2.bab Ii
2.bab Ii
A. LANDASAN TEORI
1. Motor induksi
Menurut Kadir (1999: 10) Motor induksi, yang sering disebut motor
asinkron atau motor takserempak adalah jenis motor arus bolak-balik (ac) yang
Penamaannya Menurut Zuhal (1998: 101) berasal dari kenyataan bahwa arus rotor
motor ini bukan diperoleh dari sumber tertentu, tetapi merupakan arus yang
terinduksi sebagai akibat adanya perbedaan relatif antara putaran rotor dengan
medan putar (rotating magnetic field) yang dihasilakan oleh arus stator.
terdiri dari stator dan rotor. Biasanya kumparan stator dihubungkan pada sumber
dihubungsingkat ataupun ditutup melalui suatu sistem tahanan yang berada di luar
mesin (Kadir, 1999:10). Belitan stator yang dihubungkan dengan sumber tegangan
tiga fasa akan menghasilkan medan magnet yang berputar dengan kecepatan
sinkron (ns = 120. f /p). Medan putar pada stator tersebut akan memotong batang
konduktor pada rotor, sehingga terinduksi arus; dan sesuai dengan Hukum Lentz,
rotor pun akan turut berputar mengikuti medan putar stator. Perbedaan putaran
relatif antara stator dan rotor disebut slip. Bertambahnya beban, akan
6
7
memperbesar kopel motor, yang oleh karenaya akan memperbesar pula arus
induksi pada rotor, sehingga slip antara medan putar stator dan putaran rotor pun
yang lainnya.
4) Mudah perawatannya.
mula.
2) Arus asut yang cukup tinggi, berkisar antara 5 s/d 6 kali arus nominal
motor
mempunyai daya keluaran yang rendah, Motor ini hanya memiliki satu
8
motornya. Sejauh ini motor ini merupakan jenis motor yang paling umum
kipas angin, lemari es, pompa air, mesin cuci dan pengering pakaian dan
magnetnya yang berputar dihasilkan oleh pasokan tiga fasa yang seimbang.
Motor ini memiliki kemampuan daya yang tinggi, memiliki rotor sangkar
untuk phasa V dan phasa W. Kompas akan saling tarik menarik dengan kutub
kutub S pindah ke phasa W, sehingga pada belitan stator timbul medan magnet
putar. Buktinya kompas akan memutar lagi menjadi 2400. Kejadian berlangsung
dalam satu putaran penuh, proses ini berlangsung terus menerus. Dalam motor
induksi kompas digantikan oleh rotor sangkar yang akan berputar pada porosnya.
Karena ada perbedaan putaran antara medan putar stator dengan putaran rotor,
Susunan belitan stator motor induksi dengan dua kutub, memiliki tiga
belitan yang masing-masing berbeda sudut 1200. Ujung belitan phasa pertama
adalah U1-U2, belitan phasa kedua adalah V1-V2 dan belitan phasa ketiga yaitu
W1-W2.
terbentuk-nya medan putar pada stator motor induksi. Tampak stator dengan dua
negatip dalam hal ini belitan V2, U1 dan W2 bertanda silang (arus
listrik menuju pembaca). terbentuk fluk magnet pada garis horizontal sudut
2. Saat sudut 1200. Arus I2 bernilai positip sedangkan arus I1 dan arus I3
bernilai negatip, dalam hal ini belitan W2, V1 dan U2 bertanda silang (arus
menuju pembaca). Garis fluk magnit kutub S dan N bergeser 1200 dari
posisi awal.
3. Saat sudut 2400. Arus I3 bernilai positip dan I1 dan I2 bernilai negatip,
kawat U1, W2 dan V1 bertanda titik (arus menuju pembaca). Garis fluk
4. Saat sudut 3600. posisi ini sama dengan saat sudut 00. Dimana kutub S dan
Dari keempat kondisi diatas saat sudut 00; 1200; 2400;3600, dapat dijelaskan
terbentuknya medan putar pada stator, medan magnet putar stator akan
memotong belitan rotor. Kecepatan medan putar stator ini sering disebut
kecepatan sinkron, tidak dapat diamati dengan alat ukur tetapi dapat dihitung
secara teoritis.
= ...........................................................(2.1)
11
Keterangan:
c. Karena kumparan rotor merupakan rangkaian yang tertutup, ggl [E] akan
d. Adanya arus [I] di dalam medan magnet menimbulkan gaya [F] pada rotor.
e. Bila kopel mula yang dihasilkan oleh gaya [F] pada rotor cukup besar untuk
memikul kopel beban, rotor akan berputar searah dengan medan putar stator.
f. Seperti telah dijelaskan pada (c) tegangan induksi timbul karena terpotongnya
batang konduktor (rotor) oleh medan putat stator. Artinya agar tegangan
= 100%.................................................(2.2)
Keterangan:
ns : kecepatan sinkron medan stator [rpm]
F : frekuensi [Hz]
nr : kecepatan poros rotor [rpm]
Slip : selisih kecepatan stator dan rotor
Persamaan diatas menjelaskan bahwa:
1. Saat s = 1 dimana nr = 0, ini berarti rotor masih dalam keadaan diam atau
akan berputar
12
sinkron. Hal in dapat terjadi jika ada arus DC yang diinjeksikan ke belitan
3. 0 < s > 1, ini berarti kecepatan rotor diantara keadaan diam dengan
h. Bila nr = ns, tegangan tidak akan terinduksi dan arus tidak mengalir pada
ekuivalen dari motor induksi 3 fasa, pertama-tama perhatikan keadaan pada stator.
Gelombang fluks pada celah udara yang berputar serempak membangkitkan ggl
lawan tiga phasa yang seimbang di dalam fasa-fasa stator. Besarnya tegangan
terminal stator berbeda dengan ggl lawan sebesar jatuh tegangan pada impedansi
Keterangan:
menghasilkan suatu fluks yang akan melawan fluks yang diakibatkan arus rotor.
menghasilkan fluks celah udara resultan. Arus peneralan dapat dipecah menjadi
komponen rugi – rugi inti Ic yang sephasa dengan E1 dan komponen magnetisasi
dengan jumlah kutub dan phasa stator. Jumlah lilitan efektif tiap phasa pada lilitan
stator banyaknya akali jumlah lilitan rotor. Untuk kecepatan dan fluks yang sama,
hubungan antara tegangan Erotor yang diimbaskan pada rotor yang sebenarnya dan
harus sama, dan hubungan antara arus rotor sebenarnya Irotor dan arus I2s pada
Akibatnya hubungan antara impedansi bocor frekuensi slip Z2S dari rotor ekivalen
dan impedansi bocor frekuensi slip Zrotor dari rotor yang sebenarnya haruslah
sebagai berikut.
14
= = = [Ohm]………(2.6)
Karena rotor terhubung singkat, hubungan antara ggl frekuensi slip E2s yang
dibangkitkan pada phasa patokan dari rotor patokan dan arus I2s pada phasa
tersebut adalah
= = + [Ohm]......................... (2.7)
Keterangan:
Reaktansi yang didapat pada persamaan (6) dinyatakan dalam cara demikian
karena sebanding dengan frekuensi rotor dan slip. Jadi X2 didefinisikan sebagai
harga yang akan dimiliki oleh reaktansi bocor pada rotor dengan patokan pada
frekuensi stator.
Pada stator ada gelombang fluks yang berputar pada kecepatan sinkron.
Gelombang fluks ini akan mengimbaskan tegangan pada rotor dengan frekuensi
slip sebesar E2s dan ggl lawan stator E1. Bila bukan karena efek kecepatan,
tegangan rotor akan sama dengan tegangan stator, karena lilitan rotor identik
dengan lilitan stator. Karena kecepatan relatif gelombang fluks terhadap rotor
adalah Skali kecepatan terhadap stator, hubungan antara ggl efektif pada stator
Gelombang fluks magnetik pada rotor dilawan oleh fluks magnetik yang
dihasilkan komponen beban I2dari arus stator, dan karenanya, untuk harga efektif:
15
didapat hubungan:
Dari persamaan (7), (8) dan (11) maka dapat digambarkan rangkaian ekivalen
= + −
Dari penjelasan mengenai rangkaian ekivalen pada stator dan rotor di atas, maka
dapat dibuat rangkaian ekivalen motor induksi tiga phasa pada masing – masing
= % .......................................... (2.13)
Keterangan :
Efisiensi motor ditentukan oleh rugi-rugi atau kehilangan dasar yang hanya
dapat dikurangi oleh perubahan pada rancangan dasar motor dan kondisi sistem
operasi. Kehilangan dapat bervariasi dari kurang lebih dua persen hingga 20
persen.
Terdapat hubungan yang jelas antara efisiensi motor dan beban. Pabrik
motor membuat rancangan motor untuk beroperasi pada beban 50-100% dan akan
paling efisien pada beban antara 75% sampai dengan 80%.Tetapi, jika beban turun
dibawah 50% efisiensi turun dengan cepat. Mengoperasikan motor dibawah laju
17
beban 50% memiliki dampak pada faktor dayanya. Efisiensi motor yang tinggi
dan faktor daya yang mendekati 1 sangat diinginkan untuk operasi yang efisien
dan untuk menjaga biaya rendah untuk seluruh pabrik, tidak hanya untuk motor.
tinggi dengan motor standar. Untuk alasan ini maka dalam mengkaji kinerja motor
efisiensi beban penuh pada pelat label / nameplat motor. Namun demikian, bila
motor beroperasi untuk waktu yang cukup lama, kadang-kadang tidak mungkin
untuk mengetahui efisiensi tersebut sebab pelat label motor kadangkala sudah
hilang atau sudah dicat. Untuk mengukur efisiensi motor, maka motor harus
dilepaskan sambungannya dari beban dan dibiarkan untuk melalui serangkaian uji.
Hasil dari uji tersebut kemudian dibandingkan dengan grafik kinerja standar yang
sambungan motor dari beban, perkiraan nilai efisiensi didapat dari tabel khusus
banyak digunakan daripada jenis rotor lilit, sebab rotor sangkar mempunyai
bentuk yang sederhana. Belitan rotor terdiri atas batang-batang penghantar yang
ditempatkan di dalam alur rotor. Batang penghantar ini terbuat dari tembaga, alloy
Karena batang penghantar rotor yang telah dihubung singkat, maka tidak
dibutuhkan tahanan luar yang dihubungkan seri dengan rangkaian rotor pada saat
awal berputar. Alur-alur rotor biasanya tidak dihubungkan sejajar dengan sumbu
stator slip ring. Sedangkan pada gulungan rotornya sama dengan gulungan
statornya yang dapat dihubung bintang maupun segitiga. Bila rotornya sedang
berputar maka gulungan rotornya dapat dihubungkan singkat melalui tiga buah
penghambat yang dapat diatur melalui tiga buah cincin geser yang dipasang pada
poros.inti stator pada motor rotor sangkar tupai terbuat dari lapisan-lapisan pelat
baja beralur yang didukung dalam rangka stator yang terbuat dari besi tuang atau
pelat baja yang dipabrikasi. lilitan-lilitan kumparan stator diletakkan dalam alur
menghasilkan torsi yang lebih seragam dan juga mengurangi derau dengung
magnetik sewaktu motor sedang berputar. Pada ujung cincin penutup dilekatkan
sirip yang berfungsi sebagai pendingin. Rotor jenis rotor sangkar standar
tidak terisolasi, karena batangan membawa arus yang besar pada tegangan
rendah.
20
3. Daya
A. Daya Kompleks
dengan arus [I*] dalam kedua besaran ini dalam bentuk bilangan kompleks adalah
Amper[VA], kilo Volt Amper[kVA], Mega Volt Amper[MVA]. Arus I* adalah arus
B. Daya Aktif
Daya aktif atau daya nyata dirumuskan dengan S cos Ɵ atau VI* cos Ɵ
dengan simbol P,dalam satuan Watt[W], kilo watt[kW], Mega Watt[MW]. Jadi
C. Daya Reaktif
Daya reaktif atau daya khayal dirumuskan dengan S sin Ɵ atau VI* sin Ɵ
dengan simbol Q, dalam satuan Volt Amper Reaktif[VAR], kilo Volt Amper
Daya reaktif ini ada yang bersifat induktif dan ada yang bersifat kapasitif.
D. Segitiga Daya
Segitiga daya adalah sketsa dari daya kompleks, daya reaktif dan daya
aktif. Gambar 2.8 adalah sketsa dari segitiga daya yang bersifat induktif dengan
Untuk sketsa dari segitiga daya yang bersifat kapasitif dengan sudut antara daya
Daya aktif:
Daya reaktif:
Daya kompleks:
p.f = cos Ɵ
22
generator tiga fasa atau yang diserap suatu beban tiga fasa dapat diperoleh dengan
mudah dengan menjumlahkan daya pada ketiga fasa tersebut. Dalam suatu
rangkaian yang seimbang, ini sama dengan 3 kali daya pada fasa yang manapun
Jika besarnya tegangan antara fasa ke netral untuk suatu beban yang
jika besar arus antara fasa ke netral untuk suatu beban yang terhubung Y adalah:
atau
atau
dengan Өan , Өbn dan Өcn adalah sudut-sudut dimana arus fasa tertinggal terhadap
tegangan fasa . jadi sama dengan sudut dari impedansi pada masing-masing fasa.
Jika Vp = Van = Vbn = Vcn , dan Ip = Ian = Ibn = Icn , dan Өan , Өbn , Өcn adalah Өp,
maka persamaan umum dari daya aktif atau nyata tiga fasa total adalah:
juga
23
Vp = √ ……………………………………………… (2.23)
S = P + Q = √3 VL IL ………………………….. (2.28)
impedansi adalah tegangan antara saluran, dan arus yang mengalir melalui
masing-masing impedansi adalah sama dengan besarnya arus saluran dibagi √3,
atau
Vp = VL ……………………………………………….. (2.29)
Dan
Ip = √ …………………………………………………. (2.30)
(2.27) dan (2.28) juga berlaku tanpa memandang apakah bebannya dihubungkan ∆
atau Y.
( https://jefriklau.wordpress.com/kapasitor-sebagai-sumber-daya-reaktif )
Daya reaktif kapasitor adalah negatif sedangkan daya reaktif induktor adalah
seperti motor, transformator adalah memiliki daya reaktif positif sehingga bila
daya reaktif yang lebih kecil. Demikian pula sebaliknya bila beban bersifat
akan mengurangi daya reaktif yang dialirkan dari luar gabungan keduanya.
dikeluarkan. Semakin besar energi listrik yang digunakan maka semakin besar
dapat diketahui pemakaian energi listrik dan kondisi energi listrik dari peralatan
listrik sehingga menigkatkan efisiensi dari energi listrik yang digunakan dalam
pekerjaan dan meminimalkan rugi – rugi pada sistem untuk penyaluran energi
buah tombol tekan OFF (STOP) serta dilengkapi dengan time delay relay (TDR).
Sehingga pergantian dari hubungan bintang menjadi hubungan segitiga tidak perlu
melibatkan tangan manusia lagi, tapi secara otomatis akan berganti sendiri dalam
beberapa menit sesuai dengan seting waktu pada TDR Rangkaian pengasutan
bintang segitiga secara otomatis menggunakan kontaktor magnet dan TDR ini
Prosedur mengoperasikan:
1. MCB di set pada posisi „ON“ dengan cara menaikkan lidah MCB ke atas
2. Tekan tombol start (S.1) maka Motor 3 Fasa bekerja dalam hubungan Bintang
3. Setelah beberapa detik sesuai dengan pengesetan Time Delay Relay (TR)
maka Motor 3 Fasa bekerja dalam hubungan Delta (Δ), dengan ditandai
Kejadian khusus:
1. Apabila terjadi hubung singkat (short Circuit) maka MCB akan trip. Untuk
2. Dan bila terjadi beban lebih maka Overload (OL) akan Trip dengan ditandai
menyala lampu 3 (L3). Dan untuk mengaktifkan kembali tekan tombol reset.
27
5. Kapasitor
dengan huruf "C" adalah alat yang dapat menyimpan energi/muatan listrik
Struktur sebuah kapasitor terbuat dari 2 buah plat metal yang dipisahkan
oleh suatu bahan dielektrik. Bahan-bahan dielektrik yang umum dikenal misalnya
udara vakum, keramik, gelas dan lain-lain. Jika kedua ujung plat metal diberi
tegangan listrik, maka muatan-muatan positif akan mengumpul pada salah satu
kaki (elektroda) metalnya dan pada saat yang sama muatan-muatan negatif
terkumpul pada ujung metal yang satu lagi. Muatan positif tidak dapat mengalir
menuju ujung kutub negatif dan sebaliknya muatan negatif tidak bisa menuju ke
ujung kutub positif, karena terpisah oleh bahan dielektrik yang non-konduktif.
Muatan elektrik ini tersimpan selama tidak ada konduksi pada ujung-ujung
kakinya. Di alam bebas, phenomena kapasitor ini terjadi pada saat terkumpulnya
dielektrik
elektroda elektroda
a. Kapasitansi
bahwa sebuah kapasitor akan memiliki kapasitansi sebesar 1 [farad] jika dengan
Q = CV ................................... (2.33)
Q = muatan elektron dalam C [Coulombs]
C = nilai kapasitansi dalam F [Farad]
V = besar tegangan dalam V [Volt]
mengetahui luas area plat metal (A), jarak (t) antara kedua plat metal (tebal
dielektrik) dan konstanta (k) bahan dielektrik. Dengan rumus dapat di tulis
sebagai berikut :
C = (8,85 x 10 ¹̄ ²) (k A/t)............(2.34)
Berikut adalah tabel contoh konstanta (k) dari beberapa bahan dielektrik yang
disederhanakan.
Umumnya kapasitor yang ada di pasaran memiliki satuan : [μF], [nF] dan [pF].
sebuah kapasitor. Misalnya 100[μF], atau contoh lain 0.1[nF] sama dengan
100[pF].
Kapasitor tidak tetap adalah kapasitor yang memiliki nilai kapasitansi atau
kapasitas yang dapat diubah-ubah. Kapasitor ini terdiri dari Kapasitor Trimer dan
1. Kapasitor Polar
Kapasitor yang mempunyai dua kaki dan dua kutub yaitu positif dan negatif
2. Kapasitor Nonpolar
Kapasitor yang tidak mempunyai kutub positif atau negatif pada kakinya,
berwarna coklat, merah, hijau dan lainnya seperti tablet atau kancing baju.
c. Rangkaian Kapasitor
semakin kecil.
1 1 1 1
= + + … … … … … … … . (2.35)
1 2 3
pengganti semakin besar. Di bawah ini contoh kapasitor yang dirangkai secara
paralel.
……………………….( . )
d. Fungsi Kapasitor
1. Sebagai kopling antara rangkaian yang satu dengan rangkaian yang lain pada
power.
e. Faktor-faktor Kapasitansi
garis gaya elektrostatik. Jika dielektriknya udara, maka sejumlah garis gaya akan
timbul menurut ggl. Sehingga rumus untuk menentukan besarnya kapasitansi dari
,
= ..............................(2.37)
Di mana:
C = kapasitansi, dalam pF
K = tetapan dielektrik
A = luas salah satu pelat, dalam inci²
S = jarak antara kedua pelat, dalam inci
32
Rumus diatas adalah untuk suatu kapasitor dua-pelat. Untuk kapasitansi yang
lebih besar, dapat disusun beberapa pelat dan dipisahkan dengan dengan bahan
dielektrik. Suatu kapasitor 3-pelat mempunyai dua kali luas pelat yang saling
berhadapan.
, ( − 1) .......................... (2.38)
dengan persamaan:
Kapasitor Terhadap Daya Reaktif Pada Motor Induksi Tiga Fasa Jenis Rotor
yang dipandang relevan dilakukan pada tahun 2015 oleh Elisabet Ugha Owa Wea
Rotor Sangkar”
bahwa:
jika nilai arus yang di dapat semakin kecil maka kecepatan putaran akan
semakin lambat dan sebaliknya semakin besar nilai arus maka kecepatan
terhadap rata-rata daya reaktif, hal ini dilihat dari dengan tegangan yang
konstan, Semakin besar nilai arus maka rata-rata daya reaktif yang dihasilkan
semakin besar dan semakin kecil nilai arus maka rata-rata daya reaktif yang
bintang terhadap daya reaktif. Hal ini menunjukkan bahwa setiap perubahan arus
hubungan bintang akan memberikan pengaruh terhadap daya reaktif pada pengasutan
segitiga terhadap daya reaktif. Hal ini menunjukkan bahwa setiap perubahan arus
C. KERANGKA BERPIKIR
Motor induksi tiga fasa merupakan salah satu beban induksi. Oleh karna itu
motor induksi akan membutuhkan daya reaktif yang tinggi untuk megnetisasi.
Daya reaktif yang digunakan semakin besar akan mempengaruhi faktor daya (cos
Phi) semakin kecil atau rendah.salah satu komponen elektronika yang berfungsi
rendahnya faktor daya, yang biasa dilakukan adalah dengan memasang kapasitor
mengkompensasi arus induktif yang banyak dibutuhkan oleh beban yang faktor
Start
Ada perbedaan?
Ya
Kesimpulan
Stop
D. HIPOTESIS PENELITIAN
sementara yang dirumuskan berdasarkan kajian teori dan perlu diuji dengan
metode statistic. Atau dengan kata lain, hipotesis adalah dugaan sementara yang
kapasitor terhadap daya reaktif pada motor induksi tiga fasa rotor sangkar”.