Anda di halaman 1dari 4

Sebagai ilmu yang mempelajari tentang seluk beluk kehidupan, manfaat Biologi

dalam meningkatkan kesejahteraan manusia tidak perlu diragukan lagi. Dalam


bidang kedokteran, cabang ilmu biologi yang sering digunakan dalam bidang
kedokteran, antara lain fisiologi, mikrobiologi, anatomi, neurologi, patologi dan
masih banyak lagi cabang ilmu biologi lain yang diterapkan dalam bidang
kedokteran. Berdasarkan cabang ilmu biologi ini dapat membantu dokter untuk
mengatasi penyakit yang diderita seseorang. Misalnya, dengan mempelajari
cabang ilmu biologi dokter dapat mengidentifikasi penyakit pasiennya. Selain itu,
dokter dapat memperbaiki organ tubuh yang mengalami kerusakan, dan
membantu dokter untuk melakukan operasi terhadap pasien yang membutuhkan
pertolongan.
Dahulu banyak masalah penyakit yang tidak dipahami penyebab maupun cara
pengobatannya, sehingga cara yang ditempuh untuk mencegah maupun dalam
menyembuhkannya tidak tepat. Tetapi berkat perkembangan Biologi, khususnya
dalam cabang ilmu: anatomi dan fisiologi manusia, mikrobiologi, virologi dan
patologi, telah banyak membantu para dokter dalam memahami penyebab
gangguan tersebut. Dengan demikian para dokter berhasil mencegah dan
menyembuhkan berbagai penyakit yang sampai saat ini sering menjadi masalah
yang menakutkan manusia.
Berikut ini adalah contoh-contoh sumbangan pengetahuan yang telah
diberikan oleh Biologi beserta cabang-cabang ilmunya dalam dunia kesehatan dan
atau kedokteran.
1. Pembuatan Hormon Insulin
Pembuatan hormon insulin dilakukan dengan rekayasa genetika. Melalui
rakayasa genetika, manusia berhasil menyisipi bakteri Escherichia coli dengan
gen pembentuk insulin pada manusia. Gen penghasil insulin manusia tersebut
dapat mengarahkan sel E.coli untuk menghasilkan insulin. Dengan demikian
bakteri ini mampu membentuk insulin yang mirip dengan insulin manusia. Insulin
yang diperoleh dapat digunakan untuk mengobati penderita diabetes. Insulin yang
dibentuk bakteri ini terbukti lebih baik daripada insulin hewani dan tidak
menimbulkan dampak negatif pada tubuh manusia.
2. Antibodi Monoklonal
Antibodi merupakan protein yang dihasilkan oleh sistem kekebalan tubuh
yang berfungsi melawan dan melindungi tubuh dari infeksi bakteri. Melalui
rekayasa genetika, manusia dapat membentuk antibodi monoklonal. Antibodi
monoklonal yaitu antibodi yang diperoleh dari penggabungan sel penghasil
antibodi dengan sel yang terkena penyakit. Pada teknologi antibodi monoklonal
digunakan sel-sel tumor dan sel-sel limpa manusia. Sel-sel tumor dapat
memperbanyak diri tanpa henti, sedangkan sel limpa sebagai antigen yang
menghasilkan antibodi. Hasil penggabungan kedua sel tersebut dinamakan sel
hibridoma. Sel hibridoma dapat memproduksi antibodi secara kontinyu. Antibodi
yang dihasilkan dapat digunakan untuk mengobati penyakit kanker atau tumor.
Antibodi ini akan menyerang sel-sel kanker tanpa merusak sel-sel yang sehat.
3. Interferon
Interferon merupakan sel-sel tubuh yang mampu menghasilkan senyawa
kimia. Senyawa kimia tersebut dapat membunuh virus. Interferon berguna untuk
melawan infeksi dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Produksi interferon
dilakukan melalui rekayasa genetika.

a. Para penderita penyakit yang mengalami kerusakan pada salah satu organ
tubuhnya, kini telah mendapatkan jalan keluarnya yaitu melalui teknik
transplantasi (pencangkokan) organ. Transplantasi organ yang sudah berhasil
dilakukan oleh para dokter adalah pencangkokan ginjal, jantung, sumsum tulang
belakang maupun hati.

b. Teknik fertilasi invitro telah dapat diaplikasikan tidak hanya pada hewan
ternak, tetapi telah dapat dilakukan pada manusia. Teknik ini dapat membantu
pasangan suami istri yang sulit mendapatkan keturunan karena suatu kelainan.
Fertilasi ini tentunya berasal dari gamet pasangan yang bersangkutan. Teknik
karakterisasi dan pemisahan gamet sperma yang membawa kromosom X dan Y
(penentu jenis kelamin keturunan) juga telah berhasil dilakukan. Teknik ini
memungkinkan para pasangan suami isteri mendapatkan keturunannya dengan
jenis kelamin tertentu.
c. Mikrobiologi kedokteran telah berhasil mengidentifikasi beberapa jenis
mikroba yang menyebabkan penyakit pada manusia maupun hewan. Dengan
demikian, antibiotik untuk mikroba-mikroba tersebut dapat dibuat.

Pemberian Vaksin Avian Influenza (H5N1/Flu Burung) pada unggas agar tidak
tertular pada manusia. (sumber:padang-today.com)

d. Virologi pun telah memberikan sumbangannya pada dunia kedokteran,


dengan mendasari pengetahuan dalam usaha menciptakan vaksin-vaksin.
Misalnya pada kasus yang baru saja terjadi yaitu mengenai Virus Flu Burung.
Sebuah surat kabar memberitakan bahwa Virus Flu Burung atau disebut jugaVirus
Avian Influenza, yang hanya dapat diteruskan kepada manusia melalui kontak
yang sangat dekat, telah dapat ditemukan vaksinnya oleh para pakar Imunologi
dan Bioteknologi di Badan Kesehatan Dunia (WHO). Pembuatan vaksin
dilakukan melalui rekayasa genetika. Vaksin dibuat dengan mengisolasi gen yang
mengkode antigen dari mikrobia yang bersangkutan. Gen tersebut disisipkan pada
plasmid yang sama tetapi telah dilemahkan. Mikrobia yang telah disisipi gen
tersebut akan membentuk antigen murni. Jika antigen ini disuntikkan pada tubuh
manusia, sistem kekebalan tubuh akan membentuk antibodi yang berfungsi
melawan antigen yang masuk ke dalam tubuh.

Pada kasus fluburung, Caranya adalah dengan menggabungkan gen Avian


dengan gen flu pada manusia agar menjadi ‘aman’. Mereka mengambil satu gen
virus flu burung kemudian menggantikan gennya tadi dengan gen flu manusia.
Hasil dari kombinasi virus buatan ini kemudian dipersiapkan sebagai basis untuk
pembuatan vaksinnya.

Selain bioteknologi modern, ada juga produk bioteknologi konvensional di


bidang kesehatan yaitu antibiotik. Antibiotik merupakan zat kimia yang dihasilkan
oleh mikroorganisme terutama bakteri dan jamur yang dapat menghambat
pertumbuhan atau membunuh bakteri atau mikroorganisme yang lain. Dengan
demikian, antibiotik digunakan untuk melawan infeksi bakteri atau jamur. Selain
itu, ada juga vaksin yang dibuat dengan menerapkan bioteknologi konvensional.
Pembuatan vaksin jenis ini tidak melalui rekayasa genetika. Vaksin ini berasal
dari mikroorganisme yang telah dilemahkan. Vaksin dimasukkan ke dalam tubuh
manusia dengan suntikan atau oral. Dengan demikian, sistem kekebalan tubuh
manusia aktif melawan mikroorganisme tersebut.

Anda mungkin juga menyukai