Anda di halaman 1dari 2

Nyeri Pinggang Akibat Batu Ginjal?

Oleh : dr. Tri Rejeki Herdiana

Klikdokter.com - Pernahkah Anda membayangkan ada batu


di saluran kemih? Batu yang terjadi akibat dari pola hidup
yang kurang sehat?

Hati-hati bila Anda mengalami nyeri pinggang akut tiba-tiba,


mungkin saja penyebabnya adalah batu ginjal. Penyebab
dari batu ginjal sebenarnya dapat kita deteksi dini dari kekhasannya.
Pencegahannya pun sebenarnya tidak terlalu sulit.

Batu ginjal sendiri merupakan material padat yang terbentuk akibat reaksi
kimia di dalam ginjal atau sepanjang saluran kemih, dapat berukuran sekecil
pasir sampai sebesar bola golf. Batu ginjal merupakan salah satu keluhan
nyeri yang sangat umum dan mengganggu. Umumnya batu ginjal terjadi
pada usia 20-40 tahun dan lebih banyak dialami oleh pria.

Normalnya, urin atau air seni mengandung bahan kimia yang mencegah
terbentuknya batu, namun pada beberapa individu dengan ataupun tanpa
faktor risiko, kristal di urin yang seharusnya keluar justru melekat pada
dinding di saluran kemih.

Tipe paling umum dari batu ginjal terbentuk dari Kalsium. Kalsium sendiri
merupakan elektrolit yang dibutuhkan tubuh. Kalsium yang tidak terpakai
dibuang melalui ginjal, pada beberapa individu yang rentan, kalsium tersebut
dapat membentuk batu (75-85%) . Struvit merupakan tipe batu berikutnya
yang berasal dari produk sisa metabolisme amonia (10-15%). Batu asam urat
dapat terbentuk apabila terlalu banyak asam urat dalam kandungan urin
(5%). Terakhir, batu yang terbentuk dari cystine yang jarang dan pada
umumnya merupakan genetik.

Tentunya tak kenal maka tak sayang, tak kenal gejala batu ginjal, tak sayang
pada badan. Deteksi dini gejala batu ginjal dan hindari komplikasi
lanjutannya. Keluhan dini yang kemungkinan merupakan gejala batu ginjal
adalah :

o Nyeri tajam, seperti diremas, tiba-tiba, yang terjadi pada bagian pinggang belakang atau pada perut bagian
bawah. Nyeri ini dapat menjalar ke daerah selangkangan dan nyeri terjadi terus menerus
o Mual dan mutah
o Darah di urin
o Sering berkemih
o Urin keruh dan berbau
o Demam dan menggigil
o Sensasi panas ketika berkemih
o Kembung

Tidak semua gejala ini selalu terjadi pada kasus batu ginjal. Batu ginjal tidak
selalu menimbulkan keluhan. Terkadang, batu yang berukuran kecil dapat
keluar sendiri melalui urin sehingga tidak terjadi keluhan. Butuh pemeriksaan
lanjutan untuk mendeteksi secara pasti diagnosis batu ginjal, antara lain
meliput pemeriksaan darah, urin, pemeriksaan x-ray, ultrasonogram (USG),
IVP, atau CT scan.

Apabila batu tersebut sudah terlanjur nyaman di ginjal Anda, maka mau tidak
mau harus dilakukan terapi untuk mengeluarkannya. Untungnya, sebagian
besar batu ginjal dapat ditangani tanpa operasi. Sekitar 90% batu ginjal dapat larut dan keluar spontan (dalam waktu
3-6 minggu) melalui urin dengan bantuan air yang banyak (2-3 L/hari) yang membantu memperlancar jalan keluar
batu tersebut. Sebagai tambahan, untuk meredakan keluhan, dokter mungkin dapat meresepkan antibiotik
(memberantas infeksi), analgetik (mengurangi nyeri), antispasmodik (merelaksasi otot saluran kemih), dan diuretik
untuk memperlancar keluarnya urin.

Operasi hanya direkomendasikan untuk batu yang sangat besar, tidak keluar dengan cara konvensional,
menyebabkan nyeri konstan, menghambat aliran urin, sebabkan infeksi, dan merusak jaringan ginjal. Batu ginjal
dapat ditatalaksana dengan menggunakan ESWL (extracorporeal shock wave lithotripsy), ureteroscope, operasi
(percutaneus nephrolithotomy), dan open surgery.

Ingat, batu ginjal memiliki faktor risiko yang dapat dicegah. Agar Anda tidak mengalami batu ginjal, ada baiknya Anda
mengikuti beberapa tips di bawah ini :

o Minumlah air putih dalam jumlah 10-13 gelas/hari. Air putih yang banyak dapat membantu meng’flush’ atau
melancarkan aliran cairan di saluran kemih
o Batasi asupan kopi, teh, dan cola. Kafein akan meningkatkan pengeluaran cairan
o Diet rendah purin (mengurangi konsumsi: sarden, kerang, otak, jeroan; jantung, hati, usus, limpa) dan diet
rendah oksalat (sayuran berwarna hijau, gula bit, kacang-kacangan, biji-bijian, produk kedelai, teh, cokelat,
strawberry)
o Batasi asupan protein hewani, garam, alkohol, dan suplemen vitamin (terutaman vitamin C dan D) (TRH)

Anda mungkin juga menyukai