PENDAHULUAN
Agama dan negara adalah dua satuan yang berbeda. Agama adalah kabar
gembira dan peringatan (QS. Al-Baqarah: 119), sedangkan negara adalah kekuatan
pemaksa. Agama punya khatib, juru dakwah dan ulama, sedangkan negara punya
birokrasi, pengadilan dan tentara. Agama mempengaruhi jalannya sejarah melalui
kesadaran bersama, negara mempengaruhi sejarah dengan keputusan, kekuasaan dan
perang. Agama adalah kekuatan dari dalam dan negara adalah kekuatan dari luar.
Hubungan antara agama dan negara yang tidak terpisahkan itu telah diberikan
teladannya oleh Nabi Saw sendiri dengan jelas sekali terwujud dalam masyarakat
Madinah. Muhammad Saw selama sekitar sepuluh tahun di kota hijrah itu telah tampil
sebagai seorang penerima berita suci (sebagai Nabi) dan seorang pemimpin masyarakat
politik (sebagai Kepala Negara). Namun demikian, dalam perkembangan selanjutnya,
hubungan antara agama dan negara menjadi persoalan yang krusial di kalangan
cendekiawan. Pada satu pihak, terdapat adanya hubungan antara agama dan negara, dan
sebaliknya agama dan negara tidak memiliki hubungan yang signifikan.
1.3 Tujuan
Tujuan dari menulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui pandangan Islam terhadap politik
2. Mengetahui pandangan Islam terhadap cinta tanah air
1
3. Mengetahui hubungan antara politik, cinta tanah air, dan Islam
4. Mengetahui relasi antara Islam dan Negara
5. Mengetahui hukum cinta dan membela tanah air
6. Mengetahui sistem khilafah dalam tradisi islam
BAB II
PEMBAHASAN
2
2.1 Politik Dalam Perspektif Islam
Politik berasal dari bahasa Yunani “polis” yang berarti kota. Secara sederhana
politik merupakan terminologi yang merujuk pada kegiatan yang mengatur
pemerintahan suatu Negara. Politik dalam hal kata benda, mencangkup 3 pemahaman,
yaitu:
1. Pemeliharaan
2. Perbaikan
3. Pelurusan
4. Pemberian petunjuk
5. Mendidik atau membuat orang menjadi beradab
Politik berhubungan erat dengan Negara, karena Negara merupakan media untuk
melakukan perilaku berpolitik. Negara merupakan organisasi dari sekelompok manusia
yang telah berkediaman di wilayah tertentu atau dengan kata lain negera merupakan
ikatan orang-orang yang bertempat tinggal di wilayah tertentu yang dilengkapi dengan
kekuasaan untuk memerintah. Dalam sudut pandang politik, Negara merupakan
integrasi dari kekuasaan politik atau merupakan organisasi dari kekuasaan politik.
Sebagai organisasi politik Negara yang berfungsi sebagai alat dari masyarakat yang
mempunyai kekuasaan untuk mengatur hubungan antar manusia dan sekaligus
menertibkan serta mengendalikan gejala-gejala kekuasaan yang muncul dalam
masyarakat (George Jellinek, http:// gebyarberuntun.blogspot.com).
Dalam Islam, politik haruslah netral dari keinginan nafsu untuk menguasai
segala sesuatu dan merupakan wujud fungsi sebagai khafilah Allah SWT. Oleh karena
itu, jiwa politik dalam Islam adalah keikhlasan terhadap sesuatu yang diberikan sebagai
penguasa suatu Negara dan keterbukaan dalam sesuatu hal yang harus diketahui
3
bersama baik dari penguasa tersebut dan masyarakat yang terlibat dalam suatu politik di
suatu Negara. Cara ini merupakan fungsi control terhadap aktivitas pemerintahan yang
akan menuju fungsi maksimal. Secara historis, sikap politik yang ideal tersebut
dicontohkan oleh para Khulafaur Rasyidin. Pada masa Khulafaur Rasyidin banyak
dijadikan rujukan orang dalam mengonsep perpolitikan Islam.
Politik Islam dikenal juga dengan istilah siyasah syari’ah. Pengertian siyasah
syari’ah menurut Abdul Wahab Khallaf adalah pengaturan urusan pemerintahan kaum
muslimin secara menyeluruh dengan cara mewujudkan kemaslahatan, mencegah
terjadinya kerusakan melalui aturan-aturan yang telah ditetapkan Islam dan prinsip-
prinsip umum syari’at, walaupun hal tersebut tidak terdapat dalam ketentuan di dalam
Al-Qur’an dan Hadist dan hanya merujukk pada pendapat para mujtahid.
Ibnu Taimiyyah mengatakan bahwa Islam harus ditegakkan dalam dua hal, yaitu
Al-Qur’an dan pedang. Al-Qur’an merupakan sumber dari hukum Allah SWT.
Sedangkan pedang diibaratkan sebagai lambang kekuatan politik atau kekuasaan yang
menjamin tegaknya isi Al-Qur’an. Mengurusi dan melayani kepentingan manusia
merupakan kewajiban terbesar dari suatu agama. Untuk mencapai kebahagiaan di dunia
dan di akhirat, diperlukan ketertiban dalam berbagai aspek kehidupan. Ketertiban
tersebut dapat diwujudkan melalui kegiatan berpolitik (Iqbal dan Nasution, 2010:28-
29).
Pada dasarnya tanah air meliputi 2 bagian seperti bagian pada manusia yaitu
jasmani dan rohani. Tanah air rohani yaitu tanah air yang kekal, alam akhirat. Tanah air
jasmani yaitu bumi, alam dunia dimana jasmani individu dilahirkan.
Apabila kita mengakui bahwa kita cinta tanah air, maka kedua tanah air tersebut
harus dimakmurkan. Tetapi, tetap saja ada yang cintanya sejati dan ada yang cintanya
palsu. Warga Negara yang memiliki cinta sejati terhadap tanah air dapat dilihat dari
apabila seseorang yang meninggalkan tanah air, misalnya ke luar negeri bertahun-tahun
tetaplah ia tidak lupa dengan tanah airnya. Apabila pulang ke tanah airnya, dia akan
membawa sesuatu yang memiliki manfaat dan dapat memajukan tanah airnya bukan
untuk merusak atau mencemari tanah airnya dengan sesuatu yang tidak baik ataupun
yang dapat merugikan tanah airnya. Seseorang yang memiliki cinta sejati terhadap tanah
airnya pastilah akan selalu berbuat baik untuk tanah airnya, berusaha agar tanah airnya
dapat makmur, maju dan berkembang ke arah yang positif. Apabila tanah airnya
mendapat ancaman dari dalam ataupun luar negeri, maka ia akan membela tanah airnya
dengan jiwa raganya. Oleh karena itu, orang yang cinta tanah airnya dengan sejati,
orang tersebut akan berkorban untuk tanah airnya.
Bagi seseorang yang cintanya palsu terhadap tanah air, orang tersebut hanya
mengucapkan saja bahwa dia mencintai tanah air. Orang yang mencintai tanah airnya
secara palsu biasanya tidak peduli terhadap tanah airnya, mereka hanya memikirkan
kepentingannya sendiri seeperti yang dilakukan oleh para koruptor.
2. Tidak korupsi
Tidak melakukan korupsi juga merupakan wujud dari cinta tanah air. Tidak
melakukan korupsi berarti berusaha membuat tanah air menjadi makmur dan tentram.
Apabila suatu Negara yang memiliki warga Negara yang cinta tanah air secara sejati
maka ia akan berusaha untuk memakmurkan negaranya dan melakukan sesuatu yang
dapat memajukan negaranya.
5
3. Bersikap jujur
Bersikap jujur dapat menjauhkan seseorang untuk berbuat korupsi. Apabila kita
telah berbuat jujur, maka kita akan senantiasa untuk tidak melakukan korupsi. Orang
yang jujur dan tidak melakukan korupsi ini merupakan wujud dari cinta tanah air. Setiap
kegiatan yang kita lakukan untuk memajukan tanah air dapat dilakukan melalui diri
sendiri seperti jujur pada diri sendiri. Jujur pada diri sendiri misalnya selalu bersyukur
terhadap apa yang telah diterimanya dan tidak mementingkan kepentingan sendiri dalam
suatu kelompok.
Bersikap jujur merupakan salah satu wujud cinta tanah air. Bersikap jujur adalah
amanah dalam Bahasa Arabnya. Sifat dan sikap perilaku jujur adalah salah satu sifat
utama yang dimiliki oleh Nabi Muhammad SAW. Jujur merupakan kata yang mudah
untuk diucapkan dan mudah untuk ditulis, tetapi sangat sulit untuk diwujudkan ketika
keadaan pribadi seseorang sedang jatuh atau dalam keadaan terpuruk.
Taat kepada peraturan yang berlaku merupakan salah satu wujud cinta tanah air.
Bukti seseorang yang memiliki rasa cinta tanah air adalah orang tersebut memiliki sikap
taat pada peraturan yang berlaku dimana seseorang tersebut berada. Jika kita tidak taat
kepada peraturan yang berlaku sama saja kita menghancurkan tanah air kita. Di
Indonesia, peraturan-peraturan yang harus ditaati terdapar pada Undang-Undang Dasar
(UUD), Undang-Undang (UU), Peraturan Pemerintah pusat ataupun daerah.
5. Cinta perdamaian
6
Kita sebagai generasi muda sebagai generasi penerus bangsa sudah selayaknya
tidak menggunakan narkoba. Sebagaimana yang kita tau dampak dari penggunaan
narkoba itu sangat merugikan. Jika kita generasi muda sudah dirusak narkoba maka kita
juga akan merusak masa depan bangsa dan Negara.
“Dan janganlah kalian mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu
perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk.” (Q.S Al-Israa’: 32)
9. Menghargai perbedaan
2.3 Variasi Pandangan Umat Islam dalam Melihat Relasi Agama dan
Negara
a. Tipologi teo-demokrasi
b. Tipologi sekuler
8
c. Tipologi moderat
Jadi, relasi antara agama dan Negara menurut aliran ini adalah relasi etika dan
moral. Negara menjadi instrumen politik untuk menegakkan nilai dan aklak Islam yang
bersifat universal. Menurut kelompok ini, konsep Negara dan pemerintahan merupakan
bagian dari ijtihad kaum muslimin, karena tata Negara dan system pemerintahan tidak
tertera secara jelas di dalam Al-Qur’an. Oleh karena itu, dalam pelaksanaannya umat
Islam bebas memilih system manapun yang terbaik dan tidak menentang prinsip-prinsip
dalam agama Islam. Prinsip-prinsip poitik Islam menurut kaum moderat adalah:
a. Pluralisme
b. Toleransi
c. Pengakuan terhadap persamaan semua penduduk
d. Keadilan
Ada 5 ciri yang menonjol dari tipologi moderat atau yang biasa disebut sebagai
aliran neo moderenisme, yaitu:
9
Dalam Islam diajarkan bahwa seseorang disebut melakukan jihad yang benar
jika niatannya bukan disebut pemberani, bukan ingin disebut pahlawan, bukan ingin
membela suku atau bangsa dalam rangka cinta tanah air atau unsur nasionalisme yang
dikedepankan, tapi yang diperjuangkan adalah supaya kalimat Allah itu mulia, artinya
supaya Islam itu jaya. Yang terakhir inilah yang disebut jihad yang shahih.
فقققاَقل اليِرلجلل يلققاَتتلل قحتمييِةة قويلققاَتتلل- صلى ا عليه وسلم- قعنن أقتبى لموُقسى ققاَقل قجاَقء قرلجلُل إتقلى النيِبتىى
فقنهقوُ تفى، َات تهقى انللعنلقيا ِات ققاَقل » قمنن ققاَتققل لتتقلكوُقن قكلتقمةل يِك تفى قستبيتل ي َ فقأ ق ى، قشقجاَقعةة قويلققاَتتلل ترقياَةء
ى قذلت ق
« اتِقستبيتل ي
Dari Abu Musa, ia berkata bahwa ada seseorang yang pernah mendatangi Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas ia berkata, ada seseorang yang berperang
(berjihad) untuk membela sukunya (tanah airnya); ada pula yang berperang
supaya disebut pemberani (pahlawan); ada pula yang berperang dalam rangka
riya’ (cari pujian), lalu manakah yang disebut jihad di jalan Allah? Beliau
shallallahu ‘alaihi wa sallam pun bersabda, “Siapa yang berperang supaya
kalimat Allah itu mulia (tinggi) itulah yang disebut jihad di jalan Allah.” (HR.
Bukhari no. 7458 dan Muslim no. 1904).
Hadits di atas bermaksud menerangkan bahwa tidak ada beda antara kita dengan
orang kafir jika maksud kita berjihad atau berperang hanyalah untuk membela tanah air.
Karena niatan orang kafir pun demikian. Seorang muslim haruslah punya niatan untuk
berperang untuk “membela Islam” dan bukan untuk membela tanah air. Karena kalau
niatannya untuk membela tanah air, matinya tidaklah disebut mati syahid.
“Jika niatan seseorang dalam berperang hanyalah untuk membela tanah air, maka itu
adalah niatan yang keliru. Niat seperti itu sama sekali tidaklah bermanfaat. Tidak ada
beda antara muslim dan kafir jika niatannya hanyalah untuk membela tanah air. Cinta
tanah air jika yang dimaksud adalah cinta negeri Islam, maka itu disukai karena yang
10
dibela adalah Islam. Namun sebenarnya tidak ada beda antara negerimu dan negeri
Islam yang jauh, semua adalah negeri Islam yang wajib dibela”.
Jadi patut diketahui niat yang benar ketika berperang adalah untuk membela
Islam di negeri kita atau membela negeri kita yang termasuk negeri Islam, bukan
sekedar membela tanah air.” (Syarh Riyadhus Sholihin, 1: 66).
Khilafah dalam Bahasa Arab memiliki arti penggantian. Kata khilafah ini
mengingatkan orang pada kata khalifah (khalifah adalah pengganti, pengatur atau wakil)
yang terdapat pada Q.S Al-Baqarah : 30
1. Khalifah
2. Mu’awin Tafwidh
3. Mu’awin Tanfidz
11
Mu’awin Tanfidz merupakan pembantu khalifah dibidang administrasi. Sama
seperti halnya Mu’awin Tafwidh, Mu’awin Tanfidh tidak berhak untuk membuat
Undang-Undang. Mu’awin Tanfidz membantu Khalifah dalam hal pelaksanaan,
pemantauan, dan penyampaian keputusan Khalifah.
4. Amirul Jihad
5. Wali
6. Qadi
7. Jihaz Idari
8. Majelis Umat
12
Majelis Umat dipilih oleh masyarakat. Majelis Umat merupakan cerminan dari
wakil rakyat baik secara individu ataupun secara kelompok. Majelis Umat bertugas
untuk mengawasi Khalifah. Majelis berhak untuk memberikan pendapat dalam
pemilihan calon Khalifah dan mendiskusiakan hukum-hukum yang akan diambil dan
digunakan oleh Khalifah, tetapi kekuasaan penetapan hukum tersebut tetap berada di
tangan Khalifah
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Politik Islam dikenal juga dengan istilah siyasah syari’ah. Pengertian siyasah
syari’ah menurut Abdul Wahab Khallaf adalah pengaturan urusan pemerintahan
kaum muslimin secara menyeluruh dengan cara mewujudkan kemaslahatan,
mencegah terjadinya kerusakan melalui aturan-aturan yang telah ditetapkan
Islam dan prinsip-prinsip umum syari’at, walaupun hal tersebut tidak terdapat
dalam ketentuan di dalam Al-Qur’an dan Hadist dan hanya merujukk pada
pendapat para mujtahid.
Cinta tanah air dalam perspektif Islam
Wujud dari cinta tanah air diantaranya :
1) Cinta tanah air bagian dari iman
2) Tidak korupsi
3) Bersikap jujur
4) Taat kepada peraturan
5) Cinta perdamaian
6) Menghargai jasa para pahlawan
7) Menghindari penyalahgunaan narkoba
8) Berfikir kebangsaan
9) Tauladan yang baik
10) Menghindari seks bebas
13
11) Menghargai perbedaan
12) Menghargai lingkungan
13) Peduli kaum miskan
14) Peduli anak yatim
15) Berbuat adil
16) Disiplin
17) Perikemanusiaan
Pandangan umat Islam dalam melihat relasi Islam dan Negara dibagi menjadi 3
tipologi, yaitu :
1. Topologi teo-demokrasi
2. Topologi sekuler
Tepologi sekuler berpendapat bahwa Negara bukanlah agama. Negara
merupakan urusan dunia yang pertimbangannya menggunakan akal dan kemaslahatan
kemanusiaan yang bersifat duniawi saja. Agama adalah urusan pribadi dan keluarga
3. Topologi moderat
Topologi moderat berparadigma substantivistik. Aliran ini berpendirian bahwa
Islam tidak mengatur system ketatanegaraan, tetapi terdapat seperangkat tata nilai etika
bagi kehidupan bernegara.
Hukum cinta dan membela tanah air jika yang dimaksud adalah cinta negeri
Islam, maka itu disukai karena yang dibela adalah Islam. Namun sebenarnya
tidak ada beda antara negerimu dan negeri Islam yang jauh, semua adalah negeri
Islam yang wajib dibela.
Sistem khilafah dalam tradisi islam dalam terminology politik Islam merupakan
suatu system pemerintahan Islam yang meneruskan system pemerintahan
Rasulullah SAW, dengan segala aspeknya yang berdasarkan dengan Al-Qur’an
dan sunnah Rasullah SAW.
Pada Negara khilafah adanya 8 struktur pemerintahan berdasarkan perbuatan
Rasulullah, yaitu:
1. Khalifah
2. Mu’awin Tafwidh
3. Mu’awin Tanfidz
4. Amirul Qadi
5. Wali
6. Qdi
7. Jihaz Idari
8. Majelis Umat
14
Daftar Pustaka
15