evaluasi, mengolah dan menganalisis data atau hasil pelaksanaan
evaluasi tersebut.
e) Menentukan keberhasilan program yang dievaluasi berdasarkan kriteria yang telah
ditetapkan tersebut, serta memberikan penjelasan-penjelasannya.
f) Menyusun rekomendasi atau saran-saran tindakan lebih lanjut terhadap program
berikutnya berdasarkan hasil evaluasi tersebut.
Dilihat dari implikasi hasil evaluasi bagi suatu program dibedakan adanya jenis
evaluasi, yakni evaluasi formatif dan evaluasi sumatif. Evaluasi formatif dilakukan
untuk mendiagnosis suatu program, yang hasilnya digunakan untuk pengembangan atau
perbaikan program. Biasa formatif dilakukan pada proses program (program masih
berjalan). Sedangkan evaluasi sumatif adalah suatu evalusi yang dilakukan untuk
menilai hasil akhir dari suatu program. Biasanya evaluasi sumatif ini dilakukan pada
waktu program telah selesai (akhir program).
Evaluasi suatu program kesehatan masyarakat dilakukan terhadap tiga hal, yakni :
a) Evaluasi proses ditujukan terhadap pelaksanaan program, yang menyangkut
penggunaan sumber daya, seperti tenaga, dana, dan fasilitas yang lain.
b) Evaluasi hasil program ditujukan untuk menilai sejauh mana program tersebut
berhasil, yakni sejauh mana tujuan-tujuan yang telah ditetapkan tercapai.
Misalnya, meningkatnya cakupan imunisasi, meningkatnya ibu-ibu hamil yang
memeriksakan kehamilannya, dan sebagainya.
c) Evaluasi dampak program ditujukan untuk menilai sejauh mana program ini
mempunyai dampak terhadap peningkatan kesehatan masyarakat. Dampak
program-program kesehatan ini tercemin dari membaiknya atau meningkatnya
indikator-indikator kesehatan masyarakat.
11
2.3 Fungsi Managemen menurut George Terry.
Lima fungsi manajemen telah diringkas sedetail mungkin oleh Hendry Fayol yaitu:
a. Planning atau perencanaan
12
b. Organizing (Pengorganisasian).
1) Penentuan sumber daya dan kegiatan-kegiatan yang dibutuhkan untuk
mencapai tujuan organisasi.
2) Perancangan dan pengembangan suatu organisasi atau kelompok kerja yang
akan dapat membawa hal-hal tersebut ke arah tujuan.
3) Penugasan tanggung jawab tertentu.
4) Pendelegasian wewenang yang diperlukan kepada individu-individu untuk
melaksanakan tugasnya.
c. Staffing (Penyusunan).
d. Leading (Pengarahan).
e. Controlling (Pengawasan).
Adalah penemuan dan penerapan cara dan alat untuk menjamin bahwa rencana
telah dilaksanakan sesuai dengan yang telah ditetapkan.
Lima macam fungsi manajemen menurut Harold Koontz dan Cyril O’Donnell,
terdiri dari :
a. Planning (Perencanaan).
13
b. Organizing (Pengorganisasian).
Proses yang menyangkut bagaimana starategi dan taktik yang telah dirumuskan
dalam perencanaan diatur dalam sebuah struktur organisasi yang tepat dan dapat
bekerja secara efektif.
c. Staffing (Penyusunan).
Proses pelaksanaan program agar dapat dijalankan oleh seluruh pihak dalam
organisasi serta proses memotivasinya.
e. Controlling (Pengendalian dan pengawasan).
Proses yang dilakukan untuk memastikan seluruh rangkaian kegiatan yang telah
direncanakan dan dilaksanakan bisa berjalan sesuai target yang diharapkan.
14
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Contoh Penerapan Fungsi Manajemen Menurut Luther Gullick di Rumah
Sakit
15
Contoh Penerapan Fungsi Manajemen Menurut Luther Gullick di Rumah Sakit sebagai
berikut :
1. Planning (perencanaan)
a. perencanaan pengadaan obat dan logistik, yang disusun berdasarkan pola konsumsi
dan pola epidemiologi
b. perencanaan tenaga professional kesehatan, dalam menentukan kebutuhan tenaga
tersebut misalnya ; tenaga perawat dan bidan, menggunakan beberapa pendekatan,
antara lain ; ketergantungan pasien, beban kerja, dll.
2. Organizing (Pengorganisasian)
Diartikan sebagai kegiatan pembagi tugas-tugas pada orang yang terlibat dalam
kerja sama di suatu institusi. Kegiatan pengorganisasian menentukan siapa yang akan
melaksanakan tugas sesuai prinsip pengorganisasian.
Staffing juga merupakan fungsi yang tidak kalah pentingnya. Tetapi agak
berbeda dengan fungsi lainnya, penekanan dari fungsi ini lebih difokuskan pada sumber
16
daya yang akan melakukan kegiatan-kegiatan yang telah direncakan dan
diorganisasikan secara jelas pada fungsi perencanaan dan pengorganisasian.
Aktifitas yang dilakukan dalam fungsi ini, antara lain menentukan, memilih,
mengangkat, membina, membimbing sumber daya manusia dengan menggunakan
berbagai pendekatan dan atau seni pembinaan sumber daya manusia.
Contoh :
1) Direktur
5) Bagian Keuangan, membawahi : Sub Bagian Akuntansi dan Pelaporan; Sub Bagian
Perbendaharaan; dan Sub Bagian Verifikasi dan Anggaran.
6) Bagian Bina Program dan Publikasi, membawahi : Sub Bagian Perencanaan dan
Evaluasi ; Sub Bagian Hukum dan Humas; dan Sub Bagian Promosi Kesehatan Rumah
Sakit.
7) Bidang Pelayanan Medis, membawahi : Seksi Pelayanan Medis; dan Seksi Rekam
Medis dan Sistem Informasi Rumah Sakit.
17
10) Kelompok Jabatan Fungsional Sebagai upaya pemberdayaan pegawai dalam
melaksanakan tugas pokok dan fungsinya selalu di upayakan untuk meningkatkan
pengetahuan dan ketrampilan melalui pendidikan dan pelatihan secara
berkesinambungan. Saat ini jumlah pegawai berjumlah 559 orang terdiri dari Pegawai
Negeri Sipil 347 orang, Tenaga Kontrak 129 orang, dan Tenaga Abdi 83 orang.
4. Directing (Pengarahan)
Contoh :
A. Bidang Keperawatan
18
5. Coordinating (Koordinasi)
Contoh :
DIREKTUR
Fungsi:
WADIR PELAYANAN
Contoh Anggaran Pendapatan Rumah Sakit dengan Line Item Budgeting per Unit Kerja
2007 2008 % Unit Kerja Rp Jutaan Rp Jutaan Naik/Turun Rawat jalan 200 210 5 Rawat
19
Inap 350 385 10 UGD 130 143 10 Administrasi 20 24 20 Laboratorium medik 500 550
10 Farmasi 700 770 10 Penunjang Medik lainnya 300 345 5
Contoh Anggaran Pendapatan Program Kesehatan Ibu Rumah Sakit X dengan Zero
Based Budgeting Tahun 2007 Sub Program Program Jenis Layanan Jenis kegiatan
Satuan (Rp) Rencana Tingkat Sub Total Capaian / tahun (Rp Jutaan) Kesehatan Ibu
Rawat Jalan ibu hamil Pemeriksaan Ibu hamil 150.000 15.000 pasien 2.250 Kebugaran
ibu hamil Senam Ibu hamil 250.000 50 kali 12,5 Promosi ibu Hamil Seminar ibu Hamil
1.000.000 12 kali 12 Emergency persalinan Operasi Persalinan 10.000.000 1.000 pasien
10.000 Persalinan biasa Persalinan normal 3.000.000 14.000 pasien 52.000 Rawat Inap
persalinan Perawatan Persalinan 1.000.000 15.000 pasien 15.000
Contoh Anggaran Pendapatan Program Kesehatan Ibu di Rumah Sakit X tahun 2007
dengan Performance Budgeting Program/ Uraian Indikator Kinerja Output Rencana
Tingkat Volume Satuan Rencana Realisasi Capaian / tahun (Rp) (Rp jutaan) (Rp
jutaan) Pemeriksaan Ibu hamil Kesehatan bumil 15.000 x 12 100% bumil 150.000 x 10
150.000 27.000 22.500 terkontrol dengan terkontrol 10 kali frekuensi minimal 12 kali
Senam Ibu hamil Semua bumil mengikuti 15.000 75 % bumil 11.250 250.000 3.750
2.812,5 senam hamil melakukan senam Hamil Seminar ibu Hamil Semua ibu hamil ikut
15.000 80% diikuti bumil 12.000 1.000.000 15.000 12.000 seminar Operasi Persalinan
Maksimal 3 % bumil 450 Maksimal 5 % dari 750 10.000.000 4.500 7.500 resiko tinggi
yang ibu hamil dioperasi (zero BBLR) Persalinan normal 97% Bumil persalinan 14.550
95% bumil 14.250 3.000.000 43.650 42.750 normal (Zero BBLR) persalinan normal
Perawatan Persalinan Semua bumil rawat 15.000 100% bumil rawat 15.000 1.000.000
15.000 15.000 inap pasca persalinan inap pasca persalinan
20
7.Evaluasi
21
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
23