Pengertian
kantung buntu yang berhubungan dengan bagian akhir secum yang umumnya
tersumbatnya lumen oleh batu fecess, hiperplasi jaringan limfoid, dan cacing
usus. Erosi membran mukosa appendiks dapat terjadi karena parasit seperti
(kantung buntu yang berhubungan dengan akhir secum) yang disebabkan oleh
B. Anatomi Fisiologi
cm (4 inci), lebar 0,3-0,7 cm yang melekat pada sekum tepat di bawah katup
pada bagian distal. Appendiks adalah tonjolan kecil mirip jari di dasar sekum atau
berbentuk kantung buntu di bawah tautan antara usus halus dan usus besar di
katup ileosekum.
Permukaan eksternal appendiks tampak halus berwarna merah kecokelatan
hingga kelabu. Permukaan dalam atau mukosa appendiks secara umum sama
dengan mukosa pada kolon, berwarna kuning muda, bernodular, dan terdapat
Appendiks bagian dari organ sistem pencernaan tubuh manusia yang tidak
memiliki fungsi yang jelas. Namun appendiks memiliki fungsi sebagai pelindung
ml per hari. Lendir itu secara normal dicurahkan ke dalam lumen dan selanjutnya
2009).
C. Etiologi
antara lain karena; material feses yang keras (fecalith), hyperplasia jaringan
limfoid, dan infeksi virus (Hockenberry & Wilson, 2007). Penyebab lain yang
diduga dapat menimbulkan apendisitis ialah erosi mukosa apendiks karena parasit
D. Manifestasi Klinik
dari nyeri di daerah umbilicus yang berhubungan dengan muntah, 2-12 jam nyeri
akan beralih ke kuadran bagian bawah yang akan menetap dan diperberat bila
berjalan. Terdapat juga keluhan anoreksia malaise dan demam yang tidak terlalu
tinggi. Biasanya juga terdapat konstipasi, tetapi kadang-kadang terjadi diare, mual
dan muntah.
a. Rasa nyeri yang dimulai dari bagian tengah perut dan berpindah kebagian
c. Rasa nyeri semakin meningkat terasa ada tekanan pada bagian kanan bawah
saat berjalan.
f. Demam suhu badan akan meninggi dan akan merasa mual sampai menusuk.
Rasa mual disebabkan rangsangan usus buntu yang meradang pada selaput
E. Pathway
F. Komplikasi
G. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium
1) Hb normal
2) Leukosit normal atau meningkat (bila lanjut umumnya leukositosis,
>10,000/mm3)
3) Hitung jenis : segmen lebih banyak
4) LED meningkat (pada appendicitis infiltrate)
b. Rotgen : appendicogram
Hasil positif berupa :
1) Non-filling
2) Partial filling
3) Mouse tail
4) Cut off
Rontgen abdomen tidak menolong kecuali telah terjadi peritonitis.
H. Penatalaksanaan
1. Sebelum operasi
a. Observasi
Dalam 8-12 jam setelah timbulnya keluhan, tanda dan gejala
apendisitis seringkali masih belum jelas. Dalam keadaan ini observasi
ketat perlu dilakukan. Pasien diminta melakukan tirah baring dan
dipuasakan. Laksatif tidak boleh diberikan bila dicurigai adanya
apendisitis ataupun bentuk peritonitis lainnya. Pemeriksaan abdomen dan
rektal serta pemeriksaan darah (leukosit dan hitung jenis) diulang secara
periodik. Foto abdomen dan thoraks tegak dilakukan untuk mencari
kemungkinan adanya penyulit lain. Pada kebanyakan kasus, diagnosis
ditegakkan denagn lokalisasi nyeri di daerah kanan bawah dalam 12 jam
setelah timbulnya keluhan.
b. Intubasi bila perlu
c. Antibiotik
2. Operasi apendiktomi
3. Pasca operasi
Perlu dilakukan observasi tanda-tanda vital untuk mengetahui
terjadinya perdarahan di dalam, syok, hipertermia, atau gangguan pernapasan.
Angkat sonde lambung bila pasien telah sadar, sehingga aspirasi cairan
lambung dapat dicegah. Baringkan pasien dalam posisi fowler. Pasien
dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi gangguan. Selama itu pasien
dipuasakan. Bila tindakan operasi lebih besar, misalnya pada perforasi atau
peritonitis umum, puasa diteruskan sampai fungsi usus kembali normal.
Kemudian berikan minum mulai 15 ml/jam selam 4-5 jam lalu naikkan
menjasi 30 ml/jam. Keesokan harinya diberikan diberikan makanan saring,
dan hari berikutnya diberikan makanan lunak. Satu hari pascaoperasi pasien
dianjurkan untuk duduk tegak di tempat tidur selam 2x30 menit. Pada hari
kedua pasien dapat berdiri dan duduk di luar kamar. Hari ketujuh jahitan dapat
diangkat dan pasien diperbolehkan pulang.
4. Penatalaksanaan gawat darurat non-operasi
Bila tidak ada fasilitas bedah, berikan penatalaksanaan seperti dalam
perotonitis akut. Dengan demikian, gejala apendisitis akut akan mereda, dan
kemungkinan terjadinya komplikasi akan berkurang.
E. Diagnosa Keperawatan
Preoperasi :
1. Cemas berhubungan dengan tindakan operasi.
Postoperasi :
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri (insisi pembedahan).
2. Defisit self care berhubungan dengan nyeri.
3. Resiko infeksi berhubungan dengan tindakan invasif (insisi post
pembedahan).
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN APENDICITIS
No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteris Hasil (NOC) Intervensi (NIC)
1 Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan NIC :
dengan agen injuri biologi diharapkan, tingkat nyeri klien menurun, Kaji nyeri secara komprehensif
dengan criteria : termasuk lokasi, karakteristik,
Klien mampu mengontrol nyeri (tahu durasi, frekuensi, kualitas dan
penyebab nyeri, mampu menggunakan faktor presipitasi
tehnik nonfarmakologi untuk Ajarkan tentang teknik non
mengurangi nyeri, mencari bantuan) farmakologi mengurangi nyeri
Melaporkan bahwa nyeri berkurang Berikan analgetik untuk
dengan menggunakan manajemen nyeri mengurangi nyeri
Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri Monitor vital sign
berkurang
Tanda vital dalam rentang normal
2 Defisit perawatan diri Setelah dilakukan tindakan keperawatan NIC :
berhubungan dengan diharapkan klien mampu melakukan Monitor kemempuan klien
kelemahan fisik aktivitas perawatan diri sehari-hari, dengan untuk perawatan diri yang
criteria : mandiri.
Klien terbebas dari bau badan Sediakan bantuan sampai klien
Menyatakan kenyamanan terhadap mampu secara utuh untuk
kemampuan untuk melakukan ADLs melakukan self-care.
Dapat melakukan ADLS dengan Dorong klien untuk melakukan
bantuan aktivitas sehari-hari yang
normal sesuai kemampuan yang
dimiliki.
Ajarkan klien/ keluarga untuk
mendorong kemandirian, untuk
memberikan bantuan hanya jika
pasien tidak mampu untuk
melakukannya.
Berikan aktivitas rutin sehari-
hari sesuai kemampuan.
Pertimbangkan usia klien jika
mendorong pelaksanaan
aktivitas sehari-hari.
3 Cemas berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan keperawatan NIC :
perubahan status kesehatan diharapkan klien mampu mengontrol Jelaskan semua prosedur dan
cemas, dengan criteria : apa yang dirasakan selama
Klien mampu mengidentifikasi dan prosedur
mengungkapkan gejala cemas Berikan informasi faktual
Mengidentifikasi, mengungkapkan mengenai diagnosis, tindakan
dan menunjukkan tehnik untuk prognosis
mengontol cemas Identifikasi tingkat kecemasan
Vital sign dalam batas normal Bantu pasien mengenal situasi
Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa yang menimbulkan kecemasan
tubuh dan tingkat aktivitas Dorong pasien untuk
menunjukkan berkurangnya mengungkapkan perasaan,
kecemasan ketakutan, persepsi
Instruksikan pasien
menggunakan teknik relaksasi
Barikan obat untuk mengurangi
kecemasan
……… 2009. Diktat Kuliah Medikal Bedah II. PSIK FK.Unair. TA: 2008/2009.
Surabaya.
Sjamsuhidajat. R & Jong,W. 2007. Buku Ajar Ilmu Bedah. Ed. Revisi. EGC. Jakarta