Anda di halaman 1dari 2

Keputihan atau flour albus adalah kondisi vagina saat mengeluarkan cairan atau

lendir yang menyerupai nanah yang disebabkan oleh bakteri. Terkadang,


keputihan dapat menimbulkan rasa gatal, bau tidak enak, dan berwarna hijau
(Sunyono, 2014).

Keputihan yang dialami dapat berupa keputihan fisiologis maupun patologis.


Keputihan fisiologis dijumpai pada keadaan menjelang menstruasi , pada saat
keinginan seks meningkat, dan pada waktu hamil. Keputihan bukan penyakit,
tetapi gejala dari berbagai penyakit sehingga memerlukan tindak lanjut. (Yusef N,
2013).

Keputihan disebabkan oleh hal-hal yang berhubungan dengan perilaku wanita


dalam menjaga kebersihan organ genitalianya. Banyak wanita menganggap cairan
yang keluar dari vagina itu sebagai cairan biasa. Padahal menurut penelitian 75%
dari seluruh wanita di dunia akan mengalami keputihan paling tidak sekali seumur
hidup. Bahkan 45% wanita mengalami dua kali atau lebih dan 92% keputihan
disebabkan oleh jamur yang disebut Candida albican (Maria, 2009).

a. Infeksi

1. Jamur

Menempelnya mikroorganisme dalam jaringan sel pejamu menjadi syarat mutlak


untuk berkembangnya infeksi. Secara umum diketahui bahwa interaksi antara
mikroorganisme, adhesin dan reseptor. Manan dan manaprotein merupakan
molekul-molekul Candida albicans yang mempunyai aktifitas adhesif. Khitin
komponen kecil yang terdapat pada dinding sel Candida albicans berperan
berpenetrasi ke dalam sel epitel mukosa. Enzim yang berperan adalah
aminopeptidase dan asam fosfatase. Proses penetrasi yang terjadi tergantung dari
keadaan imun dari pejamu. (Siti, 2010).

b. Zat atau benda yang bersifat iritatif


Spermisida, Pelumas, kondom, diafragma, penutup serviks, dan spons

Benda-benda yang dimasukkan secara sengaja atau tidak


sengaja ke dalam vagina seperti tampon, obat atau alat kontrasepsi,
rambut kemaluan, benang yang berasal dari selimut, celana dan
lainnya dapat menyebabkan keputihan (Suryana, 2009). Masuknya
benda asing ke vagina baik sengaja maupun tidak yang dapat
melukai epitel vagina misal tampon kondom dan benang AKDR
(Sabardi, 2009).

Pakaian dalam yang terlalu ketat


Celana dalam yang paling baik dari katun, karena dapat menyerap
keringat dengan sempurna. Celana dari bahan satin ataupun bahan
sintetik lainnya, justru menyebabkan organ intim menjadi panas
dan lembab. Bahan pakaian luar pun perlu diperhatikan seorang
wanita. Bahan dari jeans memiliki pori-pori yang sangat rapat,
sehingga tidak memungkinkan udara untuk mengalir secara leluasa. Kondisi yang
lembab dan basah bisa menjadi tempat
pertumbuhan jamur dan kuman yang dapat menimbulkan
keputihan (Pribakti, 2010).

Pembilas vagina
Untuk membersihkan vagina dengan air, sebaiknya
dilakukan dengan menggunakan shower toilet. Cara membersihkan
vagina dengan shower toilet adalah dengan menyemprot
permukaan luar vagina pelan-pelan dan menggosoknya dengan
tangan. Membilas vagina dengan cairan khusus boleh saja, tapi
tidak dianjurkan, asal jangan terlalu sering dan pilih yang tanpa
parfum dengan pH-nya netral agar tidak mempengaruhi pH vagina
(Suryana, 2009).

Dalam keadaan ekosistem vagina yang seimbang, dibutuhkan


tingkat keasaman pada kisaran 3,8-4,2, dengan tingkat keasaman tersebut
lactobacillus akan subur dan bakteri bakteri patogen tidak akan
mengganggu. Peran penting dari bakteri dalam flora vaginal adalah untuk
menjaga derajat keasaman (pH) agar tetap pada level normal. Pada kondisi
tertentu kadar pH bisa berubah menjadi lebih tinggi atau lebih rendah dari
normal. Jika pH vagina naik menjadi lebih tinggi dari 4,2 (kurang
asam/basa), maka jamur akan tumbuh dan berkembang. Akibatnya akan
kalah dari bakteri patogen (Pribakti, 2010).

Anda mungkin juga menyukai