1. Estradiol+Dienogest
Nama Dagang :
Natazia
Nama Generik :
Estradiol + Dienogest
Indikasi:
Kontrasepsi oral, perdarahan menstruasi yang berlebihan pada wanita tanpa kondisi
patologi organik (disfungsi perdarahan uterus) yang menggunakan kontrasepsi oral.
Kontraindikasi:
Riwayat tromboembolisme atau kejadian serebrovaskular, riwayat prodromi trombosis,
riwayat migrain dengan gejala neurologik fokal, diabetes mellitus dengan komplikasi
vaskular, pankreatitis atau riwayat pankreatitis akibat hipertrigliseridemia berat, penyakit hati
berat selama nilai fungsi hati belum kembali normal, tumor hati dan riwayat tumor hati (jinak
atau ganas), malignan (organ genital atau payudara) yang dipengaruhi hormon seks,
perdarahan vagina yang tidak terdiagnosa, kehamilan, hipersensitivitas.
Bentuk Sedian:
Tablet
Dosis:
1 tablet setiap hari pada jam yang sama selama 28 hari. Kemasan berikutnya dimulai
satu hari setelah tablet terakhir dari kemasan sebelumnya, penghentian perdarahan biasanya
dimulai selama minum tablet terakhir dari satu siklus dan terus berlanjut pada kemasan
berikutnya.
Efek Samping:
Umum: sakit kepala, nyeri abdomen, mual, akne, amenore, dismenore, rasa tidak
nyaman pada payudara, dismenorea, perdarahan diantara siklus haid (metrorrhagia),
peningkatan berat badan.
Tidak umum: infeksi jamur, infeksi mikotik vulvovagina, infeksi vagina, peningkatan
nafsu makan, depresi, rasa tertekan, gangguan emosional, penurunan libido, perubahan mood,
pusing, migrain, kulit memerah, hipertensi, diare, muntah, peningkatan enzim hati,
hiperhidrosis, ruam, kram otot, pembesaran payudara, displasia servikal, disfungsi perdarahan
uterus, penyakit payudara fibrosistik, gangguan menstruasi, nyeri pelvis, spasme uterus,
keputihan, vulvovaginal kering, letih, iritabilitas, edema, peningkatan berat badan, perubahan
tekanan darah.
Jarang: kandidiasis, herpes oral, penyakit inflamasi pelvis, infeksi saluran kemih,
vaginitis akibat bakteri, retensi cairan, peningkatan libido, gugup, mimpi buruk, gelisah,
gangguan tidur, stres, gangguan konsentrasi, vertigo, intoleransi lensa kontak, mata kering,
pembengkakan mata, palpitasi, hipotensi, nyeri vena, konstipasi, mulut kering, reaksi alergi
kulit, kloasma, dermatitis, hipertrikosis, gangguan kulit, nyeri punggung, nyeri rahang, nyeri
saluran kemih, penghentian perdarahan abnormal, bau pada vagina, rasa terbakar pada
vulvovagina, rasa tidak nyaman pada vulvovagina, nyeri dada.
Peringatan:
Risiko tromboembolisme, tumor, wanita dengan atau riwayat hipertrigliseridemia
berisiko tinggi terkena pankreatitis setelah penggunaan obat ini, penyakit Chron’s dan kolitis
ulseratif, kloasma.
Penggunaan:
1. Tidak menggunakan kontrasepsi hormonal sebelumnya, tablet diminum pada hari
pertama siklus haid.
2. Mengganti dari Kontrasepsi Oral Kombinasi (KOK) yang lain, vaginal ring, atau patch
transdermal: Gunakan pada satu hari setelah tablet KOK terakhir diminum, Gunakan
saat vaginal ring atau patch transdermal sudah dilepas.
3. Mengganti dari progestogen tunggal (minipill, suntik, implant) atau progestogen –
releasing intrauterine system (IUS).
2. ETINILESTRADIOL + DROSPIRENON
Nama Dagang :
Yasmin
Nama Generik :
Etinilestradiol + Drospirenon
Indikasi:
Kontrasepsi oral, yang mempunyai efek antimineral kortikoid dan antiandrogenik yang
juga bermanfaat untuk wanita yang mempunyai gejala dan riwayat retensi cairan yang
berhubungan dengan hormon, dan untuk wanita yang berjerawat dan seborrhea.
Kontraindikasi:
Adanya riwayat trombosis vena atau arteri atau tromboemboli atau pada
kecelakaan cerebrovascular. Ada riwayat prodromi thrombosis. Riwayat migrain dengan
gejala neurologik fokal. Faktor risiko untuk trombosis arteri yaitu diabetes melitus, hipertensi
berat. Faktor penyebab bawaan terjadinya trombosis vena atau arteri seperti APC-resistance,
defisiensi antitrombin III, defisiensi protein S. Faktor risiko yang menyebabkan terjadinya
thrombosis vena atau arteri. Pankreatitis atau penderita dengan riwayat hipertrigliseridemia
berat. Penyakit hati berat atau fungsi hati tidak kembali normal. Insufisiensi ginjal atau gagal
ginjal akut. Kanker hati, karsinoma payudara dan atau genital. Pendarahan vaginal yang tidak
terdiagnosa. Kehamilan. Hipersensitivitas terhadap zat aktif atau zat tambahan.
Bentuk Sedian:
Tablet
Dosis:
Tablet harus diminum setiap hari sesuai petunjuk dalam kemasan, jangan diminum satu jam
sebelum atau sesudah makan. Tablet dimakan setiap hari selama 21 hari secara berurutan.
Tiap kemasan berikutnya dimulai setelah interval 7 hari tidak minum tablet, selama tidak
makan obat biasanya terjadi menstruasi. Biasanya mulai pada hari ke 2-3 setelah tablet
terakhir diminum dan berhenti sebelum kemasan berikutnya dimulai.
Efek Samping:
Efek samping yang dilaporkan adalah payudara: tenderness, nyeri, pembesaran, sekresi;
sistem saraf pusat: sakit kepala, migrain, perubahan libido, depresi; saluran pencernaan:
mual, muntah dan keluhan lain pada saluran cernal; kulit: kelainan kulit seperti rash;
urogenital: perubahan dalam sekresi vaginal; Mata: intoleransi lensa kontak; lain-lain: retensi
cairan, perubahan berat badan, reaksi hipersensitivitas.
Peringatan:
Jika terjadi faktor risiko seperti yang tersebut di bawah ini, sebaiknya sebelum memulai
terapi perlu dipertimbangkan manfaat dan kerugian dari penggunaan KOK. Dokter akan
memutuskan apakah penggunaan KOK harus dihentikan. Gangguan Sirkular, kanker/tumors,
keadaan lain wanita yang menggunakan obat ini bersama-sama dengan obat lain yang
potensial dapat menaikan kadar natrium seperti penghambat ACE, antagonis reseptor
angiotensin II, aldosteron antagonis, diuretik, atau AINS harus diperiksa kadar natrium
selama siklus pertama pengobatan. Pada pasien gagal ginjal kapasitas eksresi Natrium
terbatas. Secara teori resiko hiperkalemia diminimalisir dengan mengecek kadar natrium
selama siklus pertama pengobatan. Penggunaan KOK pada wanita dengan
hipertrigliseridemia, atau riwayat keluarga, kemungkinan resiko terjadinya pankreatitis
meningkat.
Penggunaan KOK harus segera dihentikan bila terdapat gangguan fungsi hati yang
kronik atau akut sampai nilai fungsi hati kembali normal, demikian pula jika
gejala cholestatic jaundice timbul kembali dan atau terjadi cholestatic pruritus selama awal
kehamilan atau sebelumnya menggunakan sex steroid, maka penggunaan KOK harus segera
dihentikan.Walaupun KOK mempunyai efek terhadap resistensi peripheral insulin dan
toleransi glukosa, pada penggunaan KOK dosis rendah (mengandung <0,05 mg
ethinylestradiol) tidak perlu mengganti regimen terapetik untuk diabetes, tetapi penggunaan
KOK pada wanita diabetes harus dipantau secara hati-hati. Selama menggunakan KOK,
wanita yang mempunyai kecenderungan Chloasma harus menghindari paparan sinar matahari
atau radiasi UV.
Indikasi:
kontrasepsi; gangguan haid.
Kontraindikasi:
Kehamilan, risiko tinggi untuk penyakit arterial; riwayat penyakit tromboemboli;
keadaan yang meningkatkan risiko tromboemboli, misalnya profil lipid yang aterogenik atau
kelainan koagulasi protrombotik; migren berat, fokal, dan bertambah berat; penyakit hati;
hepatitis; batu empedu; karsinoma payudara atau genital; perdarahan vagina yang belum
didiagnosis; wanita menyusui.
Bentuk Sedian:
Tablet
Dosis:
1 tablet tiap hari pada jam yang sama; dilanjutkan sesuai dengan petunjuk pada pak
obat; bila terlambat 12 jam makan pil, daya kontrasepsinya berkurang. Pak pertama dimulai
pada hari pertama daur haid; bila terlambat memulai, sebaiknya gunakan kontrasepsi
pelindung selama 7 hari pertama.
Sediaan monofasik 21 tablet: setelah selesai 1 pak, berikan tenggang waktu 7 hari
sebelum mulai dengan pak yang baru.
Sediaan monofasik 28 tablet: setelah selesai 1 pak, langsung dilanjutkan dengan pak
yang baru.
Efek Samping:
Mual, muntah, sakit kepala, nyeri payudara, berat badan bertambah, trombosis,
perubahan libido, kloasma, depresi, hipertensi, iritasi pada lensa kontak, gangguan fungsi
hati, tumor hati, perdarahan haid berkurang, perdarahan bercak pada awal daur, tidak adanya
perdarahan putus obat.
Peringatan:
Faktor risiko untuk penyakit vaskular; diabetes mellitus; riwayat penyakit arterial
dalam keluarga terutama saudara kandung berusia di bawah 45 tahun; varises; depresi berat;
imobilisasi lama; sickle cell anemia; penyakit radang usus.
1. Monofasik
28
Etinilestradiol 20 Desogestrel 150
mcg mcg Mercilon 28
28
Desogestrel 150
mcg 28 Marve lon 28
Etinilestradiol 30
mcg 28 Microgynon
Levonorgestrel 150
mg 28 Nordette 28
28 Planotab
21 Loette 21
2. Trifasik
Etinilestradiol 30 Levonorgestrel 50
mcg mg 6 (coklat) Trinordiol 21
Etinilestradiol 40 Levonorgestrel 50
mcg mg 5 (putih) Trinordiol 28
4. ETINILESTRADIOL + GESTODEN
Nama Obat :
Gynovin
Indikasi:
Untuk mencegah kehamilan (kontrasepsi).
Kontraindikasi:
Sedang atau pernah mengalami tromboembolisme; kelainan arteri dan migren; sedang
atau pernah mengalami suatu kondisi yang mungkin gejala awal dari serangan jantung
(misalnya pada angina pektoris atau nyeri dada) atau stroke (misalnya serangan iskemik
transien atau stroke ringan yang menetap); diabetes mellitus dengan kerusakan pembuluh
darah; sedang atau pernah menderita tumor jinak atau ganas pada hati; mengalami perdarahan
vagina yang tidak terdeteksi; alergi terhadap bahan-bahan yang ada dalam sediaan; gangguan
metabolisme lemak; mempunyai riwayat herpes pada waktu hamil dan otosklerosis yang
memburuk selama kehamilan.
Bentuk Sedian:
Tablet
Efek Samping:
Risiko terjadinya trombosis. Efek samping yang dapat terjadi ini dapat dijumpai pada
bulan-bulan awal pemakaian pil KB dan biasanya akan berkurang bila dipakai terus;
penegangan payudara; nyeri dan bersekresi; sakit kepala; perubahan dorongan seksual;
penurunan libido; intoleransi lensa kontak; mual, muntah dan perasaan tidak sehat; perubahan
sekresi vagina; macam-macam reaksi kulit; retensi cairan; perubahan berat badan; reaksi
hipersensitivitas; perubahan siklus menstruasi.
Peringatan:
Faktor risiko tromboembolisme; kelainan arteri dan migren; hiperprolaktinemia;
riwayat depresi berat yang diinduksi oleh kontrasepsi hormonal; penyakit anemia sickle sel;
peradangan saluran cerna termasuk penyakit Chron; tekanan darah tinggi.
Sumber:
Pionas Pom. 2015. Kontrasepsi hormonal kombinasi. http://pionas.pom.go.id/ioni/bab-
7-obstetrik-ginekologik-dan-saluran-kemih/73-kontrasepsi/731-kontrasepsi-hormonal-
kombinasi. 9 mei 2017