Anda di halaman 1dari 2

Jenis-Jenis Bunuh Diri

1. Bunuh Diri Egoistik

Individu itu tidak mampu berintegrasi dengan masyarakat.

Hal ini disebabkan oleh kondisi kondisi kebudayaan atau karena masyarakat yang
menjadikan individu itu seolah-olah tidak berkepribadian. Kegagalan integrasi dalam
keluarga dapat menerangkan mengapa mereka yang tidak menikah lebih rentan untuk
melakukan percobaan bunuh diri dibandingkan dengan mereka yang menikah. Masyarakat
daerah pedesaan mempunyai integrasi sosial yang lebih baik dari pada daerah perkotaan,
sehingga suiside juga lebih sedikit.

2. Bunuh Diri Altruistik

Individu itu terikat pada tuntutan tradisi khusus ataupun ia cenderung untuk bunuh diri karena
identifikasi terlalu kuat dengan suatu kelompok, ia merasa bahwa kelompok tersebut sangat
mengharapkannya.

3. Bunuh Diri Anomik

Hal ini terjadi bila terdapat gangguan keseimbangan integrasi antara individu dengan
masyarakat, sehingga individu tersebut meninggalkan norma-norma kelakuan yang biasa.
Individu itu kehilangan pegangan dan tujuan hidup. Masyarakat atau kelompoknya tidak
dapat memberikan kepuasan kepadanya karena tidak ada pengaturan dan pengawasan
terhadap kebutuhan-kebutuhannya. Golongan manusia yang mengalami perubahan ekonomi
yang drastis juga lebih mudah melakukan percobaan bunuh diri.

Insiden Bunuh Diri

Angka kejadian (insiden) bunuh diri lebih besar di negara industri yang sudah maju dari pada
di negara yang sedang berkembang, lebih besar di daerah perkotaan dari pada di daerah
pedesaan.

Isyarat Bunuh Diri

Isyarat ini mungkin sebagai ucapan-ucapan akan bunuh diri, atau berupa cerita-cerita yang
menunjukkan bosan hidup dan ingin mati, atau berupa catatan bunuh diri, surat-surat yang
ditujukan kepada keluarga, teman, kenalan yang berisi niatnya mau bunuh diri dengan
nasehat bagi yang ditinggalkan.Memang kebanyakan catatan bunuh diri memberikan alasan
tindakan itu. Sampai dimana alasan itu benar perlu dicek pada keluarganya, teman, dokter
yang merawat atau pada orang yang mengetahui tentang penderita.
Prognosis

Faktor yang mempengaruhi prognosis adalah:

1. Pasien: Bila pasien dapat menyesuaikan diri dengan baik dan bila stres yang menjadi faktor
pencetus untuk percobaan bunuh diri cukup besar, maka prognosisnya lebih baik.

2. Lingkungan: Bila lingkungan memberi dukungan dan banyak orang yang memperhatikan
penderita serta banyak hal yang dapat memberi arti dalam kehidupan pasien, maka
prognosis lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai