Anda di halaman 1dari 11

Simulasi

Keuntungan :
a. Simulasi merupakan salah satu metode yang mampu memberikan perkiraan system yang lebih nyata sesuai
kondisi operasional dari kumpulan pekerjaan
b. Sebagai alternatif desain yang diusulkan atau alternatif terhadap kebijakan dari operasional yang mempu
memberikan pelayanan terbaik terhadap pokok kebutuhan yang diperlukan
c. Memudahkan mengontrolan lebih banyak kondisi dari suatu percobaan sehingga dimungkinkan untuk dicoba
diterapkan secara nyata pada system itu.
d. Menyediakan sarana untuk mempelajari system dalam waktu yang lebih singkat, sehingga menghemat biaya
e. Dapat dihentikan dan dijalankan kembali, tanpa menimbulkan permasalahan pada system.

Kelemahan :
a. Simulasi umumnya tidak dapat digunakan untuk mengoptimalkan. Simulasi hanya dapat menentukan
alternatif desain suatu system yang lebih baik
b. Sangat diperlukan kemampuan untuk mengembangkan Model simulasi yang sesuai dengan permasalahan
nyata

Pengertian

Simulasi adalah suatu cara untuk menduplikasi/menggambarkan ciri, tampilan, dan karakteristik
dari suatu sistem nyata. Ide awal dari simulasi adalah untuk meniru situasi dunia nyata secara
matematis, kemudian mempelajari sifat dan karakter operasionalnya, dan akhirnya membuat
kesimpulan dan membuat keputusan berdasar hasil dari simulasi. Dengan cara ini, sistem di dunia
nyata tidak disentuh /dirubah sampai keuntungan dan kerugian dari apa yang menjadi kebijakan
utama suatu keputusan di uji cobakan dalam sistem model.

Menurut wikipedia
Simulasi adalah suatu proses peniruan dari sesuatu yang nyata beserta keadaan sekelilingnya
(state of affairs). Aksi melakukan simulasi ini secara umum menggambarkan sifat-sifat
karakteristik kunci dari kelakuan sistem fisik atau sistem yang abstrak tertentu.
Persiapan Simulasi
 a) Menetapkan topik atau masalah serta tujuan yang hendak dicapai oleh simulasi.
 b) Guru memberikan gambaran masalah dalam situasi yang akan disimulasikan.
 c) Guru menetapkan pemain yang akan terlibat dalam simulasi, peranan yang harus dimainkan oleh
para pemeran, serta waktu yang disediakan.
 d) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya khususnya kepada siswa yang terlibat
dalam pemeranan simulasi.

2) Pelaksanaan Simulasi
 a) Simulasi mulai dimainkan oleh kelompok pemeran.
 b) Para siswa lainnya mengikuti dengan penuh perhatian.
 c) Guru hendaknya memberikan bantuan kepada pemeran yang mendapat kesulitan.
 d) Simulasi hendaknya dihentikan pada saat puncak. Hal ini dimaksudkan untuk mendorong siswa
berpikir dalam menyelesaikan masalah yang sedang disimulasikan.
Study Kasus

Pengertian

Studi kasus adalah salah satu metode penelitian dalam ilmu sosial. Dalam riset yang
menggunakan metode ini, dilakukan pemeriksaan longitudinal yang mendalam terhadap suatu
keadaan atau kejadian yang disebut sebagai kasus dengan menggunakan cara-cara yang
sistematis dalam melakukan pengamatan, pengumpulan data, analisis informasi, dan pelaporan
hasilnya. Sebagai hasilnya, akan diperoleh pemahaman yang mendalam tentang mengapa
sesuatu terjadi dan dapat menjadi dasar bagi riset selanjutnya. Studi kasus dapat digunakan
untuk menghasilkan dan menguji hipotesis[1].

Studi kasus adalah metode yang digunakan untuk mengembangkan pemahaman


mulai dari proses, program,hingga acara atau kegiatan. Tujuan dari studi kasus
adalah untuk mengembangkan pemahaman yang komprehensif tentang kasus
ataukeadaan yang terjadi dengan caramendeskripsikan dan menganalisisnya (Smith
1978). Pendekatan studi kasus bergantung pada pengumpulan data yang sistematis
dan terperinci dari berbagai sumber terutama observasi langsung ke sumber data.

KELEMAHAN DAN KELEBIHAN STUDY KASUS


). Kelebihan Studi Kasus
a) Studi kasus mampu mengungkapkan hal-hal yang spesifik,unik dan hal-hal yang
amat mendetail yang tidak dapat diungkap oleh studi yang lain. Studi kasus mampu
mengungkap makna di balik fenomena dalam kondisi apa adanya atau natural.
b) Studi kasus tidak sekedar memberi laporan faktual,tetapi juga memberi nuansa,suasana
kebatinan dan pikiran-pikiran yang berkembang dalam kasus yang menjadi bahan studi yang
tidak dapat ditangkap oleh penelitian kuantitatif yang sangat ketat.
2). Kelemahan Studi Kasus
Dari kacamata penelitian kualitatif,studi kasus di persoalkan dari segi
validitas,reliabilitas dan generalilsasi. Namun studi kasus yang sifatnya unik dan
kualitatif tidak dapat diukur dengan parameter yang digunakan dalam penelitian
kuantitatif,yang bertujuan untuk mencari generalisasi.

Pelaksanaan Studi Kasus

1. Mengenali Gejala

Pertama-tama yang harus kita lakukan adalah mengamati adanya suatu gejala, gejala itu
mungkin ditemukan atau diperoleh dengan beberapa cara yaitu :

a. Konselor sekolah menemukan sendiri gejala itu pada siswa yang mempunyai masalah.

b. Guru mata pelajaran memberikan informasi adanya siswa yang bermasalah kepada
Konselor sekolah.

c. Wali kelas meminta bantuan Konselor sekolah untuk menangani seseorang siswa yang
bermasalah berdasarkan informasi yang diterimanya dari pihak lain, seperti siswa, para guru
ataupun pihak tata usaha.
2. Mendiskripsikan Kasus

Setelah gejala itu dipahami oleh Konselor sekolah, kemudian dibuatkan deskripsi kasusnya
secara objektif, sederhana, tetapi cukup jelas.

3. Menentukan Bidang-Bidang Bimbingan

Setelah deskripsinya dibuat, yang dipelajari lebih lanjut adalah aspek ataupun bidang-bidang
masalah yang mungkin dapat ditemukan dalam deskripsi itu. Kemudian ditentukan jenis
masalahnya, apakah menyangkut masalah pribadi, sosial, belajar, karier, kehidupan berkarya
atau kehidupan beragama.

4. Membuat Perincian Kasus

Jenis masalah yang sudah dikelompokkkan itu dijabarkan dengan cara mengembangkan ide-ide
atau konsep-konsep menjadi lebih rinci, agar lebih mudah memahami permasalahannya secara
cermat. Adanya jabaran masalah yang lebih terrinci itu dapat membantu Konselor sekolah untuk
membuat perkiraan kemungkinan sumber penyebab masalah itu muncul.

5. Memperkirakan sebab

Perkiraan kemungkinan sumber penyebab, akan membantu kita menjelajahi jenis informasi yang
dikumpulkan, sumber informasi yang perlu dikumpulkan, dan teknik atau alat yang digunakan
dalam pengumpulan informasi atau data. Langkah pengumpulan data itu terutama melihat jenis
informasi atau data yang diperlukan seperti kemampuan akademik, sikap atau kepribadian,
bakat, minat. Data ini bisa didapat melalui teknik tes maupun nontes,

Selanjutnya dibuat perkiraan kemungkinan akibat yang timbul apabila kasus itu tidak ditangani
dan jenis bantuan yang dapat diberikan merupakan langkah penting, agar kita dapat menjajaki
kemungkinan memberikan bantuan. Apakah bantuan langsung ditangani oleh Konselor sekolah
atau perlu konferensi kasus ataupun alih tangan kasus.

6. Memberikan Bantuan

Dengan berakhirnya pengumpulan data maka langkah yang selanjutnya akan diambil oleh
peneliti adalah melakukan kegiatan konseling atau pemberian bantuan (terapi). Dengan
menggunakan pendekatan-pendekatan yang sesuai dengan jenis masalah.

7. Kegiatan Evaluasi

Kegiatan evaluasi adalah merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan. Hal ini
dimaksudkan untuk menilai seberapa jauh keefektifan penerapan teori konseling dalam
mengatasi kasus yang dialami oleh siswa atau konseli.

8. Tindak Lanjut/ Follow Up

Langkah follow-up atau tindak lanjut adalah langkah yang akan diambil, apabila dalam
penanganan kasus masih belum tercapai hasil yang maksimal dan belum mengalami perubahan
yang berarti. Langkah ini dilakukan apabila peneliti dan konselor tidak mampu menangani
masalahnya atau permasalahan siswa memiliki rentetan dan komplikasi dengan masalah yang
lainnya.

Terhadap kasus yang telah dicapai adanya perubahan yang signifikan, maka ada upaya untuk
terus mempoertahankan hasil tersebut, yang selanjutnya perlu untuk ditingkatkan pencapaian
hasilnya yang lebih baik. Pada kasus yang tidak mampu atau diluar kewenangan Konselor
sekolah, maka diadakan konferensi kasus atau alih tangan kasus kepada tenaga- tenaga ahli
yang kompeten terhadap kasus siswa atau konseling.[5]

Roleplay

Pengertian

Permainan peran (bahasa Inggris: role-playing game disingkat RPG) adalah


sebuah permainan yang para pemainnya memainkan peran tokoh-tokoh khayalan dan
berkolaborasi untuk merajut sebuah cerita bersama. Para pemain memilih aksi tokok-tokoh
mereka berdasarkan karakteristik tokoh tersebut, dan keberhasilan aksi mereka tergantung dari
sistem peraturan permainan yang telah ditentukan. Asal tetap mengikuti peraturan yang
ditetapkan, para pemain bisa berimprovisasi membentuk arah dan hasil akhir permainan ini.

Pengertian Definisi Role Play


Menurut Gillian Porter Ladousse (1987:5) ‘role play’ berasal dari kata ‘role’ yang
artinya ambil bagian dalam sebuah kegiatan khusus dan ‘play’ yang artinya peranan itu
diambil/dipakai dalam sebuah lingkungan dimana siswa dapat mengembangkan sepenuhnya
daya cipta dan bermain. Sekelompok siswa bermain peran di dalam kelas dengan baik sama
halnya dengan sekolompok anak yang sedang bermain sekolah-sekolahan, perawat dan
dokter, atau Star wars. Keduanya secara tidak sadar mengaktualisasikan dan dengan bermain
peran mereka mencobakan pengetahuan dunia nyatanya dan mengembangkan
kemampuannya untuk berinteraksi dengan masyarakat. Kegiatan ini sangat menyenangkan
dan tidak merusak pribadi siswa atau anak tersebut. Bermain peran ini akan dapat
menumbuhkan kepercayaan diri daripada merusaknya.

Kelemahan Dan Kelebihan Metode Role Playing

1 Kelemahan
Pada hakekatnya sebuah ilmu yang tercipta oleh manusia tidak ada yang
sempurna, semua ilmu ada kelebihan dan kekurangan. Jika kita melihat metode Role
playing dalam cakupan cara dalam proses mengajar dan belajar dalam lingkup
pendidikan tentunya selain kelebihan terdapat kelemahan. Kelemahan metode role
palying antara lain:
1. Metode bermain peranan memelrukan waktu yang relatif panjang/banyak.
2. Memerlukan kreativitas dan daya kreasi yang tinggi dari pihak guru maupun murid.
Dan ini tidak semua guru memilikinya.
3. Kebanyakan siswa yang ditunjuk sebagai pemeran merasa malu untuk memerlukan
suatu adegan tertentu.
4. Apabila pelaksanaan role playing dan bermain pemeran mengalami kegagalan, bukan
saja dapat memberi kesan kurang baik, tetapi sekaligus berarti tujuan pengajaran tidak
tercapai.
5. Tidak semua materi pelajaran dapat disajikan melalui metode ini.
2 Kelebihan
Menurut Hasibuan dan Moedjiono (1995:25), kelebihan dari role playing antara
lain siswa melatih dirinya untuk memahami, mengingat dan menghayati isi cerita yang
harus diperankan, siswa akan terlatih berinisiatif dan berkreasi, kerja sama antar
pemain dapat ditumbuhkan dan dibina sebaik mungkin, siswa memperoleh kebiasaan
untuk menerima dan membagi tanggung jawab dengan sesama, memvisualisasikan hal-
hal yang abstrak, melatih berfikir kritis karena siswa terlibat dalam analisa proses,
menimbulkan respon positif dari siswa yang lamban, kurang cakap dan kurang
memotivasi dan bakat yang ada pada diri siswa dapat dipupuk sehingga
memungkinkan akan muncul bibit seni drama di sekolah.
Role playing menurut Djamarah dan Zain (2002:67) mempunyai beberapa
kelebihan sebagai berikut:
1. Siswa melatih dirinya memahami dan mengingat isi bahan yang akan diperankan.
Sebagai pemain harus memahai, menghayati isi cerita secara keseluruhan, terutama
untuk materi yang harus diperankannya. Dengan demikian daya ingatan siswa harus
tajam dan tahan lama.
2. Siswa akan berlatih untuk berinisiatif dan berkreatif. Pada waktu bermain peran para
pemain dituntut untuk mengemukakan pendapatnya sesuai dengan waktu yang
tersedia.
3. Bakat yang terdapat pada siswa dapat dipupuk sehingga dimungkinkan akan muncul
atau tumbuh bibit seni drama dari sekolah.
4. Kerjasama antar pemain dapat ditumbuhkan dan dibina dengan sebaik-baiknya.
5. Siswa memperoleh kebiasaan untuk menerima dan membagi tanggungjawab dengan
sesamanya.
6. Bahasa lisan siswa dapat dibina menjadi bahasa yang lebih baik agar mudah dipahami
orang lain
5 Langkah-Langkah Metode Pembelajaran Role Playing
Shaftel dan Shaftel, E. Mulyasa (2011) mengemukakan tahapan pembelajaran
bermain peran meliputi:
1. Menghangatkan suasana dan memotivasi peserta didik.
Menghangatkan suasana kelompok termasuk mengantarkan peserta didik terhadap
masalah pembelajaran yang perlu dipelajari. Hal ini dapat dilakukan dengan
mengidentifikasi masalah, menjelaskan masalah, menafsirkan cerita dan
mengeksplorasi isu-isu, serta menjelaskan peran yang akan dimainkan.
Tahap ini lebih banyak dimaksudkan untuk memotivasi peserta didik agar tertarik pada
masalah karena itu tahap ini sangat penting dalam bermain peran dan paling
menentukan keberhasilan. Bermain peran akan berhasil apabila peserta didik menaruh
minat dan memperhatikan masalah yang diajukan guru.
2. Memilih peran
Memilih peran dalam pembelajaran, tahap ini peserta didik dan guru mendeskripsikan
berbagai watak atau karakter, apa yang mereka suka, bagaimana mereka merasakan,
dan apa yang harus mereka kerjakan, kemudian para peserta didik diberi kesempatan
secara sukarela untuk menjadi pemeran.
3. Menyusun tahap-tahap peran
Menyusun tahap-tahap baru, pada tahap ini para pemeran menyusun garis-garis besar
adegan yang akan dimainkan. Dalam hal ini, tidak perlu ada dialog khusus karena para
peserta didik dituntut untuk bertindak dan berbicara secara spontan.
4. Menyiapkan pengamat
Menyiapkan pengamat, sebaiknya pengamat dipersiapkan secara matang dan terlibat
dalam cerita yang akan dimainkan agar semua peserta didik turut mengalami dan
menghayati peran yang dimainkan dan aktif mendiskusikannya.
5. Pemeranan
Pada tahap ini para peserta didik mulai beraksi secara spontan, sesuai dengan peran
masing-masing. Pemeranan dapat berhenti apabila para peserta didik telah merasa
cukup, dan apa yang seharusnya mereka perankan telah dicoba lakukan. Ada kalanya
para peserta didik keasyikan bermain peran sehingga tanpa disadari telah mamakan
waktu yang terlampau lama. Dalam hal ini guru perlu menilai kapan bermain peran
dihentikan.
6. Diskusi dan evaluasi
Diskusi akan mudah dimulai jika pemeran dan pengamat telah terlibat dalam bermain
peran, baik secara emosional maupun secara intelektual. Dengan melontarkan sebuah
pertanyaan, para peserta didik akan segera terpancing untuk diskusi.
7. Pemeranan ulang
Pemeranan ulang, dilakukan berdasarkan hasil evaluasi dan diskusi mengenai alternatif
pemeranan. Mungkin ada perubahan peran watak yang dituntut. Perubahan ini
memungkinkan adanya perkembangan baru dalam upaya pemecahan masalah. Setiap
perubahan peran akan mempengaruhi peran lainnya.
8. Diskusi dan evaluasi tahap dua
Diskusi dan evaluasi tahap dua, diskusi dan evaluasi pada tahap ini sama seperti pada
tahap enam, hanya dimaksudkan untuk menganalisis hasil pemeranan ulang, dan
pemecahan masalah pada tahap ini mungkin sudah lebih jelas.
9. Membagi pengalaman dan mengambil kesimpulan
Pada tahap ini para peserta didik saling mengemukakan pengalaman hidupnya dalam
berhadapan dengan orang tua, guru, teman dan sebagainya. Semua pengalaman peserta
didik dapat diungkap atau muncul secara spontan.

Pengertian, Langkah-Langkah dan Kelebihan serta


Kekurangan Metode Demonstrasi
— Metode

wawasanpendidikan.com; beberapa dari metode-metode pembelajaran telah di publikasikan


sebelumnya mulai dari metode pembelajaran koperatif learning make a match sampai
pada metode gallery walk. nah kali ini sobat pendidikan akan melanjutkan membahas salah
satu metode lainnya.
Metode Demonstrasi

metode demonstrasi. yah,, metode demonstrasi ini sudah sangat populeh,sudah banyak
digunakan oleh guru-guru pada saat mengajar di kelas, adapun lebih jelasnya silahkan baca
artikel dibawah ini.....

A. Pengertian Metode Demonstrasi

Ditinjau dari segi etimologi (bahasa) metode berasal dari bahasa Yunani, yaitu “methodos”,
yang terdiri dari kata ”metha” yang berarti melalui atau melewati dan “hodos” yang berarti
jalan atau cara. Maka metode mempunyai arti suatu jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, metode adalah cara kerja yang bersistem untuk
memudahkan pelaksanaan kegiatan guna mencapai apa yang telah ditentukan.

Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah
disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Metode
digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan. Metode dalam sistem
pembelajaran memegang peranan yang sangat penting. Keberhasilan implementasi
pembelajaran sangat tergantung pada cara guru menggunakan metode pembelajaran. Suatu
strategi pembelajaran dapat diimplementasikan melalui penggunaan metode pembelajaran.
Metode mengajar adalah cara yang digunakan oleh guru dalam mengadakan hubungan
dengan peserta didik pada saat berlangsungnya pengajaran. Peranan metode mengajar sebagai
alat untuk menciptakan proses belajar dan mengajar. Melalui metode diharapkan tumbuh
berbagai kegiatan belajar peserta didik sehubungan dengan kegiatan mengajar guru.
Terciptanya interaksi edukatif ini, guru berperan sebagai penggerak dan pembimbing.
Sedangkan peserta didik berperan sebagai penerima atau yang dibimbing. Proses interaksi ini
akan berjalan lebih baik jika peserta didik banyak aktif dibandingkan dengan guru. Metode
mengajar yang baik adalah metode yang dapat menumbuhkan kegiatan belajar peserta didik.

Ada beberapa metode dalam pembelajaran. Salah satu metode yang digunakan adalah metode
demonstrasi. Metode demonstrasi adalah metode mengajar yang sangat efektif, karena dapat
membantu peserta didik untuk melihat secara langsung proses terjadinya sesuatu. Metode
demonstrasi adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan memperagakan atau
mempertunjukkan kepada peserta didik suatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang
dipelajari baik sebenarnya atau tiruan yang sering disertai penjelasan lisan.

Metode demonstrasi adalah metode mengajar di mana seorang guru atau orang lain yang
sengaja diminta peserta didik sendiri memperlihatkan kepada seluruh anak di dalam kelas,
suatu kaifiyah melakukan sesuatu.

Dari beberapa pengertian di atas disimpulkan bahwa metode demonstrasi adalah suatu
metode mengajar dimana seorang guru atau orang lain bahkan murid sendiri memperlihatkan
kepada seluruh kelas tentang suatu proses melakukan atau jalannya suatu proses perbuatan
tertentu. Contohnya proses berwudlu.

2. Langkah-Langkah Metode Demonstrasi

Langkah-langkah perencanaan dan persiapan yang perlu ditempuh agar metode demonstrasi
dapat dilaksanakan dengan baik adalah:

a. Perencanaan
Hal yang dilakukan adalah:

 Merumuskan tujuan yang jelas baik dari sudut kecakapan atau kegiatan yang diharapkan dapat ditempuh
setelah metode demonstrasi berakhir.
 Menetapkan garis-garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan dilaksanakan.
 Memperhitungkan waktu yang dibutuhkan.
 Selama demonstrasi berlangsung, seorang guru hendaknya introspeksi diri apakah:

 - Keterangan-keterangannya dapat didengar dengan jelas oleh peserta didik.

 - Semua media yang digunakan ditempatkan pada posisi yang baik sehingga setiap peserta didik dapat melihat.

 - Peserta didik disarankan membuat catatan yang dianggap perlu.

 Menetapkan rencana penilaian terhadap kemampuan peserta didik.

b. Pelaksanaan

Hal-hal yang perlu dilakukan adalah:

 Memeriksa hal-hal di atas untuk kesekian kalinya.


 Memulai demonstrasi dengan menarik perhatian peserta didik.
 Mengingat pokok-pokok materi yang akan didemonstrasikan agar demonstrasi mencapai sasaran.
 Memperhatikan keadaan peserta didik, apakah semuanya mengikuti demonstrasi dengan baik.
 Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk aktif memikirkan lebih lanjut tentang apa yang dilihat
dan didengarnya dalam bentuk mengajukan pertanyaan.
 Menghindari ketegangan, oleh karena itu guru hendaknya selalu menciptakan suasana yang harmonis.

c. Evaluasi

Sebagai tindak lanjut setelah diadakannya demonstrasi sering diiringi dengan kegiatan-kegiatan belajar selanjutnya.

Kegiatan ini dapat berupa pemberian tugas, seperti membuat laporan, menjawab pertanyaan, mengadakan latihan

lebih lanjut. Selain itu, guru dan peserta didik mengadakan evaluasi terhadap demonstrasi yang dilakukan, apakah

sudah berjalan efektif sesuai dengan yang diharapkan.

Sedangkah langkah-langkah penerapan metode demonstrasi adalah sebagai berikut :

 Persiapkan alat-alat yang diperlukan.


 Guru menjelaskan kepada anak-anak apa yang direncanakan dan apa yang akan dikerjakan.
 Guru mendemonstrasikan kepada anak-anak secara perlahan-lahan, serta memberikan penjelasan yang cukup
singkat.
 Guru mengulang kembali selangkah demi selangkah dan menjelaskan alasan alasan setiap langkah.
 Guru menugaskan kepada siswa agar melakukan demonstrasi sendiri langkah demi langkah dan disertai
penjelasan.

3. Kelebihan dan Kekurangan Metode demonstrasi

a. Kelebihan metode demonstrasi


 Terjadinya verbalisme akan dapat dihindari, siswa disuruh langsung memperhatikan bahan pelajaran yang
dijelaskan.
 Proses pembelajaran akan lebih menarik
 Dengan cara mengamati secara langsung siswa akan memiliki kesempatan untuk membandingkan antara
teori dan kenyataan.

b. Kekurangan metode demonstrasi

 Memerlukan keterampilan guru secara khusus.


 Memerlukan waktu yang banyak.
 Memerlukan kematangan dalam perancangan atau persiapan.
 Keterbatasan dalam sumber belajar, alat pelajaran, situasi yang harus dikondisikan dan waktu untuk
mendemonstrasikan.

Dalam buku Ramayulis menyebutkan kebaikan dan kelemahan metode demonstrasi adalah sebagai berikut:

a. Kebaikan Metode Demonstrasi

 Keaktifan peserta didik akan bertambah, lebih-lebih kalau ada peserta didik yang diikutsertakan.
 Pengalaman peserta didik bertamba.
 Dapat membantu peserta didik mengingat lebih lama tentang materi pelajaran yang disampaikan, karena
peserta didik tidak hanya mendengar, tetapi melihat dan mempraktekkannya secara langsung.
 Dapat memfokuskan pengertian peserta didik terhadap materi pelajaran dalam waktu relatif singkat.
 Dapat memusatkan perhatian anak didik.
 Dapat mengurangi kesalahpahaman karena pelajaran menjadi lebih jelas dan konkrit.
 Dapat menjawab semua masalah yang timbul di dalam pikiran setiap siswa karena mereka ikut serta
berperan secara langsung.
 Menghindari "coba-coba/gagal" yang banyak memakan waktu belajar.

b. Kelemahan Metode Demonstrasi

 Memerlukan waktu yang cukup lama, tempat dan peralatan yang cukup.
 Apabila terjadi kekurangan media, metode demonstrasi menjadi kurang efektif.
 Memerlukan biaya yang cukup mahal, terutama alat.
 Membutuhkan tenaga dan kemampuan yang optimal dari pendidik dan peserta didik.
 Bila peserta didik tidak aktif, metode demonstrasi tidak efektif.
demikianlah pembahasan artikel tentang Pengertian, Langkah-Langkah dan Kelebihan serta Kekurangan
Metode Demonstrasi. semoga bermanfaat.

Anda mungkin juga menyukai