Anda di halaman 1dari 5

Bengawan Solo

Untuk lagu dengan judul yang sama, lihat Bengawan Solo (lagu).

Bengawan Solo adalah sungai terpanjang di Pulau Jawa, Indonesia dengan dua hulu sungai
yaitu dari daerah Pegunungan Sewu, Wonogiri dan Ponorogo, selanjutnya bermuara di
daerah Gresik. "Bengawan" dalam bahasa Jawa berarti "sungai yang besar". Pada masa lalu,
sungai ini pernah dinamakan Wuluyu[1], Wulayu, dan Semanggi (dieja Semangy dalam
naskah bahasa Belanda abad ke-17)[2].

Daftar isi
1 Wilayah Administratif Peta Bengawan Solo
1.1 Wilayah Administratif Hulu
1.2 Wilayah Administratif Tengah
1.3 Wilayah Administratif Hilir
2 Bagian Sungai
2.1 Bengawan Solo Purba
2.2 Daerah Hulu
2.3 Daerah Tengah
2.4 Daerah Hilir
3 Bendungan Gajah Mungkur
4 Ikan Bengawan Solo
5 Kehidupan purba Bengawan Solo
5.1 Museum Trinil
6 Ekspedisi Bengawan Solo
7 Lain-lain
8 Referensi
9 Pranala luar Bagian Bengawan Solo di Bojonegoro

Wilayah Administratif
Sungai ini panjangnya sekitar 548,53 km dan mengaliri dua provinsi yaitu Jawa Tengah dan
Jawa Timur. Kabupaten yang dilalui meliputi tiga bagian yaitu:

Wilayah Administratif Hulu


1. Wonogiri, Hulu utama pertama (Daerah Tangkapan Air Gajah Mungkur)
2. Karanganyar
3. Ponorogo, Hulu utama kedua (Daerah Tangkapan Air Kali Madiun)
4. Boyolali, Bagian Bengawan Solo di Cepu
5. Sragen,
6. Klaten

Wilayah Administratif Tengah

1. Sukoharjo,
2. Solo,
3. Ngawi,
4. Madiun,
5. Magetan,
6. Blora,
7. Cepu

Wilayah Administratif Hilir


Bengawan Solo pada tahun 1860-an (litografi
1. Bojonegoro, berdasarkan lukisan oleh Abraham Salm)
2. Tuban,
3. Lamongan, dan
4. Gresik [3].[4].
Bagian Sungai
Bengawan Solo Purba

Aliran Bengawan Solo masa kini terbentuk kira-kira empat juta tahun yang lalu. Sebelumnya terdapat
aliran sungai yang mengalir ke selatan, diduga dari hulu yang sama dengan sungai yang sekarang.
Karena proses pengangkatan geologis akibat desakan lempeng Indo-Australia yang mendesak daratan
Jawa, aliran sungai itu beralih ke utara.[7] Pantai Sadeng di bagian tenggara Daerah Istimewa
Yogyakarta dikenal sebagai "muara" Bengawan Solo Purba.[8] Peta Lokasi Wilayah Sungai Bengawan
Solo
Daerah Hulu

Daerah ini mayoritas meliputi daerah Hulu Kali Tenggar, Hulu Kali Muning, Hulu Waduk Gajah
Mungkur serta sebagian Kabupaten Wonogiri dengan penampang sungai yang berbentuk V. Vegetasi
pada daerah ini didominasi oleh tumbuhan akasia. Aktivitas yang banyak dilakukan di dareah ini adalah
pertanian, seperti padi dan kacang tanah. Dinding sungai pada daerah ini rata-rata bertebing curam dan
tinggi. Karena banyak digunakan untuk pertanian, daerah sekitar sungai pada bagian ini banyak
mengalami erosi dan sedimentasi yang cukup tinggi.

Daerah Tengah
Pangasius Djambal. Ikan Jambal adalah
ikan endemik yang hidup di perairan
Daerah ini mayoritas meliputi daerah Hilir Waduk Gajah Mungkur, sebagian Kabupaten Wonogiri,
Sungai Bengawan Solo dan Waduk
Karanganyar, Sukoharjo, Klaten, Solo, Sragen, sebagian Kabupaten Ngawi dan sebagian Tempuran Gajah Mungkur. Ikan ini bersifat
(hilir) Kali Madiun (Bengawan Madiun). Selain itu daerah ini merupakan daerah yang padat penduduk. omnivora, dalam keluarga "Genus
Pada umumnya kegiatan ekonomi di daerah bagian sungai ini lebih tinggi daripada bagian hulu dan Pangasius".[5][6]
hilir, dan didominasi oleh kegiatan industri. Akibatnya, banyak limbah yang masuk ke sungai dan
mencemari vegetasi di daerah ini. Aktivitas masyarakat yang paling menonjol di daerah ini adalah
pertanian, pemanfaatan air sebagai kebutuhan sehari-hari, peternakan dan industri.

Daerah Hilir

Daerah ini meliputi daerah sebagian Tempuran (hilir) Kali Madiun, sebagian kabupaten Ngawi, Blora,
Bojonegoro, Lamongan, Tuban dan berakhir di Desa Ujungpangkah, Gresik[9].

Delta Sungai Bengawan Solo berada di daerah Sedayu wilayah kabupaten Gresik. Pada Delta ini sengaja
dibuat kanal oleh manusia, tepatnya sejak zaman Hindia Belanda. Delta Bengawan Solo ini
menghasilkan sedimentasi sebanyak 17 juta ton lumpur per tahun. Delta Pangkah merupakan hasil
modifikasi sungai Bengawan Solo di bagian hilir.

Salah satu tujuan dimodifikasinya bagian hilir dari Bengawan Solo ini adalah untuk mengindari
pendangkalan di selat Madura. Endapan dibawa oleh aliran Bengawan Solo dari ujung hingga hilir.
Delta buatan yang merupakan hasil rekayasa yang berada di sebelah utara kota Gresik. Salah satu tujuan
dimodifikasinya bagian hilir dari Bengawan Solo ini adalah untuk mengindari pendangkalan di selat
Madura. Delta tersebut bernama Delta Pangkah karena berada di wilayah administratif Desa Ujung
Pangkah. Dahulu aliran sungai Bengawan Solo ini
keselatan dan sekarang mengalir ke
Bendungan Gajah Mungkur utara. Perubahan aliran sungai
bengawan solo ini diperkirakan terjadi
sekitar 2 atau paling tidak sejuta tahun
Waduk Gajah Mungkur berada 3 KM di sebelah selatan Kota kabupaten Wonogiri, Provinsi Jawa lalu. Coba tengok gambar ini yang
Tengah. Bendungan atau waduk ini dibangun mulai tahun 1970-an dan mulai beroperasi pada tahun menujukkan sungai purba Bengawan
1978. Waduk dengan wilayah luas genangan kurang lebih 8800 ha. Beberapa fungsi dari waduk ini Solo yang sudah menjadi sebuah
antara lain : untuk mengairi sawah seluas 24 000 ha di daerah Sukoharjo, Klaten, Karanganyar hingga lembah yang berkelok-kelok.
ke Sragen. Selain itu juga untuk memasok air minum Kota Wonogiri. Fungsi lainnya adlah
menghasilkan listrik dari PLTA yang awalnya di design untuk sebesar 12,4 MegaWatt.

Waduk yang didesign berusia 100 tahun ini ternyata mengalami pendangkalan yang sangat cepat. Sehingga usia waduk ini menjadi lebih pendek
dari yang diperkirakan sebelumnya. Pendangkalan ini sangat mungkin merupakan akibat dari kesalahan dari pemeliharaan. Ketika sebuah
waduk dibuat, maka tentu saja akses ke jalan-jalan disini semakin berkembang.

Ikan Bengawan Solo


Beberap jenis ikan di sungai Bengawan Solo antara lain:
Rengkik (Hemibragus nemurus)
Jambal (Pangasius Djambalis)
Jendil (Pangasius nemurus)

Selain itu masih banyak jenis ikan yang terdapat di Bengawan Solo. Mulai bader (tawes), areng-areng,
garingan, wader, gabus, nila, hingga lempuk. Tapi, dari sekian jenis ikan itu, hanya jendil yang jadi
menu kuliner favorit masyarakat.

Ikan jendil adalah ikan asli Sungai Bengawan Solo. Ikan berlendir warna putih hijau ini sejenis dengan
ikan patin yang hidup di sejumlah sungai di Sumatera. Bedanya, bentuknya agak kecil dan memanjang. Bengawan Solo di kawasan Jurug,
Warga di Bojonegoro, Tuban, dan Cepu menyukai ikan ini, karena lemaknya relatif sedikit dan tekstur Surakarta.
dagingnya lembut. Ini berbeda dengan ikan patin hasil budi daya, yang biasanya banyak lemak.

Pada musim kemarau Sungai Bengawan Solo surut dan ikan jendil melimpah. Biasanya ikan ini hidup di
kedalaman air 2-3 meter dan cenderung berada di air mengalir. Para pemancing menggunakan umpan,
mulai dari cacing, jangkrik, ulat daun, atau makanan campuran.

Lokasi pemancingan di Sungai Bengawan Solo, cukup banyak, seperti Bendung Gerak di Kecamatan
Kalitidu-Trucuk, sungai sebelah utara Pasar Besar Bojonegoro, an di Desa Sale, Kalitidu. Biasanya, ikan
jenis rengkik berada di kedalaman lebih dari empat meter. Sedangkan ikan jendil cenderung berada di
permukaan.

Kehidupan purba Bengawan Solo Bendungan Gerak di Bojonegoro

Daerah Aliran Sungai (DAS) Bengawan Solo merupakan DAS terbesar dan aliran sungai terpanjang di
Pulau Jawa, terletak di Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur. DAS Begawan Solo memiliki
karakteristik topografi yang relatif datar dan sebagian besar berada di daerah dataran rendah sehingga
terbentuk aliran sungai yang berkelok-kelok (meander). Aliran meander Sungai Bengawan Solo ini
merupakan salah satu wilayah yang memiliki potensi besar terhadap tinggalan paleoantropologi dan
arkeologi. Bentukan teras dikanan kiri sungai inilah yang banyak mengandung sisa-sisa fauna purba,
artefak, serta tulang dan specimen Homo erectus. Tinggalan tersebut terendapkan bersama dengan
deposisi teras sungainya.

Berdasarkan hasil penelitian kehidupan manusia purba yang sebelumnya, wilayah yang teridentifikasi
teras purba Bengawan Solo memiliki riwayat penemuan yang menakjubkan. Banyak fosil-fosil yang
ditemukan diwilayah sepanjang teras Sungai Bengawan Solo ini. Seperti penemuan tengkorak dan
tulang Homo erectus serta penemuan rangka utuh gajah purba. Wilayah-wilayah penemuan tersebut
antara lain Sangiran, Sambungmacan, Cemeng, Trinil, Selopuro, dan Ngandong. Penemuan fosil
tengkorak di wilayah Sambungmacan, Trinil dan Ngandong merupakan salah satu bukti peradaban Delta Pangkah merupakan salah satu
manusia di wilayah aliran sungai. Pertanggalan dari temuan-temuan yang didapatkan menunjukan hasil modifikasi sungai Bengawan Solo
bahwa Homo erectus yang mendiami wilayah ini lebih muda (Progresif) dibandingkan dengan Homo di bagian hilir. Salah satu tujuan
dimodifikasinya bagian hilir dari
erectus yang tinggal di Sangiran (Arkaik dan Tipik). Bukti tersebut menunjukan adanya pergeseran
Bengawan Solo ini adalah untuk
hunian Homo erectus di kearah hilir Sungai Bengawan Solo.
mengindari pendangkalan di selat
Madura.
Sejak tahun 2012 sampai tahun 2014, BPSMP Sangiran bekerja sama dengan Puslit Arkenas melakukan
kajian manusia purba sepanjang DAS Bengawan Solo. Berdasarkan survey yang telah dilakukan, mulai
dari Medalem sampai Ngandong telah teridentifikasi sebanyak 41 teras purba yang berpotensi
mengandung temuan arkeologi terutama fosil dan artefak. Selain survei, dilakukan pula kegiatan
ekskavasi di Situs Matar yang letaknya diseberang Situs Ngandong. Hasil kajian yang didapat, di situs
ini menemukan banyak artefak dan fosil fauna namun belum ditemukan fosil manusia. Seluruh hasil
kajian ini akan menambah pengetahuan dan informasi tentang manusia purba di sepanjang aliran hilir
Bengawan Solo.

Museum Trinil

Museum Trinil banyak menyimpan fosil – fosil purba seperti tengkorak manusia, gajah serta peralatan –
Program PISCES telah berhasil
peralatan yang digunakan pada masa manusia purba. Museum Trinil terletak di Dukuh Pilang, Desa
melakukan Restocking benih Wader ke
Kawu, Kec. Kedunggalar, Kabupaten Ngawi dengan jarak tempuh sekitar 14 km dari Kota Ngawi ke Kabupaten Ngawi sebanyak 40.000
arah barat. Ketika masuk ke area Museum Trinil pengunjung akan disambut dengan gapura museum ekor pada acara susur sungai Sungai
dengan latar belakang gajah purba. Bengawan Solo Tahun 2016

Patung gajah ini cukup besar dengan gading yang sangat panjang. Anatomi gajah ini memiliki
kemiripan dengan mammoth namun tanpa bulu. Di belakang pendopo terdapat tanaman hias dan beberapa pohon. Pada belakang taman terdapat
monumen penemuan Pithecantropus erectus oleh Eugene Dubois. Pada monumen itu tertulis “P.e. 175 cm (gambar anak panah), 1891/95”.
Tulisan tersebut bermaksud Pithecantropus erectus (P.e.) ditemukan sekitar 175 meter dari monumen tersebut.
Terdapat beberapa bangunan di Museum Trinil. Salah satunya adalah pendopo (gazebo) yang terletak di
tengah area dan ruang – ruang situs purba yang dapat digunakan pengunjung untuk beristirahat. Pada
ruang situs purba terdapat dua pintu masuk yaitu bagian depan dan samping. Pada bagaian depan pintu
masuk terdapat ornamen gading stegodon yang akan menyambut anda.

Menurut penelitian, Situs Trinil merupakan salah satu tempat hunian manusia purba pada zaman
Pleistosen Tengah sekitar 1,5 juta tahun yang lalu. Sesampainya di dalam museum, pengunjung dapat
menggali informasi lebih jauh dengan melihat koleksi fosil yang berjumlah 1.200 yang terdiri dari 130 Persebaran Situs Prasejarah Sepanjang
jenis. Aliran Sungai Bengawan Solo.

Didalam museum dipamerkan replika manusia purba berupa replika dari Pithecantropus erectus yang
ditemukan di Trinil (Ngawi) serta fosil yang berasal dari Afrika (Australopithecus Africanus) dan
Jerman (Homo Neanderthalensis). Koleksi lain yang terdapat di Museum Trinil yaitu fosil tengkorak
manusia purba yang ditata dengan penjelasan mengenai penyebarannya di dunia, kemudian fosil gading
stegodon dan kerbau purba.

Ekspedisi Bengawan Solo


Museum Trinil di Ngawi, Jawa Timur.
Buku ini merupakan rangkuman perjalanan jurnalistik harian Kompas. Ekspedisi ini berusaha memotret
secara mendasar masalah-masalah sungai tersebut dari sejarahnya, bagaimana peran manusia di
sekitarnya, apa manfaat yang diperoleh dari sungai, hinggga kerusakan yang diakibatkan olehn ulah
manusia.

Lewat ekspedisi ini banyak aspek kehidupan berhasil disingkapkan, termasuk kehidupan budayanya .
Bengawan Solo tidak hanya menjangkau lintas area, tetapi juga lintas masa. Sebagai sungai purba
berbagai peristiwa berlangsung di dalamnya, di lembah atau di sekitar daerah alirannya. Bengawan
sepanjang kurang lebih 527 km ini menuliskan peristiwa dari zaman prasejarah, zaman kerajaan Hindu
dan Budha, kerajaan Islam, Perang Diponegoro, zaman revolusi sampai pendaratan darurat pesawat
Garuda.

Hulu Bengawan Solo berupa Kali Muning dan Kali Tenggar di Desa Jeblogan, Kecamatan Karang
Tengah, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, berbatasan dengan Kecamatan Punung, Kabupaten Pacitan,
Jawa Timur. Punung kaya akan gua karts (kapur), yang di antaranya pernah menjadi hunian masa
"berburu" dan "mengumpulkan makanan tingkat lanjut". Daerah Pacitan adalah tempat penting dalam
riset teknologi paleolitik sebab terdapat banyak perangkat prasejarah dalam bentuk yang jelas. Bukti
kehidupan prasejarah juga didapati di sejumlah tempat yang berada lebih ke arah hilir Bengawan Solo,
yaitu daerah Sragen, Karanganyar, Blora dan Ngawi.

Lain-lain Ekspedisi Bengawan Solo (Laporan


Jurnalistik Kompas)
Sungai ini dikagumi masyarakat di seluruh dunia khususnya Jepang karena terinspirasi dari lagu
keroncong karangan Gesang berjudul sama, Bengawan Solo.

Selain itu tempat ini pernah menjadi tempat utama kecelakaan pesawat Garuda Indonesia Penerbangan 421.

Referensi
1. ^ Noorduyn, J. 1982. BKI 138:412-442
2. ^ Noorduyn J. 1968. Further topographical notes on the Ferry Charter of 1358, with the appendices on Djipang and Bodjanegara. BTL 124:460-481.
3. ^ "Hulu Bengawan Solo Terancam Jika Tidak Turun Hujan, Sumber Air Nyaris Hilang" (http://www.kompas.com/kompas-cetak/0706/06/daerah/358310
1.htm), Kompas, diakses Juni 2007
4. ^ Rencana Tindak DAS Melalui RHL di Bagian Hulu DAS Solo dalam Rangka Pengendalian Banjir dan Tanah Longsor, DEPARTEMEN
KEHUTANAN, Februari 2009
5. ^ http://fishclopedia.blogspot.co.id/2010/07/pangasius-djambal.html
6. ^ http://fishclopedia.blogspot.co.id/2010/10/pangasiidae-series-14_25.html
7. ^ Keindahan Tersembunyi Jejak Purba Bengawan Solo (http://travel.kompas.com/read/xml/2009/10/12/09411036/keindahan.tersembunyi.jejak.purba.be
ngawan.solo.). Kompas.com. Edisi 12 Oktober 2009.
8. ^ Utomo YW. Pantai Sadeng, Mengunjungi Muara Bengawan Solo Purba (http://www.yogyes.com/id/yogyakarta-tourism-object/beach/sadeng/). Laman
yogyes.com
9. ^ "Ekspedisi Bengawan Solo Berakhir di Gresik" (http://www.kompas.com/ver1/Iptek/0706/20/103344.htm), Kompas, diakses Juni 2007

Pranala luar
Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Bengawan_Solo&oldid=13213150"

Halaman ini terakhir diubah pada 29 September 2017, pukul 09.35.


Teks tersedia di bawah Lisensi Atribusi-BerbagiSerupa Creative Commons; ketentuan tambahan mungkin berlaku. Lihat Ketentuan
Penggunaan untuk lebih jelasnya.

Anda mungkin juga menyukai