Anda di halaman 1dari 55

LAPORAN

PRAKTEK KERJA LAPANGAN

RUMAH SAKIT UMUM PKU MUHAMMADIYAH


BANTUL-YOGYAKARTA
(22 Februari - 2 April 2016)

Disusun Oleh :
Fajar ahmad fauzi
20133010032

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK ELEKTROMEDIK


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2016
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN RUMAH SAKIT UMUM PKU
MUHAMMADIYAH BANTUL YOGYAKARTA

Yang bertanda tangan dibawah ini menerangkan bahwa :


Nama : Fajar Ahmad Fauzi
NIM : 20133010032
Institusi : Teknik Elektromedik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Telah menyelesaikan Praktek Kerja Lapangan (PKL) selama 1 bulan (30 hari
kerja) terhubung mulai tanggal 22 Februari 2016 sampai tanggal 2 April 2016 di
Rumah Sakit Umum (RSU) PKU Muhammadiyah Bantul dan telah
menyelesaikan laporan.

Telah diperiksa dan disetujui


Pembimbing PKL 1 Pembimbing PKL 2

Yusuf Heru P., A.Md Zairul Anwar, A.Md


NBM. NBM.

Mengetahui
Direktur Utama RSU PKU Muhammadiyah Bantul

Widiyanto Danang Prabowo, dr.,MPH


NBM.1067920
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN RUMAH SAKIT UMUM PKU
MUHAMMADIYAH BANTUL YOGYAKARTA

Yang bertanda tangan dibawah ini menerangkan bahwa :


Nama : Fajar Ahmad Fauzi
NIM : 20133010032
Institusi : Teknik Elektromedik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Telah menyelesaikan Praktek Kerja Lapangan (PKL) selama 1 bulan (30 hari
kerja) terhubung mulai tanggal 22 Februari 2016 sampai tanggal 2 April 2016 di
Rumah Sakit Umum (RSU) PKU Muhammadiyah Bantul dan telah
menyelesaikan laporan.

Telah diperiksa dan disetujui


Kaprodi Teknik Elektromedik Dosen Pembimbing

Tatiya Padang Tunggal, S.T. Sigit Widadi, S.Kom


NIP. 19680803201210 183 010 NIP. 19730314201210183008

Mengetahui
Direktur Program Vokasi

Dr. Sukamta,S.T.,M.T.
NIP. 19700502199603 123 02
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.


Alhamdulillahirabbilalamin, Segala puja dan puji syukur atas kehadirat
allah SWT yang telah melimpahkan hidayah dan anugerah-Nya, sehingga penulis
dapat melaksanakan PKL (Praktik Kerja Lapangan) serta dapat mengerjakan
penyusunan laporan PKL ini dengan baik dan lancar.
PKL merupakan bentuk pengaplikasian seluruh kemampuan dan teori
yang sudah dipelajari dan dikuasai di kampus kemudian diterapkan dan
dikembangkan dalam dunia kerja yang nyata. Sehingga banyak sekali keilmuan
yang akan diperoleh serta pengalaman yang akan bertambah dan akan menjadi
wawasan cakrawala keilmuan yang tidak bisa didapatkan tanpa adanya praktik
secara langsung. PKL ini juga merupakan salah satu kewajiban yang harus
dipenuhi oleh seluruh mahasiswa tingkat akhir (semester 6) untuk mendapatkan
kelulusan bidang studi yang telah ditempuh selama ini. Penulis telah
melaksanakan PKL ini di rumah sakit umum PKU Muhammadiyah Bantul pada
tanggal 22 Februari – 2 April 2016 (30 Hari kerja). Semua hasil dan rincian
kegiatan akan disertakan dan diuraikan lebih rinci pada laporan PKL ini.
Pada akhirnya penulis mengucapkan terima kasih atas perhatian seluruh
rekan-rekan yang telah membantu menyusun laporan PKL ini, sehingga dapat
menghasilkan sebuah laporan yang dapat memberi manfaat kepada pembaca yang
budiman.
Tiada gading yang tak retak, untuk itu penulis berharap kepada pembaca
untuk selalu bersedia memberikan kritik dan saran yang membangun demi
perbaikan bagi penulis.
Wassalamualaikum Wr. Wb.

Bantul, 2 April 2016


Penulis,
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Struktur organisasi IPSRS PKU Muh. Bantul................. 12


Gambar 3.1 Infus pump terumo TE-172............................................. 15
Gambar 3.2 Syringe pump TE-331..................................................... 27
Gambar 3.3 Control panel baby inkubator YP-100............................. 18
Gambar 3.4 X-ray konvensional.......................................................... 20
Gambar 3.5 Alat pencetak film otomatis fuji FPM-100A................... 23
Gambar 3.6 Spigmomanometer.................................................... 25
Gambar 3.7 EKG........................................................................... 28
Gambar 3.8 Alat fettal doppler......................................................... 31
Gambar 3.9 Alat ESU.......................................................................... 32
Gambar 4.0 Lampu operasi................................................................. 34
Gambar 4.1 Autoclave bertekanan uap.......................................... 35
Gambar 4.2 Alat centrifuge......................................................... 38
Gambar 4.3 Alat spektrofotometer...................................................... 41
Gambar 4.4 Alat urine analizer UroMeter 720.................................... 42
Gambar 4.5 Alat elektrostimulator................................................ 44
Gambar 4.6 Alat nebulizer omron....................................................... 46
Gambar 4.7 Alat SWD BTL-6000....................................................... 48
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................................... iii


KATA PENGANTAR....................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................... v
DAFTAR ISI .................................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
A. Latar belakang praktik kerja lapangan .................................................................. 1
B. Maksud dan tujuan .............................................................................................. 2
C. Batasan masalah .................................................................................................. 3
D. Sistematika penulisan .......................................................................................... 4
E. Metode Penulisan ................................................................................................ 5
BAB II GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT DAN MANAJEMEN IPSRS .............. 6
A. Sejarah RSU PKU Muhammadiyah Bantul .......................................................... 6
B. Visi, misi, motto, falsafah, nilai, tujuan dan budaya perusahaan ........................... 6
C. Pelayanan ............................................................................................................ 8
D. Daftar perusahaan relasi..................................................................................... 10
E. IPSRS medis, non medis, dan perbengkelan ....................................................... 10
BAB III PELAKSANAAN ........................................................................................... 13
A. Peralatan life support ......................................................................................... 13
B. Peralatan radiologi............................................................................................. 16
C. Peralatan diagnostik........................................................................................... 19
D. Peralatan bedah dan anaesthesi .......................................................................... 23
E. Peralatan laboratorium klinik ............................................................................. 26
F. Peralatan terapi .................................................................................................. 29
BAB IV PENUTUP ...................................................................................................... 34
A. Kesimpulan ....................................................................................................... 34
B. Kesan ................................................................................................................ 35
C. Saran ................................................................................................................. 35
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 36
LAMPIRAN ................................................................................................................. 37
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang praktik kerja lapangan


a. Umum
Tujuan Pembangunan Kesehatan Nasional seperti telah digariskan
dalam sistem Kesehatan Nasional yaitu tercapainya kemampuan untuk
hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat
kesehatan masyarakat yang optimal. Derajat kesehatan yang optimal
dapat dicapai dengan peningkatan mutu lingkungan, perubahan tingkah
laku masyarakat dan pelayanan kesehatan masyarakat yang merata,
menyeluruh dan terpadu.
Kebutuhan dan tuntutan masyarakat akan mutu pelayanan
kesehatan semakin meningkat sejalan dengan peningkatan pengetahuan
dan kemampuan masyarakat maupun perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi kesehatan. Tuntutan akan mutu pelayanan kesehatan
masyarakat yang semakin meningkat dan kompleks tentunya harus
didukung pula dengan perkembangan teknologi kesehatan. Hal tersebut
dapat terlaksana dengan baik bila ditunjang dengan kemajuan dan
perkembangan peralatan kesehatan dan juga tenaga Elektromedik yang
baik.
Perkembangan dan kemajuan peralatan Teknik Elektromedik yang
begitu pesat selaras dengan perkembangan ilmu pengetahuan, sehingga
semakin terasa kebutuhan akan peralatan tersebut dalam upaya
mewujudkan pelayanan kesehatan masyarakat secara optimal. Dalam hal
ini dituntut pula adanya tenaga kesehatan yang mampu menangani dan
mengelola peralatan Elektromedik secara baik dan profesional, mampu
dalam memelihara, merencanakan, memasang serta memperbaiki alat
tersebut sehingga dapat bermanfaat dan berdaya guna maksimal.
b. Khusus

1
2

Tujuan Teknik Elektromedik UMY sebagai lembaga swasta dalam


pendidikan teknologi kesehatan untuk menghasilkan tenaga kesehatan
Teknik Elektromedik, mempunyai tanggung jawab dalam menyiapkan
tenaga kesehatan Teknik Elektromedik yang dapat diandalkan secara
profesional, memiliki rasa ingin tahu dan etos kerja yang tinggi serta
memiliki jiwa nasional sehingga diharapkan dapat berperan sebagai
pelaku utama dalam pembangunan nasional khusunya dibidang
kesehatan.
Untuk menghasilkan tenaga kesehatan Teknik Elektromedik
tersebut perlu penanganan, pembinaan dan pengelolaan yang
menyeluruh, terarah dan terpadu serta upaya untuk melibatkan
mahasiswa sebagai pelaku utama dalam kegiatan proses kegiatan belajar
mengajar. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan
memberikan pengalaman belajar dilapangan serta mandiri dalam
menerapkan hasil proses belajar mengajar kepada mahasiswa ke dalam
dunia nyata.
Diharapkan dengan adanya PKL (Praktik Kerja Lapangan) ini yang
termasuk dalam kegiatan intrakulikuler/wajib bagi mahasiswa vokasi
UMY prodi Teknik Elektromedik sehingga para peserta dididik untuk
dapat memahami dunia kerja yang nyata menjadi seorang lulusan Teknik
Elektromedik. Khususnya dalam masalah penanggulangan terhadap
kerusakan peralatan kesehatan maupun membina kekompakan dalam tim
proses perbaikan atau pemeliharaan peralatan kesehatan.
B. Maksud dan tujuan
a. Tujuan umum
Tujuan umum dari PKL adalah merupakan realisasi dari tujuan
pendidikan, sehingga mahasiswa :
1. Memahami lebih mendalam mengenai teknik perencanaan,
pemasangan, pengujian, pengkalibrasian dan pemeliharaan serta
perbaikan peralatan elektromedik.
3

2. Memahami teori-teori tentang keselamatan dan keamanan terhadap


penderita, petugas, lingkungan dan peralatan elektromedik.
3. Memahami tentang struktur organisasi dan proses yang terjadi di
lapangan.
4. Terbinanya minat dan perhatian terhadap lapangan pekerjaan yang
harus dihadapinya nanti.
5. Terbinanya pandangan secara horizontal luas dan menyeluruh dalam
kaitanya dengan masalah-masalah sosial di masyarakat.
6. Terbinanya kepribadian mahasiswa dalam hidup berwarga negara.
b. Tujuan khusus
Dengan dilaksanakannya PKL mahasiswa akan :
1. Mampu melakukan pencatatan alat-alat elektromedik.
2. Mampu melakukan penempatan dan penyimpanan alat elektromedik.
3. Mampu melakukan pemasangan/instalasi alat elektromedik.
4. Mampu melakukan pemindahan dan pemasangan ulang alat
elektromedik.
5. Mampu melakukan penggunaan alat elektromedik pada sasaran
pelayanan kesehatan.
6. Mampu melakukan perencanaan alat elektromedik.
7. Mampu melakukan pemeliharaan alat elektromedik.
8. Mampu melakukan analisis teknis alat elektromedik.
9. Mampu melakukan perbaikan alat elektromedik.
10. Mampu menerapkan prinsip keselamatan dan kesehatan kerja.
11. Mampu berkerjasama dan berkomunikasi secara tim.
12. Mampu beradaptasi serta bersosialisasi dalam lingkungan
kerja/masyarakat.
C. Batasan masalah
Agar dalam pembahasan Praktek Kerja Lapangan (PKL) tidak terjadi
pelebaran masalah dalam penyelesaiannya, penulis membuat pokok-pokok
batasan yang akan dibahas, yaitu :
1. Pembahasan alat hanya mencakup alat elektromedik.
4

2. Pelaporan alat hanya yang ada di RSU PKU Muhammadiyah Bantul


Yogyakarta.
3. Perbaikan/troubleshooting alat sesuai dengan penulis alami.
4. Pembahasan alat berisi spesifikasi, pemeliharaan/perawatan dan
perbaikan alat.
D. Sistematika penulisan
Untuk mempermudah penulis dalam penyusunan laporan dan pembaca
dalam memahami laporan PKL ini, maka penulis menyajikan sistematika
penulisan sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini penulis memaparkan tentang latar belakang serta tujuan
diadakannya PKL mahasiswa Teknik Elektromedik UMY.
BAB II : PROFIL RUMAH SAKIT DAN MANAJEMEN IPSRS
Pada bab ini penulis akan menjelaskan tentang tujuan, fasilitas,
peralatan, lingkup pekerjaan, struktur organisasi dan menjelaskan sekilas
tentang sejarah dan perkembangan, struktur organisasi RSU PKU
Muhammadiyah Bantul Yogyakarta dan Instalasi Pemelihara Sarana RSU
PKU Muhammadiyah Bantul Yogyakarta.
BAB III : JADWAL KEGIATAN
Pada bab ini penulis mengutarakan tentang kegiatan-kegiatan selama
PKL.
BAB IV : PEMBAHASAN ALAT
Pada bab ini penulis akan menjelaskan tentang permasalahan dan
pembahasan peralatan dan prasarana yang ada di RSU PKU
Muhammadiyah Bantul Yogyakarta.
BAB V : PENUTUP
Pada bab ini penulis mengambil kesimpulan dan pelaksanaan PKL
serta beberapa saran yang dapat penulis sampaikan bagi semua pihak yang
terlibat dalam pelaksanaan PKL.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
5

E. Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan dalam penyusunan laporan ini adalah :
a. Metode Literatur
Yaitu metode pengumpulan data dengan cara mengumpulkan data-data
dari buku dan gambar yang dapat menunjang dalam penulisan laporan.
b. Metode Interview
Yaitu metode pengumpulan data dengan cara melakukan wawancara
secara langsung kepada pihak-pihak yang sekiranya dapat memberikan
informasi data laporan ini.
c. Metode Observasi
Yaitu metode pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan
secara langsung kepada objek yang akan dijadikan sebagai bahan
laporan.
6

BAB II
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT DAN MANAJEMEN IPSRS

A. Sejarah RSU PKU Muhammadiyah Bantul


Pada awal tahun 1966, tepatnya tanggal 09 Dzulqodah atau
bertepatan dengan tanggal 01 Maret 1966 berdirilah sebuah Klinik dan
Rumah Bersalin di kota Bantul yang diberi nama Klinik dan Rumah
Bersalin PKU Muhammadiyah Bantul. Sebagai sebuah karya tokoh-tokoh
Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah pada waktu itu. Seiring perjalanan waktu
perkembangan klinik dan RB PKU Muhammadiyah Bantul semakin pesat
ditandai adanya pengembangan pelayanan dibidang kesehatan anak baik
sebagai upaya penyembuhan maupun pelayanan dibidang pertumbuhan
dan perkembangan anak pada tahun 1984. Dan hal inilah yang menjadi
dasar perubahan Rumah Bersalin menjadi Rumah Sakit Khusus Ibu dan
Anak dengan Surat Keputusan Ijin Kanwil Depkes Propinsi DIY no
503/1009/PK/IV/1995 yang selanjutnya pada tahun 2001 berkembang
menjadi RUMAH SAKIT UMUM PKU MUHAMMADIYAH BANTUL
dengan diterbitkannya ijin operasional dari Dinas Kesehatan
No:445/4318/2001. Saat ini RSU PKU Muhammadiyah Bantul telah
mendapatkan sertifikat ISO 9001-2018 untuk Pelayanan Kesehatan
Standar Mutu International.
B. Visi, misi, motto, falsafah, nilai, tujuan dan budaya perusahaan
a. Visi
Terwujudnya Rumah Sakit Islami yang mempunyai keunggulan
kompetitif global, dan menjadi kebanggaan umat.
b. Misi
Berdakwah melalui pelayanan kesehatan yang berkualitas dengan
mengutamakan peningkatan kepuasan pelanggan serta peduli pada kaum
dhu’afa.
c. Falsafah

7
7

RSU PKU Muhammadiyah Bantul merupakan perwujudan ilmu, iman


dan amal sholeh.
d. Motto
Layananku ibadahku
e. Tujuan
1. Menjadi media dakwah islam melalui pelayanan kesehatan untuk
meraih ridha allah.
2. Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat termasuk kaum dhua’fa
melalui pelayanan kesehatan yang islami dan berstandar internasional.
3. Terwujudnya pelayanan prima yang holistik sesuai perkembangan
ilmu pengetahuan.
4. Terwujudnya profesionalisme dan komitmen karyawan melalui upaya
pemberdayaan yang berkesinambunga.
5. Meningkatnya pendapatan melalui manajemen yang efektif dan
efisien sehingga terwujud kesejahteraan bersama.
6. Menjadikan Rumah Sakit sebagai wahana pendidikan, penelitian dan
pengembangan ilmu pengetahuan.
f. Nilai
Nilai-nilai dasar yang dianut dan dikembangkan dalam proses pelayanan
dan tata organisasi adalah:
1. Ketaatan
2. Kebenaran
3. Amanah
4. Menyampaikan
5. Rendah hati
6. Ketaqwaan
7. Displin
8. Tulus ikhlas
9. Kesabaran
10. Santun
11. Lemah lembut/ramah
8

12. Ketenangan
13. Profesionalisme
14. Bertanggung jawab
15. Kepedulian
16. Keberkatan
17. Istiqomah
18. Kasih sayang
19. Adil
C. Pelayanan
a. Pelayanan 24 jam
1. Instalasi gawat darurat
2. Rawat inap
3. ICU
4. Pelayanan operasi
5. Pelayanan rukti jenazah
6. Ambulan
7. Laboratorium
8. Gizi
9. Radiologi
b. Rawat jalan
1. Poliklinik bedah
a) Bedah umum
b) Bedah orthopedi
c) Bedah anak
d) Bedah mulut
e) Bedah urologi
f) Bedah digestive
2. Poliklinik kebidanan dan penyakit kandungan
3. Poliklinik tumbuh kembang anak
4. Poliklinik penyakit dalam
5. Poliklinik kulit dan kelamin
9

6. Poliklinik syaraf
7. Poliklinik jiwa
8. Poliklinik anak
9. Poliklinik THT
10. Poliklinik gigi
11. Poliklinik umum
12. Poliklinik fisioterapi
13. Poliklinik kosmetik medik
c. Rawat inap
1. Bangsal VIP, Bangsal kelas I, Bangsal kelas II, Bangsal kelas III,
Bangsal anak, Bangsal perinatal resiko tinggi (Peristi), Kamar
bersalin, Bangsal nifas.
2. ICU
3. ICCU
4. HDNC
d. Pelayanan masyarakat
1. Kegiatan sosial
2. Ngudi mardhotilah
3. Khitan gratis
4. Club lansia
5. Club diabetes
6. Club ibu hamil
e. Pelayanan penunjang
1. Laboratorium klinik
2. Pemeriksaan endoscopy
3. Radiologi : CT scan multislise, Rontgen, USG 3D
4. Ambulan 118, PKU DMC, Trauma center
5. Hemodialisa
f. Pelayanan unggulan
1. Kamar operasi
2. PICU
10

3. Pelayanan IGD
f. Pelayanan lain
Test bebas napza
D. Daftar perusahaan relasi
a. BPJS kesehatan
b. BPJS ketenagakerjaan
c. Admedika
d. Hallo dokter
e. MU mediacare
f. ABDA
g. AIA
h. AVIVA
i. AVRIST
j. AXA general
k. BNI life
l. Generali
m. MNC life
n. PAN pacific
o. Reliance
p. Relife
q. Sinar mas
r. Jasindo
s. Takaful
t. Tugu mandiri
u. Rasapala
E. IPSRS medis, non medis, dan perbengkelan
Adalah suatu instalasi kerja yang merupakan unsur pelaksana dalam
organisasi rumah sakit, yang bertugas melakukan pemeliharaan peralatan
medis, peralatan non medis, dan pekerjaan perbengkelan di rumah sakit.
Berikut adalah struktur organisasi IPSRS yang ada di rumah sakit PKU
Muhammadiyah Bantul.
11

Gambar 1.1
Struktur organisasi IPSRS PKU Muhammadiyah Bantul
a. Koordinator RT, IPSRS, ELMED
Adalah pimpinan instalasi pemeliharaan rumah sakit, yang
mengkoordinir pemeliharaan preventif dan korektif terhadap
permasalahan medis dan non-medis. Melaksanakan pemantauan dan
pengendalian peralatan medis, non-medis dan perbengkelan.
Tanggung jawab kepala IPSRS adalah melaksanakan kegiatan
persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi terhadap pemeliharaan preventif
dan korektif peralatan medis, non-medis, dan perbengkelan, melakukan
pembinaan dan pengembangan terhadap seluruh staf IPSRS, menelaah
terhadap pemakaian peralatan medis dan non-medis serta
menyelenggarakan laporan atas kegiatan IPSRS kepada direktur umum
dan operasional.
Wewenang kepala IPSRS adalah memberikan masukan untuk
pengadaan peralatan medis, non-medis, dan perbengkelan kepada
direktur, memutuskan kelayakan pengoperasian peralatan medis dan non-
12

medis, memberikan persetujuan dan mengusulkan pemeliharaan korektif


alat kepada pihak ketiga direktur, mempersiapkan suku cadang peralatan
medis dan non-medis.
b. Teknik elektromedik
Adalah sub bidang yang membawahi seluruh perbaikan,
maintenance/service, pemeliharaan dan pengadaan alat-alat medis.
c. Administrasi
Adalah memimpin sub instalasi administrasi yang mengkoordinir
kegiatan administrasi teknik umum, administrasi teknik, urusan logistik
dan perlengkapan. Bertanggung jawab kepada kepala IPSRS.
d. Teknisi
Adalah petugas yang melaksanakan kegiatan masing-masing sub
IPSRS, melaksanakan pemeliharaan preventif dan korektif terhadap
peralatan medis/non-medis/perbengkelan dan instalasi jaringan listrik.
Tanggung jawab teknisi adalah melaksanakan kegiatan persiapan,
pelaksanaan, dan evaluasi terhadap pemeliharaan korektif terhadap
peralatan medis/non-medis/perbengkelan, membuat catatan evaluasi atas
semua kegiatan pemeliharaan preventif dan korektif peralatan medis/non-
medis/perbengkelan, membuat laporan seluruh kegiatan dan saran kepada
sub kepala IPSRS masing-masing.
Wewenang teknisi adalah memberikan masukan dan saran untuk
pengadaan dan penerimaan peralatan medis/non-medis/perbengkelan dan
mempersiapkan material untuk kegiatan pemeliharaan korektif, membuat
dokumen dan catatan pemeliharaan medis/non-medis/perbengkelan.
13

BAB III
PELAKSANAAN

Kegiatan-kegiatan PKL selama 30 hari dapat disimpulkan dengan


melakukan kegiatan diantaranya yaitu : maintenance/pemeliharaan,
iventarisasi dan troubleshooting alat. Alat-alat yang rutin dimaintenance
seperti, syringe pump, infuse pump, bedside monitor, EKG, tensimeter,
suction pump, bpm portable, stetoskop, tensimeter digital, nebulizer, blood
warmer, laringoskop, dan lampu tindakan. Beberapa alat yang mampu
diperbaiki seperti suction pump, lampu dental unit, infant warmer, autoclave,
lampu operasi portable, ESU, USG, UV sterilisator, slit lamp, dan tensimeter
digital. Berikut akan dijelaskan lebih rinci mengenai alat-alat yang kami
tangani selama PKL.
A. Peralatan life support
Berikut merupakan beberapa alat life support yang kami amati.
a. Infus pump Terumo TE-172
Melakukan perawatan alat dan perbaikan alat infus pump.

Gambar 3.1
Infus pump terumo TE-172

13
14

1. Spesifikasi alat
Merek : Infus pump Terumo
Tipe : TE-172
Tegangan volt : 20V resistansi range 1Ω
Frekuensi : 500 KHz
Pressure gauge : 0~970 kPa
2. Langkah-langkah perbaikan alat
a) Kerusakan : Tombol rusak
b) Analisa : Keypad kotor, sambungan pada keypad putus
c) Langkah-langkah : Diuji terlebih dahulu
d) Hasil : Setelah di cek ternyata alat berfungsi normal,
hanya perlu sedikit penekanan pada tombol
e) Penyelesaian : memberikan informasi yang jelas pada operator
tentang penggunaan.
3. Perawatan alat
a) Membersihkan alat dengan kuas lembut untuk bagian-bagian yang
kotor.
b) Bagian-bagian yang terdapat bercak dibersihkan dengan kain lap basah
menggunakan alkohol.
c) Memeriksa kondisi batu baterai, sensor, dan fuse.
d) Memerikasa fungsi alat seperti kontrol di main panel.
b. Syringe pump Terumo TE-331
Melakukan perawatan alat syringe pump.
15

Gambar 3.2
Syringe pump TE-331
1. Spesifikasi alat
Merek : Terumo
Tipe : TE-331
Tegangan input : 100 - 240 VAC
SN : 07030104
2. Prinsip kerja
(Terlampir bagian A)
3. Perawatan alat
a) Membersihkan alat dengan kuas lembut untuk bagian-bagian yang
kotor seperti bagian infus set.
b) Bagian-bagian yang terdapat bercak dibersihkan dengan kain lap
basah menggunakan alkohol.
c) Memeriksa kondisi batu baterai, sensor, dan fuse.
d) Memerikasa fungsi alat seperti kontrol di main panel.
c. Inkubator bayi
Melakukan perbaikan alat inkubator bayi.
16

Gambar 3.3
Control panel baby inkubator YP-100
1. Spesifikasi alat
Type : YP-100
Tegangan input : 220V/50Hz
Merk : David Group
Frekuensi : 50/60 Hz
2. Langkah-langkah perbaikan alat
a) Alat perbaikan : Obeng, taspen, adan alat pengukur suhu
b) Kerusakan : Heater tidak maksimal
c) Analisa : Heater tidak bekerja dengan baik, kipas lambat.
d) Langkah-langkah : Mengecheck kecepatan kipas, mengganti heater
(Tidak ada heater dipasaran).
d) Hasil : Belum berhasil.
B. Peralatan radiologi
Dirumah sakit PKU Bantul yang kami amati hanya ada beberapa alat
radiologi seperti X-ray konvensional, X-ray mobile, mesin APF, dan Alat
CT-Scan. Untuk penanganan alat-alat jika ada kerusakan yang insidental
biasanya teknisi rumah sakit akan memanggil teknisi dari luar. Namun,
jika kerusakan tidak terlalu rumit, perbaikan akan dilakukan sendiri dari
17

teknisi dari rumah sakit sendiri. Berikut alat-alat radiologi yang kami
amati :
a. Pesawat Radiologi X-ray Konvensional (General X-Ray)
Melakukan pemasangan instalasi kabel alat rontgen.

Gambar 3.4
X-ray konvensional
1. Spesifikasi alat
Type : X-Ray DR 1603
Merk : Toshiba
Tegangan Input : 220 Volt
Frekuensi : 50/60 Hz
2. Prinsip kerja
(Terlampir pada bagian A)
3. Perbaikan instalasi jalur kabel HTT pada pesawat radiology
a) Alat perbaikan : Obeng, tang, gunting, dan kabel.
b) Kerusakan : Pelindung Kabel HTT Rusak
c) Analisa : Penahan siku yang terlalu kuat
d) Langkah-langkah : Mengganti pelindung tersebut dengan kabel
fleksibel.
e) Hasil : Kabel HTT sudah terisolasi
18

b. X-ray mobile
Pemeriksaan/inventarisasi alat x-ray mobile. Sehingga kami hanya akan
memaparkan spesifikasi alat dari x-ray mobile.
Merek : Siemens
Type : Polimobile 350 mA
Tegangan Input : 220 Volt
Frekuensi : 50/60 Hz
c. APF (Automatic Proccesing Film)
Melakukan troubleshooting atau perbaikan dan pemeliharaan alat APF.

Gambar 3.5
Alat pencetak film otomatis fuji FPM-100A
1. Spesifikasi alat
Merek : Fuji Medical Film
Tipe : FPM 100-A
Tegangan input : 220-240 Volt AC single phase
Daya : 5 Ampere
Frekuensi : 50/60 Hz
2. Pemeliharaan
19

Karena alat ini sering digunakan sehingga teknisi sering-sering


melakukan perawatan dan pengechekan alat terutama kondisi mekanik,
sensor, dan kontrol yang sudah tua (lama).
3. Perbaikan alat APF (auto proccessing film)
a) Alat perbaikan : Obeng, taspen, dan avometer.
b) Kerusakan : Sensor cahaya pendeteksi film tidak berfungsi
sehingga user tidak tahu proses finisialisasi kertas.
c) Analisa : Rangkaian sensor kurang responsif.
d) Langkah-langkah : Membongkar alat dan mencari letak kerusakan
yang terjadi seperti bagian sensor, kontrol utama dan gerak
motor/mekanik.
e) Hasil : Belum ditemukan hasil yang tepat
C. Peralatan diagnostik
Berikut beberapa peralatan diagnostik yang kami amati selama PKL.
A. Spigmomanometer (Tensi darah)
Melakukan perbaikan, perawatan dan inventarisasi alat tensimeter.

Gambar 3.6
Spigmomanometer
20

1. Spesifikasi alat
Merek : Riester
Type Standing : Standing
SN : 140974110
2. Prinsip kerja
(Terlampir pada bagian A)
3. Perawatan alat
a) Bersihkan seluruh bagian alat dari debu dan kotoran.
b) Cek fungsi manset, ganti bila perlu.
c) Cek fungsi bulb, ganti bila perlu.
d) Cek posisi air raksa pada posisi nol.
e) Bersihkan air raksa dan tabung air raksa dengan menggunakan kapas.
f) Lakukan pengujian kinerja alat
g) Simpan ditempat yang aman.
4. Langkah-langkah perbaikan alat tensimeter
a) Air raksa tidak dapat naik tetapi ada gelembung-gelembungnya,
langkah perbaikannya :
(1) Bersihkan air raksa dengan kapas.
(2) Bersihkan tabung glassmeter dengan kapas.
(3) Tambahkan air raksa sesuai dengan kabutuhan.
b) Air raksa tidak dapat bergerak menunjukkan skalanya, langkah
perbaikannya :
(1) Periksa karet pemompa awal.
(2) Periksa kran penutup dan pembuka tekanan udara yang masuk.
(3) Selang yang menuju ke manset (karet yang menggelembung udara
yang berfungsi untuk menekan terhadap lengan pasien yang akan
diperiksa).
(4) Periksa mansetnya.
(5) Filter di atas tabung glassmeter, harus ada celah udara yang keluar,
bila tertutup rapat maka air raksa tidak dapat naik.
21

(6) Setelah dilakukan perbaikan jangan lupa untuk menutup semua


knop/kran dengan rapat-rapat agar alat tensimeter dapat berfungsi
dengan baik.
(7) Penurunan yang lambat dari air raksa dapat disebabkan oleh keadaan
berikut :
a) Saringan yang mampet karena dipakai terlalu lama.
b) Tabung kaca kotor (air raksa oksidasi).
B. EKG
Melakukan pemeliharaan dan perbaikan alat EKG.

Gambar 3.7
EKG
1. Spesifikasi alat
Merk : Cardi suny Fukuda
Type : C100
Tegangan input : 220 Volt
Frekuensi : 50/60 Hz
SN : 208808384
2. Pemeliharaan
a) Melakukan pembersihan pada bagian tutup.
b) Memeriksa keutuhan kertas EKG.
c) Membersihkan bagian sensor dengan kain lembut.
22

d) Mengechek kondisi default pengaturan alat.


e) Check alat.
3. Langkah-langkah perbaikan alat
a) Kerusakan : Gambar dikertas EKG kurang jelas.
b) Analisa : Sensor printer tertutup debu, kualitas kertas EKG
kurang bagus, kabel elektroda kurang tepat. Terjadi noise (gangguan
dari luar)
c) Langkah-langkah : Membersihkan bagian sensor namun gambar
belum jelas., mengatur kabel elektroda ulang dengan baik, gambar
masih belum jelas, mengganti kertas EKG yang baru.
d) Hasil : Hasil gambar EKG terlihat jelas.
C. Fettal Doppler
Melakukan pemeliharaan alat fettal doppler.

Gambar 3.8
Alat fettal doppler
1. Spesifikasi alat
Merek : Huheigh
Tipe : FD2 0588
Frekuensi : 50/60 Hz
Tegangan input : 220 Volt
23

2. Prinsip kerja
(Terlampir pada bagian B)
3. Pemeliharaan
a) Cek dan bersihkan bagian – bagian alat.
b) Cek baterai, ganti bila perlu.
c) Cek dan bersihkan probe dengan kain halus dan gunakan air hangat
atau sabun lunak.
d) Cek pengatur volume/sound level.
e) Cek suara keluaran.
f) Cek konektor probe dan dibersihkan bila perlu.
D. Peralatan bedah dan anaesthesi
Berikut berapa alat yang kami amati selama PKL diruangan bedah (OK).
A. ESU (elektro surgical unit)
Melakukan perbaikan dan perawatan alat ESU.

Gambar 3.9
Alat ESU
24

1. Spesifikasi alat
Merek : Meditom
Tipe : DT-300
Frekuensi : 400-500 KHz
Tegangan input : 110/220 Volt
2. Prinsip kerja alat
( Terlampir pada bagian B)
3. Langkah-langkah perbaikan alat
a) Alat perbaikan : Obeng, taspen, soldier, timah, gunting,
solatif, dan avometer.
b) Kerusakkan alat : Elektroda grounding tidak dapat berfungsi.
c) Analisa kerusakkan : Check kabel jack male dan female (tempat
dudukan), check kondisi kabel.
d) Langkah perbaikkan : Kabel elektroda putus, menyambungkan
kembali.
d) Hasil : Kabel elektrode dapat digunakan kembali.
B. Lampu operasi
Melakukan pemeliharaan alat lampu operasi.

Gambar 4.0
Lampu operasi
25

1. Spesifikasi alat
Merek : Oacmed
Tipe : Aeomed OL9000
Model : Ceilling
2. Pemeliharaan
a) Lakukan pengechekan berkala selama 3 bulan sekali.
b) Lakukan check sekrup-sekrup pada lampu operasi setiap service rutin.
c) Memberikan oli disetiap engsel siku pergerakan agar lampu operasi
dapat bergerak leluasa.
d) Lakukan tes kekuatan intensitas cahaya setiap service rutin.
e) Melakukan pembersihan bagian-bagian lampu operasi yang kotor agar
tidak menimbulkan bercak-bercak, misal: darah,debu dll.
C. Autoclave
Melakukan perbaikan alat autoclave.

Gambar 4.1
Autoclave bertekanan uap
26

1. Spesifikasi alat
Merek : Speedy Autoclave
Model : SUN-MO 11
Chamber : 300 mm
Working Depth : 700 mm
Kapasitas : 49,5 Liter
Tegangan input : 220 Volt AC / 2KW
Frekuensi : 50/60 Hz
2. Prinsip kerja
(Terlampir pada bagian C)
3. Perbaikan alat autoclave digital merek Hiclave HVP-50
a) Alat perbaikan : Obeng, taspen, dan avometer.
b) Kerusakan : Display autoclave tidak muncul atau off
c) Analisa : Tidak ada sumber tegangan dari power supply,
tegangan yang masuk ke mainboard tidak ada, butuh restart ulang
mesin autoclave.
d) Langkah-langkah : mematikan mesin kemudian menghidupkan
kembali mesin autoclave (restart ulang).
e) Hasil : Hidup kembali.
E. Peralatan laboratorium klinik
Berikut beberapa alat laboratorium klinik yang kami amati selama PKL.
A. Centrifuge
Melakukan perbaikan alat centrifuge.
27

Gambar 4.2
Alat centrifuge
1. Spesifikasi alat
Merek :Table TOP Centrifuge
Model : PLC-05
Buatan : Taiwan
Tegangan input : 220 Volt
Frekuensi : 50 Hz /0,7A
Serial nomer : 1417268
2. Prinsip kerja
(Terlampir dibagian D)
3. Troubleshooting
a) Alat perbaikan : Obeng, dan avometer.
b) Kerusakan : motor tidak berputar.
c) Analisa : bagian pemantik (abu arang) sudah habis.
d) langkah-langkah : mengganti sparepart motor yang baru.
e) kesimpulan : belum bisa digunakan karena sparepart motor
digudang barang tidak ada dan harus memesan ke supplier.
B. Spektrofotometer
28

Kami hanya melakukan pengechekan alat spektrofotometer. Dan


melakukakan perawatan sederhana.

Gambar 4.3
Alat spektrofotometer
1. Spesifikasi alat
Merek : Diagnostica Stago
Model : Start®
Frekuensi : 50-60 Hz
Tegangan : 90-230 Volt
Fuse : T3.15A
Daya : 110 W
Serial nomer : BT3058839
2. Prinsip kerja
(Terlampir dibagian E)
3. Pemeliharaan
a) Bersihkan spektrofotometer secara eksternal, termasuk, layar kontrol
atau pengukuran meter. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan
sepotong kain halus (mirip dengan tekstur yang digunakan dalam
saputangan) dibasahi dengan air suling.
b) Periksa dan bersihkan kabel listrik sumber.
29

c) Pastikan lampu yang bersih dan dalam kondisi baik. Jika tidak
berfungsi, ganti yang baru dengan spesifikasi yang sama seperti
aslinya.
d) Periksa sekering.
C. Urine analizer
Kami hanya melakukan pengechekan alat analizer urine.

Gambar 4.4
Alat urine analizer UroMeter 720
1. Spesifikasi alat
Merek : SD Urine Chemistry Analizer
Tipe : UroMeter 720
Tegangang input : 80-250 V
Frekuensi : 50/60 Hz
Tegangan adaptor : DC 12V 3A
F. Peralatan terapi
Alat-alat terapi yang kami amati di PKU Bantul hanya ada 5 alat yaitu
elektrostimulator, SWD, inframerah, nebulizer, dan sepeda jalan.
A. Elektrostimulator
Melakukan perbaikan alat elektrostimulator.
30

Gambar 4.5
Alat elektrostimulator
1. Spesifikasi alat
Merek : Ying Di (China)
Type : KWD-808i (KWD HWATO)
Frekuensi : 50/60 Hz
Tegangan : 110-220 V (DC:9V/Baterai A2)
Volume : 220x170x75
2. Langkah-langkah perbaikan alat
a) Alat perbaikan : Obeng, avometer. dan DC sumber 12V.
b) masalah : Layar tengah output seven indikator tidak hidup
c) Solusi : Mencari penyebab layar tersebut mati, dengan
mengecheck sumber tegangan dan arus listrik bagian yang mati.
d) Hasil : Belum berhasil.
B. Nebulizer
Melakukan perbaikan alat nebulizer dan perawatan.
31

Gambar 4.6
Alat nebulizer omron
1. Spesifikasi alat
Merek : Omron Nebulizer
Tipe : MC 29
Tegangan : 110/220 Volt
Frekuensi : 50/60Hz
SN : 4000885
2. Prinsip kerja
(Terlampir dibagian F)
3. Perawatam alat
a) Tutup kompressor dengan menggunakan penutup yang bersih. Jaga
agar tetap kering dengan menyeka dengan kain bersih dan lembab.
b) Jangan meletakkan kompressor udara dilantai.
c) Periksa filter kompressor udara secara langsung.
d) Obat-obatan harus diletakkan pada tempat yang kering dan dingin.
Periksa beberapa kali. Apabila terjadi perubahan warna atau menjadi
kristal, segera buang dan anti dengan obat yang baru.
4. Troubleshooting
a) Alat perbaikan : Obeng, gunting, dan oli.
32

b) Kerusakan : Tekanan udara yang lemah.


c) Analisa : Memeriksa kerja kecepatan motor dan piston (sistem
udara bertekanan).
d) Tindakan : Memberi oli pada piston dan mengecheck kerapatan
penutup piston.
d) Hasil : Udara keluar dengan baik (sesuai tekanan standar).
C. Short wave diathermy (SWD)
Melakukan pengechekan alat SWD dan pemeliharaan alat.

Gambar 4.7
Alat SWD BTL-6000
1. Spesifikasi alat
Merek : BTL-6000 shortwave 400
Tegangan input : 100 – 240 V
Frekuensi : 50/60 Hz
Pulsa frekuensi : 100-1500 Hz
Output daya : 200 W 50 Ohm
2. Pemeliharaan
a) Lakukan pembersihan seluruh bagian alat.
b) Lakukan pelumasan pada bagian-bagian yang bergerak.
33

c) Lakukan pengecekan atau tighttening.


d) Lakukan pengecekan fungsi dan kondisi bagian alat.
e) Lakukan penggantian bahan pemeliharaan alat.
f) Lakukan pemeriksaan kinerja dan aspek keselamatan kerja.
g) Lakukan penyetelan atau adjustment.
34

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah penulis mengikuti dan mengamati langsung praktik kerja
lapangan di RSU PKU Muhammadiyah Bantul penulis merasakan sangat
banyak manfaat serta masukan yang didapatkan selama 4 minggu (30 hari
kerja). Yaitu mengaplikasikan ilmu yang didapat dibangku kuliah baik
yang berupa teori maupun praktek. Namun, masih banyak ilmu yang tidak
penulis dapatkan dibangku perkuliahan justru didapat pada saat PKL.
Dari pengalaman yang penulis dapat selama Praktik Kerja
Lapangan (PKL), diantaranya adalah banyak peralatan rumah sakit yang
masih baru, dan dalam kondisi yang masih baik. Ada beberapa alat yang
sering banyak perbaikan diantaranya tensimeter. Beberapa peralatan
canggih dengan teknologi tinggi seperti CT-scan, ventilator, dan pasien
monitor masih baik dan laik digunakan.
Perbaikan-perbaikan alat medis dengan teknologi sedang seperti
tensimeter, stetoskop, suction pump dll dapat dilakukan oleh teknisi dari
dalam. Sedangkan peralatan medis teknologi tinggi jika terjadi kerusakan
terkadang harus memanggil teknisi dari luar.
Bagian-bagian unit IPSRS PKU Bantul, bekerja dengan sub bidang
masing-masing. Bagian teknisi non-medis bekerja pada bidang instalasi
listrik, perbaikan alat-alat elektronik penunjang, dan sarana prasarana
rumah sakit. Sedangkan bagian alat medis, teknisi elektromedik bekerja
pada perbaikan, pemeliharaan, dan maintenance peralatan medis.
Sehingga penulis sepakat bahwa untuk menjadi seorang teknisi
medis maupun non-medis yang baik dan profesional, seorang lulusan
Teknik Elektromedik harus berusaha mencari ilmu pengetahuan yang lebih
banyak dari manapun. Khusunya informasi mengenai teknologi alat-alat
kesehatan yang berkembang sangat pesat.

34
35

B. Kesan
Penulis merasa senang PKL di RSU Muhammadiyah Bantul,
Yogyakarta dan mengucapkan terima kasih kepada pihak rumah sakit
PKU Muhammadiyah Bantul yang mana telah memberikan kesempatan
kepada penulis untuk dapat mengikuti PKL di RSU PKU Muhammadiyah
Bantul, Yogyakarta selama kurang lebih 1 bulan (30 hari kerja). Dan juga
kepada instruktur-instruktur di RSU PKU Muhammadiyah Bantul yang
telah memberikan bimbingan dan pengalaman yang sebelumnya pernah
didapatkan oleh penulis sehingga menambah pengetahuan dan ilmu
penulis untuk lebih mengenal dunia kerja di RS, dan juga pihak lain yang
tidak bisa disebut satu persatu. Terima kasih atas kerja samanya selama
ini.
C. Saran
Berdasarkan pengamatan penulis setelah mengikuti PKL di RSU
PKU Muhammadiyah Bantul yaitu terdapat beberapa hal yang harus
diperhatikan seperti kekurang pahaman user dalam menghadapi alat
misalnya peletakan alat atau penggunaan alat. Oleh karena itu, sosialisasi
kepada user semestinya harus diadakan terkait dengan penggunaan alat-
alat kesehatan tersebut.
Disamping itu kerja sama antar profesi dibutuhkan juga karena
dapat mengurangi beban masing-masing profesi. Contohnya pembersihan
elektroda, penggantian kertas EKG tidak harus teknisi, itu dapat dilakukan
oleh user. Penulis harapkan untuk mempertahankan rasa kekeluargaan
yang telah kami rasakan di RSU PKU Muhammadiyah Bantul khususnya
Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit serta selalu berharap rumah
sakit ini selalu menerapkan motto “Layananku Ibadahku” agar rumah
sakit ini tetap maju, unggul dan jaya terus.
36

DAFTAR PUSTAKA
[1] http://analissolo.blogspot.com/2012/10/vbehaviorurldefaultvmlo_10.html
[2] Hariadi.Arsyad.PRINSIP SPEKTROFOTOMETER-UV-VIS.
[3] www.google.protap lamp operasi.htm
[4] Http://www2.umdnj.edu/eohssweb/aiha/technical/labequipment.htm #
Autoclave
[5] Http://ehs.uky.edu/biosafety/autoclave.htm
[6] http://perawat-hitech.blogspot.com/2012/06/elektrocardiogram-ecg.html
[7] http://nyakgue.blogspot.com/2012/05/makalah-doppler.html
[8] http://tasalimrian.blogspot.com/2011/04/pemeriksaan-denyut-jantung-
janin.html
[9] http://www.scribd.com/doc/48853985/Cara-mengukur-tekanan-darah
[10] http://gaaraatem08.blogspot.com/2011/06/pembahasan-alat-
centrifuge.html
[11] http://www.elektromedik.info/2008/12/centrifuge.html
[12] http://elisa1.ugm.ac.id/files/agusarif/C1Ekyfja/Unit%20Sentrifugasi
[13] http://sarang-sehat.blogspot.com/2014/09/short-wave-diathermy-
swd.html
[14] http://www.scribd.com/doc/83724752/SLIDE-HFC#scribd
[15] https://ml.scribd.com/doc/299078608/Automatic-Processing-Film
[16] http://ikatemijateng.org/pemeriksaan-urine-dengan-alat-urine-analyzer/
37

LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 : Teori-teori penunjang (Bagian A)
2. Sistem kerja alat syringe pump
Obat di dorong dengan mekanisme penggerak motor dan sistem
elektronik/komputer canggih.
Catatan : Dosis obat diberikan berdasarkan volume dan interval waktu
yang sudah ditentukan.
2. Prinsip kerja rontgen
Pesawat rontgen adalah pesawat yang berfungsi untuk penunjang
diagnosa suatu penyakit dengan memanfaatkan sinar-x. Sinar-x yang telah
mengenai pasien/objek akan diserap dan dihamburkan sehingga intensitas sinar
yang melewati objek menjadi berkurang. Kemudian sinar-x itu akan di tangkap
oleh detector (screen) yang dapat mengemulsikan sebuah film. Selanjutkan
film tersebut akan diproses lebih lanjut di dalam kamar gelap dengan cairan
fixer dan developer, sehingga menghasilkan suatu rekaman objek yang telah
dipotret untuk kepentingan diagnose.
2. Prinsip kerja tensimeter
Sistem kerja tekanan pada alat spigmomanometer.

Gambar 2
Prinsip kerja tensimeter

(Bagian B)
38

Prinsip kerja alat pengukur tekanan darah (tensimeter) sama dengan U-


tube manometer. Manometer adalah alat pengukur tekanan yang menggunakan
tinggi kolom (tabung) yang berisi liquid statik untuk menentukan tekanan.
Manset dipasang ‘mengikat’ mengelilingi lengan dan kemudian ditekan dengan
tekanan di atas tekanan arteri lengan (brachial) dan kemudian secara perlahan
tekanannya diturunkan. Pembacaan tinggi mercuri dalam kolom (tabung
manometer) menunjukkan peak pressure (systolic) dan lowest pressure
(diastolic).
2. Prinsip kerja alat fettal doppler
Pesawat doppler menggunakan frekuensi sebesar 2,25 MHz yang
digunakan untuk mendeteksi detak jantung bayi usia 10-11 minggu, kemudian
detak jantung bayi yang berupa frekuensi dibangkitkan oleh oscilator kemudian
dipancarkan oleh tranduser transmitter ke media pengukuran dan hasil
pengukuran diterima kembali oleh tranduser receiver, lalu sinyal direkam oleh
reactivier masuk ke pre-amp untuk dikuatkan kemudian dilakukan penguatan
akhir oleh power amp dan masuk speaker.
2. Prinsip kerja alat ESU
Alat ini memiliki prinsip kerja merusak jaringan tubuh tertentu dengan
memanaskan jaringan tersebut. Panas didapat dengan cara pemusatan arus
listrik frekuensi tinggi pada jaringan tubuh tertentu dengan menggunakan
elektroda sebagai medianya. Adapun jangkauan frekuensi yang biasa dipakai
berkisar antara 500 kHz sampai dengan 2,5 MHz.
Pengoperasian ESU dibagi menjadi 2 (dua) mode, yaitu bipolar dan
monopolar.
a) Mode bipolar
Biasa digunakan pada bedah minor untuk proses koagulasi (pembekuan).
Sebuah elektroda berbentuk pinset digunakan untuk menjepit jaringan yang
tidak diinginkan, kemudian arus listrik frekuensi tinggi mengalir dari ujung

(Bagian C)
39

elektroda melewati jaringan tadi kemudian menuju ujung elektroda yang


lain.
b) Mode monopolar
Mode ini menggunakan dua elektroda terpisah, yaitu elektroda aktif dan
elektroda pasif/ netral dengan permukaan yang lebih luas yang ditempatkan
dekat dengan lokasi yang akan dibedah. Arus listrik akan terpusat pada
elektroda aktif dan elektroda netral didesain untuk mendistribusikan arus
listrik dengan tujuan mencegah kerusakan jaringan. Mode monopolar
lazimnya digunakan pada bedah mayor dengan metode pemotongan/
cutting. Oleh karena itu, mode bipolar lebih banyak digunakan untuk
melakukan pembedahan minor. Dalam penggunaan pesawat ESU terdapat
beberapa efek yang dapat mempengaruhi jaringan-jaringan biologis pada
tubuh yang diakibatkan karena frekuensi tinggi. Dampak yang ditimbulkan
dari frekuensi tinggi itu antara lain :
(1) Efek Thermal
(2) Efek Faradik
(3) Efek Elektrolitik
2. Prinsip kerja autoclave
Autoclave ini adalah suatu jenis pesawat untuk sterilisasi yang
memanfaatkan temperatur dan tekanan tinggi (hampa udara). Dalam hal ini
menggunakan media uap air yang bertekanan tinggi untuk proses sterilisasi dan
pemvacuman. Proses kerja dari Autoclave ini memanfaatkan temperatur dan
tekanan tinggi yang dihasilkan dari proses perubahan daya menjadi panas.
Dimana autoclave menggunakan filamen yang fungsinya sebagai pemanas,
guna mensterilkan bahan yang akan disterilkan dengan suhu mencapai 120˚C
ke atas atau lebih dan dalam keadaan vacum.
Sebuah autoclave medis menggunakan uap untuk mensterilkan peralatan
dan benda-benda lainnya. Ini berarti bahwa semua bakteri, virus, jamur, dan
spora yang dilemahkan. Namun, prion, seperti yang berhubungan dengan
penyakit Creutzfeldt-Jakob, tidak dapat dihancurkan oleh autoclave pada 134°
(Bagian D)
40

C untuk 3 menit atau 121° C selama 15 menit. Juga, beberapa-


menemukan organisme baru-baru ini, seperti Strain 121 , dapat bertahan hidup
pada suhu di atas 121° C.
Uap jenuh pada 120°C mampu membunuh secara cepat semua bentuk
vegetatif mikroorganisme hidup dalam waktu ½ menit. Uap jenuh ini dapat
menghancurkan spora vegetatif yang tahan terhadap pemanasan tinggi.
Keefektifan sterilisasi bertekanan tergantung pada :
a) Suhu
b) Panas yang berlimpah
c) Tekanan udara yang tinggi
d) Kevacuman udara pada tempat sterilisator
e) Kemapuan untuk membentuk kondensasi air
f) Kontraksi volume yang timbul selama kondensasi
g) Penataan alat yang distrilkan

Waktu yang dibutuhkan untuk mensterilkan larutan saat suhu 121 oC


selama 12 menit, ditambah waktu tambahan untuk larutan dalam wadah untuk
mencapai 121°C setelah termometer pensteril menunjukkan suhu ini. Secara
umum larutan dalam botol 100-200 ml akan membutuhkan kurang 5 menit
botol 500 ml antara 10-15 menit. Dengan cara pengatur tekanan dalam
autoclave, maka dapat dicapai panas yang diinginkan. Cara ini dipakai untuk
sterilisasi media yang tahan terhadap pemanasan tinggi. Sterilisasi biasanya
dijalankan dengan menggunakan panas 120ºC selama 10–70 menit tergantung
kebutuhan. Hal yang perlu diperhatikan bila mengerjakan sterilisasi dengan
menggunakan autoclave :
a) harus ditunggu selama bekerja
b) hati-hati bila mengurangi tekanan dalam autoclave (perubahann temperatur
dan tekanan secara mendadak dapat menyebabkan cairan yang disterilkan
meletus dan gelas-gelas dapat pecah).
2. Prinsip kerja centrifuge
41

Centrifuge adalah alat untuk memutar sampel pada kecepatan tinggi,


memaksa partikel yang lebih berat terkumpul kedasar tabung centrifuge.
Pemakain centrifuge yang paling sering adalah untuk pemisahan komponen sel
darah dari cairannya sehingga cairannya bisa dipakai untuk pemeriksaan.
Metode yang digunakan dalam pencapaian sedimentasi diamana partikel
dipisahkan dari fluida oleh gaya sentrifugal yang dikenakan pada partikel.
Partikel adalah solid, gas (liquid) dan fluida.Pemisahan dari gravitasi bisa
memakan waktu yang lama karena kedekatan densitas dari partikel dan fluida
atau karena kesatuan gaya pada komponen yang bekerja bersamaan seperti
emulsi. Pemisahan sentrifugal menggunakan prinsip dimana objek diputar
secara horisontal pada jarak radial dari titik dimana titik tersebut dikenakan
objek yang diputar secara horisontal dan konstan merubah arah dan percepatan
walaupun konstan. Gaya sentrifugal ini bekerja menuju pusat dari rotasi,
apabila objek berotasi didalam kontainer silinder yang berisi campuran fluida
dan solid. Dan gaya yang berlawanan disebut gaya sentrifugasi yang mengarah
keluar dinding kontainer.
Maka semakin tinggi putaran motor, semakin besar gaya sentrifugal yang
dihasilkan, dan rumusnya adalah :
Gaya sentrifugal

Gaya bobot

Dengan m adalah massa partikel


r = jarak ujung tabung centrifuge sampai titik pusat poros.
g = gravitasi ( 9,81 m/s)
v = kecepatan linear.
dimana v=2πr/T
(Bagian E)

1/T = n (putaran tiap detik)


Bagian-bagian centrifuge
42

a) Motor : kecepatan motor yang tinggi akan menghasilkan gaya sentrifugal


yang tinggi.
b) Pengatur kecepatan motor : untuk mengatur kecepatan motor agar sesuai
dengan kebutuhan tanpa pengatur ini motor akan berputar pada kecepatan
maksimum.
c) Timer : untuk mengatur lamanya alat bekerja.
d) Break system : pengeraman motor diperlukan agar putaran motor dapat
dengan segera dihentikan.
2. Prinsip kerja spektrofotometer
Cahaya dari sumber cahaya yang masuk ke monokromator dan
dispersikan menjadi cahaya monokromatis ditransmisikan melalui sel sampel
dalam tempat sampel dan jatuh pada detektor, kemudian dikonversikan sinyal
listrik yang memperkuat dan tercatat pada rekorder. sedangkan pada dasarnya
analisis pada spektrofotometer dilakukan dengan cara pembentukan cahaya
senyawa yang berwarna dengan pereaksi-pereaksi tertentu.dan setiap warna
mempunyai intensitas tertentu. intensitas cahaya tersebut dapat dilihat oleh
spektrofotometer.
a) Bagian-bagian/diagram blok spektrofotometer
Diagram blok berikut akan menggambarkan sebuah sistem kerja oleh alat
spektrofotometer secara sederhana. Keterangan-keterangan gambar
dijelaskan pada paragraf bawahnya.
43

Gambar 6
Diagram blok alat spektrofotometer
Bagian-bagian alat ini terdiri dari beberapa bagian yang paling penting
diantaranya sebagai berikut :
a) Sumber cahaya
Tergantung pada jenis spektrofotometer, sumber cahaya dapat
menjadi lampu tungsten untuk cahaya tampak atau busur lampu
deuterium untuk sinar ultraviolet. Beberapa produsen telah merancang
spektrofotometer dengan cahaya yang tahan lama seperti lampu xenon
yang mampu memancarkan dalam rentang terlihat dan ultraviolet. Lampu
buatan prabrik telah dirancang mampu untuk berada dalam kondisi posisi
yang tetap, untuk menjaga penyesuaian optik dan fokus ketika sedang
beroperasi atau mengganti bohlam lampu. Energi yang dipancarkan dari
lampu tungsten adalah sekitar 2600 dan 3000 derajat (K).
b) Monokromator
Monokromator berfungsi untuk mengubah cahaya polikromatik
menjadi cahaya monokromatik. Monokromator adalah peralatan optik
44

yang dapat mengisolasi suatu berkas sinar dari sumber kontinyu dengan
kemurnian spektral yang tinggi untuk semua panjang gelombang. Unsur
terpenting pada sebuah monokromator adalah sistem celah masuk,
kemudian dikumpulkan oleh sebuah lensa atau cermin sehingga sinar
pararel jatuh pada prisma atau kisi difraksi, selanjutnya melalaui jalan
optik monokromatis melewati contoh yang diperiksa.
Ada 2 jenis monokromator, yang satu menggunakan prisma dan
yang lainnya menggunakan grating (kisi) sebagai pendispersi cahaya.
(1) Monokromator prisma
Komponen ini dibuat dari bahan quartz untuk daerah
ultraviolet (UV), visible dan dan infra red (IR) dekat. Prinsip kerja
sebuah prisma adalah apabila seberkas sinar melewati dua medium
yang berbeda, maka berkas sinar tersebut akan mengalami
pembelokan (refraksi). Besarnya refraksi tergantung pada index bias
ini berubah-ubah dengan panjang gelombang yang berbeda, cahaya
biru akan dibelokkan dari pada cahaya yang merah.
(2) Monokromator grating (Kisi)
Dispersi radiasi ultraviolet dapat diperoleh dengan
menjatuhkan sinar polikromatis pada grating transmisi atau pada
permukaan grating refleksi yang lebih praktis dan sering digunakan.
Tahap pertama pada pembuatan grating yaitu penyediaan master
grating yang tersusun dari lekukan paralel dengan jarak rapat
disusun pada permukaan keras yang telah dilapisi dengan peralatan
seperti intan.
c) Pembawa sampel
Menurut DAY dan UNDERWOOD (1993), larutan yang akan
diperiksa dengan spektrofotometer ditempatkan dalam contoh cuvet.
Tempat contoh tersebut harus terbuat dari bahan yang dapat
meneruskan sinar. Dari daerah spektrum yang dipakai, kaca silika
biasa digunakan untuk daerah panjang gelombang antara 350 sampai 3
µm. Pada daerah 300 nm sampai daerah tampak dapat digunakan sel
45

dari bahan kaca pyrex. Tetapi bahan demikian tidak boleh digunakan
untuk daerah ultraviolet (UV), karena bersifat menyerap radiasi sinar
UV. Sehingga pengukuran daerah ultraviolet di bawah 350 nm,
digunakan cuvet yang terbuat dari bahan quartz dan leburan silika
(fused silica). Kedua bahan tersebut dapat digunakan juga di daerah
sinar tampak (visible) sampai 3 µm, tetapi harganya juga cukup mahal.
Bahan yang lebih murah, seperti cuvet plastik dapat digunakan untuk
daerah tampak. Syarat- syarat terpenting untuk cuvet, Yaitu :
(1) Mempunyai ketebalan permukaan yang sama.
(2) Harus transparan, sehingga dapat mentransmisikan sinar dengan
baik.
(3) Tahan terhadap senyawa kimia.
d) Sistem detektor
Detektor berfungsi mengubah cahaya menjadi arus listrik. Detektor
yang biasa digunakan adalah Foto Tube dan Layar Cell. Sinyal listrik
yang diberikan oleh detektor selanjutnya diubah oleh prosesor
sehingga dapat ditampilkan oleh alat baca.
Prinsip kerja detektor pada spektropotometer adalah energi foton
sinar yang jauh mengenai dan mengubah energi tersebut menjadi
suatu besaran yang dapat diukur, misalnya penghitaman pelat foto,
arus listrik atau perubahan-perubahan panas. Sifat –sifat detektor yang
ideal harus mempunyai kepekaan yang tinggi, perbandingan sinyal
dan noise tinggi, dan mempunyai respon tetap pada daerah panjang
gelombang pengamatan.
e) Sistem pembacaan
(1) Filter
Filter disini berfungsi untuk menyerap dan menerus panjangkan
gelombang pada suatu sampel yang diketahui. pada filter ini

(Bagian F)
46

biasanya bias berbentuk prisma atau juga berupa tumpukan lensa-


lensa.
(2) Penguat (amplifier)
Amplifier disini gunanya untuk menguatkan nilai tegangan yang
dikuatkan oleh detektor.
(3) Sistem pembacaan
Dalam sistem pembacaan terdiri dari 3 blok diantaranya ADC,
mikrokontroller, dan display.
2. Prinsip kerja omron
Alat ini menggunakan motor untuk menggerakkan piston (pompa)
sehingga pompa akan menghasilkan udara bertekanan. Kemudian udara
bertekanan tersebut disalurkan melalui selang dialirkan ke tabung nebulizer
yang berisi cairan obat. Karena terjadi penumbukan secara kuat terhadap air
(cairan) maka dihasilkanlah uap. lalu uap itu dimasukkan ke hidung pasien
melalui selang (muskup).
47

LAMPIRAN 2 : Gambar-gambar kegiatan selama PKL.

Gambar 1. Maintenance alat Gambar 2. Service rutin alat

Gambar 3. Troubleshooting alat Gambar 4. Pengechekan alat


48

Gambar 5. Instalasi listrik Gambar 6. Cara penggunaan alat

Gambar 7. Cara penggunaan alat Gambar 8. Perbaikan alat


49

LAMPIRAN 3 : Lembar Penilaian Dosen Pembimbing Universitas Muhammadiyah


Yogyakarta Fakultas Vokasi Prodi Teknik Elektromedik
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PROGRAM DIPLOMA III
PRODI JURUSAN TEKNIK ELEKTROMEDIK
TAHUN AKADEMIK 2015/2016

Nama Mahasiswa : Fajar Ahmad Fauzi


No Induk Mahasiswa : 20133010032

No UNSUR NILAI BOBOT NILAI AKHIR


PENILAIAN (a) (b) (a x b)
1 Laporan Magang
2 Kelengkapan Isi 40 %
3 Cakupan Bahasa 20 %
4 Ketelitian 20 %
5 Penyajian Laporan 20 %
Nilai Totoal ( )

...............,.................20

Dosen pembimbing,

Sigit widadi, S.Kom


NIP.19730314201210183008

Anda mungkin juga menyukai