Penglihatan kabur
2. Tinea pedis
3. Candidiasis balanitis
4. Candidiasis vaginitis
Gejala klasik DM seperti poliurea, polydipsia, polifagia, dan penurunan berat badan
tidak selalu tampak pada lansia penderita DM karena bersamaan dengan
meningkatnya usia terjadi kenaikan ambang batas ginjal untuk glukosa. Hal ini
menyebabkan glukosa baru dikeluarkan melalui urin bila glukosa darah sudah cukup
tinggi. Selain itu, karena mekanisme haus terganggu seiring dengan penuaan,
polydipsia tidak terjadi, sehingga lansia penderita DM mudah mengalami dehidrasi
hiperosmolar akibat hiperglikemia berat.
DM pada lansia biasanya bersifat asimptomatik. Jikalau ada gejala, seringkali berupa
gejala tidak khas seperti kelemahan, letargi, perubahan tingkah laku, dan lain
sebagainya sehingga diagnosis DM pada lansia seringkali agak terlambat. Bahkan,
seringkali baru terdiagnosis saat telah timbul penyakit lain.
Berikut ini adalah data M. V. Shestakova (1999) tentang manifestasi klinis pasien
lansia sebelum diagnosis DM.
Tabel . Manifestasi Klinis Pasien Lansia Sebelum Diagnosis DM
Kebutaan (3%)
Proteinuria (10%)
Daftar Pustaka
Kurniawan, Indra. 2010. “Diabetes melitus tipe 2 pada usia lanjut” dalam Majalah
Kedokteran Indonesia Vol. 10 No. 12, hal 578, Desember 2010.