Anda di halaman 1dari 2

EDISI 05Jumat, 10 Nopember 2017 M

21 Shofar 1439 H

belum bisa dikategorikan hujjah Sumber


secara syar'i http://www.nu.or.id/post/read/41663 S e p u t a r
Ketiga, tidak boleh, kecuali hanya /penjelasan-mengenai-rebo-wekasan Rebo Wekasan
s e b a t a s s h o l a t h a j a t
HADIRILAH....
lidaf'ilbala'almakhuf (untuk menolak
KAJIAN SUNNAH Ustadz Yusuf Suharto
balak yang dihawatirkan) atau nafilah MUKHTARUL AKHADIST (Aswaja NU Center Jombang Jatim)
mutlaqoh (sholat sunah mutlak)
sebagaimana diperbolehkan oleh SETIAP SELASA BA’DA MAGHRIB kesialan pada bulan Shafar.
Syara', karena hikmahnya adalah agar Menghindarlah dari penyakit kusta
BERTEMPAT DI sebagaimana engkau menghindari
kita bisa semakin mendekatkan diri MASJID SABILILLAH BLIMBING
kepada Allah Ta'ala. singa." (H.R.Imam al-Bukhari dan
Mengutip pandangan Rais Syuriah Bersama : Muslim).
Bulan Shafar adalah bulan kedua
PWNU Jawa Timur, KH Miftakhul Akhyar KH Drs. Marzuki Mustamar dalam penanggalan hijriyah Islam.
tentang hadits kesialan terus menerus Syuriah PWNU Jawa Timur Ungkapan hadits laa 'adwaa'
Sebagaimana bulan lainnya, ia
pada Rabu terakhir tiap bulan, atau tidak ada penularan penyakit
merupakan bulan dari bulan-bulan
dinyatakan: itu, bermaksud meluruskan
Allah yang tidak memiliki kehendak dan
“Naas yang dimaksud adalah bagi keyakinan golongan jahiliyah, karena
berjalan sesuai dengan apa yang Allah
mereka yang meyakininya, bagi yang pada masa itu mereka berkeyakinan
ciptakan untuknya. Dinamakan bulan
mempercayainya, tetapi bagi orang- bahwa penyakit itu dapat menular
Shofar,sebab mereka saat itu, banyak
orang yang beriman meyakini bahwa dengan sendirinya, tanpa bersandar
manudia terserang penyakit sehingga
setiap waktu, hari, bulan, tahun ada pada ketentuan dari takdir Allah.
wajahnya pucat/kuning.
manfaat dan ada mafsadah, ada guna Sakit atau sehat, musibah atau
Masyarakat jahiliyah kuno,
dan ada madharatnya. Hari bisa selamat, semua kembali kepada
termasuk bangsa Arab, sering
bermanfaat bagi seseorang, tetapi juga kehendak Allah. Penularan hanyalah
mengatakan bahwa bulan Shafar adalah
bisa juga naas bagi orang lain…artinya sebuah sarana berjalannya takdir
bulan sial. Tasa'um (anggapan sial) ini
hadits ini jangan dianggap sebagai Allah. Namun, walaupun
telah terkenal pada umat jahiliah dan
suatu pedoman, bahwa setiap Rabu keseluruhannya kembali kepada
sisa-sisanya masih ada di kalangkan
akhir bulan adalah hari naas yang harus Allah, bukan semata-mata sebab
muslimin hingga saat ini.
kita hindari. Karena ternyata pada hari penularan, manusia tetap diwajibkan
Abu Hurairah berkata, bersabda
itu, ada yang beruntung, ada juga yang untuk ikhtiar dan berusaha agar
Rasulullah Shallallaahu 'AlaihiWasallam
buntung. Tinggal kita berikhtiar terhindar dari segala musibah. Dalam
:
meyakini, bahwa semua itu adalah kesempatan yang lain Rasulullah
"Tidak ada wabah (yang menyebar
anugerah Allah.” . Wallahu 'A'lam. bersabda: “Janganlah onta yang sakit
dengan sendirinya tanpa kehendak
didatangkan pada onta yang sehat”.
Allah), tidak pula ramalan sial, tidak pula
burung hantu dan juga tidak ada
Maksud hadits laa thiyaarota “Barangsiapa bertanya tentang Imam al-Bagawi dalam tafsir Bagaimana dengan pandangan
atau tidak diperbolehkan meramalkan hari sial dan sebagainya untuk diikuti Ma'alim al-Tanzil menceritakan, bahwa Abdul Hamid Quds dalam kitabnya
adanya hal-hal buruk adalah bahwa bukan untuk ditinggalkan dan memilih kejadian itu (fi yawmi nahsin Kanzun Najah Was-Surur Fi Fadhail
sandaran tawakkal manusia itu hanya apa yang harus dikerjakan serta mustammir) tepat pada hari Rabu Al-Azminah wash-Shuhur yang
kepada Allah, bukan terhadap mengetahui keburukannya, semua itu terakhir bulan Shafar. Orang Jawa pada menjelaskan: banyak para Wali Allah
makhluk atau ramalan. Karena merupakan perilaku orang Yahudi dan umumnya menyebut Rabu itu dengan yang mempunyai pengetahuan
hanyalah Allah yang menentukan baik bukan petunjuk orang Islam yang istilah Rabu Wekasan. Hemat penulis, spiritual yang tinggi mengatakan
dan buruk, selamat atau sial, kaya atau bertawakal kepada Sang Maha penafsiran ini hanya menunjukkan bahwa pada setiap tahun, Allah
miskin. Dus, zaman atau masa tidak Penciptanya, tidak berdasarkan bahwa kejadian itu bertepatan dengan menurunkan 320.000 macam bala
ada sangkut pautnya dengan hitung-hitungan dan terhadap Rabu pada Shafar dan tidak bencana ke bumi dan semua itu
pengaruh dan takdir Allah. Ia sama Tuhannya selalu bertawakal. Dan apa menunjukkan bahwa hari itu adalah pertama kali terjadi pada hari Rabu
seperti waktu- waktu yang lain, ada yang dikutip tentang hari-hari nestapa kesialan yang terus menerus. terakhir di bulan Shafar ?
takdir buruk dan takdir baik. dari sahabat Ali kw. Adalah batil dan Mengenai amalan-amalan
dusta serta tidak ada dasarnya sama Istilah hari naas yang terus tersebut di atas, mengutip KH. Abdul
Empat hal sebagaimana sekali, maka berhati-hatilah dari menerus atau yawmi nahsin mustammir Kholik Mustaqim, Pengasuh
dinyatakan dalam hadits di atas itulah semua itu” (Ahkamul Fuqaha': Hasil juga terdapat dalam hadis nabi. Pesantren al-Wardiyah Tambakberas
yang ditiadakan oleh Rasulullah dan ini hasil Bahtsul Masail NU, 2010: 54). Tersebut dalam Faidh al-Qadir, juz 1, Jombang, para ulama yang menolak
menunjukkan akan wajibnya hal. 45, Rasulullah bersabda, “Akhiru adanya bulan sial dan hari nahas
bertawakal kepada Allah, memiliki Indikasi Kesialan dalam Quran Arbi'ai fi al-syahri yawmu nahsin Rebo Wekasan berpendapat (dikutip
tekad yang benar, agar orang yang dan Hadits mustammir (Rabu terakhir setiap bulan dengan penyesuaian):
kecewa tidak melemah di hadapkan adalah hari sial terus).”
pada perkara-perkara tersebut. Mungkin ada pertanyaan, Pertama, tidak ada nash hadits
bagaimana dengan firman Allah Ta'ala, Hadits ini lahirnya bertentangan khusus untuk akhir Rabu bulan
Muktamar NU yang ketiga, yang artinya:''Kaum 'Aad pun dengan hadits sahih riwayat Imam al- Shofar, yang ada hanya nash hadits
menjawab pertanyaan “bolehkah mendustakan (pula). Maka alangkah Bukhari sebagaimana disebut di atas. dla'if yang menjelaskan bahwa setiap
berkeyakinan terhadap hari naas, dahsyatnya azab-Ku dan ancaman- Jika dikompromikan pun maknanya hari Rabu terakhir dari setiap bulan
misalnya hari ketiga atau hari keempat ancaman-Ku, Sesungguhnya Kami adalah bahwa kesialan yang terus adalah hari naas atau sial yang terus
pada tiap-tiap bulan, sebagaimana telah menghembuskan kepada menerus itu hanya berlaku bagi yang menerus, dan hadits dla'if ini tidak
tercantum dalam kitab Lathaiful mereka angin yang sangat kencang mempercayai. Bukankah hari-hari itu bisa dibuat pijakan kepercayaan.
Akbar” , memilih pendapat yang tidak pada hari nahas yang terus menerus. pada dasarnya netral, mengandung
mempercayai hari naas dengan yang menggelimpangkan manusia kemungkinan baik dan jelek sesuai Kedua, tidak ada anjuran
mengutip pandangan Syekh Ibnu seakan-akan mereka pokok korma dengan ikhtiar perilaku manusia dan ibadah khusus dari syara'.Ada
Hajar al-Haitamy dalam Al-Fatawa al- yang tumbang” (Q.S al-Qamar (54:18- ditakdirkan Allah. anjuran dari sebagian
Haditsiyah berikut ini: 20). ulama'tasawwuf namun landasannya

Anda mungkin juga menyukai