Anda di halaman 1dari 15

ALJABAR LINEAR

MATRIKS DAN OPERASI MATRIKS

Disusun Oleh :
KELOMPOK 3
Kelas 2 A
Nama anggota
1. Akhmad Nur Sya’bani (116226003)
2. Dwi Agung Satya P. (116226007)
3. Muchammad Solichin (116226020)
4. Muhammad Nur Abidin (116226025)

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER


(STMIK-YADIKA)
TA 2016/2017
1. Notasi dan Terminologi Matriks

a. Pengertian matriks

Matriks adalah susunan teratur bilangan-bilangan dalam baris dan kolom yang
membentuk suatu susunan persegi atau persegi panjang. Bilangan – bilangan tersebut disebut
entri dalam matriks.

Contoh:
 2 0 3
 
baris  1 2 4
3 2 1

kolom

Ukuran matriks, diberikan oleh jumlah baris (garis horizontal) dan kolom (garis vertical) yang
dikandungnya.

Contoh:

2 4 1 
3 0 2 ini adalah matriks yang berukuran 2 × 3
 

Sebuah matriks dengan hanya satu kolom disebut matriks kolom (atau vector kolom), dan
sebuah matriks dengan hanya satu baris disebut matriks baris (atau vector baris).
1 
 2
2 1 3  
3
vektor baris
vektor kolom

Untuk menghilangkan tanda kurung pada matriks 1 × 1 merupakan hal umum dilakukan. Jadi,
kita boleh menuliskan 4 bukan [4]. Kita akan menggukan huruf besar untuk menyatakan
matriks dan huruf kecil untuk mewakili bilangan.
Contoh:
 2 0 3
  a b c
A = 1 2 4  B= 
f 
atau
3 2 1 d e

Entri pada baris i dan kolom j dari sebuah matriks A akan dinyatakan sebagai aij.

Jadi, sebuah matriks umum 3 × 4 dapat di tulis sebagai:

 a11 a12 a13 a14 


A  a 21 a 22 a 23 a 24 
a 31 a 32 a 33 a 34 

Dan sebuah matriks umum mxn sebagai

𝑎₁₁ 𝑎₁₂ … 𝑎₁𝑛


𝑎₂₁ 𝑎₂₂ … 𝑎₂𝑛
𝐴 = [ ]
⋮ ⋮ ⋮
𝑎𝑚₁ 𝑎𝑚₂ … 𝑎𝑚𝑛

2. Operasi-Operasi Matriks

A. Penjumlahan & Pengurangan pada Matriks

Definisi Jika A dan B adalah matriks-matriks berukuran sama, maka jumlah A+B adalah
matriks yang diperoleh dengan menambahkan entri-entri B dengan entri-entri A yang
berpadanan, dan selisih A-B adalah matriks yang diperoleh dengan mengurangkan entri-entri
A dengan entri-entri B yang berpadanan. Matriks-matriks berukuran berbeda tidak dapat
ditambahkan atau dikurangkan.

Dalam notasi matriks, jika A= [aij] dan B= [bij] mempunyai ukuran yang sama, maka

(A+B)ij = (A)ij + (B)ij = aij + bij dan (A-B)ij = (A)ij - (B)ij = aij - bij
Contoh 1 Tinjau matriks-matriks

2 −1 0 3 −4 3 5 1
1 1
𝐴 = [−1 0 2 4] 𝐵 = [ 2 2 0 −1] 𝐶 = [ ]
2 2
4 −2 7 0 3 2 −4 5

Maka

−2 4 5 4 6 −2 −5 2
𝐴+𝐵 =[ 1 2 2 3 ] 𝑑𝑎𝑛 𝐴 − 𝐵 = [−3 −2 2 5]
7 0 3 5 1 −4 11 −5

B. Hasil Kali Skalar

Definisi Jika A adalah sembarang matriks dan c adalah sembarang skalar, maka hasil kali cA
adalah matriks yang diperoleh dengan mengalikan setiap entri A dengan c.

Dalam notasi Matriks, jika A = [aij], maka

(cA)ij = c(A)ij = caij

Contoh 2 Untuk matriks-matriks

2 3 4 0 2 7 9 −6 3
𝐴=[ ] 𝐵=[ ] 𝐶=[ ]
1 3 1 −1 3 −5 3 0 12

Kita dapatkan

4 6 8 0 −2 −7 1 3 −2 1
2𝐴 = [ ] (−1)𝐵 = [ ] 𝐶 =[ ]
2 6 2 1 −3 5 3 1 0 4

Jika A1, A2, …, An adalah matriks-matriks berukuran sama dan c1, c2, …, cn adalah skalar,
maka sebuah ekspresi berbentuk

c1A1 + c2A2 + … + cnAn

disebut kombinasi linear dari A1, A2, …, An dengan koefisien-koefisien c1, c2, …, cn. Misalnya,
jika A, B, dan C adalah matriks-matriks dalam contoh 2, maka

1 1
2A – B + 3C = 2A + (-1)B + 3C

= [4 6 8] + [0 −2 −7] + [3 −2 1]
2 6 2 1 −3 5 1 0 4

= [7 2 2
]
4 3 11
C. Perkalian pada Matriks

Definisi. Jika A adalah sebuah matriks m x r dan B adalah sebuah matriks r x n, maka hasil
kali AB adalah matriks m x n yang entri-entrinya didiefinisikan sebagai berikut. Untuk mencari
entri dalam baris i dan kolom j dari AB, pilih baris i dari matriks A dan kolom j pada matriks
B. kalikan entri-entri yang berpadanan dari baris dan kolom secara bersama-sama dan
kemudian jumlahkan hasil kalinya.

Contoh 3 Tinjau matriks-matriks

4 1 4 3
1 2 4
𝐴=[ ] 𝐵 = [0 −1 3 1]
2 6 0
2 7 5 2

Karena A adalah matriks 2 x 3 dan B adalah matriks 3 x 4, maka hasil kali AB adalah
sebuah matriks 2 x 4. Misalnya, untuk menentukan entri pada baris 2 dan kolom 3 dari AB, kita
memilih baris 2 dari A dan kolom 3 dari B. Selanjutnya, sebagaimana yang diilustrasikan
dibawah ini, kita mengalikan entri-entri yang berpadanan secara bersama-sama dan
menjumlahkan hasil kali-hasil kali ini.

4 1 4 3  
1 2 4
[
2 6 0
] [ 0 −1 3 1] =  
2 7 5 2  26 

(2.4) + (6.3) + (0.5) = 26

Entri pada baris 1 dan kolom 4 dari AB dihitung sebagai berikut.

4 1 4 3
1 2 4 13
[ ] [0 −1 3 1] = [ ]
2 6 0
2 7 5 2

(1.3) + (2.1) + (4.2) = 13

Definisi perkalian matriks mensyaratkan bahwa jumlah kolom faktor pertama A sama dengan
jumlah baris faktor kedua B untuk membentuk hasil kali AB. Jika syarat ini tidak terpenuhi,
hasil kalinya tidak terdefinisi. Suatu cara yang mudah untuk menentukan apakah hasil kali dua
matriks terdefinisi atau tidak adalah dengan menuliskan ukuran faktor pertama, dan disebelah
kanannya tuliskan ukuran faktor kedua. Jika sebagaimana dalam gambar 2, bilangan-bilangan
yang di dalam sama, maka hasil kalinya terdefinisi. Selanjutnya, bilangan-bilangan di luar
memberikan ukuran hasil kali.
A B = AB
m x r r x n m x n
Didalam
Diluar

3. Matriks-matriks Terpartisi

Sebuah matriks dapat dibagi atau dipartisi menjadi matriks-matriks yang lebih kecil dengan
menyelipkan garis horizontal dan vertical di antara baris dan kolom yang ditentukan.
Misalnya, di bawah ini terdapat tiga partisi yang mungkin dari sebuah matriks umum A, 3 x
4, -pertama adalah sebuah partisi A menjadi empat submatriks A11, A12, A21 dan A22; kedua
adalah sebuah partisi A menjadi matriks-matriks baris r1, r2, dan r3; ketiga adalah partisi A
menjadi matriks –matriks kolom c1, c2, c3, dan c4;

 a11 a12 a13 a14 


A A12 
A= a 21 a 24  =  11
A22 
a 22 a 23
a 31  A21
a 32 a 33 a 34 

 a11 a12 a13 a14   r1 


A= a 21 a 22 a 23 a 24  = r 
 2
a 31 a 32 a 33 a 34   r3 

 a11 a12 a13 a14 


A= a 21 a 22 a 23 a 24  = c1 c2 c3 c4 
a 31 a 32 a 33 a 34 

4. Perkalian matriks dengan kolom dan dengan baris

Kadang-kadang kita mungkin ingin mendapatkan baris atau kolom tertentu dari suatu hasil
kali matriks AB tanpa menghitung keseluruhan hasil kalinya. Hasil-hasil berikut ini, yang
buktinya ditinggalkan sebagai latihan, berguna untuk maksud tersebut:

Matriks kolom ke-j dari AB = A[matriks kolom ke-j dari B] …...(3)

Matriks baris ke-i dari AB = [matriks baris ke-i dari A]B ……(4)
Contoh 4
4 1 4 3
1 2 4
𝐴=[ ] 𝐵 = [0 −1 3 1]
2 6 0
2 7 5 2

Jika A dan B adalah matriks-matriks diatas, maka matriks kolom kedua dari AB dapat
diperoleh dari perkalian matriks A dengan kolom kedua matriks B. Caranya :
1
1 2 4 27
[ ] [−1] = [ ]
2 6 0 −4
7

Kolom kedua Kolom kedua


B AB

Dan baris pertama dari AB dapat diperolehB dari perkalian baris pertama matriks A dengan
matriks B. Caranya :

 4 1 4 3
1 2 4 0  1 3 1 = 12 27 30 13
2 7 5 2

Baris pertama A Baris pertama AB

Jika a1, a2, …, am menyatakan matriks-matriks baris dari A dan b1, b2, …, bn menyatakan
matriks-matriks kolom dari B, maka dari rumus (3), dan (4) kita dapat memperoleh

AB  Ab1 b2  b n   Ab1 Ab2  Abn 

(AB dihitung kolom per kolom)

 a1   a1 B 
a  a B 
AB =  2  B =  2 
     
   
a m  a m B 

(AB dihitung baris per baris)


4.1. Hasil Kali Matriks Sebagai Kombinasi Linear

Matriks-matriks baris dan kolom memberikan suatu cara berfikir alternatif mengenai perkalian
matriks.

Misalnya :

𝑎₁₁ 𝑎₁₂ ⋯ 𝑎₁𝑛 𝑥₁


𝑎₂₁ 𝑎₂₂ … 𝑎₂𝑛 ] 𝑥₂
𝐴 =[ dan 𝑥 =[ ]
⋮ ⋮ ⋮ ⋮
𝑎𝑚₁ 𝑎𝑚₂ … 𝑎𝑚𝑛 𝑥𝑛

Maka,

a11 x1  a12 x2  ....  a1n xn   a11   a12   a1n 


a x  a x  ....  a x  a  a  a 
Ax   21 1 22 2 2n n 
 x1  21 
 x2  22 
 ...   2 n 
             
      
a m1 x1  a m 2 x2  ....  a mn x n  a m1  a m 2  a mn 

Dari hasil kali Ax dari sebuah matriks A dengan sebuah matriks kolom x adalah sebuah
kombinasi linier dari matriks-matriks kolom dari A koefisien-koefisien yang berasal dari
matriks x. dan menunjukkan hasil kali yA dari sebuah matriks y ukuran 1 × m dengan sebuah
matriks A berukuran m × n merupakan sebuah kombinasi linier dari matriks-matriks baris A
dengan koefisien scalar yang berasal dari y.

Contoh 5

­1 3 2 2 1
[1 2 ­3] [­1] = [­9]
2 1 ­2 3 ­3

Dapat ditulis sebagai kombinasi linier

­1 3 2 1
2 [ 1 ] ­1 [2] + 3 [­3] = [­9]
1 1 ­2 ­3
Contoh 6

­1 3 2
[1 ­9 ­3] [ 1 2 ­3] = [­16 ­18 35]
2 1 ­2

Dan kombinasi liniernya

1[­1 3 2]­9[1 2 ­3]­3[2 1 2] = [­16 ­18 35]

4.2. Bentuk Matriks dari Suatu Sistem Linear

Perkalian matriks mempuyai suatu penerapan yang penting pada persamaan linear. Tinjau
sembarang sistem persamaan linear dalam n peubah.

a11 x1  a12 x2  ....  a1n xn  b1


a21 x1  a22 x2  ....  a2 n xn  b2
am1 x1  am 2 x2  ....  amn xn  bm

Selanjutnya, persamaan dari sitem linear ini dapat digantikan dengan persamaan matriks
tunggal, seperti yang dapat kita lihat di bawah ini.

a11x1  a12 x2  ....  a1n xn  b1 


a x  a x  ....  a x  b 
 21 1 22 2 2n n 
 2
      
   
am1 x1  am 2 x2  ....  amn xn  bm 

Matriks m x 1 pada ruas kiri persamaan ini dapat ditulis sebagai suatu hasil kali untuk
menghasilkan :

 a11 a12  a1n   x1   b1 


a    
 21 a22  a2 n   x2    b2 
         
    
am1 am 2  amn   xn  bm 
Jika kita misalkan matriks-matriks di atas masing-masing dengan A, x, dan b, maka yang
didapat adalah matriks tunggal seperti berikut.

Ax  b

Matriks A dalam persamaan ini disebut matriks koefisien dari sistem persamaan tersebut.

Matriks yang diperbesar untuk sistem ini diperoleh dengan menggandengkan b ke A sebagai
kolom terakhir, jadi matriks yang diperbesar adalah

 a11 a12  a1n b1 


 
 a 21 a 22  a2 n b2 
A b   
     
 

 a m1 am 2  am n bm 

5. Transpose Suatu Matriks

Jika A adalah sembarang matriks m × n, maka transpose A dinyatakan dengan AT,


didefinisikan sebagai matriks n × m yang didapatkan dengan mempertukarkan baris dan
kolom dari A; yaitu, kolom pertama dari AT adalah baris pertama dari A, kolom kedua dari AT
adalah baris kedua dari A, dan seterusnya.

Contoh:

𝑎11 𝑎12 𝑎13 𝑎14 2 3


A= [𝑎21 𝑎21 𝑎23 𝑎24 ] B= [1 4] C= [1 3 5] D= [4]
𝑎31 𝑎32 𝑎33 𝑎34 5 6

↕ ↕ ↕ ↕

𝑎₁₁ 𝑎₂₁ 𝑎₃₁


𝑎₁₂ 𝑎₂₂ 𝑎₃₂ 1
2 1 5
AT= [𝑎₁₃ 𝑎₂₃ 𝑎₃₃]
T
B =[ ] T
C = [3] DT= [4]
3 4 6
𝑎₁₄ 𝑎₂₄ 𝑎₃₄ 5
Jika dari kolom AT menjadi baris dari A, tetapi baris dari AT juga menjadi kolom A. Jadi, entri
dalam baris i dan kolom j dari AT adalah entri dalam baris j dan kolom i dari A: yaitu:

(AT)ij = (𝐴)ij

Sifat-sifat transpose :

1. (A’)’ = A

2. (A+B)’ = A’ + B’

3. k(A’) = kA’

4. (AB)’ = B’A’

5. Jika A adalah matriks simetris, maka A’ = A

6. Trace Suatu Matriks Bujur Sangkar

Jika A adalah suatu matriks bujur sangkar, maka trace A, dinyatakan dengan tr(A),
didefinisikan sebagai jumlah entri-entri pada diagonal utama A. Trace A tidak terdefinisi jika
A bukan matriks bujur sangkar.

Contoh:

𝑎 ₁₁ 𝑎₁₂ 𝑎13 ­1 2 7 0
3 5 ­8 4
𝐴 = [𝑎₂₁ 𝑎₂₂ 𝑎23] 𝐵=[ ]
𝑎31 𝑎32 𝑎33 1 2 7 ­3
4 ­2 1 0

tr(A)= 𝑎₁₁ + 𝑎₂₂ + 𝑎₃₃ tr(B)= ­1 + 5 + 7 + 0 = 11


Kesimpulan

 Matriks adalah susunan teratur bilangan-bilangan dalam baris dan kolom yang
membentuk suatu susunan persegi atau persegi panjang. Bilangan – bilangan tersebut
disebut entri dalam matriks.

- Matriks kolom adalah sebuah matriks dengan hanya satu kolom.


1 
A  matriks kolom
 4
- Matriks baris adalah matriks yang hanya memiliki satu baris.

B  2 1 5 matriks baris

- Matriks persegi atau matriks bujur sangkar adalah matriks yang berbentuk persegi.

 2 3
C  matriks bujursangkar
  2 6

 Penjumlahan dan Pengurangan :

(A+B)ij = (A)ij + (B)ij = aij + bij dan (A-B)ij = (A)ij - (B)ij = aij - bij

Perkalian matriks :

(cA)ij = c(A)ij = caij = c1A1 + c2A2 + … + cnAn

Perkalian matriks dengan skalar :

1 1
2A – B + 3C = 2A + (-1)B + 3C

 Matriks-matriks terpartisi :

 a11 a12 a13 a14 


A A12 
A= a 21 a 24  =  11
A22 
a 22 a 23
a 31  A21
a 32 a 33 a 34 
 a11 a12 a13 a14   r1 
A= a 21 a 22 a 23 a 24  = r 
 2
a 31 a 32 a 33 a 34   r3 

 a11 a12 a13 a14 


A= a 21 a 22 a 23 a 24  = c1 c2 c3 c4 
a 31 a 32 a 33 a 34 

 Perkalian matriks baris dan kolom :

AB  Ab1 b2  b n   Ab1 Ab2  Abn 

(AB dihitung kolom per kolom)

 a1   a1 B 
a  a B 
AB =  2  B =  2 
     
   
a m  a m B 

(AB dihitung baris per baris)

 Hasil Kali Matriks Sebagai Kombinasi Linear :

a11 x1  a12 x 2  ....  a1n x n   a11   a12   a1n 


a x  a x  ....  a x   a  a  a 
Ax   21 1 22 2 2n n 
 x  1 21   x 2  22   ...   2 n 
             
       
a m1 x1  a m 2 x 2  ....  a mn x n   a m1  a m 2  a mn 
 Bentuk Matriks dari Suatu Sistem Linear :

a11x1  a12 x2  ....  a1n xn  b1


a21x1  a22 x2  ....  a2 n xn  b2
am1 x1  am 2 x2  ....  amn xn  bm

 a11 a12  a1n b1 


 
A b   a21 a22  a2 n b2 

     
 

 am1 am 2  am n bm 

 Transpose :

(AT)ij = (𝐴)ij

Sifat-sifat transpose :

1. (A’)’ = A

2. (A+B)’ = A’ + B’

3. k(A’) = kA’

4. (AB)’ = B’A’

5. Jika A adalah matriks simetris, maka A’ = A

 Trace Matriks Bujur Sangkar :

tr ( A)  a11  a 22  a33

Trace A tidak terdefinisi jika A bukan matriks bujur sangkar.


DAFTAR PUSTAKA

1. Anton, Howard. 2000. Aljabar Linier. _ :Karisma Publishing Group

2. Johanes,dkk. 2006. Kompetensi Matematika 3A Program IPA. Jakarta : Yudhistira.

3. http://www.slideshare.net/AmriSandy/pertemuan12-10080718

4. https://www.slideshare.net/DianaSari7/kelompok-3-matriks?from_action=save

Anda mungkin juga menyukai