Disusun Oleh :
KELOMPOK 3
Kelas 2 A
Nama anggota
1. Akhmad Nur Sya’bani (116226003)
2. Dwi Agung Satya P. (116226007)
3. Muchammad Solichin (116226020)
4. Muhammad Nur Abidin (116226025)
a. Pengertian matriks
Matriks adalah susunan teratur bilangan-bilangan dalam baris dan kolom yang
membentuk suatu susunan persegi atau persegi panjang. Bilangan – bilangan tersebut disebut
entri dalam matriks.
Contoh:
2 0 3
baris 1 2 4
3 2 1
kolom
Ukuran matriks, diberikan oleh jumlah baris (garis horizontal) dan kolom (garis vertical) yang
dikandungnya.
Contoh:
2 4 1
3 0 2 ini adalah matriks yang berukuran 2 × 3
Sebuah matriks dengan hanya satu kolom disebut matriks kolom (atau vector kolom), dan
sebuah matriks dengan hanya satu baris disebut matriks baris (atau vector baris).
1
2
2 1 3
3
vektor baris
vektor kolom
Untuk menghilangkan tanda kurung pada matriks 1 × 1 merupakan hal umum dilakukan. Jadi,
kita boleh menuliskan 4 bukan [4]. Kita akan menggukan huruf besar untuk menyatakan
matriks dan huruf kecil untuk mewakili bilangan.
Contoh:
2 0 3
a b c
A = 1 2 4 B=
f
atau
3 2 1 d e
Entri pada baris i dan kolom j dari sebuah matriks A akan dinyatakan sebagai aij.
2. Operasi-Operasi Matriks
Definisi Jika A dan B adalah matriks-matriks berukuran sama, maka jumlah A+B adalah
matriks yang diperoleh dengan menambahkan entri-entri B dengan entri-entri A yang
berpadanan, dan selisih A-B adalah matriks yang diperoleh dengan mengurangkan entri-entri
A dengan entri-entri B yang berpadanan. Matriks-matriks berukuran berbeda tidak dapat
ditambahkan atau dikurangkan.
Dalam notasi matriks, jika A= [aij] dan B= [bij] mempunyai ukuran yang sama, maka
(A+B)ij = (A)ij + (B)ij = aij + bij dan (A-B)ij = (A)ij - (B)ij = aij - bij
Contoh 1 Tinjau matriks-matriks
2 −1 0 3 −4 3 5 1
1 1
𝐴 = [−1 0 2 4] 𝐵 = [ 2 2 0 −1] 𝐶 = [ ]
2 2
4 −2 7 0 3 2 −4 5
Maka
−2 4 5 4 6 −2 −5 2
𝐴+𝐵 =[ 1 2 2 3 ] 𝑑𝑎𝑛 𝐴 − 𝐵 = [−3 −2 2 5]
7 0 3 5 1 −4 11 −5
Definisi Jika A adalah sembarang matriks dan c adalah sembarang skalar, maka hasil kali cA
adalah matriks yang diperoleh dengan mengalikan setiap entri A dengan c.
2 3 4 0 2 7 9 −6 3
𝐴=[ ] 𝐵=[ ] 𝐶=[ ]
1 3 1 −1 3 −5 3 0 12
Kita dapatkan
4 6 8 0 −2 −7 1 3 −2 1
2𝐴 = [ ] (−1)𝐵 = [ ] 𝐶 =[ ]
2 6 2 1 −3 5 3 1 0 4
Jika A1, A2, …, An adalah matriks-matriks berukuran sama dan c1, c2, …, cn adalah skalar,
maka sebuah ekspresi berbentuk
disebut kombinasi linear dari A1, A2, …, An dengan koefisien-koefisien c1, c2, …, cn. Misalnya,
jika A, B, dan C adalah matriks-matriks dalam contoh 2, maka
1 1
2A – B + 3C = 2A + (-1)B + 3C
= [4 6 8] + [0 −2 −7] + [3 −2 1]
2 6 2 1 −3 5 1 0 4
= [7 2 2
]
4 3 11
C. Perkalian pada Matriks
Definisi. Jika A adalah sebuah matriks m x r dan B adalah sebuah matriks r x n, maka hasil
kali AB adalah matriks m x n yang entri-entrinya didiefinisikan sebagai berikut. Untuk mencari
entri dalam baris i dan kolom j dari AB, pilih baris i dari matriks A dan kolom j pada matriks
B. kalikan entri-entri yang berpadanan dari baris dan kolom secara bersama-sama dan
kemudian jumlahkan hasil kalinya.
4 1 4 3
1 2 4
𝐴=[ ] 𝐵 = [0 −1 3 1]
2 6 0
2 7 5 2
Karena A adalah matriks 2 x 3 dan B adalah matriks 3 x 4, maka hasil kali AB adalah
sebuah matriks 2 x 4. Misalnya, untuk menentukan entri pada baris 2 dan kolom 3 dari AB, kita
memilih baris 2 dari A dan kolom 3 dari B. Selanjutnya, sebagaimana yang diilustrasikan
dibawah ini, kita mengalikan entri-entri yang berpadanan secara bersama-sama dan
menjumlahkan hasil kali-hasil kali ini.
4 1 4 3
1 2 4
[
2 6 0
] [ 0 −1 3 1] =
2 7 5 2 26
4 1 4 3
1 2 4 13
[ ] [0 −1 3 1] = [ ]
2 6 0
2 7 5 2
Definisi perkalian matriks mensyaratkan bahwa jumlah kolom faktor pertama A sama dengan
jumlah baris faktor kedua B untuk membentuk hasil kali AB. Jika syarat ini tidak terpenuhi,
hasil kalinya tidak terdefinisi. Suatu cara yang mudah untuk menentukan apakah hasil kali dua
matriks terdefinisi atau tidak adalah dengan menuliskan ukuran faktor pertama, dan disebelah
kanannya tuliskan ukuran faktor kedua. Jika sebagaimana dalam gambar 2, bilangan-bilangan
yang di dalam sama, maka hasil kalinya terdefinisi. Selanjutnya, bilangan-bilangan di luar
memberikan ukuran hasil kali.
A B = AB
m x r r x n m x n
Didalam
Diluar
3. Matriks-matriks Terpartisi
Sebuah matriks dapat dibagi atau dipartisi menjadi matriks-matriks yang lebih kecil dengan
menyelipkan garis horizontal dan vertical di antara baris dan kolom yang ditentukan.
Misalnya, di bawah ini terdapat tiga partisi yang mungkin dari sebuah matriks umum A, 3 x
4, -pertama adalah sebuah partisi A menjadi empat submatriks A11, A12, A21 dan A22; kedua
adalah sebuah partisi A menjadi matriks-matriks baris r1, r2, dan r3; ketiga adalah partisi A
menjadi matriks –matriks kolom c1, c2, c3, dan c4;
Kadang-kadang kita mungkin ingin mendapatkan baris atau kolom tertentu dari suatu hasil
kali matriks AB tanpa menghitung keseluruhan hasil kalinya. Hasil-hasil berikut ini, yang
buktinya ditinggalkan sebagai latihan, berguna untuk maksud tersebut:
Matriks baris ke-i dari AB = [matriks baris ke-i dari A]B ……(4)
Contoh 4
4 1 4 3
1 2 4
𝐴=[ ] 𝐵 = [0 −1 3 1]
2 6 0
2 7 5 2
Jika A dan B adalah matriks-matriks diatas, maka matriks kolom kedua dari AB dapat
diperoleh dari perkalian matriks A dengan kolom kedua matriks B. Caranya :
1
1 2 4 27
[ ] [−1] = [ ]
2 6 0 −4
7
Dan baris pertama dari AB dapat diperolehB dari perkalian baris pertama matriks A dengan
matriks B. Caranya :
4 1 4 3
1 2 4 0 1 3 1 = 12 27 30 13
2 7 5 2
Jika a1, a2, …, am menyatakan matriks-matriks baris dari A dan b1, b2, …, bn menyatakan
matriks-matriks kolom dari B, maka dari rumus (3), dan (4) kita dapat memperoleh
a1 a1 B
a a B
AB = 2 B = 2
a m a m B
Matriks-matriks baris dan kolom memberikan suatu cara berfikir alternatif mengenai perkalian
matriks.
Misalnya :
Maka,
Dari hasil kali Ax dari sebuah matriks A dengan sebuah matriks kolom x adalah sebuah
kombinasi linier dari matriks-matriks kolom dari A koefisien-koefisien yang berasal dari
matriks x. dan menunjukkan hasil kali yA dari sebuah matriks y ukuran 1 × m dengan sebuah
matriks A berukuran m × n merupakan sebuah kombinasi linier dari matriks-matriks baris A
dengan koefisien scalar yang berasal dari y.
Contoh 5
1 3 2 2 1
[1 2 3] [1] = [9]
2 1 2 3 3
1 3 2 1
2 [ 1 ] 1 [2] + 3 [3] = [9]
1 1 2 3
Contoh 6
1 3 2
[1 9 3] [ 1 2 3] = [16 18 35]
2 1 2
Perkalian matriks mempuyai suatu penerapan yang penting pada persamaan linear. Tinjau
sembarang sistem persamaan linear dalam n peubah.
Selanjutnya, persamaan dari sitem linear ini dapat digantikan dengan persamaan matriks
tunggal, seperti yang dapat kita lihat di bawah ini.
Matriks m x 1 pada ruas kiri persamaan ini dapat ditulis sebagai suatu hasil kali untuk
menghasilkan :
Ax b
Matriks A dalam persamaan ini disebut matriks koefisien dari sistem persamaan tersebut.
Matriks yang diperbesar untuk sistem ini diperoleh dengan menggandengkan b ke A sebagai
kolom terakhir, jadi matriks yang diperbesar adalah
Contoh:
↕ ↕ ↕ ↕
(AT)ij = (𝐴)ij
Sifat-sifat transpose :
1. (A’)’ = A
2. (A+B)’ = A’ + B’
3. k(A’) = kA’
4. (AB)’ = B’A’
Jika A adalah suatu matriks bujur sangkar, maka trace A, dinyatakan dengan tr(A),
didefinisikan sebagai jumlah entri-entri pada diagonal utama A. Trace A tidak terdefinisi jika
A bukan matriks bujur sangkar.
Contoh:
𝑎 ₁₁ 𝑎₁₂ 𝑎13 1 2 7 0
3 5 8 4
𝐴 = [𝑎₂₁ 𝑎₂₂ 𝑎23] 𝐵=[ ]
𝑎31 𝑎32 𝑎33 1 2 7 3
4 2 1 0
Matriks adalah susunan teratur bilangan-bilangan dalam baris dan kolom yang
membentuk suatu susunan persegi atau persegi panjang. Bilangan – bilangan tersebut
disebut entri dalam matriks.
B 2 1 5 matriks baris
- Matriks persegi atau matriks bujur sangkar adalah matriks yang berbentuk persegi.
2 3
C matriks bujursangkar
2 6
(A+B)ij = (A)ij + (B)ij = aij + bij dan (A-B)ij = (A)ij - (B)ij = aij - bij
Perkalian matriks :
1 1
2A – B + 3C = 2A + (-1)B + 3C
Matriks-matriks terpartisi :
a1 a1 B
a a B
AB = 2 B = 2
a m a m B
Transpose :
(AT)ij = (𝐴)ij
Sifat-sifat transpose :
1. (A’)’ = A
2. (A+B)’ = A’ + B’
3. k(A’) = kA’
4. (AB)’ = B’A’
tr ( A) a11 a 22 a33
3. http://www.slideshare.net/AmriSandy/pertemuan12-10080718
4. https://www.slideshare.net/DianaSari7/kelompok-3-matriks?from_action=save